Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

BRONKOPNEUMONIA

Disusun oleh:
Hamsyariyah, S. Ked

Pembimbing :
dr. Sutopo, Sp. KFR
dr. Tagor Sibarani

KEPANITERAAN KLINIK REHABILITASI MEDIK DAN EMERGENCY MEDICINE


RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK UPR
PALANGKARAYA
2017
PENDAHULUAN
 Pneumonia mencakup setiap keadaan radang paru
dimana beberapa seluruh alveoli terisi dengan
cairan dan sel-sel darah.
 Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab
kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan
tuberculosis.
 Bronkopneumonia merupakan radang dari saluran
pernafasan yang terjadi pada bronkus sampai
dengan alveolus paru. Bronkopneumoni lebih serin
g dijumpai pada anak kecil dan bayi
PRIMARY SURVEY
 Vital Sign :
Nadi : 136x/menit
Suhu : 36,90C
Pernapasan : 45x/menit
 Airway : bebas, tidak ada sumbatan jalan nafas
 Breathing : spontan, 38x/menit, torako-
abdominal, pergerakan thoraks simetris
 Circulation : nadi 136x/menit, CRT <2”
PRIMARY SURVEY
 Disability : GCS E4V5M6, pupil isokor +/+,
diameter 3 mm/3mm, reflex cahaya +/+
 Evaluasi masalah : berdasarkan primary survey
sistem triase, kasus ini merupakan kasus yang
termasuk dalam emergency sign label kuning karena
didapatkan gangguan sirkulasi, yaitu nadi
136x/menit dan pernapasan 45x/menit.
 Tatalaksana awal : tata laksana awal pada pasien
ini adalah ditempatkan di ruangan non bedah dan
diberikan oksigen.
SECONDARY SURVEY
IDENTITAS

 Nama : An. M
 Usia : 1 tahun
 Agama : Islam
 Alamat : Palangkaraya
 Tanggal MRS : 12-12-2017, pukul 20.00 WIB
ANAMNESIS
 KELUHAN UTAMA : Sesak nafas
 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:
Pasien dibawa ke IGD RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari SMRS. Sesak
nafas muncul pada saat batuk. Batuk (+) sejak 3 hari
SMRS, pilek (-), demam (+) sejak 3 hari SMRS, timbul
mendadak, demam turun dengan pemberian obat penurun
panas, suara serak (-), kejang (-), mual (-), muntah (-),
BAK dan BAB tidak ada keluhan. Nafsu makan kurang.
Riwayat tersedak (-).
 Riwayat penyakit dahulu : -
 Riwayat penyakit keluarga : Riwayat keluarga
dengan TB (-).
 Riwayat kehamilan dan persalinan : Selama
hamil ibu rutin kontol dan tidak ada penyakit selama
hamil. Lahir segera menangis, tidak ada kebiruan.
 Riwayat perkembangan : normal sesuai usia
 Riwayat imnunisasi : lengkap
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : tampak sesak, GCS: eye (4), verbal (1),
motorik (2).
 Tanda-tanda vital : denyut nadi: 136 x/menit, suhu
36,9oC, RR: 45 kali/menit.
 BB : 10 kg
 Kulit : turgor <2”, pucat (-), sianosis (-)
 Mata : konjungtiva anemis (-)/(-), sclera ikterik (-), pupil
isokor, diameter pupil 3mm/3mm, RCL (+/+), RCTL
(+/+).
 Leher : perbesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 Toraks : Simetris, retraksi (+) intercostal, fremitus
taktil normal, sonor, vesikuler (+/+), ronkhi
(+/+), wheezing (-/-), ictus cordis tidak terlihat
dan teraba pada SIC V 2 cm lateral garis
midclavicula sinistra, S1-S2 tunggal,
reguler,murmur (-),gallop (-).
 Abdomen : datar, supel, bising usus (+) normal,
timpani, hepar dan lien tidak teraba membesar,
shifting dulness (-).
 Ekstremitas : akral hangat, CRT <2”, edema (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
 Hb : 11.5 g/dl
 Eritrosit : 4.78x106/ul
 Leukosit : 12,24x103/ul
 Trombosit : 347x103/ul
 GDS : 100 mg/dl
 Creatinin :0.89 mg/dl
 HbsAg : - (negatif)
 CT/BT : 400/200
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thorax
Corakan paru meningkat dan
kasar, hilus kasar serta bercak
infiltrate pada perihiler dan
pericardial paru kanan kiri.
Kesan : Bronkopneumonia
DIAGNOSIS KERJA
Bronkopneumonia
TATALAKSANA
 O2 nasal kanul 1-2 lpm
 Infus D5 ¼ NS 10 tpm
 Injeksi :
Inj. Cefotaxim 3 x 300 mg (IV)
Inj. Gentamisin 2 x 12,5 mg (IV)
Inj. Metilprednisolon 2 x 8,75 mg (IV)
 Obat oral :
Paracetamol syr 3 x 1 cth
Rhinos Neo drop 3 x 0,4 cc
Cetrizine syr 2,5 mg/5 ml 1 x 1 cth
PROGNOSIS
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad functionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : ad bonam
KESIMPULAN
 Telah dilaporkan sebuah kasus pada seorang anak laki-laki,
2 tahun, BB 10 kg. Pasien dibawa ke IGD RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dengan keluhan sesak nafas sejak 1
hari SMRS yang muncul pada saat batuk. Batuk (+) sejak 3
hari SMRS, demam (+) sejak 3 hari SMRS yang timbul
mendadak dan turun naik. Riwayat tersedak (-). Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital : 136 x/menit,
suhu 36,9oC, RR: 45 kali/menit. Pada pemeriksaan darah
dalam batas normal. Pada pemeriksaan darah didapatkan
leukositosis. Pada pemeriksaan foto thorax didapatkan
kesan bronkopneumonia.
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Sesak nafas Lobus paru yang terkena akan
menjadi padat akibat adanya penumpukan
leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga udara
di alveoli tidak ada atau sangat minimal.

Batuk berdahak Batuk umumnya dijumpai pada anak besar,


tapi pada neonatus bisa tanpa batuk.

Demam Gejala dan tanda pneumonia meliputi gejala


infeksi pada umumnya demam, menggigil,
sefalgia, rewel, dan gelisah.
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Retraksi intercostal Tanda pneumonia berupa retraksi
(penarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam saat bernafas
bersama dengan peningkatan
frekuensi nafas),dan rhonki.
Rhonki +/+ Ronkhi basah halus khas untuk pasien
yang lebih besar, mungkin tidak
terdengar pada bayi.
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Hasil foto thorax : Pada bronkopneumonia bercak-
Bronkopneumonia bercak infiltrat didapatkan pada
satu atau beberapa lobus.

Hasil pemeriksaan darah : Pemeriksaan darah pada


leukositosis pneumonia umumnya didapatkan
Lekositosis hingga >
15.000/mm seringkali dijumpai
dengan dominasi netrofil pada
hitung jenis.
KESIMPULAN
 Telah dilaporkan sebuah kasus pada seorang anak laki-laki,
2 tahun, BB 10 kg. Pasien dibawa ke IGD RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dengan keluhan sesak nafas sejak 1
hari SMRS yang muncul pada saat batuk. Batuk (+) sejak 3
hari SMRS, demam (+) sejak 3 hari SMRS yang timbul
mendadak dan turun naik. Riwayat tersedak (-). Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital : 136 x/menit,
suhu 36,9oC, RR: 45 kali/menit. Pada pemeriksaan darah
dalam batas normal. Pada pemeriksaan foto thorax
didapatkan kesan bronkopneumonia.
KESIMPULAN
 Pada pasien ini mendapakan tatalaksana O2
nasal kanul 1-2 lpm, infus D5 ¼ NS 10 tpm,
Inj. Cefotaxim 3 x 300 mg (IV), Inj.
Gentamisin 2 x 12,5 mg (IV), Inj.
Metilprednisolon 2 x 8,75 mg (IV), Obat oral :
Paracetamol drop 3 x 1cth, Rhinos Neo drop 3
x 0,4 cc dan Cetrizine syr 2,5 mg/5 ml 1 x 1
cth.
DAFTAR PUSTAKA
 Tanto C, Liwang F, Hanifati S, dkk. Kapita Selekta Kedokteran.
Ed.4. Jilid I. Jakarta: Penerbit Media Aesculapius; 2014
 Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, dkk. Pedoman Pelayanan
Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009.
 Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2007. Simposium Penatalaksanaan
Penyakit Paru Pada Anak Terkini. Jember.
 Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair. 2006. Pedoman
Diagnosis danTerapi. Surabaya.
 Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair. 2006. Pedoman
Diagnosis dan Terapi. Surabaya.
 Alsagaff, Hood dkk. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru . Bagian
IlmuPenyakit Paru dan Saluran Napas FK Unair : Surabaya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai