Anda di halaman 1dari 31

CEVOXEL VAL@EBQCQEL

VE@E VE]IAL @ALNEL NELNNQEL ]I]PAD VAXLEVE]EL


VLAQDOLIE

@I]Q]QL OCAB ;
E@A AWE
VAXDELE
LID.855533605

VOCIPAJLIJ JA]ABEPEL JADALJA] VOLPIELEJ


VXONXED ]PQ@I VAL@I@IJEL VXOGA]I LAX]
PEBQL 8685/8688
CADHEX VALNA]EBEL
CEVOXEL VAL@EBQCQEL
VE@E VE]IAL @ALNEL NELNNQEL ]I]PAD VAXLEVE]EL
VLAQDOLIE

Telah mendapat persetujuan dari Pembimbing Akademik


(Mcilimec Paembar) dan Pembimbing Klinik (Mcilimec Ilstrumtura).
Telah disetujui pada :
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


HEH I
JOL]AV @E]EX
E. @agilisi
Pneumonia adalah peradangan yang biasanya mengenai parenkim
paru, distal dari bronkiulus terminalis menmangkup bronkiolus respiratori,
alveoli, dan menimbulakn konsolidasi jaringan paru (Padila, 8653).
Pneumonia adalah keadaan dimana terjadi ingeksi radang kantung
udara di salah satu atau kedua paru-paru. kantung udara dapat berupa berisi
mairan atau nanah, menyebabkan batuk berdahak, demam, menggigil dan
kesulitan bernapas (Numelar & Qniversa, 8686).
Herdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pneumonia adalah ingeksi yang mengakibatkan terjadinya peradangan pada
parenkim paru, distal dari bronkiulus terminalis menmangkup bronkiolus
respiratori, alveoli, dan menyebabkan batuk berdahak, demam, menggigil dan
kesulitan bernapas
H. Atiocogi
Menurut (Padila, 8653) penyebab dari pneumonia yaitu:
a. Hakteri
Hakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram positig
seperti: streptomommus pneumonia, ].aerous, dan streptomommus
pyogenesis.
b. Wirus
Wirus ingluenza yang menyebar melalui transmisi droplet mitomegalo,
virus ini dikenal sebagai penyebab utama kejadian pneumonia virus.
m. Kamur
Kamur disebabkan oleh ingeksi yang menyebar melalui penghirupan udara
mengandung spora biasanya ditemukan pada kotoran burung.
d. Protozoa
Menimbulkan terjadinya pneumomystis marini pneumoni (PMP) biasanya
menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi
M. Jcesigijesi
Pneumonia dapat digolongkan (@jojodibroto, 8650) menjadi:
5. Pneumonia bakterial
Mikroorganisme masuk ke dalam paru melalui inhalasi udara dari
atmosger, juga dapat memalui aspirasi dari nosogering atau orogering.
Pneumonia bakterial terdiri dari tiga jenis yaitu:
a. Mommunity — Amquired Pneumonia (MAP) >
Penyakit ini sering diderita oleh anggota masyarakat umumnya
disebabkan oleh streptomommus pneumonia dan biasanya
menimbulkan pneumonia lobar. Pneumonia yang disebabkan oleh
pneumokokus yang menyebabkan penderita mengalami gejala
menggigil dan diiukuti demam yang tinggi.
b. Hospital — Amquired Pneumonia (HAP)
Pneumonia nosomomial yaitu pneumonia yang kejadiannya bermula
dirumah sakit. Penyakit ini adalah penyebab kematian yang
terbanyak pada pasien dirumah sakit. Mikroorganisme penyebabnya
biasanya bakteri gram negatig dan stagilokokus.
m. Pneumonia aspirasi (aspiration pneumonia)
Pneumonia aspirasi dapat menyebabkan: obstruksi atau
tersumbatnya saluran pernapasan, pneumonitis oleh bahan kimiawi
(asam lambung, enzim, dan penmernaan) dan, pneumonitis oleh
ingeksi.
8. Pneumonia pneumositis
Pneumonia pneumositis merupakan penyakit akut yang opertunistik yang
disebabkan oleh suatu protozoa bernama pneumomystis jirovemii
sebleumnya dinamai pneumovystis marinii. Protozoa ini dikenal sekjak
5969 dan mulai demade 5926-an menempatkan diri kembali sebagai
pathogen terutama pada penderita AI@].
3. Pneumonia atipik (pneumonia non bamterial)
Pneumonia ini adalah yang disebabkan oleh mymoplasma pneumoniae,
mhlamydea psittami, legionella pneumophila, dan moxiella burneti.
D. Tanda dan Gejala
Menurut (Numelar & Qniversa, 8686) tanda dan gejala pneumonia
termasuk :
1. Nyeri dada saat bernapas atau batuk
2. Batuk, batuk berdahak
3. Demam tinggi, berkeringat dan menggigil
4. Lebih rendah dari suhu tubuh normal (pada orang dewasa yang lebih tua
dari usia 65 dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah), hal unik ini
bisa terjadi.
5. Mual, muntah atau diare
6. Sesak napas
7. Mudah lelah dan kelelahan
8. Bayi baru lahir dan bayi mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda
infeksi. Atau mereka mungkin muntah, demam dan batuk, tampak
gelisah atau lelah dan tanpa energi, atau mengalami kesulitan bernapas
dan makan.
9. Kebingungan atau perubahan kesadaran mental (pada orang dewasa usia
65 tahun ke atas)
A. Jodplijasi
Bahkan dengan pengobatan, beberapa orang dengan pneumonia, terutama
yang berada dalam kelompok berisiko tinggi, dapat mengalami komplikasi, di
antaranya:
1. Bakteri dalam aliran darah (bakteremia). Bakteri yang masuk ke aliran
darah dari paru-paru dapat menyebarkan infeksi ke organ lain, berpotensi
menyebabkan kegagalan organ.
2. Sulit bernapas. Jika pneumonia seseorang parah atau memiliki penyakit
paru-paru kronis yang mendasarinya, seseorang mungkin kesulitan
bernapas untuk mendapatkan cukup oksigen. Seseorang mungkin perlu
dirawat di rumah sakit dan menggunakan mesin pernapasan
(ventilator)agar paru-paru sembuh.
3. Penumpukan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura). Pneumonia dapat
menyebabkan cairan atau dahak menumpuk di ruang tipis antara lapisan
jaringan yang melapisi paru-paru dan rongga dada (pleura). Jika cairan
terinfeksi, mungkin diperlukan cara untuk mengeringkannya melalui
chest tube atau diangkat dengan operasi.
4. Abses paru-paru. Abses terjadi jika nanah terbentuk di rongga di paru-
paru. Abses biasanya diobati dengan antibiotik. Terkadang, pembedahan
atau drainase dengan jarum panjang atau tabung ditempatkan ke dalam
abses diperlukan untuk mengeluarkan nanah.
F. Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang
Menurut Nurarif & Kusuma (2615) pemeriksaan diagnostic pada pasien
dengan pneumonia adalah :
1. Sinar x : Mengidentifikasikan distribusi structural (misal: labor,
bronchial), dapat juga meyatakan abses.
2. Biopsy paru : Qntuk menetapkan diagnosis.
3. Pemeriksaan gram atau kultur, sputum dan darah untuk dapat
mengidentifikasi semua organisme yang ada.
4. Pemeriksaan serologi : Membantu dalam membedakan diagnosis
organisme khusus.
5. Pemeriksaan fungsi paru Qntuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas
berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
6. Spirometrik static : Qntuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi.
7. Bronkostopi : Qntuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda
asing.
G. Penatalaksanaan Medis
Menurut Nursalam (2615) penatalaksanaan umum yang diberikan antara lain :
1. Oksigen 1-2 L/menit
2. IWGD dekstrosa 16% NaMl 6,9% 4 3:1, + KML 16 mAq/566 ml cairan.
Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status dehidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu berat berat, dapat dimulai makanan enteral
bertahap melalui selang nasogatrik dengan feeding drip.
4. Jika sekresi lendir berlebihan dapar diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosillier.
(Nursalam, 2615)
Terapi lain dari pneuomonia, yaitu:
1. Medikamentosa
Diagnosis etiologik pneumonia sangat sulit untuk ditentukan
sehingga pemberian antibiotik dilakukan secara empirik sesuai dengan
pola kuman tersering yaitu ]tarptomommus plaudilie dan beadopbicus
ilgcualzea.
Pemberian antibiotik sesuai dengan kelompok umur. Qntuk bayi
di bawah 3 bulan diberikan golongan penisilin dan aminoglikosida.
Qntuk usia <3 bulan, ampisilin dipadu dengan kloramfenikol merupakan
obat pilihan pertama. Bila keadaan pasien memberat atau terdapat
empisema, antibiotik pilihan adalah golongan sefalosporin. Antibiotik
parenteral diberikan sampai 48-72 jam setelah panas turun, dilanjutkan
dengan pemberian peroral selama 7-16 hari
2. Bedah
Pada umumnya tidak ada tindakan bedah kecuali bila terjadi
komplikasi pneumotoraks/pneumomediastinum.
3. Suportif
Pemberian oksigen sesuai derajat sesaknya. Nutrisi
parenteral diberikan selama pasien masih sesak.
HEH II
WOM

Xefleks batuk
meningkat

Penekanan saluran
nafas ketika batuk

MJ Lyeri akut
MJ Xesiko
Degisit
MJ Xesiko
Jetidakseimhangan Mairan

MJ Pola Lagas Tidak Agektig


BAB III
Proses Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
1) Nama
2) Umur
3) Alamat
4) Pendidikan
5) Pekerjaan
6) Tanggal masuk
7) Diagnosa medis
8) Nomor register
b. Identitas Penanggungg jawab
1) Nama
2) Umur
3) Alamat
4) Pendidikan
5) Pekerjaan
6) Hubungan dengan klien
2. Pengkajian Fokus
a. Keluhan utama: pasien mengeluh batuk dan sesak napas.
b. Riwayat penyakit sekarang: pada awalnya keluhan batuk tidak
produktif, tapi selanjutnya akan berkembang menjadi batuk
produktif dengan mukus purulen kekuning-kuningan, kehijauhiajuan,
kecokelatan atau kemerahan, dan serring kali berbau busuk. Klien
biasanya mengeluh mengalami demam tinggi dan menggigil (onset
mungkin tiba-tiba dan berbahaya). Adanya keluhan nyeri dada
pleuritits, sesak napas, peningkatan frekuensi pernapasan, dan nyeri
kepala.
c. Riwayat penyakit dahulu: dikaji apakah pasien pernah menderita
penyakit seperti ISPA, TBM paru, trauma. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
d. Riwayat penyakit keluarga: dikaji apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab
pneumoni seperti Ma paru, asma, TB paru dan lain sebagainya.
e. Riwayat alergi: dikaji apakah pasien memiliki riwayat alergi
terhadap beberapa oba, makanan, udara, debu.
f. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum: tampak lemas, sesak napas
2) Kesadaran: tergantung tingkat keprahan penyakit, bisa somnolen
3) Tanda-tanda vital :
a) TD: biasanya normal
b) Nadi: takikardi
c) RR: takipneu, dipsneu, napas dangkal
d) Suhu: hipertermi
4) Kepala: tidak ada kelainan Mata: konjungtiva nisa anemis
5) Hidung: jika sesak, ada pernapasan cuping hidung
6) Paru:
a) Inspeksi: pengembangan paru berat dan tidak simetris, ada
penggunaan otot bantu napas
b) Palpasi: adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus
pada daerah yang terkena. - Perkusi: pekak bila ada cairan,
normalnya timpani
c) Auskultasi: bisa terdengar ronchi.
7) Jantung: jika tidak ada kelainan, maka tidak ada gangguan
8) Akstremitas: sianosis, turgor berkurang jika dehidrasi,
kelemahan
B. Masalab Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Nangguan pertukaran gas
3. Pola nafas tidak efektif
4. Hipertermia
5. Intoleransi aktivitas
6. Defisit nutrisi
7. Resiko ketidakseimbangan volume cairan
M. Intervensi

Diagnosa
Lo Keperawatan Tujuan Intervensi
1 Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Latihan Batuk Afektif (I.61666)
tidak efektif tindakan keperawatan a. Ohsarvesi
DAFILI]I selama 1 x24 jam  Identifikasi
Ketidakmampuan diharapkan jalan nafas kemampuan batuk
membersihkan sekret kembali efektif dengan  Monitor adanya retensi
atau obstruksi jalan kriteria : sputum
napas untuk Frekuensi pernafasan  Monitor tanda dan
mempertahankan jalan tidak ada deviasi dari gejala infeksi saluran napas
napas tetap paten kisaran normal.  Monitor input dan
PALYABAB Irama pernafasan output cairan ( mis. jumlah dan
Fisiologis tidak ada deviasi dari karakteristik)
Spasme jalan kisaran normal. b. Parepautij
napas Kedalaman inspirasi  Atur posisi semi-
Hipersekresi tidak ada deviasi dari Fowler atau Fowler
jalan napas kisaran normal.  Pasang perlak dan
Disfungsi bengkok di pangkuan pasien
Kemampuan untuk
neuromuskuler Buang sekret pada
mengeluarkan secret 

Benda asing tempat sputum


tidak ada deviasi dari
dalam jalan c. A`ujesi
kisaran normal.
napas  Jelaskan tujuan dan
Adanya jalan prosedur batuk efektif
napas buatan  Anjurkan tarik napas
Sekresi yang dalam melalui hidung selama 4
tertahan detik, ditahan selama 2 detik,
Hiperplasia kemudian keluarkan dari mulut
dinding jalan dengan bibir mencucu
napas (dibulatkan) selama 8 detik
Proses infeksi  Anjurkan mengulangi
Respon alergi tarik napas dalam hingga 3 kali
Afek agen  Anjurkan batuk dengan
farmakologia kuat langsung setelah tarik napas
(mis. anastesi) dalam yang ke-3
Situasional d. Jocehoresi
Perokok aktif  Kolaborasi pemberian
Perokok pasif mukolitik atau ekspektoran, jije
Terpajan parcu
polutan Manajemen Jalan Nafas (I. 61611)
1. Ohsarvesi
 Monitor pola napas
(frekuensi, kedalaman, usaha
napas)

Monitor bunyi napas


tambahan (mis. Nurgling,
mengi, weezing, ronkhi kering)
 Monitor sputum
(jumlah, warna, aroma)
2. Parepautij
 Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma cervical)
 Posisikan semi-Fowler
atau Fowler
 Berikan minum hangat
 Lakukan fisioterapi
dada, jika perlu
 Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15 detik
 Lakukan
hiperoksigenasi sebelum
 Penghisapan
endotrakeal
 Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
forsepMcNill
 Berikan oksigen, jije
parcu
3. A`ujesi
 Anjurkan asupan
cairan 2666 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
 Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
Pemantauan Respirasi (I.61614)
1. Ohsarvesi
 Monitor frekuensi,
irama, kedalaman, dan upaya
napas
 Monitor pola napas
(seperti bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, Kussmaul,
Mheyne-Stokes, Biot, ataksik)
 Monitor kemampuan
batuk efektif
 Monitor adanya
produksi sputum
 Monitor adanya
sumbatan jalan napas
 Palpasi kesimetrisan


ekspansi pAauruskultasi bunyi napas
 Monitor saturasi
oksigen
 Monitor nilai AND
 Monitor hasil
x- rey toraks
2. Parepautij
 Atur interval waktu
pemantauan
kondisi pasien respirasi sesuai
 Dokumentasikan hasil
pemantauan
3. A`ujesi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
2 Nangguan pertukaran Setelah dilakukan PAMANTAUAN RASPIRASI
gas tindakan keperawatan (I.61614)
DAFILI]I 1x 24 jam, maka 1. Ohsarvesi
Kelebihan atau Monitor frekuensi,
Nangguan pertukaran 

kekurangan oksigenasi irama, kedalaman, dan upaya


gas meningkat dengan
dan/atau eliminasi napas
karbondioksida pada kritDeriisapnheaasiml 
Monitor pola napas
membrane alveolus- (seperti bradipnea, takipnea,
kapiler e: nurun Bunyi nafas hiperventilasi, Kussmaul,
PALYABAB tambahan menurun Mheyne-Stokes, Biot, ataksik6
Ketidakseimbanga Nelisah menurun  Monitor kemampuan
n ventilasi-perfusi batuk efektif
PMO2 membaik
Perubahan Monitor adanya
PO2 membaik

membrane produksi sputum


Takikardia membaik
alveolus-kapiler  Monitor adanya
pH arteri membaik
sumbatan jalan napas
 Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
 Auskultasi bunyi napas
 Monitor saturasi
oksigen
 Monitor nilai AND
 Monitor hasil
x- rey toraks
2. Parepautij
 Atur interval waktu
pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil
pemantauan
3. A`ujesi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

B. TARAPI OKSINAN
(I.01026)
1. Observasi
 Monitor kecepatan
aliran oksigen
 Monitor posisi alat
terapi oksigen
 Monitor aliran oksigen
secara periodic dan pastikan
fraksi yang diberikan cukup
 Monitor efektifitas
terapi oksigen (mis. oksimetri,
analisa gas darah ), jika perlu
 Monitor kemampuan
melepaskan oksigen saat makan
 Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
 Monitor tanda dan
gejala toksikasi oksigen dan
atelektasis
 Monitor tingkat
kecemasan akibat terapi oksigen
 Monitor integritas
mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
2. Terapeutik
 Bersihkan secret
pada mulut, hidung dan
trachea, jika perlu
 Pertahankan kepatenan
jalan nafas
 Berikan oksigen
tambahan, jika perlu
 Tetap berikan oksigen
saat pasien ditransportasi
 Gunakan perangkat
oksigen yang sesuai dengat
tingkat mobilisasi pasien
3. Adukasi
 Ajarkan pasien dan
keluarga cara menggunakan
oksigen dirumah
4. Kolaborasi
 Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
 Kolaborasi
penggunaan oksigen saat
aktivitas dan/atau tidur

3 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan PEMANTAUAN RESPIRASI


DAFILI]I tindakan keperawatan 3 (I.01014)
Inspirasi dan/atau x. 24 jam, maka pola 1. Ohsarvesi

ekspirasi yang tidak nafas tidak efektif Monitor frekuensi,


memberikan ventilasi menigkat dengan irama, kedalaman, dan upaya
adekuat. kriteria hasil : napas
PENYEBAB Penggunaan  Monitor pola napas
Depresi pusat otot bantu nafas (seperti bradipnea, takipnea,
pernapasan menurun Dispnea hiperventilasi, Kussmaul,
Hambatan upaya menurun Mheyne-Stokes, Biot, ataksik0
napas (mis. Nyeri Pemanjangan fase  Monitor kemampuan
saat bernapas, ekspirasi menurun batuk efektif
kelemahan otot  Monitor adanya
Frekuensi nafas
pernapasan) membaik produksi sputum
Deformitas dinding Monitor adanya
Kedalaman nafas 

dada membaik sumbatan jalan napas


Deformitas tulang  Palpasi kesimetrisan
dada ekspansi paru
Gangguan neuro  Auskultasi bunyi napas
muskular  Monitor saturasi
Gangguan oksigen
neurologis (mis.  Monitor nilai AGD
Elektroensefalogra  Monitor hasil
m (EEG) x- rey toraks
positif, cedera 2. Parepautij
kepala,  Atur interval waktu
gangguan kejang) pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
Imaturitas
Dokumentasikan hasil
neurologis

pemantauan
Penurunan energi
3. A`ujesi
Obesitas
 Jelaskan tujuan dan
Posisi tubuh yang
prosedur pemantauan
menghambat
 Informasikan hasil
ekspansi paru
pemantauan, jika perlu
Sindrom
Manajemen Jalan Nafas (I. 01011)
hipoventilasi
5. Ohsarvesi
Kerusakan inervasi  Monitor pola napas
diafragma (frekuensi, kedalaman, usaha
(kerusakan saraf napas)
M5 ke atas)  Monitor bunyi napas
Medera pada tambahan (mis. Gurgling,
medulla spinalis mengi, weezing, ronkhi kering)
Efek agen  Monitor sputum
farmakologis (jumlah, warna, aroma)
Kecemasan 8. Parepautij
 Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan head-tilt
dan chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma cervical)
 Posisikan semi-Fowler
atau Fowler
 Berikan minum hangat
 Lakukan fisioterapi
dada, jika perlu

lendir kurLanagkudkaarni 15pdeentgikhisapan


 Lakukan
hiperoksigenasi sebelum
 Penghisapan
endotrakeal
 Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
forsepMcGill

Berikan oksigen, jika


perlu
3. Edukasi
 Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
 Ajarkan teknik batuk
efektif
0. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
4 Nyeri akut Setelah dilakukan A. MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
DAFILI]I asuhan keperawatan 1. Observasi
Pengalaman sensorik selama 3 x 24 jam lokasi, karakteristik,
atau emosional yang diharapkan nyeri pada durasi, frekuensi,
berkaitan dengan pasien berkurang kualitas, intensitas
kerusakan jaringan dengan kriteria hasil : nyeri
aktual atau fungsional, Tingkat Lyeri Identifikasi skala nyeri

dengan onset Nyeri berkurang  Identifikasi respon


mendadak atau lambat dengan skala 2 nyeri non verbal
dan berintensitas Pasien tidak  Identifikasi faktor
ringan hingga berat mengeluh nyeri yang memperberatdan
yang berlangsung Pasien tampak memperingan nyeri
kurang dari 3 bulan. tenang Identifikasi
PALYABAB Pasien dapat tidur pengetahuan dan
Agen pencedera dengan tenang keyakinan tentang
fisiologis (mis. Frekuensi nadi nyeri
Inflamasi, iskemia, dalam batas normal Identifikasi pengaruh

neoplasma) budaya terhadap


Agen pencedera (60-100
Tekananx/menit)darah respon nyeri
kimiawi (mis. dalam batas normal Identifikasi pengaruh

Terbakar, bahan (90/60 mmHg — nyeri pada kualitas


kimia iritan) 120/80 mmHg) hidup
Agen pencedera Monitor keberhasilan
RR dalam batas

fisik (mis. Abses, terapi komplementer


normal (16-20
trauma, amputasi, yang sudah diberikan
x/menit)
terbakar, terpotong, Monitor efek samping
Kontrol Lyeri

mengangkat penggunaan analgetik


Melaporkan
berat,prosedur 2. Terapeutik
bahwa nyeri
operasi,trauma, Berikan
 teknik
berkurang
latihan fisik nonfarmakologis untuk
dengan
berlebihan mengurangi rasa nyeri
menggunakan (mis. TENS, hypnosis,
manajemen nyeri
Mampu mengenali akupresur, terapi
nyeri (skala,
intensitas, frekuensi musik, biofeedback,
dan tanda nyeri) terapi pijat, aroma
terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
 Montrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan
tidur
 Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
3. Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri

Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyri secara mandiri
 Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
B. PEMBERIAN ANALGETIK
(I.08243)
1. Observasi
 Identifikasi
karakteristik nyeri
(mis. Pencetus, pereda,
kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi,
durasi)
 Identifikasi riwayat
alergi obat
 Identifikasi kesesuaian
jenis analgesik (mis.
Narkotika, non-
narkotika, atau
NSAID) dengan


tMinognkiatot rkepatraanhdaan-tnaynedrai
vital sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik
 Monitor efektifitas
analgesik
2. Terapeutik
 Diskusikan jenis
analgesik yang disukai
untuk mencapai
analgesia optimal, jika
perlu
 Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau
bolus opioid
untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
 Tetapkan target
efektifitas analgesic
untuk mengoptimalkan
respon pasien
 Dokumentasikan
respon terhadap efek
analgesic dan efek
yang tidak diinginkan
3. Edukasi
 Jelaskan efek terapi
dan efek samping obat
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis
analgesik, sesuai
indikasi

5 Hipertermia Setelah diberikan MANAJEMEN HIPERTERMIA


DAFILI]I asuhan keperawatan (I.15506)
Suhu tubuh meningkat selama 3 x 24 jam 5. Observasi
diatas rentang normal diharapkan bipertermia Identifkasi penyebab
tubuh teratasi dengan kriteria hipertermi (mis. dehidrasi
PALYABAB hasil : terpapar lingkungan panas
Dehidrasi Menggigil menurun penggunaan incubator)
Terpapar Suhu kulit dalam Monitor suhu tubuh
lingkungan panas batas normal Monitor kadar
Proses penyakit Suhu tubuh dalam elektrolit
(mis. infeksi, batas normal Monitor haluaran urine
kanker) 2. Terapeutik
Ketidaksesuaian Sediakan lingkungan
pakaian yang dingin
dengan tubuh Longgarkan atau
Peningkatan laju lepaskan pakaian
metabolisme Basahi dan kipasi

Respon trauma permukaan tubuh


Aktivitas Berikan cairan oral
berlebihan Ganti linen setiap hari
Penggunaan atau lebih sering jika mengalami
incubator hiperhidrosis (keringat berlebih)
Lakukan pendinginan
eksternal (mis. selimut
hipotermia atau kompres dingin
pada dahi, leher, dada,
abdomen,aksila)
Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
Batasi oksigen, jika
perlu
3. Adukasi
Anjurkan tirah baring
4. Kolaborasi
Kolaborasi cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
REGULASI TEMPERATUR (I.14578)
5. Observasi
Monitor suhu bayi
sampai stabil ( 36.5 M -37.5 M)
Monitor suhu tubuh
anak tiap 2 jam, jika perlu
Monitor tekanan darah,
frekuensi pernapasan dan nadi
Monitor warna dan
suhu kulit
Monitor dan catat
tanda dan gejala hipotermia dan
hipertermia
8. Terapeutik
Pasang alat pemantau
suhu kontinu, jika perlu
Tingkatkan asupan
cairan dan nutrisi yang adekuat
Bedong bayi segera
setelah lahir, untuk mencegah
kehilangan panas
Masukkan bayi BBLR
ke dalam plastic segera setelah
lahir ( mis. bahan polyethylene,
poly urethane)
Gunakan topi bayi
untuk memcegah kehilangan
panas pada bayi baru lahir
Tempatkan bayi baru
lahir di bawah radiant warmer
Pertahankan
kelembaban incubator 50 % atau
lebih untuk mengurangi

kevehapiloarnagsai n panas Karena proses


Atur suhu incubator
sesuai kebutuhan
Hangatkan terlebih
dahulu bhan-bahan yang akan
kontak dengan bayi (mis.
seelimut,kain
bedongan,stetoskop)
Hindari meletakkan
bayi di dekat jendela terbuka
atau di area aliran pendingin
ruangan atau kipas angin
Gunakan matras
penghangat, selimut hangat dan
penghangat ruangan, untuk
menaikkan suhu tubuh, jika
perlu
Gunakan kasur
pendingin, water circulating
blanket, ice pack atau jellpad
dan intravascular cooling
catherization untuk menurunkan
suhu
Sesuaikan suhu
lingkungan dengan kebutuhan
pasien
3. Adukasi
Jelaskan cara
pencegahan heat exhaustion,heat
stroke
Jelaskan cara
pencegahan hipotermi karena
terpapar udara dingin
Demonstrasikan teknik
perawatan metode kangguru
(PMK) untuk bayi BBLR
0. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antipiretik jika perlu

6 Defisit nutrisi Setelah dilakukan 1. MANAJEMEN NUTRISI (I.


DAFILI]I asuhan keperawatan 03119)
Asupan nutrisi tidak selama 3 x 24 jam 1. Ohservasi
cukup untuk diharapkan kebutuhan Identifikasi status
memenuhi kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan nutrisi
metabolisme. kriteria hasil : Identifikasi alergi dan
PALYABAB Porsi makanan yang intoleransi makanan
Ketidakmampuan dihabiskan Identifikasi makanan
menelan makanan meningkat yang disukai
Ketidakmampuan Frekuensi makan Identifikasi kebutuhan
mencerna makanan meningkat kalori dan jenis
Ketidakmampuan Tidak terjadi nutrient

mengabsorbsi penurunan berat Identifikasi perlunya


nutrien badan penggunaan selang
Peningkatan IMT dalam batas nasogastrik
kebutuhan normal Monitor asupan
metabolisme makanan
Faktor ekonomi Monitor berat badan
(mis. finansial Monitor hasil
tidak mencukupi) pemeriksaan
Faktor psikologis laboratorium
(mis. stres, 2. Parepautij
keengganan untuk Lakukan oral hygiene
makan) sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
Berikan makan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasigastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
3. A`ujesi
Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. Jocehoresi
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlU
2. PROMOSI BERAT BADAN
1. Ohsarvesi
Identifikasi
kemungkinan
penyebab BB kurang

Mdaonnmituorntaahdany
a mual
Monitor jumlah
kalorimyang
dikomsumsi sehari-hari
Monitor berat badan
Monitor albumin,
limfosit, dan elektrolit
serum
2. Parepautij
Berikan perawatan
mulut sebelum
pemberian makan, jika
perlu
Sediakan makan yang
tepat sesuai kondisi
pasien( mis. Makanan
dengan tekstur halus,
makanan yang
diblander, makanan
cair yang diberikan
melalui NNT atau
Nastrostomi, total
perenteral nutritition
sesui indikasi)
Hidangkan makan
secara menarik
Berikan suplemen, jika
perlu
Berikan pujian pada
pasien atau keluarga
untuk peningkatan
yang dicapai
3. A`ujesi
Kelaskan jenis
makanan yang
bergizi tinggi,
namuntetap terjangkau
Kelaskan peningkatan
asupan kalori yang
dibutuhkan

> Intoleransi aktivitas Setelah diberikan MANAKEMEN ENERNI (I. 611>2)


@AGILI]I asuhan keperawatan 1. Observasi
Ketidakcukupan energi selama 3 x 24 jam Identifkasi gangguan
untuk melakukan diharapkan tocarelsi fungsi tubuh yang
aktivitas sehari-hari dacejujel ejtivites mengakibatkan kelelahan
VALYAHEH dalilgjet dengan Monitor kelelahan fisik
Ketidak kriteria hasil ; dan emosional
seimbangan antara Frekuensi nadi Monitor pola dan jam
suplai dan dalam batas normal tidur
kebutuhan oksigen Keluhan Lelah Monitor lokasi dan
Tirah baring menurun ketidaknyamanan selama
Kelemahan Dypsnea ketika melakukan aktivitas
Imobilitas menurun 2. Terapeutik
Naya hidup Dypsnea setelah Sediakan lingkungan
monoton beraktivitas menurun nyaman dan rendah stimulus
(mis. cahaya, suara, kunjungan)
Lakukan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
Berikan aktivitas
distraksi yang menyenangkan
Fasilitas duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
3. Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Anjurkan
menghubungi perawat jika tanda
dan gejala kelelahan tidak
berkurang
Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan
4. Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
B. TERAPI AKTIWITAS (I.61127)
1. Observasi
Identifikasi deficit
tingkat aktivitas
Identifikasi
kemampuan berpartisipasi dalam
aktivotas tertentu
Identifikasi sumber
daya untuk aktivitas yang
diinginkan
Identifikasi strategi
meningkatkan partisipasi dalam
aktivitas
Identifikasi makna
aktivitas rutin (mis. bekerja) dan
waktu luang
Monitor respon
emosional, fisik, social, dan
spiritual terhadap aktivitas
2. Terapeutik
Fasilitasi focus pada
kemampuan, bukan deficit yang
dialami
Sepakati komitmen
untuk meningkatkan frekuensi
danrentang aktivitas
Fasilitasi memilih

d a n
aktivitas y a n g

te t ap k a n tu j u a n
k o n si s te n s e s u a i
kemampuan fisik, psikologis,
dan social
Koordinasikan
pemilihan aktivitas sesuai usia
Fasilitasi makna
aktivitas yang dipilih
Fasilitasi transportasi
untuk menghadiri aktivitas, jika
sesuai
Fasilitasi pasien dan
keluarga dalam menyesuaikan
lingkungan untuk
mengakomodasikan aktivitas
yang dipilih
Fasilitasi aktivitas fisik
rutin (mis. ambulansi,
mobilisasi, dan perawatan diri),
sesuai kebutuhan
Fasilitasi aktivitas
pengganti saat mengalami
keterbatasan waktu, energy, atau
gerak
Fasilitasi akvitas
motorik kasar untuk pasien
hiperaktif
Tingkatkan aktivitas
fisik untuk memelihara berat
badan, jika sesuai
Fasilitasi aktivitas
motorik untuk merelaksasi otot
Fasilitasi aktivitas
dengan komponen memori
implicit dan emosional (mis.
kegitan keagamaan khusu) untuk
pasien dimensia, jika sesaui
Libatkan dalam
permaianan kelompok yang
tidak kompetitif, terstruktur, dan
aktif
Tingkatkan
keterlibatan dalam
aktivotasrekreasi dan
diversifikasi untuk menurunkan
kecemasan ( mis. vocal group,
bola voli, tenis meja, jogging,
berenang, tugas sederhana,
permaianan sederhana, tugas
rutin, tugas rumah tangga,
perawatan diri, dan teka-teki dan
kart)
Libatkan kelarga dalam

aktivitas, ji k a p e r l u
F a s il it a s i
mengembankan motivasi dan
penguatan diri
Fasilitasi pasien dan
keluarga memantau
kemajuannya sendiri untuk
mencapai tujuan
Kadwalkan aktivitas
dalam rutinitas sehari-hari
Berikan penguatan
positfi atas partisipasi dalam
aktivitas
3. Edukasi
Kelaskan metode
aktivitas fisik sehari-hari, jika
perlu
Ajarkan cara
melakukan aktivitas yang dipilih
Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, social, spiritual,
dan kognitif, dalam menjaga
fungsi dan kesehatan
Anjurka terlibat dalam
aktivitas kelompok atau terapi,
jika sesuai
Anjurkan keluarga
untuk member penguatan positif
atas partisipasi dalam aktivitas
4. Kolaborasi
Kolaborasi dengan
terapi okupasi dalam
merencanakan dan memonitor
program aktivitas, jika sesuai
Rujuk pada pusat atau
program aktivitas komunitas,
jika perlu

2 Resiko Setelah diberikan MANAKEMEN MAIRAN (I.63692)


ketidakseimbangan asuhan keperawatan 1. Observasi
volume cairan selama 3 x 24 jam Monitor status hidrasi (
DEFINISI diharapkan mis, frek nadi, kekuatan nadi,
Berisiko mengalami keseimbangan cairan akral, pengisian kapiler,
penurunan, terjaga dengan kriteria kelembapan mukosa, turgor
peningkatan atau hasil ; kulit, tekanan darah)
pecepatan perpindahan Tidak terjadi edema Monitor berat badan
cairan dari Karingan mukosa harian
intravaskuler, lembab Monitor hasil
interstisial atau Status hidrasi dalam pemeriksaan laboratorium (mis.
intraseluler batas normal Hematokrit, Na, K, Ml, berat
FAKTOR RESIKO jenis urin , BUN)
Prosedur Monitor status
pembedahan mayor hemodinamik ( Mis. MAP, MWP,
Trauma/perdarahan PM^P jika tersedia)
Luka bakar
2. Terapeutik
Apheresis
Matat intake output dan
Asites
hitung balans cairan dalam 24
Obstruksi intestinal jam
Peradangan Berikan asupan cairan
pankreas sesuai kebutuhan
Penyakit ginjal dan Berikan cairan
kelenjar
intravena bila perlu
Disfungsi intestinal 3. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu
B. PEMANTAUAN MAIRAN
(I.63121)
1. Observasi
Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
Monitor frekuensi
nafas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu
pengisian kapiler
Monitor elastisitas atau
turgor kulit
Monitor jumlah, waktu
dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin
dan protein total
Monitor hasil
pemeriksaan serum (mis.
Osmolaritas serum, hematocrit,
natrium, kalium, BUN)
Identifikasi tanda-
tanda hipovolemia (mis.
Frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa
kering, volume urine menurun,
hematocrit meningkat, haus,
lemah, konsentrasi urine
meningkat, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
Identifikasi tanda-
tanda hypervolemia 9mis.
Dyspnea, edema perifer, edema
anasarka, KWP meningkat, MWP
meningkat, refleks hepatojogular
positif, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
Identifikasi factor
tidakseimba
resiko ke cairan
(mis. Prosedur pembedahan
mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, ap

disfungsi intestinal)
2. Terapeutik
waktu denga
Aturinterval pemantauansesuai
kondisi pasien
Dokumentasi pemantauan hasil
Edukasi
3.
Kelaskantujuandan
prosedur pemantauan
Informasikanhasil pemantauan, jika perlu

D. Apcikasi Vemikiran Kritis


Perawatan standar untuk pasien dengan pneumonia adalah perawatan
antibiotik dan terapi simptomatik, termasuk pemberian oksigen, terapi cairan,
fisioterapi dada dan pengisapan untuk mengevakuasi lendir dari saluran
pernapasan. Tujuan perawatan standar tersebut untuk meningkatkan ventilasi,
dan mengurangi kerja pernapasan. Salah satu dari beberapa perawatan standar
yang sering diberikan pada anak yang mengalami pneumonia adalah
fisioterapi dada.
Fisioterapi dada secara efektif memobilisasi sekresi trakeobronkial
pada anak dengan pneumonia yang dinilai berdasarkan parameter klinis
individu seperti frekuensi pernapasan dan saturasi oksigen. Fisioterapi dada
adalah terapi tambahan penting dalam pengobatan sebagian besar penyakit
pernapasan untuk anak-anak dengan penyakit pernapasan. Tujuan utama
fisioterapi dada adalah untuk membantu pembersihan sekresi trakeobronkial,
sehingga menurunkan resistensi jalan napas, meningkatkan pertukaran gas,
dan membuat pernapasan lebih mudah.
Dari hasil penelitian Bs et al., (2619) menunjukkan bahwa tindakan
fisioterapi dada dapat membantu secara signifikan dalam pembersihan jalan
nafas dan mengurangi terjadinya WAP atau salah satu penyebab pneumonia
nosokomial.
(PPNI, 261>, 2612a, 2612b)
DAFTAR VQSTAKB A

Bs, M. ^., Pan, L., & Hu, R. (2619). Mhest physiotherapy for the prevention of
ventilator-associated pneumonia ; A meta-analysis. EKIM; Ederimal Kourlal

og Ilgemtiol Moltrol, 0>(>), >11—>76.


https;//doi.org/16.1617/j.ajic.2612.12.611
Djojodibroto, Darmanto (2614). Xespirologi. Kakarta ; ENM
Numelar, M. S., & Universa, A. (2626). AN1MANINE ; ENLINHTENDIN
OPEN MIND NENERATIONS. Kurlal ]tu`i @esail, 1(9).
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2611). Eplikasi Esubal Jeperawatal Her`asarkal
@ialosa De`is & Lal`a LIM-LOM (3rd ed.). Mediaction.
Nursalam. (2611). Dalajedel Jeperawatal, Eplikasi `alad Vraktik.
Jeperawatal Vrogesiolal. Salemba Medika.

Padila. (2613) Esubal Jeperawatal Velyakit @alad. Yogyakarta; Nuha Medika


PPNI. (261>). ]tal`ar @iaglosis Jeperawatal Il`olesia (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2612a). ]tal`ar Iltervelsi Jeperawatal Il`olesia (2nd ed.). DPP
PPNI. PPNI. (2612b). ]tal`ar Cuaral Jeperawatal Il`olesia (2nd ed.). DPP
PPNI.
Bs, M. ^., Pan, L., & Hu, R. (2619). Mhest physiotherapy for the prevention of
ventilator-associated pneumonia ; A meta-analysis. EKIM; Ederimal Kourlal
og Ilgemtiol Moltrol, 0>(>), >11—>76.
https;//doi.org/16.1617/j.ajic.2612.12.611
Numelar, M. S., & Universa, A. (2626). AN1MANINE ; ENLINHTENDIN

OPEN MIND NENERATIONS. Kurlal ]tu`i @esail, 1(9).


Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2611). Eplikasi Esubal Jeperawatal Her`asarkal
@ialosa De`is & Lal`a LIM-LOM (3rd ed.). Mediaction.
Nursalam. (2611). Dalajedel Jeperawatal, Eplikasi `alad Vraktik.
Jeperawatal Vrogesiolal. Salemba Medika.
PPNI. (261>). ]tal`ar @iaglosis Jeperawatal Il`olesia (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2612a). ]tal`ar Iltervelsi Jeperawatal Il`olesia (2nd ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2612b). ]tal`ar Cuaral Jeperawatal Il`olesia (2nd ed.). DPP PPNI.
Campiran
Kurnac Apcikasi Vemikiran Kritis

Anda mungkin juga menyukai