@I]Q]QL OCAB ;
E@A AWE
VAXDELE
LID.855533605
Mengetahui,
Xefleks batuk
meningkat
Penekanan saluran
nafas ketika batuk
MJ Lyeri akut
MJ Xesiko
Degisit
MJ Xesiko
Jetidakseimhangan Mairan
Diagnosa
Lo Keperawatan Tujuan Intervensi
1 Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Latihan Batuk Afektif (I.61666)
tidak efektif tindakan keperawatan a. Ohsarvesi
DAFILI]I selama 1 x24 jam Identifikasi
Ketidakmampuan diharapkan jalan nafas kemampuan batuk
membersihkan sekret kembali efektif dengan Monitor adanya retensi
atau obstruksi jalan kriteria : sputum
napas untuk Frekuensi pernafasan Monitor tanda dan
mempertahankan jalan tidak ada deviasi dari gejala infeksi saluran napas
napas tetap paten kisaran normal. Monitor input dan
PALYABAB Irama pernafasan output cairan ( mis. jumlah dan
Fisiologis tidak ada deviasi dari karakteristik)
Spasme jalan kisaran normal. b. Parepautij
napas Kedalaman inspirasi Atur posisi semi-
Hipersekresi tidak ada deviasi dari Fowler atau Fowler
jalan napas kisaran normal. Pasang perlak dan
Disfungsi bengkok di pangkuan pasien
Kemampuan untuk
neuromuskuler Buang sekret pada
mengeluarkan secret
ekspansi pAauruskultasi bunyi napas
Monitor saturasi
oksigen
Monitor nilai AND
Monitor hasil
x- rey toraks
2. Parepautij
Atur interval waktu
pemantauan
kondisi pasien respirasi sesuai
Dokumentasikan hasil
pemantauan
3. A`ujesi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
2 Nangguan pertukaran Setelah dilakukan PAMANTAUAN RASPIRASI
gas tindakan keperawatan (I.61614)
DAFILI]I 1x 24 jam, maka 1. Ohsarvesi
Kelebihan atau Monitor frekuensi,
Nangguan pertukaran
B. TARAPI OKSINAN
(I.01026)
1. Observasi
Monitor kecepatan
aliran oksigen
Monitor posisi alat
terapi oksigen
Monitor aliran oksigen
secara periodic dan pastikan
fraksi yang diberikan cukup
Monitor efektifitas
terapi oksigen (mis. oksimetri,
analisa gas darah ), jika perlu
Monitor kemampuan
melepaskan oksigen saat makan
Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
Monitor tanda dan
gejala toksikasi oksigen dan
atelektasis
Monitor tingkat
kecemasan akibat terapi oksigen
Monitor integritas
mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
2. Terapeutik
Bersihkan secret
pada mulut, hidung dan
trachea, jika perlu
Pertahankan kepatenan
jalan nafas
Berikan oksigen
tambahan, jika perlu
Tetap berikan oksigen
saat pasien ditransportasi
Gunakan perangkat
oksigen yang sesuai dengat
tingkat mobilisasi pasien
3. Adukasi
Ajarkan pasien dan
keluarga cara menggunakan
oksigen dirumah
4. Kolaborasi
Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
Kolaborasi
penggunaan oksigen saat
aktivitas dan/atau tidur
pemantauan
Penurunan energi
3. A`ujesi
Obesitas
Jelaskan tujuan dan
Posisi tubuh yang
prosedur pemantauan
menghambat
Informasikan hasil
ekspansi paru
pemantauan, jika perlu
Sindrom
Manajemen Jalan Nafas (I. 01011)
hipoventilasi
5. Ohsarvesi
Kerusakan inervasi Monitor pola napas
diafragma (frekuensi, kedalaman, usaha
(kerusakan saraf napas)
M5 ke atas) Monitor bunyi napas
Medera pada tambahan (mis. Gurgling,
medulla spinalis mengi, weezing, ronkhi kering)
Efek agen Monitor sputum
farmakologis (jumlah, warna, aroma)
Kecemasan 8. Parepautij
Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan head-tilt
dan chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma cervical)
Posisikan semi-Fowler
atau Fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi
dada, jika perlu
tMinognkiatot rkepatraanhdaan-tnaynedrai
vital sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik
Monitor efektifitas
analgesik
2. Terapeutik
Diskusikan jenis
analgesik yang disukai
untuk mencapai
analgesia optimal, jika
perlu
Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau
bolus opioid
untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
Tetapkan target
efektifitas analgesic
untuk mengoptimalkan
respon pasien
Dokumentasikan
respon terhadap efek
analgesic dan efek
yang tidak diinginkan
3. Edukasi
Jelaskan efek terapi
dan efek samping obat
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis
analgesik, sesuai
indikasi
Mdaonnmituorntaahdany
a mual
Monitor jumlah
kalorimyang
dikomsumsi sehari-hari
Monitor berat badan
Monitor albumin,
limfosit, dan elektrolit
serum
2. Parepautij
Berikan perawatan
mulut sebelum
pemberian makan, jika
perlu
Sediakan makan yang
tepat sesuai kondisi
pasien( mis. Makanan
dengan tekstur halus,
makanan yang
diblander, makanan
cair yang diberikan
melalui NNT atau
Nastrostomi, total
perenteral nutritition
sesui indikasi)
Hidangkan makan
secara menarik
Berikan suplemen, jika
perlu
Berikan pujian pada
pasien atau keluarga
untuk peningkatan
yang dicapai
3. A`ujesi
Kelaskan jenis
makanan yang
bergizi tinggi,
namuntetap terjangkau
Kelaskan peningkatan
asupan kalori yang
dibutuhkan
d a n
aktivitas y a n g
te t ap k a n tu j u a n
k o n si s te n s e s u a i
kemampuan fisik, psikologis,
dan social
Koordinasikan
pemilihan aktivitas sesuai usia
Fasilitasi makna
aktivitas yang dipilih
Fasilitasi transportasi
untuk menghadiri aktivitas, jika
sesuai
Fasilitasi pasien dan
keluarga dalam menyesuaikan
lingkungan untuk
mengakomodasikan aktivitas
yang dipilih
Fasilitasi aktivitas fisik
rutin (mis. ambulansi,
mobilisasi, dan perawatan diri),
sesuai kebutuhan
Fasilitasi aktivitas
pengganti saat mengalami
keterbatasan waktu, energy, atau
gerak
Fasilitasi akvitas
motorik kasar untuk pasien
hiperaktif
Tingkatkan aktivitas
fisik untuk memelihara berat
badan, jika sesuai
Fasilitasi aktivitas
motorik untuk merelaksasi otot
Fasilitasi aktivitas
dengan komponen memori
implicit dan emosional (mis.
kegitan keagamaan khusu) untuk
pasien dimensia, jika sesaui
Libatkan dalam
permaianan kelompok yang
tidak kompetitif, terstruktur, dan
aktif
Tingkatkan
keterlibatan dalam
aktivotasrekreasi dan
diversifikasi untuk menurunkan
kecemasan ( mis. vocal group,
bola voli, tenis meja, jogging,
berenang, tugas sederhana,
permaianan sederhana, tugas
rutin, tugas rumah tangga,
perawatan diri, dan teka-teki dan
kart)
Libatkan kelarga dalam
aktivitas, ji k a p e r l u
F a s il it a s i
mengembankan motivasi dan
penguatan diri
Fasilitasi pasien dan
keluarga memantau
kemajuannya sendiri untuk
mencapai tujuan
Kadwalkan aktivitas
dalam rutinitas sehari-hari
Berikan penguatan
positfi atas partisipasi dalam
aktivitas
3. Edukasi
Kelaskan metode
aktivitas fisik sehari-hari, jika
perlu
Ajarkan cara
melakukan aktivitas yang dipilih
Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, social, spiritual,
dan kognitif, dalam menjaga
fungsi dan kesehatan
Anjurka terlibat dalam
aktivitas kelompok atau terapi,
jika sesuai
Anjurkan keluarga
untuk member penguatan positif
atas partisipasi dalam aktivitas
4. Kolaborasi
Kolaborasi dengan
terapi okupasi dalam
merencanakan dan memonitor
program aktivitas, jika sesuai
Rujuk pada pusat atau
program aktivitas komunitas,
jika perlu
disfungsi intestinal)
2. Terapeutik
waktu denga
Aturinterval pemantauansesuai
kondisi pasien
Dokumentasi pemantauan hasil
Edukasi
3.
Kelaskantujuandan
prosedur pemantauan
Informasikanhasil pemantauan, jika perlu
Bs, M. ^., Pan, L., & Hu, R. (2619). Mhest physiotherapy for the prevention of
ventilator-associated pneumonia ; A meta-analysis. EKIM; Ederimal Kourlal