Anda di halaman 1dari 16

Referat

BRONKOSKOPI PADA CA
PARU
Presentan : Siti Sapura, S.Ked (2106111064)
Preseptor : dr. Indra Buana, Sp. P, FISR

BAGIAN/ KSM PULMONOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RSUD CUT MEUTIA ACEH UTARA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
 Kanker merupakan istilah untuk sekelompok penyakit yang bervariasi tipe dan
lokasinya. Penyakit ini disebabkan oleh hilangnya kontrol terhadap kapasitas
reproduksi sel. Sel-sel ini tidak membelah sesuai programnya, namun terus
membelah dan bermultiplikasi secara abnormal hingga menimbulkan massa tumor
yang nampak dan terdeteksi. Massa tumor ini dihasilkan oleh proliferasi sel
autonom yang berkelanjutan dan abnormal, akibat perubahan permanen beberapa sel
yang ditransmisikan dari kelompok selnya
 Anamnesa yang lengkap dan pemeriksaan fisik yang teliti, merupakan kunci
terhadap diagnosis yang tepat, sedangkan pemeriksaan penunjang dibutuhkan untuk
menentukan lokasi tumor primer dan metastasis, guna penentuan staging penyakit.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilkukan salah satunya adalah bronkoskopi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

 Definisi Bronkoskopi
Bronkoskopi berasal dari bahasa Yunani broncho dan
scopos. Bronkoskopi dilakukan pertama kali pada tahun 1897
oleh seorang Otolaryngologist berkebangsaan Jerman, Gustav
Killian. Pada awal abad ke-19, Chevalier Jackson, seorang
laryngologist di Philadelphia, mulai mengembangkan “tabung”
endoskopi.
 Jenis Bronkoskopi

Bronkoskop terdiri dari 2 jenis berdasarkan bentuk dan sifat alat,

yaitu bronkoskop kaku (rigid) dan bronkoskop fleksibel.


INDIKASI BRONKOSKOPI

Dua indikasi utama penggunaan bronkoskopi adalah


sebagai alat diagnostik dan terapeutik.
PERSIAPAN
BRONKOSKOPI PADA
PASIEN KANKER PARU

Persiapan Pada Pasien


 Permintaan dan ijin tindakan bronkoskopi
 Foto toraks PA dan lateral
 EKG baru atau hasil konsultasi kardiologi
 Laboratorium
 Puasa
 Codein tablet
 Buat status bronkoskopi
Persiapan Alat

 Unit Bronkoskop Serat Optik Lentur (BSOL) dan "light source"


 Suction, yang berfungsi baik dengan kekuatan sedot cukup

 Lampu kepala

 Aparatus instilasi lidocain

 Xylocain spray

 Pot lidocain dengan semprit 10 cc

 Asesori tindakan bronkoskopi

 Pulse oxymeter

 Sumber O2 dan aparatusnya (nasal kanul)

 Obat–obat emergensi

 Emergensi kit (Doctor Blue)

 Aparatus pencucian bronkoskopi

 Alat–alat infuse

 Obat–obat premedikasi
PROSEDUR TINDAKAN BRONKOSKOPI
 Persiapkan pasien dan periksa TTV status paru dan kardiologis
 Premedikasi dengan sulfas atropin 0,25 mg IM/IV atau diazepam 5 mg
IM/IV atau keduanya tergantung umur, status tanda vital, paru dan
kardiologis
 Anestesi lokal oral dengan kumur–kumur lidocain 5 ml selama 5 menit
dalam posisi duduk
 Anestesi lokal lanjutan di daerah orofaring dan laringofaring serta pita
suara dengan xylocain spray 10% (5 – 7 semprot).
 Instilasi lidocain 2% 2 ml ke dalam trakea melalui pita suara dengan
bantuan kaca laring.
 Penderita siap diperiksa dalam posisi duduk, telentang atau posisi
lainnya dengan pemeriksa berdiri di belakang kepala pasien.
 Oksimeter ditempelkan pada jari telunjuk kanan/kiri, oksigen kanula
nasal dengan arus 3 – 4 liter/menit dan kedua mata ditutup dengan kain
penutup
 Mouth–piece diletakan di antara gigi rahang atas dan rahang bawah
untuk mencegah tergigitnya bronkoskop
 Insersi bronkoskop bais secara transoral (tersering) atau transnasal.
 Dipelajari pita suara, trakea, karina, bronkus utama kanan/kiri, bronkus
lobus, bronkus segmen, bronkus subsegmen.
 Dipakai bronkoskop serat optik berdiameter 4 – 5,6 ml.
 Lokasi yang dipilih lobus medius atau lingula kecuali ada lesi lokal di lobus tertentu
 Setelah dipelajari seluruh percabangan bronkus kanan dan kiri, ujung bronkoskop
ditujukan ke lobus medius atau lingula dan disumbatkan pada bronkus lobus/
segmen tersebut.
 Cairan steril garam fifiologis 0,9% dengan suhu 37°C diinstilasikan sebanyak-
banyaknya 20 – 50 ml kemudian secara hati-hati cairan tersebut dihisap kembali
dengan kecepatan 5 ml/detik.
 Tindakan tersebut dilanjutkan sampai sebanyak 100 – 300 ml.
 Cairan yang dihisap kembali hanya 40 – 60%. Pada pasien emfisema/penyakit
obstruksi jalan napas hanya 10 – 40%.
 Bahan segera di kirimkan ke laboratorium
CABANG BRONKIAL PROKSIMAL DAN
GAMBARANNYA PADA BRONKOSKOPI
KOMPLIKASI YANG MUNGKIN TERJADI
 Bronkoskopi merupakan tindakan yang cukup aman, tapi tetap
berpotensi terjadinya komplikasi yang serius walaupun jarang.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya komplikasi seperti
karakteristik pasien, pemberian sedasi, dan prosedur pengambilan
sampel. Komplikasi akibat pemberian sedasi dan anestesi lokal
diantaranya adalah reaksi alergi, hiperventilasi, dan hipoksemia
karena sedasi yang berlebihan hingga depresi napas
 Gejala awal dari toksisitas lidokain meliputi gemetar, menggigil, dan
delirium. Lidokain dapat menyebabkan sinus arrest dan AV block jika
diberikan dalam jumlah berlebihan, terutama pada pasien dengan
riwayat dasar penyakit jantung.4 Padapenelitian Hen dkk, melaporkan
terdapat 4,3% kasus komplikasi akibat bronkoskopi dari 1358 prosedur,
2,8% komplikasi tidak terkait pernapasan dan angka kematian 0,1%.
komplikasi yang berat akibat tindakan bronkoskopi jarang ditemukan,
kejadian pneumotroak yang memerlukan tindakan intervensi dilaporkan
sebanyak 0- 2,1% pasien. Komplikasi yang tersering berupa desaturasi
oksigen 0,7-76,3% pasien dan perdarahan 2,5-89,9% pasien
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai