Anda di halaman 1dari 22

Surgically induced astigmatism after

phacoemulsification by temporal clear corneal and


superior clear corneal approach: a comparison

Muzaki Muhammad Taqy Adzkia Zaldi


T. Hidayat Syah Afifah Naurah Zahran

Pembimbing :
dr. Saiful Basri, Sp.M

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Mata


Universitas Syiah Kuala
RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Tahun 2023
Journal Reading
Pendahuluan
Perkembangan Operasi Katarak
Intracapsular Modern
Ancient
Cataract Phacoemulsificatio
Couching n Cataract Surgery
Surgery

Tantangan utama -> Surgically Induced Astigmatism (SIA)

Faktor SIA Bentuk Posisi Intra


Lokasi Ukuran
Post Operasi luka Operator Operasi
Faktor Penentu Prognosis Operasi Katarak

Jenis sayatan

Lokasi sayatan

Tipe operasi

Cara penyisipan lensa intraokular (IOL)

Jenis lensa intraokular (IOL)


Pendahuluan
Insisi Self-sealing clear corneal -> >>>> Insisi Traditional suture limbal
• Lebih aman Scleral tunnel
• Mengurangi inflamasi
• Mengurangi kejadian SIA
Main Port Penelitian ini
membandingkan

Main Port

Lokasi Sayatan Superior Lokasi Sayatan Temporal


Metode Penelitian

Penelitian komparatif intervensi prospektif berbasis rumah sakit


dilakukan di pusat perawatan tersier berbasis pedesaan di India.

Penelitian dilakukan dari September 2012 hingga Agustus 2014.

Terdiri dari 2 Kelompok


• Kelompok A (Lokasi Sayatan Temporal) : 138 kasus
• Kelompok B (Lokasi Sayatan Superior) : 123 kasus
Sampel Penelitian

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi


• Usia > 40 tahun • Astigmatisme >3 dioptri (D)
• Paham terhadap penelitian dan • Katarak komplikata
bersedia • Penyakit kornea
• Pasien dengan jenis katarak • Pseudoeksfoliasi
tertentu (subkapsular posterior, • Glaukoma primer atau sekunder
kortikal, atau polar posterior) • Penyakit makula atau retina
• Penilaian dilakukan berdasarkan • Retinopati diabetik
Sistem Lens Opacification
• Pasien yang tidak bersedia
Classification II.
berpartisipasi dalam penelitian.
Workout

Pemeriksaan mata, termasuk slit-lamp dan pemeriksaan


segmen posterior.

Uncorrected and Best-corrected visual acuity (UCVA and


BCVA) dikonversi ke skala LogMAR

Pembacaan keratometri dilakukan menggunakan


refraktometer

Setelah prosedur pra-operasi dan penilaian pra-anestesi,


pasien secara acak ditempatkan dalam grup A atau grup B
menggunakan hasil komputer
Prosedur Operasi

Operasi Fakoemulsifikasi Alat dan Bahan

• Dilakukan oleh satu ahli bedah • Mesin yang digunakan untuk


pengguna tangan kanan fakoemulsifikasi adalah AMO
• Dilakukan anestesi peribulbar. Sovereign compact
• IOL hidrofilik akrilik yang dapat
dilipat
Prosedur Operasi
Main Port Side Port

Side Port Main Port Main Port

Side Port
Lokasi Sayatan Superior Lokasi Sayatan Temporal

Main Port dibuat dengan insisi horizontal self-sealing biplanar kornea dengan
keratome 2,8 mm sekitar 0,5 mm ke dalam limbus.
Teknik untuk fragmentasi nukleus yang digunakan adalah direct chop
Prosedur Post Operasi

• Pasien dimulai dengan kombinasi antibiotik dan steroid topikal dan dievaluasi
pada hari ke-1, ke-7, ke-30 dan ke-90 pasca operasi.

• Parameter yang dicatat pada semua hari adalah


 UCVA dan BCVA
 Pemeriksaan slit-lamp dan fundus
 Autorefraktometri dan keratometri dilakukan setelah 1 minggu follow-up.
Analisis Statistik

Katarak dan
X2 test
Tatalaksana

SIA LogMar score z-test

Perbedaan antara
t-test p-value <0,05
hari ke-30 dan 90
Hasil Penelitian
Mean : 0.9
p-value 0,557
Hasil Penelitian
p-value 0,002

p-value <0,0001
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Pembahasan Hasil Penelitian
Moon et al.  mempelajari efisiensi dan stabilitas astigmatisme
berdasarkan ukuran sayatan
- Kelompok 2,5 mm  1,05 D
- Kelompok 3 mm  0,84 D  SIA paling sedikit
- Kelompok 3,5 mm  0,95D

Wei et al.  mempelajari pengaruh ukuran sayatan kornea terhadap


astigmatisma
- 2,5 mm  0,84 ± 0,53 D
- 3,5 mm  1,19 ± 0,81 D
Pembahasan Hasil Penelitian

Giansanti et al.  studi prospektif terhadap 146 pasien 


membandingkan insisi kornea temporal dan superior dengan ukuran
sayatan 2,75 mm
SIA pada Sayatan kornea temporal < sayatan kornea superior

Borasio et al.  studi prospektif acak  membandingkan insisi kornea


temporal dan on-axis clear
Kelompok temporal  0,34 D
Kelompok on-axis  0,63 D
Pembahasan Hasil Penelitian

Marek et al.  membandingkan SIA pada sayatan kornea


temporal dan superior dengan ukuran 2,8 mm.
Kelompok temporal  0,63 ± 0,28 D
Kelompok superior  1,00 ± 0,54 D

Barequet et al.  membandingkan sayatan temporal dan


sayatan nasal.
- Sayatan Temporal  SIA 0,74 D
- Sayatan Nasal  1,65 D
Kesimpulan

Fakoemulsifikasi tetap menjadi prosedur bedah tercepat dan terbaik


untuk katarak
Pendekatan temporal lebih mudah diakses daripada pendekatan
superior karena alis yang menonjol dan mata cekung yang dalam
menghalangi manuver probe

SIA pada kelompok temporal lebih sedikit daripada kelompok


superior dan memberikan hasil visual yang lebih baik
Thank You
May Allah Bless You

Anda mungkin juga menyukai