Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH K3

“TENTANG BRONKOSKOPI”

Di susun oleh:

Kelompok 2

1. Swastika Nur Kirana (200106174)

2. Rizka Eldiana (200106146)

3. Rismi Mutiara Fadilah ( 200106142 )

4. Rifky Al Rasyid ( 200106138 )

5. Putri Adawia ( 200106126)

6. Melinda Winarti Kabnani ( 200106094)

7. Pitri Sarumpaet ( 200106122)

8. Muhammad Fauzan Muyassar ( 200106102)

Dosen Pengampu : Tarkijo,S.Kep,Ns

FAKULTAS KESEHATAN D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

2020/2021
A. LATAR BELAKANG

Bronkoskopi adalah prosedur pemeriksaan saluran pernapasan dan paru-paru


dengan alat yang disebut bronkoskop. Prosedur ini dilakukan untuk
mendiagnosis atau mengatasi sejumlah gangguan pada saluran pernapasan dan
paru-paru.
Bronkoskopi merupakan upaya untuk pemeriksaan langsung kelainan patologi
pada trakhea dan bronkus. Berdasar pada jenisnya dikenal rigid bronchoscopy,
dan flexible fiber optik bronchoscopy (bronkoskopi serat optik). Sejak
bronkoskopi serat optik (BSO) dipakai, hingga saat ini telah memberi banyak
perkembangan dan kemudahan dalam tindakan diagnostik dan terapeti kelainan
pada saluran nafas.
Pemakaian bronkoskopi untuk diagnostic penyakit paru pertama kali dilakukan
dengan memakai bronkoskopi rigid olehKillian 1897, dalam perkembangannya,
Jakson 1940 memperkenalkan berbagai bentuk desain optimal bronkoskopi.
Dalam tindakannya Vincent memasukkan kateter melalui bronkoskopi untuk
memperoleh bahan lavage bronchus, Stitt melakukan lavage bronchus dengan
menambah 240 hingga 480 ml air. 1,2 Ikeda 1966 memperkenalkan
bronkoskopi serat optic yang fleksibel, sejak itu bronkoskopi serat optik dipakai
secara luas dalam Tindakan kelainan pada saluran nafas.

RUMUSAN MASALAH

 Lingkup Hazard Post Operasi dari Bronkoskopi

TUJUAN

 Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap Pre
Operasi
 Sumber masalah (hazard pre operasi)
 Pengetahuan dasar tentang biomekanika tubuh: jenis risiko cedera pasien
saat pre operasi
 Cara keselamatan: optimalisasi peran penata anestesi, pemberian posisi
pada klien.
BAB II

ISI

A. PENGERTIAN BRONKOSKOPI
Bronkoskopi adalah prosedur pemeriksaan saluran pernapasan dan paru-paru
dengan alat yang disebut bronkoskop. Prosedur ini dilakukan untuk mendiagnosis
atau mengatasi sejumlah gangguan pada saluran pernapasan dan paru-paru.
Kata bronkuskopi berasal dari bahasa Yunani broncho yang berarti batang
tenggorokan dan scopos yang berarti melihat atau menonton. Bronkoskopi adalah
salah satu prosedur pemeriksaan untuk mencari tau masalah di dalam saluran udara
(brinkus) dengan menggunakan teleskop. jadi bronkoskopi adalah pemeriksaan
visual jalan nafas atau saluran Pernapasan paru yang disebut bronkus.

B. PENGERTIAN HAZARD PADA BRONKOSKOPI


Penyakit paru akibat kerja merupakan penyakit atau kelainan paru yang terjadi
akibat terhirupnya partikel kabut uap atau gas yang berbahaya saat seseorang
sedang bekerja tempat timbulnya bahan bahan tersebut pada saluran Pernapasan
atau paru dan jenis penyakit paru yang terjadi tergantung pada ukuran dan jenis
yang terhirup beberapa jenis Particle yang diantaranya bisa menyebabkan penyakit
paru yaitu partikel organik dan An organik. Selain itu gas dan bahan air Rosol lain
seperti gas dari Hidrokarbon bahan kimiawi Insect Ishida serta gas dari pabrik
plastik dan hasil pembakaran plastik.
Partikel an organik dan jika terhirup dalam jumlah banyak dapat pula menimbulkan
gangguan paru hal ini banyak terjadi pada pekerja di pabrik semen asbel keramik
dan tambang. Tipu yang terhirup oleh tenaga kerja dapat menimbulkan kelainan
fungsi atau kapasitas paru kelainan tersebut terjadi akibat rusaknya jaringan paru-
paru yang dapat Berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas kerja.
1. Sistem Pernapasan
Sistem Pernapasan secara umum terbagi atas dua yaitu
 Bagian konduksi yang terdiri atas rongga hidung nasofaring Laring
trakea turun Koes dan brown Kulus bagian ini berfungsi untuk
menyediakan saluran darah untuk mengalir ke Dan dari paru-paru untuk
membersihkan membasahi dan menghangatkan udara yang di inspirasi.
 Bagian respirasi yang terdiri dari Alfee oli dan struktur yang
berhubungan pertukaran gas antara udara dan darah terjadi dalam
Alveoli.
 Terdapat tiga kelompok mekanisme pertahanan yaitu:
 1. Arsitektur saluran napas: Bentuk struktur kali per saluran napass yang
berbeda beda merupakan Saringan mekanik terhadap udara yang dihirup
mulai dari hidung nasofaring lari serta percabangan teakobronkial.
 2. Lapisan cairan serta Silia yang melapisi saluran napass yang mampu
menangkap Particle debu dan mengeluarkannya.
 3. Mekanisme pertahanan spesifik yaitu sistem Imunitas di paru yang
berperan terhadap partikel partikel biokimiawi yang bertumpuk di
saluran nafas.

C.PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN

Bronkoskopi dapat dilaksanakan di ruangan khusus untuk bronkoskopi, ruang


operasi, bangsal perawatan pasien bahkan di unit rawat jalan. Sebelum pelaksanaan
bronkoskopi, perlu dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis pasien yang
menyeluruh. Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan
darah lengkap rutin pembekuan darah, dan fungsi ginjal. Sementara itu, pada pasien
yang terintubasi dan menggunakan ventilator mekanis, bronkoskopi dilakukan
melalui saluran endotracheal tube (ETT) dengan swivel adapter dan diafragma karet
yang akan mencegah hilangnya gas-gas pernapasan yang dihantarkan. Pada pasien
dengan kombinasi gagal ginjal, gangguan hati, dan gagal jantung kongestif pernah
dilaporkan terjadinya kejang akibat akumulasi dosis lignokain.

D.INDIKASI BRONKOSKOPI

Indikasi bronkoskopi di ICU sangat luas, baik untuk diagnostik maupun terapi.
Seringkali bronkoskopi digunakan untuk mengetahui dan menangani kolaps lobaris
paru yang tidak memberi respons terhadap fisioterapi.

E.PREMEDIKASI

Anestesi topikal yang diberikan adalah handnebulized lidocaine dan lidocaine jelly
sebagai pelumas, serta instilasi 3 ml lidokain 1% atau 2% di karina utama dan jika
dibutuhkan hingga ke saluran napas bawah. Pada pasien dengan gangguan hati atau
gagal jantung, dosis lidokain dikurangi hingga maksimal 4-5 mg/kg. Midazolam
diberikan dengan titrasi dosis hingga menghasilkan sedasi ringan, yang pada se-
jumlah pasien membutuhkan dosis total hingga lebih dari 20 mg.

F.INTUBASI

Intubasi dengan bronkoskopi diperlukan pada keadaan tertentu, yaitu jika ekstensi
leher yang cukup tidak memungkinkan, tidak dapat membuka mulut cukup lebar
atau terdapat kelainan anatomis saluran napas. Intubasi dengan bronkoskopi dapat
melalui rute nasal maupun oral. Rute nasal digunakan jika tuba berukuran besar
tidak diperlukan, atau ketika akses oral tidak memungkinkan untuk keperluan
pembedahan (operasi plastik atau maksilofasial), ataupun karena alasan patologis
lainnya.

G.FISTULA BRONKOPLEURA

Pada pasien dengan kebocoran udara per-sisten yang dicurigai mengalami fistula
bronkopleura bronkoskopi dapat membantu menentukan luasnya fistula
bronkopleura dan membedakan antara stump dehiscence dan kebocoran parenkim di
bagian distal.

H.KONTRAINDIKASI

Kontraindikasi bronkoskopi harus selalu mempertimbangkan keuntungan dan


konsekuensi klinis tindakan tersebut. Beberapa faktor yang menentukan selain
keadaan klinis dan prognosis pasien, juga kesulitan tekhnis serta keterampilan dan
pengalaman dokter yang akan melakukan tindakan bronkoskopi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bronkoskopi adalah prosedur pemeriksaan saluran pernapasan dan paru-paru dengan


alat yang disebut bronkoskop. Prosedur ini dilakukan untuk mendiagnosis atau
mengatasi sejumlah gangguan pada saluran pernapasan dan paru-paru. Bronkoskopi
dapat dilaksanakan di ruangan khusus untuk bronkoskopi, ruang operasi, bangsal
perawatan pasien bahkan di unit rawat jalan. Sebelum pelaksanaan bronkoskopi, perlu
dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis pasien yang menyeluruh. Pemeriksaan
laboratorium yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap rutin
pembekuan darah, dan fungsi ginjal.

B. Sumber

 https://arsip.jurnalrespirologi.org/wp-content/uploads/2015/05/JRI-2014-34-3-
122-126.pdf
 https://id.scribd.com/doc/46644675/BRONKOSKOPI
 http://perpus.fikumj.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=3574&bid=3615
 https://klikpdpi.com/bukupdpi/wp-content/uploads/2020/06/Bronkoskopi-
COVID-19.pdf

Anda mungkin juga menyukai