“TENTANG BRONKOSKOPI”
Di susun oleh:
Kelompok 2
2020/2021
A. LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap Pre
Operasi
Sumber masalah (hazard pre operasi)
Pengetahuan dasar tentang biomekanika tubuh: jenis risiko cedera pasien
saat pre operasi
Cara keselamatan: optimalisasi peran penata anestesi, pemberian posisi
pada klien.
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN BRONKOSKOPI
Bronkoskopi adalah prosedur pemeriksaan saluran pernapasan dan paru-paru
dengan alat yang disebut bronkoskop. Prosedur ini dilakukan untuk mendiagnosis
atau mengatasi sejumlah gangguan pada saluran pernapasan dan paru-paru.
Kata bronkuskopi berasal dari bahasa Yunani broncho yang berarti batang
tenggorokan dan scopos yang berarti melihat atau menonton. Bronkoskopi adalah
salah satu prosedur pemeriksaan untuk mencari tau masalah di dalam saluran udara
(brinkus) dengan menggunakan teleskop. jadi bronkoskopi adalah pemeriksaan
visual jalan nafas atau saluran Pernapasan paru yang disebut bronkus.
D.INDIKASI BRONKOSKOPI
Indikasi bronkoskopi di ICU sangat luas, baik untuk diagnostik maupun terapi.
Seringkali bronkoskopi digunakan untuk mengetahui dan menangani kolaps lobaris
paru yang tidak memberi respons terhadap fisioterapi.
E.PREMEDIKASI
Anestesi topikal yang diberikan adalah handnebulized lidocaine dan lidocaine jelly
sebagai pelumas, serta instilasi 3 ml lidokain 1% atau 2% di karina utama dan jika
dibutuhkan hingga ke saluran napas bawah. Pada pasien dengan gangguan hati atau
gagal jantung, dosis lidokain dikurangi hingga maksimal 4-5 mg/kg. Midazolam
diberikan dengan titrasi dosis hingga menghasilkan sedasi ringan, yang pada se-
jumlah pasien membutuhkan dosis total hingga lebih dari 20 mg.
F.INTUBASI
Intubasi dengan bronkoskopi diperlukan pada keadaan tertentu, yaitu jika ekstensi
leher yang cukup tidak memungkinkan, tidak dapat membuka mulut cukup lebar
atau terdapat kelainan anatomis saluran napas. Intubasi dengan bronkoskopi dapat
melalui rute nasal maupun oral. Rute nasal digunakan jika tuba berukuran besar
tidak diperlukan, atau ketika akses oral tidak memungkinkan untuk keperluan
pembedahan (operasi plastik atau maksilofasial), ataupun karena alasan patologis
lainnya.
G.FISTULA BRONKOPLEURA
Pada pasien dengan kebocoran udara per-sisten yang dicurigai mengalami fistula
bronkopleura bronkoskopi dapat membantu menentukan luasnya fistula
bronkopleura dan membedakan antara stump dehiscence dan kebocoran parenkim di
bagian distal.
H.KONTRAINDIKASI
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Sumber
https://arsip.jurnalrespirologi.org/wp-content/uploads/2015/05/JRI-2014-34-3-
122-126.pdf
https://id.scribd.com/doc/46644675/BRONKOSKOPI
http://perpus.fikumj.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=3574&bid=3615
https://klikpdpi.com/bukupdpi/wp-content/uploads/2020/06/Bronkoskopi-
COVID-19.pdf