Anda di halaman 1dari 5

Nama : Novaldi Fhajerin

Nim : 190106108

Prodi : D4 kep anestesiologi 6B

RANGKUMAN

1. Jurnal I
Judul : Penerbit :
Segmentasi Citra Ct Scan Paru-Paru 1. Nurul Fadillah
Dengan Menggunakan Metode Active 2. Chicha Rizka Gunawan
Contour

Vol, 6 No. 2 Tahun Terbit : April 2019

Pada tubuh manusia terdapat organ penting, paru-paru adalah salah satunya. Karena paru-
paru berperan sebagai alat respirasi dalam sistem pertukaran gas oksigen dengan karbon dioksida
dalam tubuh manusia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa dokter penyakit
dalam, paru-paru adalah organ dalam tubuh manusia yang sangat sering mengalami kerusakan,
hal ini terjadi karena fungsi paru-paru yang langsung mengalami sentuhan dengan lingkungan
luar. seperti terhirup asap rokok, asap kendaraan, atau alergi terhadap sesuatu. Sehingga
mengakibatkan paru-paru berlubang dan terkikis. Oleh karena itu, deteksi terhadap paru-paru
manusia saat ini sangat dibutuhkan. Untuk mengetahui kerusakan pada paru-paru diperlukan
proses pengambilan citra CT-Scan. Pada citra CT-Scan terdapat suatu informasi yang dapat
digunakan untuk menganalisis kerusakan yang terjadi pada paru-paru manusia. Untuk
mendapatkan informasi tersebut, diperlukan proses segmentasi. Pada penelitian ini, proses
segmentasi yang dilakukan adalah menggunakan metode active contour.

Active Contour adalah metode segmentasi yang sering digunakan, karena metode ini
menggunakan model kurva tertutup yang dapat bergerak melebar ataupun mengecil.Tujuan
penelitian ini adalah melakukan segmentasi paru-paru pada citra CT-Scan dengan menggunakan
metode active contour untuk mengetahui nilai area dan perimeter bagian paru-paru yang bagus
dan mencari nilai akurasi dari metode yang digunakan terhadap sebuah citra CT-Scan. Hasil
segmentasi paru-paru tersebut dilakukan percobaan pada 15 data citra CT-Scandidapatkanrata-
rata hasil nilai akurasi sebesar 80%.

Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan :

1. Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data yang telah ditentukan harus


menggunakan suatu benda untuk pengambilan gambar yang baik. Benda yang
digunakan dapat berupa kamera digital atau kamera handphone. Sebaiknya,
pengambilan gambar menggunakan kamera pixel yang tinggi.

2. Pre-Processing Image Pada tahap pre-processing image. Citra yang sudah


diperoleh akan dilakukan croping image agar ukuran citra tidak terlalu besar,
karena jika gambar terlalu besar akan terganggu pada tahap segmentasi.

3. Metode Active Contour Secara umum, metode active contour adalah metode
segmentasi yang menggunakan model kurva tertutup yang dapat bergerak melebar
ataupun mengecil [9]. Active contour dapat bergerak melebar ataupun mengecil
dengan cara meminimalkan energi citra menggunakan energi dari luar, serta
dipengaruhi oleh ciri-ciri dari citra tersebut seperti garis atau tepi (edge).

4. Citra Biner Citra hasil segmentasi akan dikonversi menjadi citra biner agar dapat
lebih mudah untuk memperoleh area dan perimeter dari sebuah paru-paru yang
sudah disegmentasi

ANALISA dan PEMBAHASAN Data sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah data
citra CT-Scan Paru-paru berekstensi. Dicom adalah pencitraan digital dan komunikasi dalam
bidang kedokteran. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode segmentasi active
contour. Dari segmentasi yang dilakukan, diperoleh hasil yaitu area/luas dan perimeter/keliling
dari daerah yang dipilih untuk disegmentasi. Proses segmentasi memerlukan sebuah proses untuk
melakukan pembagian daerah objek sebuah citra, mana yang di kategorikan bagian paru-paru
bagus dan bagian paru-paru tidak bagus. Dalam penelitian ini, proses segmentasi dilakukan
dengan metode active contour. Karena metode ini menggunakan model kurva tertutup yang
dapat bergerak melebar ataupun mengecil. Dalam penelitian ini akan mengelompokkan bagian
paru-paru menjadi 2 bagian yaitu :

1. Paru-paru dikategorikan bagus.

2. Paru-paru dikategorikan tidak bagus

Pada kesimpulan kali ini Berdasarkan pembahasan diatas telah diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode Active Contour dapat digunakan untuk melakukan segmentasi CT-scan paru-paru
sehingga dapat mengetahui bagian paru-paru yang sudah tidak bagus.
2. Proses segmentasi dilakukan dengan memilih terlebih dahulu daerah (area) yang akan di
segmentasi dan kemudian agar lebih mudah melihat hasil dari segmentasi tersebut, citra
hasil segmentasi di konversi menjadi citra biner terlebih dahulu.
3. Untuk mengetahui besar jumlah kerusakan pada sebuah paru-paru tersebut, ditambah
dengan proses perhitungan. Yang dihitung adalah area dan perimeter dari bagian yang
telah di segmentasi sebelumnya.
4. Tingkat akurasi yang diperoleh pada proses segmentasi menggunakan metode active
contour adalah sebesar 80%.
5. Berdasarkan penelitian dilakukan proses perubahan citra asli menjadi citra biner, dimana
citra biner menunjukkan warna putih merupakan bagian paru-paru yang tidak bagus dan
warna hitam bagian paru-paru yang bagus.
6. Jadi semakin besar bagian paru-paru yang berwarna hitam maka besar pula area dan
perimeter yang diperoleh dan paru-paru dikategorikan sebagai paru-paru yang bagus.

2. Jurnal II

Judul : Penerbit :
Penerapan Metode Log (Laplacian Of 1. Martinus Hasiholan N
Gaussian) Dalam Mendeteksi Tepi Citra
Pada Penyakit Aterosklerosis

Vol, 8 No. 4 Tahun Terbit : April 2020

Penyakit Aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang


menjalankan fungsi vital membawa oksigen dan nutrisi dari jantung ke seluruh tubuh. Idealnya,
arteri harus fleksibel, kuat, dan elastis. Namun, terlalu banyak tekanan di dalamnya dapat
membuat dinding arteri tebal dan kaku. Ketebalan dinding dapat membatasi aliran darah ke
organ dan jaringan. Jika organ-organ vital seperti otak atau jantung yang terpengaruh, dapat
menyebabkan stroke atau serangan jantung, dan jika organ lain seperti tungkai atau ginjal yang
terkena, dapat menyebabkan nyeri, mati rasa, atau kram otot. Aterosklerosis disebabkan oleh
penumpukan lipid dan zat-zat lainnya di dinding pembuluh darah.

Aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah. Aterosklerosis yang


terjadi di pembuluh darah jantung disebut sebagai penyakit jantung koroner. Penyumbatan
pembuluh darah dapat berakibat fatal. Darah yang mengalami koagulasi bercampur dengan lipid
yang menempel di pembuluh darah, hal ini dapat mengakibatkan serangan jantung dan stroke.
Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan arteri besar,tetapi biasanya mereka terbentuk di
daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding
arteri, sehingga disini lebih muda terbentuk ateroma.
Deteksi tepi (Edge Detection) pada suatu citra adalah suatu proses yang menghasilkan
tepi-tepi dari obyek-obyek citra, tujuannya adalah untuk menandai bagian yang menjadi detail
citra dan untuk memperbaiki detail dari citra yang kabur, yang terjadi karena error atau adanya
efek dari proses akuisisi citra. Golongan pertama disebut deteksi tepi orde pertama, yang bekerja
dengan menggunakan turunan atau diferensial orde pertama. Termasuk kelompok ini adalah
operator Roberts, Prewitt, dan Sobel. Golongan kedua dinamakan deteksi tepi orde kedua, yang
menggunakan turunan orde kedua. Contoh yang termasuk kelompok ini adalah Laplacian of
Gaussian (LoG).

Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra
sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto, bersifat analog
berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor televisi, atau bersifat digital yang dapat
langsung disimpan pada suatu media penyimpan. Pengolahan citra adalah pemrosesan citra,
khususnya menggunakan komputer, menjadi citra yang kualitasnya lebih baik dan sesuai dengan
keinginan pemakai. Pengolahan citra bertujuan memperbaiki kualitas citra agar mudah
diinterpretasi oleh manusia atau mesin (dalam hal ini komputer). Jadi masukannya adalah citra
dan keluarannya juga citra, namun citra keluaran atau hasil mempunyai kualitas lebih baik dari
pada citra masukan.

Laplacian of Gaussian adalah salah satu operator deteksi tepi yang dikembangkan dari
turunankedua. Laplacian of Gaussian terbentuk dari proses Gaussian yang diikuti operasi
laplace. Fungsi Gaussian akan mengurangi derau sedangkan Laplacian mask meminimalisasi
kemungkinan kesalahan deteksi tepi. Operator Laplace mendeteksi lokasi tepi lebih akurat
khususnya pada tepi yang curam. Hal ini dikarenakan zero-crossing sendiri yang mendefenisikan
lokasitepi.Pada tepi yang curam, turunan keduanya mempunyai zerocrossing, yaitu titik dimana
terdapat pergantian tanda nilai turunan kedua sedangkan pada tepi yang landai tidak terdapat
zero-crossing. Tepi dari suatu objek pada image dimodelkan dengan menentukan spesifikasi dari
unsure posisi, orientasi dan nilai intensitas yang konstan. Operator ini bekerja dengan mencari
nilai nol pada turunan kedua dari citra, karena ketika turunan pertama terdapat pada nilai
maksimum maka turunan kedua akan menghasilkan nilai nol. Untuk mengurangi kemunculan
tepi palsu, citra disaring dulu dengan fungsi Gaussian.

Untuk penerapan metode log, Setelah Citra RGB dirubah maka baru dilakukan proses
analisa operator Laplacian of Gaussian dimana akan menggunakan akar dari penjumlahan
kuadrat hasil penelusuran secara Horizontal (Gx) dengan hasil penelusuran secara Vertikal (Gy)
untuk mencari setiap pixel pada Citra pendeteksian tepi citra dengan menggunakan matriks
Operator Laplacian of Gaussian 3x3. Dengan menggunakan perhitungan perkalian matriks 5x5
dan melakukan konvolusi yang bernilai 1 (titik pusat maks). Adapun persyaratan konvolusi
terhadap nilai-nilai pixsel diantaranya

a. Jika hasil konvolusi nilai piksel negatif maka nilai dijadikan nol.
b. Jika hasil konvolusi nilai piksel > nilai keabuaan maksimum maka nilai dijadikan nilai
keabuan maksimum.

c. Mengkolusi piksel pinggir border diabaikan sehingga nilai piksel pinggir = nilai pada
citra semula.

Adapun tahap-tahapan untuk mengkonvolusi operator laplacian of gaussian pada citra yaitu:

a. Konvolusi pertama dilakukan terhadap piksel bernilai 192 (titik pusat maks).

b. Konvolusi kedua dilakukan terhadap piksel yang bernilai 184 (titik pusat maks)

Lakukan dengan cara yang sama sampai Konvolusi kesembilan. Dari hasil akhir konvolusi
keseluruhan didapatkan dari perhitungan Matrik 3x3 dengan Citra Grayscale Matriks 5 x 5
operator Laplacian of Gaussian.

Jadi untuk kesimpulan dari penelitian diatas maka dapat di ambil beberapa kesimpulan
antara lain

1. Mengidentifikasi bentuk tepi citra penyakit ateros klerosis menggunakan metode


Laplacian of Gaussian.
2. Proses pendeteksian tepi dengan metode LoG dilakukan melalui metode Laplacian Of
Gaussian (LoG) dalam mendeteksi tepi citra.
3. Merancang pendeteksian tepi citra dengan menggunakan pemograman matlab.

Anda mungkin juga menyukai