Anda di halaman 1dari 11

BAGIAN ILMU BEDAH REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN JULI 2016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

CARA MEMBACA CT SCAN

OLEH :

Tiara Astriana, S.Ked

PEMBIMBING :

dr. Rizha Anshori Nasution, Sp.BS

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016
PENDAHULUAN

Kedokteran adalah ilmu yang sarat teknologi tinggi dan selalu berkembang setiap saat.
Penggunaan zat-zat radioaktif merupakan bagian dari teknologi nuklir yang relatif cepat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini disebabkan zat-zat radioaktif mempunyai sifat-
sifat yang spesifik, yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur lain. Dengan memanfaatkan sifat-sifat
radioaktif tersebut, maka banyak persoalan yang rumit yang dapat disederhanakan sehingga
penyelesaiannya menjadi lebih mudah.

Zat radioaktif banyak digunakan dalam bidang industri dan kedokteran. Dalam bidang
kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari organ tubuh seperti
tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek
yang diamati sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar
bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan
membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini
maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner (Computed Tomography
Scanner) dengan menggunakan radiasi nuklir seperti neutron, sinar gamma dan sinar-x.1,2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
CT scan adalah test diagnostik yang memiliki informasi yang sangat tinggi.
Tujuan utama penggunaan ct scan adalah mendeteksi perdarahan intra cranial, lesi yang
memenuhi rongga otak (space occupying lesions/ SOL), edema serebral dan adanya
perubahan struktur otak. Selain itu Ct scan juga dapat digunakan dalam mengidentikasi
infark , hidrosefalus dan atrofi otak. Bagian basilar dan posterior tidak begitu
baikdiperlihatkan oleh Ct Scan.2

B. Prinsip Kerja
Pada alat konvensional ube sinar X berputar secara fisik dalam bentuk sirkuler.
Sedangkan pada alat elektron beam tomography (EBT) yang berputar adalah aliran
elektronnya saja. Data yang dihasilkan akan memperlihatkan densitas dari berbagai
lapisan. Pada saat sinar X melalui sebuah lapisan maka lapisan tersebut akan
mengabsorbsi sinar dan sisanya akan melalui lapisan tersebut yang akan ditangkap oleh
detektor yang sensitive terhadap elektron. Jumlah radiasi yang diabsorbsi akan tergantung
pada densitas jaringan yang dilaluinya. Pada tulang energi yang melalui (penterasi)
jaringan itu lebih sedikit maka akan muncul gambaran berwarna putih atau abu-abu yang
terang. Sedangkan pada cairan serebrospinal dan udara akan menghasilkan gambaran
lebih gelap. Ct Scan dapat memberikan gambaran pada potongan 0,5 -11,3 cm dan
memberikan gambaran akurat pada abnormalitas yang sangat kecil.
Ukuran gambar (piksel) yang didapat pada CT scan adalah radiodensitas. Ukuran
tersebut berkisar antara skala -1024 to +3071 pada skala housfield unit. Hounsfileds
sendiri adalah pengukuran densitas dari jaringan. 2
C. Cara Membaca CT Scan
a. Petunjuk Umum
1. Memastikan foto yang akan dibaca adalah Foto CT Scan
2. Menentukan CT Scan dengan atau tanpa kontras, biasanya pada kasus cedera
kepala tanpa kontras.
3. Menentukan dengan tepat identitas pasien, diagnose, jam dan tanggal pembuatan
sesuai dengan pasien yang ada.
b. Petunjuk Khusus
1. Membaca CT Scan dari lapisan luar kepala menuju ke lapisan dalam.
Scalp Tulang Parenkim
2. Pada pembacaan scalp, mencari adanya cephal hematom, dan tentukan bagian
mana yang terkena
3. Pada pembacaan tulang, mencari adanya tanda fraktur, impresi atau linier,
bedakan dengan garis sutura yang ada
4. Pada pembacaan parenkim, mencari adanya perderahan epidural, subudural,
contusional, intraserebral, intraventrikel, hydrocephalus.
Pada pengukuran adanya perdarahan, yang diperhatikan adalah ketebalan
hematom pada slice yang paling tebal,
Pengukuran volume = jumlah slice x tebal x panjang
2
Semua ukuran dalam cm, yang di foto CT Scan biasanya mm dikonversi menjadi
cm.
Pergeseran / midline shift dapat dihitung dengan menarik garis lurus dari crista
galli ke protuberansia oksipitalis interna, tegak lurus dengan pellucidum.
5. Mencari tanda patah tulang basis, terlihat dari adanya fraktur pada os. Sphenoid,
os.petrosa, os. Paranasalis dan perdarahan sinus.
6. Menentukan tanda edema otak, dapat terlihat dari adanya 3 hal, yaitu :
- melihat system ventrikel yang ada
- melihat system sisterna, terutama sisterna basalis
- melihat adanya perbedaan lapisan white matter dan grey matter
D. Densitas
Hipodens  Gelap
a. Tumor,kista,lemak
Isodens  Intermediet
b. Jaringan Parenkim
Hiperdens  Putih
c. Kontras, Darah atau kalsifikasi

E. Aplikasi Klinis
Pada cranial :
• Evaluasi fraktur wajah atau kranial
• Intracranial hemorrhage
• Deteksi tumor cranial
• Menilai abses intracranial
• Evaluasi fungsi ventriculoperitoneal shunt.
• Pada kepala/leher/wajah/mulut CT scanning digunakan pada rencana operasi
• Evaluasi tumor sinus/nasal/orbital

Gambar 1. CT Scan Kepala Normal


Gambar 2. Fraktur
Gambar 3. Edema serebri
Keterangan :
• Pergeseran dari garis tengah diukur berdasarkan posisi septum pelusidum akibat
pendorongan massa hematoma dan edema serebri
• Menunjukkan adanya potensi herniasi
• Sulkus gyrus menghilang
• Batas gray matter dan white matter kabur atau hilang
• Ventrikel menyempit,
• Gambaran sisterna quadrigemina menyempit atau menghilang
Gambar 4. Perdarahan Intraventrikel

Ketereangan :
• Lesi hiperdens pada thalamus kanan disertai perdarahan intraventrikular pada ventrikel
lateral, ventrikel III dan ventrikel IV disertai hidrosefalus non komunikans
Gambar 5. Epidural Hematom

Gambar 6. Subdural Hematom


DAFTAR PUSTAKA

1. Computer Tomography Scanner. Diunduh dari


http://www.primamedika.com/radiology. Pada tanggal 2 Juli 2016.
2. Computer Tomography Scanner and Magnetic Resonance Imaging. Diunduh dari
http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/328/7441/655. Pada tanggal 2 Juli 2016
3. dr.Pambudi,Pagan.Melaporkan hasil CT Scan pada pasien stroke hemoragik. Diunduh
dari
http://slideplayer.info/slide/2337875/melaporkanhasilctscankepalapadapasienstrokehe
moragik/dr.paganpambudi,Sp.S. Pada tanggal 2 Juli 2016.
4. Traumatic Brain Injury. Departement Surgery oh The University of Arizona.
Diunduh dari http://surgery.arizona.edu/patiens-resources/traumatic-brain-injury.
Pada tanggal 2 Juli 2016.

Anda mungkin juga menyukai