Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KEGIATAN

DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS BUNGORO


KAB. PANGKEP PERIODE FEB 2018 - JUNI 2018

F.5. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT


MENULAR DAN TIDAK MENULAR

I. LATAR BELAKANG

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh


Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu
melalui inhalasi droplet bila penderita batuk, bersin, atau berbicara (Price &
Wilson, 2006). Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, tapi juga dapat
mengenai organ lain seperti kelenjar getah bening, selaput otak, usus, tulang,
ginjal, dan lain-lain (Kasper et al., 2004)
WHO memperkirakan terdapat 480.000 kasus TB MDR di seluruh dunia,
sedangkan kematian akibat TB MDR diperkirakan 190.000 orang pada tahun
2014. WHO dalam Global Tuberculosis Report 2015 melaporkan bahwa
Indonesia termasuk salah satu negara dari 27 negara lainnya di dunia dengan
kasus TB MDR yang cukup banyak dimana terdapat 6800 kasus baru TB MDR
setiap tahunnya. Diperkirakan 1.9% dari kasus TB baru dan 12% dari kasus TB
pengobatan ulang (WHO, 2014).
Berdasarkan grafik penanganan penderita TB mulai 2007 terus mengalami
kenaikan hingga pada 2013. Namun peran serta pemerintah untuk menangani
ependemi TB tersbut pada 2014-2915 kasusnya sudah mulai menurun.  Dinkes
terus berusaha melakukan himbauan dan sosialisasi kepada masyarakat agar
jangan takut memeriksakan diri ke Puskesmas dan klinik apabila mengalami
gejala-gejala TB, sebab apabila terjangkit bisa disembuhkan dan semua gratis
mulai obat sampai perawatannya,

1
Sementara untuk angka notifikasi kasus Case Notification Rate (CNR)
atau jumlah pasien baru ditemukan, kata dia, pada 2014 Kota Makassar tertinggi
mencapai 271 kasus disusul Pare-pare 241 kasus, dan Kabupaten Wajo 231 kasus,
serta Takalar 223 kasus, sementara lainnya diatas 100 kasus.  Sedangkan pada
penemuan kasus Multi Drugs Resisten (MDR) TB berdasarkan data 2011-2015
lanjutnya, cenderung mengalami kenaikan. Pada 2011 mencapai 103 kasus, 2012
ada 258 kasus, 2013 naik menjadi 358 kasus, 2014 naik lagi menjadi 614 kasus
hingga 2015 mencapai 614 kasus. 

II. PERMASALAHAN DIMASYARAKAT

Hingga saat ini, penyakit TBC di Indonesia masih sarat dengan stigma,
sehingga masih menyulitkan dalam pencarian kasus TBC dan tatalaksana yang
tepat. Komplikasi pada penderita TBC seringkali tampak menyeramkan sehingga
ketakutan yang berlebihan pada penderita itu sendiri.
Stigma dan diskriminasi dapat dialami oleh penderita dalam bentuk
penolakan di sekolah, tempat kerja dan dalam kesempatan mendapat pekerjaan.
Sehingga masalah yang ditimbulkan penyakit TBC bukan saja dari segi medis
tetapi juga masalah sosial, ekonomi dan pendidikan.

TBC yang ditemukan sedini mungkin dengan pengobatan yang tepat dan
cepat dapat disembuhkan dengan meminimalisasi kecacatan. Namun apabila
terlambat ditemukan dan diobati dapat menyebabkan komplikasi. Dari penyataan
inilah maka penemuan TBC sedini mungkin adalah hal terbaik untuk mencegah
adanya stigma dan diskriminasi dari masyarakat,
Penularan penyakit TBC dapat melalui percikan batuk atau bersin dari
penderita. Selain itu, penyebarannya sangat tergantung dari beberapa faktor
seperti lingkungan hidup, faktor umur, jenis kelamin, status gizi, dan status sosial
ekonomi

2
III. PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka strategi
pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penyuluhan terhadap
warga masyarakat mengenai penyakit TBC, mulai dari pengertian, gejala,
komplikasi dan pencegahan. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan kulit secara
menyeluruh pada warga dengan mengamati dan memeriksa ada tidaknya batuk
yang lama, atau sering berobat dan tidak pernah sembuh.

IV. PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan penyakit TBC dilakukan di desa
tabo-tabo termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Bungoro. Kegiatan intervensi
dilakukan pada hari jumat 4 mei 2018, bertempat di desa Tabo-Tabo.

V. EVALUASI
Penyuluhan kesehatan mengenai penyakit TBC pada masyarakat, sangat
penting diadakan guna meningkatkan pengetahuan umum terhadap gejala dan
tanda-tanda dari penyakit TBC. Pemeriksaan paru paru yang dilakukan pada
beberapa warga dilakukan pencatatan identitas dan monitoring lanjutan dengan
anjuran pemeriksaan lebih lanjut di Puskesmas Bungoro.

3
LAPORAN KEGIATAN

Nama Peserta dr. Taufiq Hidayat Tanda tangan:

Nama Pendamping dr. Hj. Halima Hafid Tanda tangan:

Nama Wahana Puskesmas Bungoro


Tujuan Pelaksanaan Penyuluhan tentang Penyakit TBC pada masyarakat
Di kelurahan Tabo-tabo
Hari/Tanggal Jumat,04 mei 2018
Waktu 09.30 WITA
Tempat desa Tabo-tabo
Jumlah Peserta 22 orang

Anda mungkin juga menyukai