Anda di halaman 1dari 10

I.

CT SCAN
- Pengertian

CT-Scan (Computed Tomography Scanner) biasa disebut juga Computed Axial Tomography
(CAT) merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang universal untuk
pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti susunan saraf pusat, otot dan tulang, tenggorokan, dan
rongga perut. CT-Scan (Computed Tomography Scanner) pertama kali digunakan pada awal
tahun 1970-an untuk diagnosa kedokteran, Kata “tomography” diperoleh dari yunani tomos
(irisan) dan graphia (gambaran) Teknik diagnosa ini dilakukan dengan melewatkan seberkas
sinar-X terkolimasi (lebar ±2 mm) pada tubuh pasien dan berkas radiasi yang diteruskan
ditangkap oleh suatu sistem detektor. Sumber sinar-X berikut detektor bergerak di suatu bidang
mengitari tubuh pasien. Gambar-gambar ini sangat berguna dalam mendiagnosa berbagai
penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, stroke, kelainan organ reproduktif, dan kelainan
gastrointestinal.

Citra yang dihasilkan CT Scan jauh lebih detail dibanding citra yang diperoleh x-ray
biasa.Berdasarkan perbedaan respon detektor pada berbagai posisi penyinaran kemudian dibuat
suatu rekonstruksi ulang untuk mendapatkan gambar bidang tomografi dari objek (pasien) yang
disinari. Mesin CT Scan berbentuk pipa dengan tempat pasien berbaring di tengahnya.Pemroses
citra (scanner) sendiri terdapat dalam frame pipa tersebut. Saat mesin bekerja,pipa pemroses
citra itu berputar sambil menembakkan sinar rontgen ke arah pasien dari berbagai sudut. Untuk
setiap putaran, sekitar 1.000 gambar bagian dalam pasien diambil. Gambar-gambar ini kemudian
di-compile oleh komputer sehingga menghasilkan gambar cross-sectional bagian dalam tubuh
pasien yang dapat digunakan dalam menganalisa dan mendiagnosa pasien.
CT-Scan hampir dapat digunakan untuk menilai semua organ dalam tubuh, bahkan di
luar negeri sudah digunakan sebagai alat skrining menggantikan foto rontgen dan ultrasonografi.
Dalam pemanfaatannya, CT-Scan sebaiknya digunakan untuk.
1. Menilai kondisi pembuluh darah misalnya pada penyakit jantung koroner, emboli paru,
aneurisma (pembesaran pembuluh darah) aorta dan berbagai kelainan pembuluh darah
lainnya.
2. Menilai tumor atau kanker misalnya metastase (penyebaran kanker), letak kanker, dan jenis
kanker.
3. Kasus trauma/cidera misalnya trauma kepala, trauma tulang belakang dan trauma lainnya
pada kecelakaan. Biasanya harus dilakukan bila timbul penurunan kesadaran, muntah,
pingsan ,atau timbulnya gejala gangguan saraf lainnya.
4. Menilai organ dalam, misalnya pada stroke, gangguan organ pencernaan dll.
5. Membantu proses biopsy jaringan atau proses drainase/pengeluaran cairan yang menumpuk
di tubuh. Disini CT-Scan berperan sebagai “mata” dokter untuk melihat lokasi yang tepat
untuk melakukan tindakan.

- Prinsip dasar

Prinsip dasar CT-Scan hampir sama dengan perangkat radiografi. Pada prinsipnya, kedua

perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan setelah melewati suatu objek

untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik yang digunakan

untuk memperoleh citra dan pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari

teknik radiografi, informasi citra yang ditampilkan oleh CT-Scan tidak tumpang tindih (overlap)

sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang tegak lurus berkas

sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT-Scan dapat menampilkan informasi tampang lintang

obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur
internal obyek sehingga citra yang dihasilkan oleh CT-Scan lebih mudah dianalisis daripada citra

yang dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional.

CT-Scan menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan dengan komputer berdaya

tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh gambaran panampang-lintang

dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara perlahan – lahan

dipindahkan ke dalam cincin CT-Scan. Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat

pengambilan sinar rontgen. Waktu yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai

berkisar dari 45 menit sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT-Scan yang digunakan( waktu ini

termasuk waktu check-in nya).

Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit . Sebelum dilakukan scanning pada

pasien, pasien disarankan tidak makan atau meminum cairan tertentu selama 4 jam sebelum

proses scanning. Bagaimanapun, tergantung pada jenis prosedur, adapula prosedur scanning

yang mengharuskan pasien untuk meminum suatu material cairan kontras yang mana digunakan

untuk melakukan proses scanning khususnya untuk daerah perut.

- Prinsip Fisika pada CT scan

1. Akuisisi Data

Akusisi data berarti kumpulan hasil penghitungan transmisi sinar-X setelah melalui
tubuh pasien. Sekali sinar-X menembus pasien, berkas tersebut diterima oleh detektor
khusus yang menghitung nilai transmisi atau nilai atenuasi (penyerapan)

Penghitungan transmisi yang cukup atau data harus terekam sebagai syarat proses
rekonstruksi. Pada skema kumpulan data yang pertama kali tabung sinar-X dan detektor
bergerak pada garis lurus atau translasi melewati kepala pasien, mengumpulkan hasil
penghitungan transmisi selama pergerakan dari kiri ke kanan. Lalu sinar-X berotasi 1 derajat
dan mulai lagi melewati kepala pasien, kali ini dari kanan ke kiri. Proses gerak translasi-
rotasi-stop-rotasi ini dinamakan scanning yang berulang 180 kali.
Permasalahan dasar yang muncul dengan metode pengambilan data ini adalah
lamanya waktu yang diperlukan untuk mendapat data yang cukup untuk rekonstruksi
gambar. Berikutnya, diperkenalkan skema scanning pasien yang lebih efisien. Sebagai
tambahan, sinyal dari detektor harus dikonversikan menjadi data yang dapat dipakai oleh
komputer untuk menghasilkan gambar.

Tahap pertama pada akuisisi data adalah proses scanning. Selama scanning tabung
sinar-x dan detektor berputar mengelilingi pasien untuk mendapatkan data atenuasi pasien.
Detektor menangkap radiasi yang diteruskan melalui pasien dari beberapa lokasi dan dari
beberapa sudut. Sebagai hasilnya, nilai transmisi relatif atau pengukuran atenuasi dapat
dihitung sebagai berikut:

log 𝐼0
Transmisi relatif = ………….. (1)
𝐼

Dengan log 𝐼0 = Intensitas sinar − X pada tabung

I = Intensitas sinar-X pada detector

Metode akusisi data CT scan ada dua, yaitu:

a. Metode konvensional slice by slice atau metode aksial. Prinsipnya, tabung


sinar–x dan detektor bergerak mengelilingi pasien dan mengumpulkan data
proyeksi pasien. Saat pengambilan data proyeksi, posisi meja berhenti.
Kemudian meja pasien bergerak untuk menuju posisi kedua dan dilakukan
proses scanning berikutnya. Demikian seterusnya.

b. Metode spiral atau helical. Pada metode ini tabung sinar–X bergerak
mengelilingi pasien yang juga bergerak. Pada metode ini, berkas sinar-x
membentuk pola spiral atau helical. Data untuk rekonstruksi citra pada
setiap slice diperoleh dengan interpolasi. Teknik ini memiliki kelebihan
dalam waktu yang relatif cepat.
Sinar-X yang mengalami atenuasi setelah menembus objek akan ditangkap oleh
detektor yang berhadapan dengan sumber sinar dan terletak di belakang objek. Pada saat
yang bersamaan detektor menerima berkas sinar-X yang langsung berasal dari sumber,
berkas radiasi tersebut oleh detektor diubah dalam bentuk sinyal listrik yang akhirnya oleh
analog digital converter diubah dalam bentuk digital. Selanjutnya data tersebut dikirim ke
komputer dan melalui proses matematis data-data tersebut direkonstruksi dan ditampilkan
kembali pada layar monitor berupa citra dengan skala keabuan.

2. Pengolahan data
Suatu sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh X-ray didadapatkan dari
perubahan posisi dari tabung X-ray, hal ini juga dipengaruhi oleh collimator dan detektor.
Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian dikonversi menjadi arus
listrik yang kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk sinyal melaui proses
berikut :

3. Rekonstruksi citra, representasi citra dan penyimpanan.

Setelah detektor mendapatkan penghitungan transmisi yang cukup, data dikirim ke


komputer untuk proses selanjutnya. Komputer menggunakan teknik matematika khusus
untuk merekonstruksi gambar CT pada beberapa tahap yang dinamakan rekonstruksi
algoritma. Sebagai contoh, rekonstruksi algoritma yang dipakai oleh Hounsfield dalam
mengembangkan CT Scan pertama dikenal dengan algebraic reconstruction technique.

Suatu komputer berperan sentral dalam proses pembentukan gambar CT. Secara
umum, terdiri atas komputer mini dan mikroprosesor yang terkait dalam melakukan fungsi-
fungsi tertentu. Pada beberapa CT Scan, detektor mampu melakukan perhitungan yang
sangat cepat dan mikroprosesor khusus melakukan operasi pemrosesan gambar.Banyak
metode yang dapat digunakan untuk merekonstruksi gambar tomografi, mulai dari back
projection sampai konvolusi..Metode back projection banyak digunakan dalam bidang
kedokteran. Metode ini menggunakan pembagian pixel-pixel yang kecil dari suatu irisan
melintang. Pixel didasarkan pada nilai absorbsi linier. Kemudian pixel-pixel ini disusun
menjadi sebuah profil dan terbentuklah sebuah matrik. Rekonstruksi dilakukan dengan jalan
saling menambah antar elemen matrik.Untuk mendapatkan gambar rekonstruksi yang lebih
baik, maka digunakan metode konvolusi. Proses rekonstruksi dari konvolusi dapat
dinyatakan dalam bentukmatematik yaitu transformasi Fourier.Dengan menggunakan
konvolusidan transformasi Fourier, maka bayangan radiologi dapat dimanipulasi dan
dikoreksi sehingga dihasilkan gambar yang lebih baik. Rekonstruksi matriks adalah deretan
baris dan kolom dari picture element (pixel) dalam proses perekonstruksian gambar.
Rekonstruksi matriks ini merupakan salah satu struktur elemen dalam memori komputer
yang berfungsi untuk merekonstruksi gambar. Jumlah ukuran matriks yang dapat digunakan
yaitu 80 x 80, 128 x 128, 256 x 256, 512 x 512 dan 1024 x 1024. Rekonstruksi matriks ini
berpengaruh terhadap resolusi gambar yang akan dihasilkan. Semakin tinggi matriks yang
dipakai, maka semakin tinggi resolusi yang akan dihasilkan.

Rekonstruksi algorithma adalah prosedur matematis (algorithma) yang digunakan


dalam merekonstruksi gambar. Ada 3 rekonstruksi dasar algoritma yang digunakan pada CT
kepala, cervikal dan tulang belakang.

a. Algoritma standar
Standar algoritma menyediakan resolusi kontras yang baik dan oleh sebab itu algoritma
ini menjadi pilihan untuk pemeriksaan brain. Selain itu juga berguna untuk soft tissue pada
kepala, wajah, dan tulang belakang.

b. Bone algoritma
Bone algoritma membantu meningkatkan spatial resolusi tetapi menghasilkan resolusi
kontras yang buruk. Akibatnya, jenisalgoritma ini hanya digunakan pada area dengan
densitas jaringan yang tinggi seperti Sinus paranasal atau tulang temporal.

c. Detail algoritma
Detail algoritma memberikan cukup resolusi kontras dengan batas tepi yang baik. Oleh
karena itu dapat digunakan untuk memperoleh definisi yang lebih baik antar jaringan,
terutama pada leher dan wajah. Segmentasiseringkali dalam pemrosesan ataupun visualisasi
gambar-gambar medikal, diperlukan ekstraksi dari suatu bagian tertentu dalam gambar
tersebut. Bagian tertentu tersebut dikenal dengan sebutan Region of Interest (ROI) atau
Volume of Interest (VOI). Proses ekstraksi ROI atau VOI itu juga disebut segmentasi
gambar. Dalam aplikasi klinis, segmentasi gambar diperlukan untuk mengukur volume suatu
penyakit seperti tumor, maupun untuk memeriksa struktur anatomi tubuh. Salah satu metode
dalam segmentasi gambar yang banyak digunakan adalah dengan memanfaatkan edge
detection, yaitu mendeteksi garis tepi suatu bagian dalam gambar, karena umumnya garis
tepi dari suatu bagian memiliki intensitas yang cukup berbeda dari intensitas pixel di
sekitarnya. Active contour, atau snake, dapat digunakan untuk mendeteksi pinggiran suatu
bagian dari gambar. Representasi matematis dari snake adalah sebagai berikut:

di mana v(s) adalah kurva untuk mendeteksi pinggiran bagian dalam gambar. Eint adalah
energi internal dari kurva yang mempertahankan kemulusan dari kurva tersebut dan
dinyatakan sebagai:

Eimage adalah energi eksternal yang menarik kurva mendekati pinggiran dari obyek.
Gradien dari sebuah gambar dapat digunakan sebagai energi tersebut. Econ adalah energi
tambahan yang dapat ditambahkan oleh pengguna untuk menarik kurva ke suatu bagian
gambar tertentu. Salah satu kelemahan dari metode edge detection tersebut adalah
diperlukannya inisialisasi kurva yang cukup dekat dengan pinggiran suatu obyek yang akan
dideteksi. Metode lain yang tidak memerlukan inisialisasi kurva adalah dengan
menggunakan threshold/batas untuk mendapatkan suatu bagian/obyek dari sebuah gambar.
Metode ini dapat dijelaskan sebagai berikut: misalkan nilai intensitas suatu obyek yang akan
disegmen berada pada selang [tj1, tj2], maka berdasarkan gambar yang akan disegmen, akan
dibuat gambar baru dengan pixel pi, di mana
di mana qi adalah nilai pixel index i pada gambar asli, dimana gambar yang
digunakan adalah grayscale.

Setelah komputer melakukan proses rekonstruksi gambar, hasil gambar tersebut bias
ditampilkan dan disimpan untuk nantinya dianalisis ulang. Biasanya gambar ditampilkan
pada cathode ray tube (CRT), meski teknologi tampilan gambar lainsekarang juga tersedia;
seperti teknologi layar sentuh untuk pengaturan scan dankontrol pada beberapa CT Scan.
Namun begitu, CRT tetap merupakan alat terbaik untuk menampilkan gambar gray
scale.Monitor bersatu dengan konsul kontrolyang memungkinkan radiografer
(operatorkonsul) dan radiologis (physician konsul) memanipulasi, menyimpan dan merekam
gambar. Manipulasi gambar menjadi popular pada CT, dan banyak software computer
tersedia. Gambar-gambar dapat dimodifikasi untuk membuatnya lebih bermakna bagi yang
melihat. Seperti gambar irisan axial bisa dijadikan irisan coronal, sagital dan
paraxial(reformat).Gambar juga bisa diberi perlakuan smoothing (melembutkan),edge
enhancement, manipulasi gray scale dan proses tiga dimensi.Gambar bisa direkam dan
selanjutnya disimpan dalam beberapa format data. Biasanya dalam bentuk film sinar-X
karena memiliki rentang gray scale yang lebar dibanding film biasa. Beberapa model
perekaman seperti multiformat video camera juga dipakai, meski sekarang ini laser kamera
dikembangkan dan lazimdipakai di radiologi.

Gambar CT dapat disimpan dalam pita magnetik dan cakram magnetik. Saat ini,
teknologi penyimpanan optik telahmenambah dimensi penyimpanan informasi dari CT
Scan. Pada penyimpanan optik, data yang terekam dibaca oleh sinar laser. Pada kasus ini
penyimpanannya bias disebut laser storage. Media penyimpanan optik seperti disket, pita
kaset dan kartu (lihat bab 7).Pada CT, komunikasi bermakna transmisi elektronik data
berupa tulisan dan gambar dari CT Scan ke alat lain seperti laser printer, diagnostic
workstation, layar monitor di radiologi, ICU, kamar operasi dan trauma di RS; dan komputer
di luar RS. Komunikasi elektronik pada CT perlu protokol standar yang memungkinkan
koneksitas (networking) antar modalitas (CT, MRI, digital radiography danfluoroscopy) dan
peralatan multivendor

Anda mungkin juga menyukai