Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH GANGGUAN SISTEM RESPIRASI

OLEH :

KELOMPOK : V (LIMA)
NAMA ANGGOTA:
1.AYU SUNDARI (O1A122201)
2.AUREL WIDYA MEISYAROH (O1A122200)
3.ARINI ANGRENI (O1A122199)
4.DEA PRATIWI (O1A122203)
5.DESWITA PRATIWI (O1A122204)
6.DEVINTHA VIRANI (O1A122205)
7.ANNISA HILMI SALSABILAH (O1A122197)
8.AZZAHRA WULANINGRUM (O1A122202)
9.DIAN MARSALIA (O1A122206)
10.APRILIA QONITA AYU PRADINI (O1A122198)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASIH

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN


Sistem pernapasan merupakan peristiwa inspirasi atau memasok oksigen (O2) dari luar tubuh ke
jaringan dan ekspirasi atau mengeluarkan sisa oksidasi dari sel-sel yang tidak diperlukan (CO2)
ke luar tubuh. Oksigen yang diperlukan tubuh untuk proses respirasi sejumlah 21% dari seluruh
gas yang ada. Saluran pernapasan bagian bawah terdiri dari trakea, mainstem bronchi,
segmental bronchi, subsegmental bronchioles, terminal bronchioles, and alveoli Infeksi
saluran pernapasan bawah termasuk influenza, bronkiolitis, bronkitis, dan pneumonia.
Respiratory rate merupakan tanda klinis untuk mendiagnosis infeksi saluran pernapasan bawah
akut pada anak yang batuk dan bernapas dengan cepat. Adanya tarikan dinding dada bagian
bawah mengidentifikasi penyakit yang lebih parah.

B. PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA PENYAKIT PERNAPASAN

1. Metode Morfologi
a. Radiologi
Dada (toraks) merupakan bagian ideal untuk pemeriksaan radiologi. Parenkim paru-paru
yang berisi udara memberikan resistensi yang kecil terhadap jalannya sinar X. sehingga
parenkim memberikan bayangan yang sangat memancar. Bagian yang lebih padat udara
akan sukar ditembus sinar X, sehingga bayangannya lebih padat. Benda yang lebih padat
akan memberikan kesan berwarna lebih putih daripada bagian yang berbentuk udara jika
dilihat pada lembar hasil radiologi dada.

b. Bronkoskopi

Bronkoskopi merupakan teknik yang memungkinkan visualisasi langsung trakhea dan


cabang-cabang utamanya, Cara ini paling sering digunakan untuk memastikan diagnosis
karsinoma bronkogenik, tetapi dapat juga digunakan untuk membuang benda asing. Setelah
bronkoskopi, pasien tidak boleh makan atau minum minimum.

c. Pemeriksaan Biopsi Contoh jaringan untuk pemeriksaan biopsi dapat diperoleh dari
saluran pernapasan bagian atas atau bawah dengan menggunakan teknik endoskopi yang
memakai laringoskop atau bronkoskop. Manfaat biopsi paru-paru terutama berkaitan
dengan penyakit paru-paru yang bersifat menyebar yang tak dapat didiagnosis dengan cara
lain.

d. Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum bersifat mikroskopik dan penting untuk diagnosis etiologi berbagai
penyakit pernapasan. Pemeriksaan mikroskopik dapat menjelaskan organisme penyebab
penyakit pada berbagai pneumonia bakterial, tuberkulosa, serta berbagai jenis infeksi
jamur. Pemeriksaan sitologi eksfoliatif pada sputum dapat membantu diagnosis karsinoma
paru-paru. Waktu terbaik pengumpulan sputum adalah setelah bangun tidur karena sekresi
abnormal bronkus cenderung berkumpul pada waktu tidur.

2. Metode Fisiologis

Tes fungsi paru-paru yang menggunakan spirometer akan menghasilkan gambaran fungsi
paru-paru seperti berikut:

a. Volume Alun Napas (Tidal Volume-TV) Volume alun napas yaitu volume udara yang masuk
dan keluar paru-paru pada pernapasan biasa dalam keadaan istirahat (N= + 500 ml).

b. Volume Cadangan Inspirasi (Inspiration Reserve Volume-IRV) Volume cadangan inspirasi


yaitu volume udara yang masih dapat masuk ke dalam paru-paru pada inspirasi maksimal
setelah inspirasi secara biasa Volume cadangan inspirasi pada laki-laki dan perempuan
berbeda. Pada laki-laki (L) sebesar ± 3300 ml, sedangkan pada perempuan (P) sebesar +
1900 ml.

c. Volume Residu (Residual Volume-RV)

Volume residu yaitu udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah ekspirasi maksimal
(L= +1200 ml, P=+1100 ml). Jika TV, IRV, ERV, dan RV dijumlahkan akan diperoleh volume
maksimum yang merupakan kapasitas maksimal paru-paru saat berkembang. Jika besar dua
jenis volume atau lebih dijumlahkan dalam satu kesatuan, maka dinamakan kapasitas
pulmonal. Selain itu, terdapat pula yang dinamakan volume kolaps dan volume minimal.
Volume kolaps adalah volume paru-paru jika mengalami kolaps. Volume minimal adalah
volume ketika paru-paru kolaps dan tidak bisa dikeluarkan lagi dengan cara apa pun.

d. Kapasitas Inspirasi (Inspiration Capacity-IC) Kapasitas inspirasi yaitu jumlah udara yang
dapat dimasukkan ke dalam paru-paru setelah akhir ekspirasi secara biasa (IC = IRV + TV),
Kapasitas tersebut menunjukkan banyaknya udara yang dapat dihirup setelah taraf ekspirasi
secara biasa hingga pengembangan paru-paru secara maksimal.

e. Kapasitas Residu Fungsional (Functional Residual Capacity-FRC) Kapasitas residu


fungsional yaitu jumlah udara di dalam paru-paru pada akhir ekspirasi secara biasa
(FRC=ERV + RV). Kapasitas tersebut bermakna untuk mempertahankan kadar O, dan CO
yang relatif stabil di alveoli selama proses inspirasi dan ekspirasi.

f. Kapasitas Vital (Vital Capacity-VC)

Kapasitas vital yaitu volume udara maksimal yang dapat masuk dan keluar paru-paru selama
satu siklus pernapasan yaitu setelah inspirasi maksimal dan ekspirasi maksimal. (VC IRV+TV+
ERV). Kapasitas tersebut bermakna untuk menggambarkan kemampuan pengembangan
paru-paru dan dada.
g. Ruang Rugi (Anatomical Dead Space)

Ruang rugi yaitu area di sepanjang saluran napas yang tidak terlibat proses pertukaran gas
(+ 150 ml). Tidal volume pada pria sejumlah 500 ml, maka yang mengalami pertukaran gas
hanya ± 350 ml karena 150 ml berada dalam ruang rugi.

h. Frekuensi Napas (f)

Frekuensi napas yaitu jumlah pernapasan yang dilakukan per menit. Kecepatan pernapasan
dalam keadaan istirahat sekitar 15 kali per menit. Masing-masing volume dan kapasitas
paru-paru memiliki makna yang berbeda untuk menggambarkan kondisi paru-paru
seseorang. Besar volume dan kapasitas paru-paru berubah bila posisi tubuh berganti. Secara
umum, volume dan kapasitas paru-paru akan menurun bila seseorang berbaring dan
meningkat saat berdiri. Penurunan tersebut dikarenakan isi perut menekan ke atas atau ke
diafragma, sedangkan volume darah paru- paru justru meningkat. Oleh karena itu, ruangan
yang dapat diisi oleh udara dalam paru-paru menjadi berkurang.

i. Analisis Gas Darah (Analysis Blood Gasses--ABGs)

Sampel darah yang akan dianalisis dengan menggunakan tes ini merupakan darah arteri
yang biasa digunakan yaitu arteri radialis karena mudah diambil.

C. TANDA DAN GEJALA PADA PENYAKIT PERNAPASAN

D. POLA OBSTRUKTIF PADA PENYAKIT PERNAPASAN


1. Penyakit Paru Obstrukstif Kronik
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dapat ditandai dengan obstruksi jalan
nafas yang buruk dengan pemeriksaan menggunakan spirometri, termasuk obstruksi
jalan nafas (bronkiolitis obstuktif kronik dan emfisema) yang menyebabkan terjadinya
penyempitan pada saluran pernafasan sehinggapenderita mengalami sesak nafas. Secara
umum, faktor resiko dari PPOK adalah merokok, serta polusi udara di lingkungan. PPOK
dapat ditandai dengan gejala pernafasan seperti batukberdahak, sesak nafas setelah
beraktivitas, atau infeksi saluran pernafasan bawah yang bertahan lama (> 2 minggu)
Gejala yang terjadi dapat bertahan lama dan menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien
dengan PPOK PPOK sering dikaitkan denganperadangan kronis pada saluran pernafasan.
Tingkat peradangan akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah makrofag,
neutrofil, dan limfosit dalam paru-paru. Asap rokok, polusi udara akan mengaktifkan respon
imun, dimana respon imun ini akan menyebabkan peningkatan jumlah neutrofil dan
makrofag di paru-paru serta aktivasi jalan nafas dan sekresi lendir. Respon imun adaptif
selanjutnya akan menyebabkan peningkatan sel limfosit T dan B dan memperkuat inflamasi:
Penyakit Paru Obstruksi Kronik atau sering disingkat PPOK merupakan suatu istilah yang
sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama. Penyakit ini
menghalangi aliran udara sehingga menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam
bernafas.Batu kronik dengan atau tanpa dahak yang tidak kunjung sembuh.Mengi atau
sesak napas yang disertai dengan bunyi.Rasa berat di dada.Penurunan berat badan.Lemas
atau kehilangan kemampuan/produktivitas.

2. Bronkhitis kronik
Bronkitis kronis adalah peradangan pada saluran bronkus yang umumnya berlangsung
selama 3 bulan atau terjadi beberapa kali dalam 2 tahun. Bronkitis kronis merupakan salah
satu jenis penyakit paru yang termasuk ke dalam Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
Bronkitis kronis ditandai dengan batuk yang hampir muncul setiap hari dalam kurun waktu
minimal 3 bulan dalam 1 tahun dan selama 2 tahun berturut-turut. Batuk juga bukan
disebabkan oleh TBC atau penyakit paru-paru lainnya.
Gejala lain dari bronkitis kronis yang umum terjadi meliputi:
Batuk disertai lendir berwarna kuning, hijau, atau putih Napas berbunyi atau
mengi,Nyeri dada,Mudah lelah,Sesak napas,Hidung tersumbat,Sakit kepala
Kuku, bibir, atau kulit berwarna kebiruan Patofisiologi

3. Bronkitis kronis diduga disebabkan oleh Asma


Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan
elemennya. Inflamasi terus menerus menyebabkan hiperresponsif yang meningkat pada
jalan napas sehingga timbul gejala episodik berulang berupa sesak napas, dada terasa
berat,mengi, dan terutama malam dan atau siang hari.
Asma adalah gangguan pada organ pernapasan berupa penyempitan saluran pernapasan
akibat reaksi
terhadap suatu rangsangan tertentu. Gejala-gejala awal dari serangan asma yaitu:
1) Perubahan dalam pola pernapasan;
2) Bersin-bersin;
3) Perubahan suasana hati;
4) Hidung mampat;
5) Batuk;
6) Gatal-gatal pada tenggorokan;
7) Sering merasa capek;
8) Lingkaran hitam di bawah mata;
9) Susah tidur;
10) Turunnya toleransi tubuh terhadap kegiatan olahraga.
Gejala-gejala asma akut memberi indikasi bahwa suatu serangan asma sedang terjadi.
Gejalanya
meliputi:
1) Napas berat;
2) Batuk-batuk;
3) Napas pendek tersengal-sengal;
4) Sesak dada;
Hal-hal di atas menunjukkan bahwa perubahan telah terjadi pada saluran pernapasan dan
aliran udara terhambat. Penderita asma mengalami beberapa atau semua gejala di atas
pada suatu serangan.kelebihan produksi dan hipersekresi lendir oleh sel goblet. Sel-sel
epitel yang melapisi jalan napas merespon racun, rangsangan menular dengan melepaskan
mediator inflamasi seperti interleukin 8, faktor perangsang koloni, dan sitokin pro-inflamasi
lainnya. Ada juga penurunan terkait pelepasan zat pengatur seperti enzim pengubah
angiotensin dan endopeptidase netral. Epitel alveolar adalah target sekaligus inisiator
proses inflamasi pada bronkitis kronis. Selama eksaserbasi akut bronkitis kronis, membran
mukosa bronkial menjadi hiperemik dan edema dengan fungsi mukosiliar bronkial
berkurang. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan hambatan aliran udara karena obstruksi
lumen ke saluran udara kecil. Saluran udara menjadi tersumbat oleh puing-puing, dan ini
semakin meningkatkan iritasi. Batuk khas bronkitis disebabkan oleh sekresi lendir yang
berlebihan pada bronkitis kronis.[3]
: Etiologi
Ada banyak penyebab bronkitis kronis yang diketahui, namun faktor penyebab yang paling
utama adalah paparan asap rokok, baik karena perokok aktif maupun penghirupan pasif.
Banyak iritasi yang terhirup ke saluran pernapasan, seperti kabut asap, polutan industri, dan
bahan kimia beracun, dapat menyebabkan bronkitis kronis. Meskipun infeksi bakteri dan
virus biasanya menyebabkan bronkitis akut, paparan berulang terhadap infeksi dapat
menyebabkan bronkitis kronis
4. Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah kelainan kronik yang ditandai dengan dilatasi bronkus secara
permanen, disertai proses inflamasi pada dinding bronkus dan parenkim paru
sekitarnya.Manifestasi klinis primer bronkiektasis adalah terjadinya infeksi yang
berulang,kronis, atau refrakter, dengan gejala sisa yang terjadi adalah batuk darah,
obstruksi saluran napas kronis, dan gangguan bernapas secara progresif
Secara morfologis bronkiektasis dibagi 3 tipe: (1) Bronkiektasis silindris atau tubular,
ditandai dengan dilatasi saluran napas. (2) Bronkiektasis varikosa (dinamai demikian karena
gambarannya mirip dengan vena varikosa), ditandai dengan area konstriktif fokal disertai
dengan dilatasi saluran napas sebagai akibat dari defek pada dinding bronkial.
(3)Bronkiektasis kistik atau sakular, ditandai dengan dilatasi progresif saluran napas yang
berakhir pada kista ukuran besar, sakula, atau gambaran grape-like clusters
5. Fibrosis kistik
Patofisiologi cystic fibrosis (fibrosis kistik) disebabkan oleh mutasi pada gen penghasil
protein cystic fibrosis transmembrane conductance regulator (CFTR). Protein CFTR berfungsi
mengatur pergerakan ion klorida dan natrium melintasi membran sel epitel Etiologi cystic
fibrosis adalah genetik secara recessive autosomal. Gen yang bertanggung jawab terhadap
terjadinya cystic fibrosis telah diidentifikasi pada tahun 1989 sebagai cystic fibrosis
transmembrane-conductance regulator glycoprotein (CFTR gene), yang terletak pada lengan
panjang kromosom no 7. Para ilmuwan telah menemukan lebih dari 1.700 mutasi berbeda
pada gen CFTR yang dapat menyebabkan cystic fibrosis.
Etiologi cystic fibrosis adalah genetik secara recessive autosomal. Gen yang bertanggung
jawab terhadap terjadinya cystic fibrosis telah diidentifikasi pada tahun 1989 sebagai cystic
fibrosis transmembrane-conductance regulator glycoprotein (CFTR gene), yang terletak
pada lengan panjang kromosom no 7. Para ilmuwan telah menemukan lebih dari 1.700
mutasi berbeda pada gen CFTR yang dapat menyebabkan cystic fibrosis.
6. Emfisema
Emfisema adalah bagian dari penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), yang merupakan
penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang
bersifat progresif nonreversibel atau separuh reversibel.

E. PENYAKIT PERNAPASAN RESTRIKTIF


1. Penyakit Ekstrapulmonal
2. Penyakit pleura dan parenkim

3. Atelektasis
Atelektasis merupakan salah satu komplikasi dari cerbral palsy, ini dikarenakan anak dengan
kondisi cp hampir semuanya memiliki level aktivitas yang rendah dibandingkan anak anak
biasanya. Jika aktivitas gerak rendah, pada tubuh tidak bergerak secara optimal sangkar
thorax sulit mengembang dan mengempis dengan penuh dan rileks. Selain itu, anak cerebral
palsy juga dapat disebabkan oleh kelainan saat dalam masa kehamilan, adhesif atelektasis,
respiratory distress syndrome pada bayi baru lahir Atelektasis yang terjadi pada anak
cerebral palsy pada karya tulis ilmiah ini diakibatkan oleh radang paru-paru, jika terjadi
penyumbatan dalam salura nafas maka udara di dalam alveoli akan terserap ke dalam aliran
darah sehingga alveoli menciut dan memadat.

4. Pneumotoraks
F. PENYAKIT KARDIOVASKULER DAN PARU
1. Emboli paru
Emboli paru merupakan salah satu kegawatdaruratan pada bidang kardiovaskular yang
cukup sering terjadi. Emboli paru merupakan peristiwa infark jaringan paru akibat
tersumbatnya pembuluh darah arteri pulmonalis akibat peristiwa emboli. Oklusi pada arteri
pulmonal dapat menimbulkan tanda gejala yang beragam, dari keadaan yang asimptomatik
hingga keadaan yang mengancam nyawa, seperti hipotensi, shok kardiogenik, hingga henti
jantung tiba-tiba.Beberapa penyebab utama dari sebuah kejadian emboli paru merupakan
tromboemboli vena, tetapi penyebab lain seperti emboli udara, emboli lemak, cairan
amnion, fragmen tumor, dan sepsis masih mungkin terjadi.1 Diagnosis dini penting untuk
ditegakkan karena tatalaksana dan intervensi harus segera dilakukan. Bergantung dari gejala
klinisnya, terapi awal bertujuan utama untuk mengembalikan aliran darah pada daerah yang
mengalami oklusi atau untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih buruk. Pencegahan
sekunder memiliki peran sama pentingnya dengan terapi awal, sehingga
angka rekurensi emboli paru dapat menurun.Kebanyakan tanda dan gejala klinis yang
ditampilkan oleh emboli paru bersifat tidak spesifik dan dapat menjadi manifestasi dari
penyakit lainnya, seperti infark miokard dan pneumonia. Emboli paru dapat bersifat
asimptomatik hingga mengancam nyawa dengan tanda dan gejala dispnea berat, sinkop,
dan sianosis. Emboli paru juga dapat disertai dengan tachypnea, takikardia, ronki,
hemoptisis, batuk, dan nyeri pleuritik. Nyeri pleuritik terjadi apabila emboli paru
menyerang arteri pulmonalis bagian distal yang berdekatan dengan pleura.4 Berikut ini
merupakan tanda gejala emboli paru beserta dengan frekuensi terjadinya.
Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis emboli paru, perlu ditunjang dengan anamnesa, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium, dan imaging. Pemeriksaan laboratorium rutin tidak dapat
menegakkan diagnosis emboli paru, tetapi dapat dipergunakan untuk menilai kemajuan
terapi dan menilai kemungkinan diagnosis lainnya. Pada emboli paru dapat ditemukan
leukositosis lebih dari 20.000/mm3, hipoksemia akibat shunting dan penurunan ventilasi
dan penurunan tekanan parsial CO2 kurang dari 35 mmHg akibat mekanisme hiperventilasi.
Selain itu dapat ditemukan peningkatan kadar plasma D-dimer akibat proses fibrolisis
endogen yang dilepas di sirkulasi saat ditemukan adanya bekuan.Pemeriksaan ini memiliki
sensitivitas yang tinggi mencapai 94% tetapi spesifitias yang rendah (45%) karena D-dimer
juga dilepaskan pada keadaan lain seperti kanker, inflamasi, infeksi, nekrosis, dan diseksi
aorta. Apabila kadar D-dimer normal, maka diagnosis emboli paru dapat di singkirkan.

2. Edema paru
Edema paru didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi perpindahan cairan dari
vaskular paru ke interstisial dan alveoli paru.
1.Pada edema paru terdapat penimbunan cairan serosa atau serosanguinosa secara
berlebihan di dalam ruang interstisial dan alveoli paru. Edema yang terjadi akut dan luas
sering disusul oleh kematian dalam waktu singkat.
2. Edema paru dapat diklasifikasikan
sebagai edema paru kardiogenik dan edema paru non-kardiogenik.Edema paru kardiogenik
disebabkan oleh peningkatan tekanan hidrostatik kapiler paru yang dapat terjadi akibat
perfusi berlebihan baik dari infus darah maupun produk darah dan cairan lainnya,sedangkan
edema paru nonkardiogenik disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler paru antara
lain padapasca transplantasi paru dan reekspansi edema paru, termasuk cedera iskemia
reperfusi-dimediasi.

3. KOR Pulmonale
G. GAGAL NAPAS
1. Gagal napas akut
Patofisiologi gagal napas akut adalah ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi paru yang
menyebabkan hipoksemia atau peningkatan produksi karbon dioksida dan gangguan
pembuangan karbon dioksida yang menyebabkan hiperkapnia.
Etiologi gagal napas akut dapat dikelompokkan berdasarkan kategori penyakitnya, sebagian
etiologi dapat menyebabkan hipoksemia dan hiperkapnia sekaligus

2. Sindrom gawat napa akut


sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) terjadi ketika cairan menumpuk di kantung
udara kecil yang elastis (alveoli) di paru-paru
Gejala sindrom gejala napas akut Sesak napas. Tekanan darah rendah (hipotensi) Tubuh
terasa sangat lelah. Keringat dingin secara berlebihan. Patofisiologi Sindrom Distres
Pernapasan Akut / Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) terjadi akibat inflamasi
sistemik dan lokal yang menyebabkan kerusakan jaringan paru, sehingga terjadi gangguan
pertukaran gas,dan penurunan komplians paru,
Etiologi Sindrom Distres Pernapasan Akut / Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
lokal misalnya pneumonia dan trauma paru.

H. Penyakit infeksi saluran napas


1. ISPA
Pengertian ISPA.ISPA merupakan singkatan dari infeksi pernafasan akut, istilah ini diadaptasi
dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga
unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut:
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
a. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis
mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasu
jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan
paru termasuk dalam saluran pernafasan
b. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil
untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan
dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.

2. Etiologi Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti bakteri, virus dan
riketsia. ISPA bagian atas disebabkan oleh virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat
disebabkan oleh bakteri dan virus. ISPA bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri
umumnya mempunyai manifestasi klinis yang berat sehingga menimbulkan beberapa
masalah dalam penganannya. Etiologi ISPA terdiri dari 300 jenis bakteri,virus dan riketsia.
Bakteri penyebab ISPA antaralain Genus streptokokus, Pneumokokus, Hemofilus, Bordetella
dan Corinebacterium. Sedangkan virus penyebab ISPA antaralain golongan
Miksovirus,Adenovirus, Koronavirus, Mikoplasma, Hervesvirus dll. Disamping beberapa
penyebab ISPA secara langsung diatas, ada juga yang bersifat tidak langsung diantaranya
a. Tingkat pendidikan dan pengetahuan Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi
perilaku individu, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin tinggi kesadaran dan
pemahamannya tentang perawatan pada anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan dan berupaya untuk tetap mempertahankan status kesehatan yg lebih
optimal.

2. ISPB
Infeksi Saluran Pernapasan Bawah (ISPB) merupakan penyakit akut (durasi < 21 hari) dengan
gejala utama berupa batuk, dan disertai minimal satu gejala dari saluran napas bawah
(misal, demam, produksi sputum, sesak napas, mengi atau nyeri dada) dan tidak ada alasan
lain yang menyebabkan gejala-gejala tersebut. Definisi ini mencakup pneumonia, bronkitis
akut, dan eksaserbasi pada penyakit saluran napas infektif.
Patofisiologi infeksi saluran pernapasan bawah (ISPB) diawali dengan masuknya patogen
melalui proses inhalasi, aspirasi, ataupun penyebaran secara hematogen. Patogen akan
berinokulasi dan multiplikasi pada epitel saluran pernapasan kemudian menimbulkan reaksi
inflamasi dan respon sistemik. Reaksi inflamasi pada saluran pernapasan tersebut akan
menimbulkan gejala seperti batuk produktif, sesak, dan perubahan bunyi napas. Respon
sistemik yang paling sering muncul adalah demam.

3. Pneumonia bakterial
Pneumonia bakterial berupa: pneumonia bakterial tipe tipikal yang terutama mengenal
parenkim paru dalam bentuk bronkopneumonia dan pneumonia lobar serta pneumonia
bakterial tipe campuran atipikal yaitu perjalanan penyakit ringan dan jarang disertai
konsolidasi paru.Pneumonia adalah infeksi radang parenkim paru yang disebabkan karena
infeksi mikroorganisme. Infeksi yang didapat dari masyarakat disebut dengan pneumonia
komunitas merupakan infeksi yang paling serius. Pneumonia bakterial berupa: pneumonia
bakterial tipe tipikal yang terutama mengenal parenkim paru dalam bentuk
bronkopneumonia dan pneumonia lobar serta pneumonia bakterial tipe campuran atipikal
yaitu perjalanan penyakit ringan dan jarang disertai konsolidasi paru.Pneumonia adalah
infeksi radang parenkim paru yang disebabkan karena infeksi mikroorganisme. Infeksi
yang didapat dari masyarakat disebut dengan pneumonia komunitas merupakan infeksi
yang paling serius.

I. TUMOR GANAS PARU


Tanda dan gejalanya Sesak napas disertai mengi. Suara menjadi serak. Batuk terus-menerus,
terkadang disertai dahak dan darah. Rasa nyeri pada dada.
Patofisiologi tumor ganas paru dikaitkan dengan paparan zat karsinogenik, termasuk tembakau
dalam rokok Etiologi tumor ganas paru belum diketahui secara pasti, tetapi faktor"nya seperti
lingkungan, genetik, serta agen infeksi.

J. TUBERKULOSIS PARU
TUBERKULOSIS PARU
Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium
tuberculosis. Tuberkulosis paru termasuk suatu pneumonia, yaitu pneumonia yang disebabkan
oleh M. tuberculosis. Tuberkulosis paru mencakup 80% dari keseluruhan kejadian penyakit
tuberkulosis, sedangkan 20% selebihnya merupakan tuberkulosis ekstrapulmonar. Diperkirakan
bahwa sepertiga penduduk dunia pernah terinfeksi kuman M. tuberculosis.
Epidemiologi
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang sejarahnya dapat di- lacak sampai ribuan
tahun sebelum masehi. Sejak zaman purba, penyakit ini dikenal sebagai penyebab kematian
yang menakutkan. Sampai pada saat Robert Koch menemukan penyebabnya, penyakit ini masih
termasuk penyakit yang mematikan. Istilah saat itu untuk penyakit yang mematikan ini adalah
"consumption". Gambar 8.6 adalah gambar poster kampanye pemberantasan tuberkulosis di
Amerika Serikat pada tahun 1915. Saat itu, masih dianut paham bahwa penularan TB adalah
melalui kebiasaan meludah di sembarang tempat dan ditularkan melalui debu dan lalat. Hingga
tahun 1960, paham ini masih dianut di Indonesia.
Diagnosis TB Paru
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat
diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik,demam meriang lebih dari satu bulan. Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai
pula pada penyakit paru selain TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru,
dan lain-lain. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya.
TB ekstra paru, atau TB di luar paru, adalah kondisi di mana infeksi bakteri M. tuberculosis telah
menyebar ke jaringan dan organ tubuh selain paru-paru. Organ yang dapat terinfeksi bakteri
penyebab TBC adalah kelenjar limpa, selaput otak, sendi, ginjal, tulang, kulit, bahkan alat
kelamin.Tanda-tanda dan gejala TBC di luar paru umumnya bervariasi, tergantung organ tubuh
mana yang terdampak. Meski begitu, ciri utama yang biasanya muncul adalah menurunnya
kondisi fisik secara bertahap.
Apa penyebab TB ekstra paru?
Bakteri M. tuberculosis yang berada di dalam paru-paru dapat menyebar secara hematogen
atau limfatik. Maksudnya, bakteri dapat menyebar lewat aliran darah atau pembuluh limfa
(kelenjar getah bening) yang berada di seluruh tubuh.
Namun, infeksi juga bisa saja dapat langsung menyerang organ tubuh tertentu, tanpa perlu
menyasar paru terlebih dulu.

Cat: wajib ada defenisi, etiologi, patofisiologi/pathogenesis, tanda dan gejala.

Anda mungkin juga menyukai