oleh:
Sukma Ningrum
NIM 162310101194
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNVERSITAS JEMBER
JEMBER
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
b. Definisi Penyakit
Dalam laporan WHO pada tahun 2013 diperkirakan terdapat 8,6 juta
kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang (13%) diantaranya adalah
pasien dengan HIV positif. Sekitar 75% dari pasien tersebut berada di
wilayah Afrika, pada tahun 2012 diperkirakan terdapat 450.000 orang yang
menderita TB MDR dan 170.000 diantaranya meninggal dunia. Pada tahun
2012 diperkirakan proposal kasus TB anak diantara seluruh kasus TB secara
global mencapai 6% atau 530.000 pasien TB anak perhun, atau sekitar 8%
dari total kematian yang disebabkan TB (Depkes RI, 2016)
Di Indonesia berpeluang mengalami penurunan angka kesakitan dan
kematian akibat TB menjadi setengahnya di tahun 2015 apabila
dibandingkan dengan tata tahun 1990. Angka prevelensi TB pada tahun
1990 sebesar 443 per 100.000 penduduk, pada tahun 2015 ditargetkan
menjadi 280 per 100.000 penduduk. Berdasarkan hasil survei prevelensi TB
tahun 2013, pravelensi TB Paru smear positif per 100.000 penduduk umur
15 tahun ke atas sebesar 257. Secara umum angka notifikasi kasus BTA
positif baru ada semua kasus dari tahun ke tahun di Indonesia mengalami
peningkatan. Angka notifikasi kasus (case notification rate/ CNR) pada
tahun 2015 untuk semua kasus sebesar 117 per 100.000 penduduk (Depkes
RI, 2016).
d. Etiologi
Menurut Widagdo, 2011, setelah infeksi awal jika respons sistem imun
tidak adekuat maka penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian
parah dapat timbul akibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak
aktif kembali menjadi aktif, Pada kasus ini, ghon tubercle mengalami
ulserasi sehingga menghasilkan necrotizing caseosa di dalam
bronkus.Tuberkel yang ulserasi selanjutnya menjadi sembuh dan
membentuk jaringan parut.Paru-paru yang terinfeksi kemudian meradang,
mengakibatkan timbulnya bronkopneumonia, membentuk tuberkel, dan
seterusnya.Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses
ini berjalan terus dan basil terus difagosit atau berkembang biak di dalam
sel. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan
sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh
limfosit (membutuhkan 10-20 hari). Daerah yang mengalami nekrosis dan
jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan
memberikan respons berbeda kemudian pada akhirnya membentuk suatu
kapsul yang dikelilingi oleh tuberkel.
g. Pemeriksaan Penunjang
Reaksi Terjadi
Nyeri Akut Hipertermi
inflamasi/peradanga peningkat
n an suhu
tubuh
Penumpukan eksudat
Tuberkel Penumpukan
sekret
berlebih
Penyebaran
hematogen limfogen Sekret susah Bersin
dikeluarkan
peritoneum
Ketidakefektifan Resiko
bersihan jalan napas Penyebaran
infeksi
Disfusi 𝑂2
Ketidakseimbang
Asam lambung an suplai 𝑂2
Mual Anoreksi
Intoleransi
aktivitas
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
C. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Tujuan dari pengkajian/ anamnesa adalah merupakan kumpulan
informasi subyektif yang diperoleh dari apa yang dipaparkan oleh pasien
terkait dengan masalah kesehatan yang menyebabkan pasien melakukan
kunjungan ke pelayanan kesehatan (Niman, 2013). Identitas pasien yang perlu
untuk dikaji meliputi:
a. Meliputi nama dan alamat
b. Jenis kelamin : TB paru bisa terjadi pada pria dan wanita
c. Umur: paling sering menyerang orang yang berusia antara 15 – 35
tahun.
d. Pekerjaan: Tidak didapatkan hubungan bermakna antara tingkat
pendapatan, jenis pekerjaan
I. Pengkajian Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang:
pengkajian ini dilakukan untuk mendukung keluhan utama. Lakukan
pertanyaan yang bersifat ringkas sehingga jawaban yang diberikan klien
hanya kata “ya” atau “tidak” atau hanya dengan anggukan kepala atau
gelengan.
b. Riwayat Kesehatan Sebelumnya:
pengkajian yang mendukung adalah mengkaji apakah sebelumnya
klien pernah menderita TB paru atau penyakit lain yang memperberat
TB Paru.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga:
secara patologi TB Paru tidak diturunkan, tetapi perawat perlu
menanyakan apakah penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga
lainnya sebagai faktor predisposisi penularan di dalam rumah.
d. Riwayat Tumbuh Kembang:
Kelainan-kelainan fisik atau kematangan dari perkembangan dan
pertumbuhan seseorang yang dapat mempengaruhi keadaan penyakit
seperti gizi buruk.
e. Riwayat Sosial Ekonomi:
Apakah pasien suka berkumpul dengan orang-orang yang likungan atau
tempat tinggalnya padat dan kumuh karena kebanyakan orang yang
terkena TB Paru berasal dari likungan atau tempat tinggalnya padat dan
kumuh itu.
f. Riwayat Psikologi:
Bagaimana pasien menghadapi penyakitnya saat ini apakah pasien dapat
menerima, ada tekanan psikologis berhubungan dengan sakitnya itu. Kita
kaji tingkah laku dan kepribadian, karena pada pasien dengan TB Paru
dimungkinkan terjadi perubahan tingkah laku seperti halnya berhubungan
dengan aib dan rasa malu dan juga ada rasa kekhawatiran akan
dikucilkan dari keluarga dan lingkungan akibat penyakitnya sehingga
dapat mengakibatkan orang tersebut menjauhkan diri dari semua orang.
II. Pengkajian Berdasarkan NANDA
a. Domain Promosi Kesehatan
1) Arti sehat dan sakit bagi pasien.
2) Pengetahuan status kesehatan pasien saat ini.
3) Perlindungan terhadap kesehatan: program skrining, kunjungan ke
pusat pelayanan kesehatan, diet, latihan dn olahraga, manajemen
stress, faktor ekonomi.
4) Pemeriksan diri sendiri: riwayat medis keluarga, pengobatan yang
sudah dilakukan.
5) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan.
6) Data pemeriksaan fisik yang berkaitan.
b. Domain Nutrisi
1) Kebiasaan jumlah makanan.
2) Jenis dan jumlah (makanan dan minuman)
3) Pola makan 3 hari terakhir/ 24 jam terakhir, porsi yang
dihabiskan, nafsu makan.
4) Kepuasaan akan berat badan.
5) Persepsi akan kebutuhan metabolic
6) Faktor pencernaan: nafsu makan, ketidaknyamanan, rasa dan bau,
gigi, mukosa mulut, mual atau muntah, pembatasan makanan,
alergi makanan.
7) Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (berat badan saat ini dan
SMRS)
c. Domain Eliminasi dan Pertukaran
1) Kebiasaan pola buang air kecil: frekuensi, jumlah (cc), wana, bau,
nyeri, mokturia, kemampuan menontrol BAK, adanya perubahan
lain.
2) Kebiasaan pola buang air besar: frekuensi, jumlah (cc), warna,
bau, nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAK, adanya
perubhana lain.
3) Keyakinan budaya dan kesehatan.
4) Kemampuan perawatan diri: ke kamar mandi, kebersihan diri.
5) Penggunaan bantuan untuk ekskresi
6) Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (abdmen, genetalia,
rectum, prostat)
d. Domain Aktivitas / Istirahat
1) Aktivitas kehidupan sehari-hari
2) Olahraga: tipe, frekuensi, durasi, da inetensitas.
3) Aktivitas menyenangkan
4) Keyakinan tentang latihan dan olahraga
5) Kemampuan untuk merawat diri sendiri (berpakaian, mandi,
makan, kamar mandi)
6) Mandiri, bergantung atau perlu bantuan.
7) Penggunaan alat bantu (kruk, kaki tiga)
8) Data pemeriksaan fisik (pernapasan, kardiovaskular,
muskoloskeletal, neurologi)
9) Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur, jam tidur dan
bangun, ritual menjelang tidur, lingkungan tidur, tingkat
kesegaran setelah tidur)
10) Penggunaan alat mempermudah tidur (obat-obatan)
11) Jadwal istirahat dan relaksasi
12) Gejala gangguan pola tidur
13) Faktor yang berhubungan (nyeri, suhu, proses penuaan dll)
14) Data pemeriksaan fisik (lesu, kantung mata, keadaan umum,
mengantuk)
e. Domain Persepsi / Kognisi
1) Gambaran tentang indra khusus (penglihatan, penciuman,
pendengar, perasa, peraba)
2) Penggunaan ketidaknyaman nyeri (pengkajian nyeri secara
komprehensif)
3) Keyakinan budaya terhadap nyeri
4) Tingkat pengetahuan klien terhadap nyeri dan pengetahuan untuk
mengontrol dan mengatasi nyeri
5) Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (neurologis,
ketidaknyamanan)
f. Domain Persepsi Diri
1) Keadan sosial: pekerjaan, situasi keluarga, kelompok sosial.
2) Identitas Personal: penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki
3) Keadaan fisik, segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh (yang
disukai dan tidak)
4) Harga diri: perasaan mengenai diri sendiri.
5) Ancaman terhadap konsep diri (sakit, perubahan peran).
6) Riwayat berhubungan denan masalah fisik dan tau psikologi.
7) Data meneriksaan fisik yang berkaitan (mengurung diri, murung,
gidak mau berintaksi)
g. Domain Hubungan Peran
1) Gambaran tentang peran berkaitan degan keluarga, teman, kerja
2) Kepuasan/ ketidak puasaan menjalankan peran
3) Efek terhadap status kesehatan
4) Petingnya keluarga
5) Struktur dan dukungan keluarga
6) Proses pengambilan keputusan keluarga
7) Pola membesarkan anak
8) Hubungan dengan orang lain
9) Orang terdekat dengan klien
10) Data pemeriksaan fisik yang berkaitan
h. Domain seksualitas
1) Masalah atau perhatian seksual
2) Menstruasi, jumlah anak, jumlah suami/istri
3) Gambaran perilaku seksual (perilaku seksual yang aman, peukan,
sentuhan, dll)
4) Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan
reprosuksi
5) Efek terhadap kesehatan
6) Riwayat yang berhubungan dengan masalah fisik dan psikologi
7) Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (KU, genetalia, payudara,
rektum)
i. Domain Koping / Toleransi Stress
1) Sifat pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini
2) Tingkat stress yang dirasakan
3) Gambaran respons umum dan khusus terhadap stress
4) Strategi mengatsai stress yang biasa digunakan dan
keefektifannya.
5) Strategi koping yang biasa digunakan
6) Pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen stress
7) Hubungan antara manajemen stress dengan keluarga.
j. Domain Prinsip Hidup
1) Latar belakang budaya/ etnik
2) Status ekonomi, perilaku kesehatan yang berkaitan dengan
kelompok budaya/ etnik
3) Tujuan kehidupan bagi pasien
4) Pentingnya agama/ spiritualitas
5) Dmapak masalah kesehatan terhadap spiritualitas
6) Keyakinan dalam budaya (mitos, kepercayaan, larangan, adat)
yang dpat mempengaruhi kesehatan
k. Domain Keamanan / Perlindungan
1) Infeksi
2) Cedera fisik
3) Perilaku kekerasan
4) Bahaya lingkungan
5) Proses pertahanan tubuh
6) Temoregulasi
l. Domain Kenyamanan
1) Berisikan Kenyamanan fisik, lingkungan dan sosial pasien
m. Domain Pertumbuhan / Perkembangan
1) Berisi tentang pertumbuhan dan perkembangan klien
III. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaaan umum
Keadaan umum pada klien dengan TB Paru dapat dilakukan secara
selintas pandang dengan menilai keadaan fisik tiap bagian tubuh. Selain itu,
perlu dinilai secara umum tentang kesadaran klien yang terdiri dari compos
mentis, apatis, somnolen, sopo, soporokoma, atau koma. Hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital pada klien dengan TB Paru biasanya di dapatkan
peningkatan suhu tubuh secara signifikan, frekuensi napas meningkat
apabila disertai sesak nafas, denyut nadi biasanya meningkat seirama
dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernafasan dan tekanan
darah biasanya sesuai dengan adanya penyakit seperti hipertensi.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada klien TB Paru meliputi pemeriksaan fisik
umum per sistem dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda
vital, B1 (breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel),
B6 (Bone) serta pemeriksaan yang fokus pada B2 dengan pemeriksaan
menyeluruh sistem pernafasan.
Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )
1. B1 (Breathing) : pemeriksaan fisik pada klien TB Paru merupakan
pemeriksaan fokus yang terdiri atas inspeksi, palpasi,perkusi dan
auskultasi.
Inspeksi
Bentuk dada dan gerakan pernafasan. Sekilas pandang klien
dengan TB Paru biasanya tampak kurus sehingga terlihat adanya
penurunan proporsi diameter bentuk dada antero-posterior dibandingkan
proporsi diameter lateral. Apabila ada penyulit dari Tb Paru seperti adanya
efusi pleura yang masif, maka terlihat adanya ketidaksimetrisan rongga
dada, pelebaran intercostal space (ICS) pada sisi yang sakit. TB Paru yang
disertai etelektasis paru membuat bentuk dada menjadi tidak simetris, yang
membuat penderitanya mengalami penyempitan intercostal space (ICS)
pada sisi yang sakit.
Palpasi
Palpasi trakhea. Adanya pergeseran trakhea menunjukan-
meskipun tetapi tidak spesifik-penyakit dari lobus atau paru. Pada TB Paru
yang disertai adanya efusi pleura masif dan pneumothoraks akan
mendorong posisi trakhea kearah berlawanan dari sisi sakit.
Gerakan dinding thoraks anterior/ekskrusi pernafasan. TB Paru
tanpa komplikasi pada saat dilakukanpalpasi, gerakan dada saat bernafas
biasanya normal dan seimbang antara kiri dan kanan.
Getaran suara (fremitus vokal). Getaran yang terasa ketika perawat
meletakkan tangannya di dada klien saat klien berbicara adalah bunyi yang
dibangkitkan oleh penjalaran dalam laring arah distal sepanjang pohon
bronkhial untuk membuat dinding dada dalam gerakan resonan, terutama
pada bunyi konsonan.
Perkusi
Pada klien dengan TB Paru minimal tanpa komplikasi, biasanya
akan didapatkan bunyi resonan atau sonor pada seluruh lapang paru. Pada
klien TB Paru yang disertai komplikasi seperti efusi pleura akan
didapatkan bunyi redup sampai pekak pada sisi yang sakit sesuai
banyaknya akumulasi cairan di rongga pleura.
Auskultasi
Pada klien dengan TB paru didapatkan bunyi nafas tambahan
(ronkhi) pada sisi yang sakit. Penting bagi perawat pemeriksaan untuk
mendokumentasikan hasil auskultasi di daerah mana didapatkan adanya
ronkhi. Bunyi yang terdengar melalui stetoskop ketika klien berbicara
disebut sebagai resonan vokal.
d. Implementasi
Definisi: ketidakmampuan
membersihkan sekresiatau obstruksi
dari saluran nafas untuk
mempertahankan jalan nafas.
Diagnosa : S : Pasien sudah tidak merasakan mual.
Domain 2: Nutrisi O : berat badan pasien sudah bertambah.
Kelas 1. Makan (00002) A : Masalah pasien teratasi
Ketidakseimbangan nutrisi: P : hentikan intervensi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Definisi: asupan nutrisi tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan
metabolik
Diagnosa : S : Pasien mengatakan sudah merasakan kemudahan
Domain 4: aktivitas/istirahat saat melakukan aktivitas hariannya, namun kadang
Kelas 1. Tidur/istirahat (000198) masih meminta bantuan keluarganya.
Gangguan pola tidur O : Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah terlihat
Definisi: interupsi jumlah waktu dan membaik.
kualitas tidur akibat faktor eksternal A : Masalah pada pasien teratasi sebagian.
P : lanjutkan intervensi.
REFERENSI