Anda di halaman 1dari 3

Kelengkapan alat dan bahan habis pakai untuk bronkoskopi

1. [ADA]
2. Scope bronkoskopi [ADA]
3. PC set untuk video recording[BELUM ADA]
4. Aksesoris bronkoskopi (brush, biopsi forcep, jarum biopsi)[ADA]
5. Meja instrumen[ADA]
6. Monitor pasien dan SpO2 [ADA]
7. Suction set selang [ADA]
8. Canul suction [ADA]
9. Emergency kit [ADA]
10. Bengkok[ADA]
11. Spuit 10cc tiga buah utk instilasi dan kumur[ADA]
12. Botol sputum tiga buah utk tempat lidokain cair [BELUM ADA]
13. Mouthgag[BELUM ADA]
14. Penutup mata (doek mitella)[ADA]
15. Kontainer panjang untuk desinfeksi tingkat tinggi scope[BELUM ADA]

Bahan habis pakai

1. Lidokain ampul[ADA]
2. Xylocain spray[ADA]
3. Sulfas atropin[ADA]
4. Midazolam 1gr/cc[ADA]
5. NaCl 0,9% 500cc[ADA]
6. Nasal kanul[ADA]
7. Kaca preparat[BELUM ADA]
8. Kontainer untuk washing[BELUM ADA]
9. Plastik tebal untuk tempat preparat[BELUM ADA]
10. Alkohol 70%[ADA]
11. Alkazyme[ADA]
12. Alkacid[ADA]
13. Kertas foto 4R[BELUM ADA]
14. Kertas hvs untuk print bacaan[BELUM ADA]
15. Tissue[ADA]
16. Plastik kresek kecil[ADA]

Apa itu Bronkoskopi: Gambaran Umum, Manfaat, dan Hasil yang Diharapkan

Apa itu Bronkoskopi?

Bronkoskopi adalah prosedur kesehatan yang dilakukan dengan memasukkan alat bernama bronkoskop
melalui tenggorokan, laring, trakea ke dalam bronkus untuk melihat bagian toraks (dada). Tindakan ini
dapat dilakukan untuk mendiagnosis dan mengobati suatu penyakit serta mengambil sampel jaringan
atau mukus melalui tindakan yang disebut biopsi.

Bronkoskop dimasukkan melalui mulut atau hidung. Alat ini dilengkapi dengan cahaya untuk menerangi
jalan masuk, menunjukkan bronkus paru-paru, dan memperjelas gambar yang terlihat. Bronkoskop juga
dilengkapi dengan kamera yang mengambil gambar organ tubuh, yang nantinya digunakan untuk
evaluasi.

Ada dua jenis bronkoskop yang digunakan untuk bronkoskopi: kaku atau lentur. Bronkoskop yang lentur
akan menyebabkan sedikit atau tidak ada ketidaknyamanan. Pasien dapat menjalani bronkoskopi
dengan hanya sedikit obat penenang atau bius lokal. Sedangkan bronkoskop yang kaku membutuhkan
bius total. Namun, bronkoskop yang kaku dibutuhkan ketika pasien mengalami batuk yang disertai
banyak darah.

Beberapa rumah sakit menyediakan bronkoskopi virtual, yaitu CT scan yang juga diarahkan pada
bronkus. Pasien akan berbaring di meja pemeriksaan saat alat pemindai bergerak di sekitar tubuh untuk
mengambil gambar dari dada dan trakea secara rinci. Walaupun pemindaian ini memberikan hasil yang
baik, namun informasi yang rinci tentang saluran udara dan paru-paru hanya bisa didapatkan melalui
bronkoskopi biasa.

Bronkoskopi dapat dilakukan di rumah sakit atau klinik rawat jalan. Tindakan ini tetap dapat dilakukan
walaupun pasien menggunakan tabung makanan.

Siapa yang Perlu Menjalani Bronkoskopi dan Hasil yang Diharapkan

Bronkoskopi disarankan bagi pasien yang memiliki gangguan paru-paru yang tak kunjung hilang, seperti
peradangan tabung bronkus, batuk kronis, atau kesulitan bernapas. Bronkoskopi dapat dilakukan
setelah pemeriksaan paru-paru lainnya, seperti sinar X atau pemeriksaan fisik, memberikan hasil yang
tidak normal atau mencurigakan. Saat ini, beberapa rumah sakit menggunakan sinar laser dan
bronkoskop untuk menghancurkan tumor.

Bronkoskopi juga dapat dilakukan untuk menghancurkan tumor atau mengambil sampel jaringan untuk
biopsi, yang dapat menunjukkan apakah masa atau sel di jaringan bersifat jinak atau ganas (kanker).
Pada kasus di mana ada benda asing di saluran udara, bronkoskopi dapat digunakan untuk mengetahui
letak benda asing tersebut sehingga dapat diangkat dengan mudah.

Bronkoskopi juga dibutuhkan ketika paru-paru pasien telah berhenti bekerja, sebuah kondisi yang
dikenal sebagai pneumotoraks. Pneumotoraks terjadi ketika udara yang keluar dari paru-paru
berkumpul di sekitar paru-paru dan memberikan tekanan yang besar. Hal ini dapat menyebabkan
penyempitan rongga paru-paru, sehingga pasien mengalami kesulitan bernapas.

Gangguan berupa kesulitan bernapas juga dapat membutuhkan bronkoskopi, terutama apabila
pernapasan sangat sulit dilakukan atau terlalu nyaring (misalnya, apnea tidur obstruktif).

Setelah bronkoskopi selesai, pasien dapat diminta tinggal di ruang pengawasan setidaknya selama satu
jam atau sampai obat-obatan, seperti obat bius, telah hilang pengaruhnya. Kemudian, pasien akan
disarankan untuk tidak minum dan melakukan kegiatan yang berat selama 24-48 jam berikutnya.

Cara Kerja Bronkoskopi


Pasien yang telah dijadwalkan menjalani bronkoskopi harus melakukan puasa setelah tengah malam,
kecuali mereka harus mengonsumsi obat-obatan yang harus diminum. Terkadang dokter akan
menyarankan pasien untuk berhenti mengonsumsi obat-obatan mulai beberapa hari sebelum
bronkoskopi.

Langkah pertama tindakan ini bergantung pada jenis bronkoskop yang digunakan. Kedua jenis
bronkoskopi akan membutuhkan infus (kateter yang dimasukkan ke pembuluh darah) untuk
memberikan obat-obatan, seperti obat bius, untuk kenyamanan pasien. Apabila menggunakan
bronkoskop yang kaku, selama tindakan harus ada ahli obat bius untuk melakukan pengawasan.

Karena tindakan ini dapat menghambat proses pernapasan, pasien akan dihubungkan dengan sebuah
alat yang mengawasi tanda vital tubuh, seperti detak jantung dan tekanan darah. Oksigen dapat
diberikan ke pasien melalui hidung atau mulut dengan menggunakan tabung atau kanula (tabung kecil
yang lentur).

Obat bius lokal akan diberikan di bagian belakang tenggorokan dan hidung, yang akan dilewati oleh
bronkoskop. Kemudian, bronkoskop akan dimasukkan melalui mulut atau hidung, melewati pita suara,
saluran udara, dan paru-paru.

Setelah itu, kamera akan mulai mengambil gambar. Dokter spesialis juga dapat memilih untuk
melakukan aspirasi jarum atau biopsi dengan forcep (alat penjepit) untuk mengambil sampel jaringan,
cairan, atau mukus.

Bronkoskopi membutuhkan waktu sekitar satu jam.

Kemungkinan Komplikasi dan Resiko Bronkoskopi

Walaupun dapat menyebabkan sedikit ketidaknyamanan bagi pasien, namun secara umum bronkoskopi
adalah tindakan yang sangat aman. Setelah bronkoskopi selesai, ada kemungkinan pasien mengalami
pendarahanringan sampai 2 hari. Suara pasien dapat terdengar serak dan tenggorokan dapat terkena
radangakibat pemasukan tabung. Namun, semua hal tersebut akan berhenti setelah beberapa hari dan
dapat diobati oleh ahli paru-paru dengan mudah.

Risiko dan komplikasi yang lebih serius adalah berkurangnya kadar oksigen, cederapada pita suara,
kerobekan paru-paru, dan pendarahan yang parah.

Rujukan:

Kraft M. Approach to the patient with respiratory disease. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Goldman’s
Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2011:chap 83.

Kupeli E, Karnac D, Mehta AC. Flexible bronchoscopy. In: Mason RJ, Broaddus VC, Martin TR, et al., eds.
Textbook of Respiratory Medicine. 5th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2010:chap 22.

Reynolds HY. Respiratory structure and function: mechanisms and testing. In: Goldman L, Schafer AI,
eds. Goldman’‘ Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2011:chap 85.

Anda mungkin juga menyukai