Oleh :
Amanda Sherman
dr. I Made Subagiartha, Sp.An, KAKV. SH
i
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2
2.1. Endoskopi ...................................................................................................2
2.2. Endoskopi Jalan Napas .....................................................................................2
2.2.1. Laringoskopi ......................................................................................2
2.2.2. Trakeoskopi dan Bronkoskopi ...........................................................3
2.3 Tatalaksana Anestesia dan Reanimasi ..............................................................4
2.3.1. Evaluasi Pra-Anestesia .......................................................................4
2.3.2. Persiapan Pra-Anestesia .....................................................................5
2.3.3. Tatalaksana Anestesia dan Reanimasi ...............................................6
2.3.4. Tatalaksana Anestesia Lokal ..............................................................8
2.3.5. Tatalaksana Anestesia Umum ............................................................9
2.3.6. Komplikasi .........................................................................................9
2.3.7. Manajemen Paska Anestesia ...........................................................10
BAB III PENUTUP ...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Endoskopi
Endoskopi pada jalan napas yang dibahas dalam tinjauan pustaka ini
mencakup laringoskopi, trakeoskopi dan bronkoskopi.
2.2.1. Laringoskopi
2
Gambar 2.1. Laringoskopi direk
3
Gambar 2.2. Laringoskopi indirek
4
4. Evaluasi dari infeksi paru yang mungkin terjadi
Sesuai ruang lingkup yang dinaungi, ilmu anestesia dan reanimasi wajib
mengusahakan penanggulangan nyeri dan stres emosional agar pasien merasa
nyaman. Prosedur endoskopi tentunya akan menimbulkan rasa sakit dan tidak
nyaman pada pasien, oleh karena itu diperlukan tatalaksana anestesi dan reanimasi
yang tepat dan benar.2
5
Sebelum bersiap ke prosedur anestesi, status pasien dievaluasi untuk
mengetahui kelayakan dan kendala ketika prosedur anestesia dilakukan. Penilaian
dilakukan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan laboratorium maupun radiologi, konsultasi dan koreksi terhadap
kelainan fungsi organ yang vital serta prognosis pasien perioperatif.2
6
mengancam nyawa
7
Apabila pasien setuju dengan tindakan yang akan dilakukan, pasien wajib
menandatangani lembar informed consent sebagai bentuk persetujuan yang
dilakukan secara sukarela. Anak-anak ataupun pasien yang tidak dalam kondisi
mampu mengambil keputusan sendiri dapat diwakilkan oleh keluarga atau
pendamping. Kemudian pasien mengganti baju dengan pakaian khusus operasi.2
Pramedikasi
8
• Midazolam 0,04-0,1 mg/kgBB, dan
• Atropin 0,01 mg/kgBB
Induksi
Anestesia yang dipakai pada pasien dewasa yang kooperatif adalah jenis
anestesia neuroleptik. Jenis anestesia ini menggunakan obat neuroleptik seperti
golongan haloperidol dan obat golongan opioid seperti fenoperidin.2,9
9
gambar 2.4. Xylocaine Spray
10
4. Pemberian napas buatan melalui sungkup oksigen dengan kadar oksigen
100% yang dihubungkan ke mesin anestesia sampai fasikulasi menghilang
dan otot rahang relaksasi
5. Melakukan intubasi menggunakan pipa endotrakeal (PET) atau
orotracheal tube (OTT) dengan bantuan laringoskop
6. Fiksasi PET dan hubungkan dengan mesin anestesia
7. Pemberian kombinasi obat inhalasi
8. Pengendalian napas pasien secara manual selama efek suksinil kholin
masih ada, selanjutnya pasien akan bernapas spontan ketika efek obat
habis.
9. Observasi tanda-tanda vital
10. Selesai prosedur operatif, hentikan aliran anestesia inhalasi dan berikan
oksigen 100% 4-8 liter/ menit selama 2-5 menit.
11. Ekstubasi PET setelah jalan napas dibersihkan.
Ukuran PET yang dipakai pada anak-anak berumur lebih dari 1 tahun
ditentukan berdasarkan formula:2
keterangan:
N: Umur anak
2.3.6. Komplikasi
11
1. reaksi alergi terhadap obat anestesia yang dipakai, termasuk masalah
pernapasan dan jantung
2. infeksi
3. perdarahan
4. spasme laring yang dapat menyebabkan masalah pernapasan
5. ulkus pada lumen mulut atau tenggorokan
6. luka pada lidah
7. refleks vagal
Periode ini meliputi setelah anestesia sampai pasien bebas dari pengaruh
obat anestetika. Observasi yang dilakukan meliputi kesadaran, laju pernapasan,
tekanan darah, nadi, suhu. 2
Kesadaran
Respirasi
Hal-hal yang dinilai pada respirasi paska tindakan adalah suara napas par,
frekuensi napas, irama napas, volume tidal, kapasitas vital, inspirasi paksa,
tekanan oksigen serta karbondioksida pada darah.2
12
Sirkulasi
Hal yang perlu diperhatikan dalam sirkulasi adalah tekanan darah, nadi,
serta ada atau tidaknya perdarahan dari tempat tindakan. Hipertensi paska bedah
dapat disebabkan oleh riwayat hipertensi pasien yang sudah ada sebelumnya,
nyeri, keadaan hipoksia dan hiperkarbia, penggunaan vasporesor dan kelebihan
cairan. Sedangakan hipotensi dapat disebabkan adanya perdarahan, deficit cairan,
depresi otot jantung dan dilatasi pembuluh darah yang berlebihan.2
Suhu
Masalah Nyeri
13
Skor aldrete dipakai untuk menilai pemulihan paska anestesia yang
meliputi aktivitas, respirasi, kesadaran, sirkulasi darah dan saturasi oksigen.
Penilaian dilakukan sebanyak dua kali yaitu saat pasien masuk ke ruang
pemulihan dan ketika keluar dari ruang pemulihan. Pencatatan hasil observasi
dilakukan setiap lima menit. Indikasi pasien meninggalkan ruang pemulihan ke
ruang rawat adalah bila pasien sudah mencapai skor 10.2,12
Oksigenasi
SpO2 > 92% pada suhu ruangan 2
SpO2 > 90% dengan oksigen 1
SpO2 < 90% dengan oksigen 0
Respirasi
Napas dalam dan batuk 2
Sesak atau napas terbatas 1
Henti napas 0
Sirkulasi
Tekanan darah ± 20 mmHg normal 2
Tekanan darah ± 20-50 mmHg normal 1
Tekanan darah lebih dari ± 50 mmHg 0
normal
Kesadaran
Sadar baik dan orientasi baik 2
Sadar setelah dipanggil 1
Tidak ada respon 0
14
Aktivitas
Mampu menggerakan semua 2
ekstremitas 1
Mampu menggerakan dua ekstremitas 0
Tidak ada gerakan
15
BAB III
PENUTUP
Endoskopi jalan napas adalah prosedur untuk melihat rongga dalam sistem
pernapasan untuk tujuan penegakan diagnosis maupun terapi dengan
menggunakan sebuah kamera yang disebut endoskop. Laringoskopi merupakan
prosedur untuk melihat bagian laring serta pita suara, sedangkan bronkoskopi
bertujuan untuk melihat bronkus manusia.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2900072/, akses tan-
ggal 10 Mei 2017.
11. MIMS. 2017. Xylocaine Spray. Tersedia di http://www.mims.com/in-
donesia/drug/info/xylocaine%20spray#Manufacturer, akses tanggal
10 Mei 2017.
12. Dowling LP. 2015. Aldrete Discharge Scoring: Appropriate for Post
Anesthesia Phase I Discharge. Master’s Theses and Capstones. Paper
14. Tersedia di http://scholars.unh.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=
1013&context=thesis, akses tanggal 11 Mei 2017.
18