Disusun oleh:
Pembimbing:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kasih dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan
judul ”Anestesi Umum Inhalasi”. Tugas ini merupakan salah satu persyaratan
dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi dan Reanimasi, dan sebagai bahan
bacaan yang memberikan konstribusi positif bagi dokter muda dalam menambah
pengetahuan.
Penulis menyadari sungguh bahwa tugas ini tidak luput dari kekurangan.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Agen anestesi inhalasi harus melewati banyak 8
iv
BAB I
PENDAHULUAN
tatalaksana untuk me”matikan” rasa, baik rasa nyeri, takut, dan tidak nyaman
sehingga pasien merasa nyaman. Adapun trias anestesi adalah Hipnotik (tidak
sadarkan diri), Analgesia (bebas nyeri), dan relaksasi otot rangka. Anestesia
umum merupakan salah satu jenis dari anesthesia. Anestesi umum dilakukan
dengan cara Intravena, Inhalasi, atau kombinasi dari intravena dan inhalasi untuk
diterima secara universal. Agen inhalasi saat ini digunakan secara luas dalam
sevoflurane. Perjalanan anestesi umum dapat dibagi menjadi tiga fase: (1) induksi,
(2) pemeliharaan, dan (3) munculnya. Anestesi inhalasi, terutama halotan dan
sevofluran, sangat berguna dalam induksi pasien anak yang mungkin sulit untuk
memulai jalur intravena. Meskipun orang dewasa biasanya diinduksi dengan agen
juga praktis untuk mereka. Terlepas dari usia pasien, anestesi sering dirawat
dengan agen inhalasi. Munculnya tergantung terutama pada redistribusi agen dari
otak diikuti oleh eliminasi paru. Karena rute pemberian yang unik, anestesi
inhalasi memiliki sifat farmakologis yang berguna yang tidak dimiliki oleh agen
anestesi lainnya.1,2
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Obat anestesia inhalasi adalah obat anestesia yang berupa gas atau cairan
mudah menguap, yang diberikan melalui pernafasan pasien. Campuran gas atau
uap obat anestesia dan oksigen masuk mengikuti udara inspirasi, mengisi seluruh
rongga paru, selanjutnya mengalami difusi dari alveoli ke kapiler sesuai dengan
- Potensinya kuat
- Harganya murah
2
3
- Bersifat bronkodilatasi
Anestesi inhalasi adalah obat yang paling sering digunakan pada anestesia
inspirasi dapat menyebabkan keadaan tidak sadar dan amnesia, yang merupakan
hal yang penting dari anestesia umum.1 Bila ditambahkan obat intravena seperti
dalam pemberian (dengan inhalasi sebagai contoh) dan efek yang dapat dimonitor
membuat anestesi inhalasi disukai dalam praktek anestesia umum. Tidak seperti
anestetik intravena, kita dapat menilai konsentrasi anestesi inhalasi pada jaringan
dengan melihat nilai konsentrasi tidal akhir pada obat-obat ini. Sebagai tambahan,
umum. Hal yang harus sangat diperhatikan dari anestesi inhalasi adalah sempitnya
batas dosis terapi dan dosis yang mematikan. Sebenarnya hal ini mudah
umum, akan tetapi juga dapat dipakai sebagai induksi, terutama pada pasien anak-
anak. Gas anestesi inhalasi yang banyak dipakai adalah isofluran dan dua gas baru
4
lainnya yaitu sevofluran dan desfluran, sedangkan pada anak-anak, halotan dan
sevofluran paling sering dipakai. Walaupun dari obat-obat ini memiliki efek yang
sama (sebagai contoh : penurunan tekanan darah tergantung dosis), namun setiap
gas ini memiliki efek yang unik, yang menjadi pertimbangan bagi para klinisi
untuk memilih obat mana yang akan dipakai. Perbedaan ini harus disesuaikan
dengan kesehatan pasien dan efek yang direncanakan sesuai dengan prosedur
bedah.2
1. Open Drop, Penderita menghirup masker atau kain kasa yang ditetesi
2. Semi Closed, Penderita menghirup obat anestesia dari suatu alat ( EMO,
3. Closed System, Dengan suatu alat, obat anestesia yang dikeluarkan oleh
obat anestesia.
dicatat oleh ahli kimia Inggris, Humphrey Davy, yang menerbitkan sebuah
makalah tentang subjek pada tahun 1800-an. Salah satu pemakaian oksida nitrat
pertama yang sukses adalah ekstrak gas gigi tanpa rasa sakit yang dilakukan oleh
William Thomas Green Morton pada tahun 1846. Selama tahun 1800-an, ada
beberapa anestesi volatil yang telah digunakan untuk kepentingan klinis akan
tetapi mengandung gas-gas yang mudah terbakar, seperti dietil eter, cyclopropane
5
dan divinyl eter. Beberapa gas yang tidak mudah terbakar juga ada, seperti
tahun 1930-an penelitian tentang turunan dari zat kloroform yang mengandung
halogen mengindikasikan bahwa zat yang tidak mudah terbakar dapat dibuat
dengan biaya yang masih dapat diterima. Kemajuan tentang fluorin pada awalnya
didorong oleh ketertarikan terhadap peran fluorin dalam produksi bahan bakar
pengembangan anestesi modern saat ini. Pada masa itu, setidaknya ada 46
penelitian yang didukung oleh secret Manhattan project dan oleh the mallinkrodt
company. Walaupun tidak ada satupun dari zat ini yang secara pasti teruji
manfaatnya pada manusia, beberapa zat ini memiliki kedekatan struktur dengan
zat yang saat ini kita kenal dengan nama halotan. Fluorin adalah halogen yang
memiliki berat atom yang paling rendah. Penggantian gas halogen lain pada
peningkatan stabilitas, dan secara umum, mengurangi toksisitas. Ion fluoride juga
Pada tahun 1951, halotan disintesis dan di uji coba secara luas kepada
praktek klinik pada tahun 1956 dan secara cepat meluas pemakaiannya,
dikarenakan sifatnya yang tidak mudah terbakar dan memeliki solubilitas yang
rendah dan potensi yang tinggi, sehingga dapat diberikan pada konsentrasi
diterima melalui jalur inhalasi baik pada orang dewasa maupun pada anak-anak.
Keuntungan lain yang dimiliki halotan adalah insiden nausea dan muntah yang
Antara tahun 1959 dan 1966, Terrel dan para koleganya di ohio medical
products (sekarang baxter) mensintesis lebih dari 700 senyawa senyawa ke 347
dan 469 secara berturut\ turut adalah metil etil eter enfluran dan isofluran yang di-
halogenasi dengan fluorin dan clron. Uji coba klinis dari enfluran dan isofluran
dilaksanakan hampir secara paralel, melibatkan baik relawan manusia dan studi
terrel diperiksa ulang. Salah satu senyawa, yaitu senyawa ke 653, sangat sulit
untuk di sintesis karena sifatnya yang mudah meledak sehingga tidak mungkin
juga, senyawa ini secara utuh terhalogenisasi oleh fluoran, sehingga dipredikis
memiliki solubilitas yang rendah pada darah. Setelah masalah sintesis dan
dengan nama desfluran, dan mulai digunakan pada praktek klinik pada tahun
1993.1,3
7
Senyawa lain yang di jelaskan pada awal tahun 1970 oleh Wallin dan para
terfluorinisasi. Salah satu senyawa ini memiliki potensi menjadi agen anestetik,
yang sekarang kita kenal dengan nama sevofluran. Seperti dersfluran, senyawa ini
memiliki solubilitas yang rendah karena adanya fluoronasi dari molekul eter.1,4
Perbedaan yang paling penting antara dua anestetik baru, yaitu sevofluran
dari tubuh dan mudahnya mengatur kedalaman anestesi. Karakteristik dari kedua
obat inilah yang membuat mereka sesuai untuk anestesi ambulatori pada praktik
anestesi modern.3
umum digunakan untuk praktek klinik ialah N2O, halotan, enfluran, isofluran,
melibatkan beberapa protein membran dan saluran ion, jelas bahwa menghasilkan
dalam sistem saraf pusat (SSP). Ada banyak langkah di antara penguap anestesi
Gambar 1. Agen anestesi inhalasi harus melewati banyak penghalang antara mesin anestesi dan
otak.8
9
dan kadar ini ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi transfer
anestetik dari alveoli paru ke darah dan dari darah ke jaringan otak. Kecepatan
induksi bergantung pada kecepatan dicapainya kadar efektif zat anestetik di otak,
begitu pula masa pemulihan setelah pemberian obat dihentikan. Membran alveoli
dengan mudah dapat dilewati zat anestetik secara difusi dari alveoli ke aliran
darah dan sebaliknya. Tetapi, bila ventilasi alveoli terganggu, misalnya pada
perbandingan antara kadar anestetik dalam darah dengan kadarnya dalam udara
inspirasi pada saat dicapai keseimbangan. Anestetik yang sukar larut (N2O,
partisi dietileter dan metoksifluran yang mudah larut, sangat tinggi. Ketika
berdifusi dalam darah, anestetik yang sukar larut, hanya membutuhkan sedikit
dalam darah segera naik dan induksi anesthesia terjadi lebih cepat. Sebaliknya
untuk anestetik yang mudah larut, diperlukan jumlah yang lebih banyak untuk
a. Tekanan parsial
yang berada dalam suatu campuran gas, misalnya kadar anestetik inhalasi
dalam campuran gas yang dihirup oleh pasien (udara inspirasi). Tekanan
parsial suatu anestetik dalam udara inspirasi dapat diatur besarnya dengan
suatu vaporizer atau alat lainnya Kadar anestetik dalam campuran gas
arteri mencapai 90% tekanan parsial dalam udara yang dihirup setelah 20
cara meninggikan dulu tekanan parsial dalam udara yang dihirup. Setelah
mempertahankan anesthesia.2,3
C. Ventilasi paru
jaringan, tetapi hal ini hanya nyata pada anestetik yang mudah larut dalam darah
(halotan, dietileter).3
anestetik dari udara inspirasi ke darah. Namun, hal itu akan memperlambat
peningkatan tekanan darah arteri sehingga induksi anesthesia akan lebih lambat
khususnya oleh anegestik dengan tingkat kelarutan sedang dan tinggi, misalnya
pada ambilan anestetik oleh jaringan. Darah vena yang kembali ke paru
mengandung anestetik yang lebih sedikit daripada darah arteri. Semakin besar
perbedaan kadar anestetik, maka keseimbangan dalam jaringan otak akan semakin
lama tercapai. Ambilan anestetik oleh jaringan ditentukan oleh factor yang sama
partisi darah : jaringan. Tekanan parsial dalam jaringan juga meningkat bertahap
12
sangat dipengaruhi oleh banyaknya perfusi suatu jaringan. Di otak, jantung, hati,
ginjal yang perfusinya sangat baik, kadar anestetik awal dalam darah vena rendah
sekali sehingga perbedaan kadar anestetik dalam arteri vena sangat besar, makan
keseimbangan kadar anestetik dalam darah arteri akan tercapai dengan lambat.
akibat aktivitas neuron yang kompleks pada kadar anestetik yang lebih tinggi di
otak. Aktifitas ini antara lain berupa penghambatan berbagai neuron inhibisi
Selanjutnya, depresi hebat pada jalur naik di system aktivasi reticular dan
Neuron di pusat napas dan pusat vasomotor relative tidak peka terhadap anestesi
kecuali pada kadar yang sangat tinggi. Apa yang menyebabkan perbedaan
pada 50% pasien terhadap stimulus standar seperti insisi bedah. MAC merupakan
memberikan standar baku untuk penelitian. Meskipun demikian, nilai MAC tetap
saja hanya merupakan angka statistikal belaka pada saat menangani pasien;
masing-masing pasien merupakan individu yang unik dan oleh karena itu
dihambat adalah fungsi yang kompleks, dan yang paling akhir dihambat adalah
I. Stadium I (Analgesia)
kesadaran. Pada stadium ini pasien tidak lagi merasakan nyeri (analgesia), tetapi
15
masih tetap sadar dan dapat mengikuti perintah. Pada stadium ini dapat dilakukan
stadium ini pasien tampak mengalami delirium dan eksitasi dengan gerakan-
apnea dan hiperapnea, tonus otot rangka meninggi, bola mata masih bergerak,
muntah. Hal ini terjadi karena hambatan pada pusat inhibisi. Pada stadium ini
dapat terjadi kematian, maka stadium ini harus diusahakan cepat dilalui.6,7
Stadium III dimulai dengan timbulnya kembali pernapasan yang teratur dan
berlangsung sampai pernapasan spontan hilang. Ciri umum dari tahap III ini
ialah:6,7
pada gerakan bola mata, refleks bulu mata dan konjungtiva, tonus otot, dan lebar
1. Plane I
16
perut, gerakan bola mata terjadi diluar kehendak, miosis, sedangkan tonus otot
2. Plane II
bergerak, pupil mata melebar, otot rangka mulai melemas, dan refleks laring
3. Plane III
interkostal mulai lumpuh, relaksasi otot rangka sempurna, pupil lebih lebar tetapi
belum maksimal.
4. Plane IV
darah mulai menurun, pupil sangat lebar dan refleks cahaya hilang. Pembiusan
hendaknya jangan sampai ke tingkat IV ini karena pasien akan mudah sekali
mencegah ini, harus diperhatikan benar sifat dan dalamnya pernapasan, lebar
IV. Stadium IV
stadium III plane IV, tekanan darah tidak dapat diukur karena pembuluh darah
cahaya negatif. Keadaan ini dapat segera disusul kematian, kelumpuhan napas
disini tidak dapat diatasi dengan pernapasan buatan, bila tidak didukung oleh alat
Selain dari kesadaran, relaksasi otot, dan tanda-tanda di atas, ahli anestesia
menilai dalam anestesinya dari respons terhadap rangsangan nyeri yang ringan
sampai yang kuat. Rangsangan yang kuat terjadi sewaktu pemotongan kulit,
Nyeri sedang terasa ketika terjadi manipulasi pada fasia, otot dan jaringan lemak,
sedangkan nyeri ringan terasa ketika terjadi pemotongan dan penjahitan usus, atau
1. Obat anestesia umum inhalasi yang berupa cairan yang mudah menguap.4
- Halothan
- Trikhloroetilen
- Khloroform
b. Derivat eter.
- Dietil eter
- Metoksifluran
- Enfluran
- Isofluran
b. Siklopropan
N2O dalam ruangan berbentuk gas tak berwarna, bau manis, tak iritasi, tak
terbakar dan beratnya 1,5 kali berat udara. Zat ini dikemas dalam bentuk cair
dalam silinder warna biru 9000 liter atau 1800 liter dengan tekanan 750 psi atau
50 atm.5
N2O adalah anestesi lemah dan harus diberikan dengan konsentrasi besar
(lebih dari 65%) agar efektif. Paling sedikit 20% atau 30% oksigen harus
diberikan sebagai campuran, karena konsentrasi N2O lebih besar dari 70-80%
yaitu koefisien partisi darah / gas yang rendah, efek anagesi pada konsentrasi
minimal dan tidak mengiritasi jalan napas sehingga ditoleransi baik untuk induksi
dengan masker.5,8
Efek anestesi N2O dan zat anestesi lain bersifat additif, sehingga
pemberian N2O dapat secara substansial mengurangi jumlah zat anestesi lain yang
19
konsentrasi alveolar dari zat anestesi lain dengan cepat, oleh karana sifat “efek gas
kedua” dan “efek konsentrasi” dari N2O. Efek konsentrasi terjadi saat gas
dengan obat anestesi inhalasi lainnya, hal ini terutama disebabkan oleh koefisien
partisi gas darah yang rendah dari N 2O. total ambilan N2O oleh tubuh manusia
diteliti oleh Severinghause. Pada menit pertama, N2O (75%) dengan cepat akan
menjadi 600 ml/menit, setelah 10 menit turun menjadi 350 ml/menit dan setelah
menurn dan akhirnya mencapi nol. Konsentrasi N2O yang diabsorbsi tergantung
antara lain oleh konsentrasi inspirasi gas, ventilasi alveolar dan ambilan oleh
sirkulasi, seperti koefisien partisi darah/gas dan aliran darah (curah jantung).5,8
jaringan adalah berbanding lurus dengan perfusi per unit volume dari jaringan,
lamanya paparan dan koefisien partisi darah / jaringan zat tersebut. Jaringan
dengan aliran darah besar/banyak seperti otak, jantung, hati dan ginjal akan
menerima N2O lebih banyak sehingga akan menyerap volume gas yang lebih
besar. Jaringan lain dengan suplai darah sedikit seperti jaringan lemak dan otot
menyerap hanya sedikit N2O, ambilan dan penyerapan yang cepat menyebabkan
20
Efek Farmakologi
rasa, bau dan diikuti penurunan respon sensasi somatik seperti sentuhan,
temperatur, tekanan dan nyeri. Penurunan perasaan membuat agen ini cocok untuk
analgesi sesuai besarrnya dosis. N2O 50% efek analgesinya sama dengan morfin
10 mg. Bukti menunjukkan bahwa N 2O memiliki efek agonis pada reseptor opioid
atau mengaktifkan sistem opioid endogen. Area pusat muntah pada medula tidak
memakai nitrous oksigen tanpa oksigen hanya karena ingin tahu gambaran
stadium anestesi dari guedel. Efeknya terhadap tekanan intrakranial sangat kecil
perubahan.7,8
sistem saraf. Jadi, meski nitrat oksida secara langsung menekan kontraktilitas
miokard secara in vitro, tekanan darah arteri, curah jantung, dan detak jantung
pada dasarnya tidak berubah atau sedikit meningkat. Depresi ringan kontraktilitas
miokard terjadi pada rasio N2O : O2 = 80% : 20%. N2O tidak menyebabkan
perubahan laju jantung dan curah jantung secara langsung. Tekanan darah tetap
menurunkan volume tidal sebagai akibat stimulasi SSP dan, mungkin, akibat
pernapasan (menjadi lebih lambat dan dalam) lebih disebabkan karena efek sedasi
dan muntah pasca operasi, mungkin seperti hasil aktivasi pemicu kemoreseptor
Terhadap ginjal
Penggunaan Klinik
Dalam praktik anestesia, N2O digunakan sebagai obat dasar dari anestesia
tinggi). Oleh karena N2O hanya bersifat analgesia lemah, maka dalam
B. HALOTAN
Halotan berbentuk cairan tidak berwarna, berbau enak, tidak mudah terbakar
dan tidak mudah meledak meskipun dicampur dengan oksigen, tidak iritatif dan
mudah rusak bila terkena cahaya, tetapi stabil disimpan memakai botol warna
gelap. 9,10
Dosis
23
Dosis untuk induksi inhalasi adalah 2-4%, dosis untuk induksi anak 1.5 –
2%. Pada induksi inhalasi kedalaman yang cukup terjadi setelah 10 menit. Dosis
untuk pemeliharaan adalah 1 – 2%, dan dapat dikurangi bila digunakan juga N2O
atau narkotik. Pemeliharaan pada anak 0.5 – 2%. Waktu pulih sadar sekitar 10
seluruh tubuh. Metabolisme obat anestesi inhalasi secara oksidasi dan reduksi di
lewat paru, sebagian kecil melalui urin. Hasil metabolism sebagian besar
Efek Farmakologi
Terhadap SSP
resistensi pembuluh darah otak dan meningkatkan aliran darah otak. Depresi pusat
khasiat analgesia dan depresi pada pusat motorik menimbulkan relaksasi otot.
dan pengurangan sederhana dalam kebutuhan oksigen metabolik. oleh karena itu
menurun akibat depresi pada otot jantung, makin tinggi dosisnya depresi makin
depresi langsung pada “S-A Node” dan otot jantung, relaksasi otot polos dan
ventrikel, takikatrdi ventrikel, bahkan bisa terjadi fibrilasi ventrikel. Hal ini
konsentrasi tinggi, menimbulkan depresi pusat nafas, sehingga pola nafas menjadi
25
cepat dan dangkal, volume tidal dan volume nafas semenit menurun dan
bronkospasme yang diinduksi asma. Tindakan ini tidak dihambat oleh agen
(fungsi mukosiliar).10,11
Terhadap ginjal
Halotan pada dosis lazim secara langsung akan menurunkan aliran darah
ke ginjal dan laju filtrasi glomerulus, tetapi efek ini hanya bersifat sementara dan
Terhadap hati
depresi curah jantung. Vasospasme arteri hepatik telah dilaporkan selama anestesi
halotan.Pada konsentrasi 1,5 vol%, halotan akan menurunkan aliran darah pada
lobules sentral hati sampai 25-30%. Penurunan aliran darah pada lobulus sentral
ini menimbulkan nekrosis sel pada sentral hati yang diduga sebagai penyebab dari
Penggunaan Klinik
efek analgetik ringan dan relaksasi otot ringan. Pada bayi dan anak-anak yang
secara inhalasi. Untuk mengubah cairan halotan menjadi uap, diperlukan alat
C. ENFLURAN
Dikemas dalam bentuk cair, tidak berwarna, tidak iritatif, berbau agak harum,
tidak eksplosif, lebih stabil dibandingkan dengan halotan dan induksinya lebih
Dosis
Biotransformasi
hati, sebagian besar keluar secara utuh lewat respirasi. Rendahnya daya larut
mengalami depresi nafas. Produk metabolit enfluran berupa fluorida organik dan
anorganik.4,9
Efek Farmakologik
Terhadap SSP
dan anggota gerak. Hal ini terutama dapat terjadi bila pasien mengalami
hipokapnia. Kejadian ini bisa dihindari dengan mengurangi dosis obat dan
vasodilatasi serebral, tetapi pada dosis kecil dapat dipergunakan untuk operasi
Terhadap respirasi
Volume tidal berkurang tetapi frekuensi nafas hampir tidak berubah. Tidak
tidak terjadi.10,11
Terhadap ginjal
Terhadap hati
Terjadi gangguan fungsi hati yang ringan setelah pemakaian enfluran yang
sifatnya reversible.10
Terhadap otot
pelumpuh otot. 10
Penggunaan Klinik
mempunyai efek analgetik ringan dan relaksasi otot ringan. Pada bayi dan anak-
29
anak yang tidak kooperatif, sangat baik digunakan untuk induksi bersama-sama
dengan N2O. Untuk mengubah cairan enfluran menjadi uap, diperlukan alat
D. ISOFLURAN
Isofluran adalah obat anestesi isomer dari enfluran, merupakan cairan tidak
berwarna dan berbau tajam, menimbulkan iritasi jalan nafas jika dipakai dengan
inhalasi sering menimbulkan batuk dan tahanan nafas. Tidak mudah terbakar,
tidak terpengaruh cahaya dan proses induksi dan pemulihannya relatif cepat
dibandingkan dengan obat-obat anestesi inhalasi yang ada pada saat ini tapi masih
relatif cepat dibandingkan dengan obat-obat anestesi inhalasi yang ada pada saat
Dosis
Pada pasien yang mendapat anestesi isofluran kurang dari 1 jam akan sadar
kembali sekitar 7 menit setelah obat dihentikan. Sedangkan pada tindakan 5-6jam,
Efek Farmakologi
sirkulasi serebrum serta mekanisme autoregulasi aliran darah otak tetap stabil.
Kelebihan lain yang dimiliki oleh isofluran adalah penurunan konsumsi oksigen
otak. Sehingga dengan demikian isofluran merupakan obat pilihan untuk anestesi
Efek depresinya pada otot jantung dan pembuluh darah lebih ringan
dibanding dengan obat anesetesi volatil yang lain. Tekanan darah dan denyut nadi
relatif stabil selama anestesi. Dengan demikian isofluran merupakan obat pilihan
otot non depolarisasi. Walaupun demikian, masih diperlukan obat pelumpuh otot
untuk mendapatkan keadaan relaksasi otot yang optimal terutama pada operasai
laparatomi.8,10,11
Terhadap ginjal
Pada dosis anestesi, isofluran menurunkan aliran darah ginjal dan laju
fitrasi glomerulus sehingga produksi urin berkurang, akan tetapi masih dalam
Biotransformasi
Penggunaan Klinik
juga mempunyai efek analgetik ringan dan relaksasi ringan. Untuk mengubah
isofluran.9,11
E. DESFLURAN
Desfluran merupakan halogenasi eter yang rumus bangun dan efek klinisnya
Dosis
Efek Farmakologi
takikardi, akan tetapi tidak bermakna dalam meningkatkan tekanan darah. Efek
tekanan darah, laju jantung, dan katekolamin. Keadaan ini bisa dikurangi dengan
darah koroner.9,11
Penggunaan Klinik
F. SEVOFLURAN
tidak berbau, stabil di tempat biasa (tidak perlu tempat gelap), dan tidak terlihat
adanya degradasi sevofluran dengan asam kuat atau panas. Obat ini tidak bersifat
iritatif terhadap jalan nafas sehingga baik untuk induksi inhalasi. Proses induksi
Dosis
1. Untuk induksi, konsentrasi yang diberikan pada udara inspirasi adalah 3,0-
Efek Farmakologi
Efek depresinya pada SSP hampir sama dengan isofluran. Aliran darah
metabolisme otak menurun cukup bermakna sama dengan isofluran. Tidak pernah
dan curah jantung sedikit menurun, sehingga tekanan darah sedikit menurun. Pada
kira 20% dan tekanan darah arteri kira-kira 20%-40%. Curah jantung akan
Sevofluran tidak atau sedikit meyebabkan perubahan pada aliran darah koroner.
bradikardi.8,9,11
Seperti halnya dengan obat anestesi inhalasi yang lain sevofluran juga
diberikan sehingga volume tidal akan menurun, tapi frekuensi nafas sedikit
pernafasan hampir sama dengan halotan dan pada 1,4 MAC tingkat depresinya
Relaksasi otot dapat terjadi pada anestesi yang cukup dalam dengan sevofluran.
Proses induksi, laringoskopi dan intubasi dapat dikerjakan tanpa bantuan obat
pelemas otot.10
35
dengan enfluran dan halotan. Ada beberapa bukti, sevofluran menurunkan aliran
darah ke ginjal, tetapi tidak ada bukti hal ini menyebabkan gangguan fungsi ginjal
pada manusia.9,10
Pengawet - Perlu - - - -
Dengan kapur soda 40oC Stabil Tidak Stabil Stabil Stabil Tidak
o
MAC 37 C usia 30-55 tahun
104-105 0,75 1,63-1,70 1,15-1,20 6,0-6,6 1,80-2,0
(tekanan 760 mmHg)
PVR + 0 0 0 0
TIK + ++ ++ + +
CBF + ++ + + +
Kejang - - + - -
Aliran Darah
- -- -- - -
Hepar
RR + ++ ++ + +
VT - - - - -
PaCO2 0 + ++ + +
*=Dose Dependent; 0=No Change; -=Decrease; +=Increase
CO=cardiac output; HR=heart rate; BP=blood preasure; SVR=systemic vasculer resistence;
PVR=pulmonary vasculer resistance; TIK=tekanan intrakranial; CBF=cerebral blood flow; RR=respiratory
rate; VT=volume tidal
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anestesia inhalasi yang sempurna adalah yang (a) masa induksi dan masa
pemulihannya singkat dan nyaman, (b) peralihan stadium anestesinya terjadi
cepat, (c) relaksasi ototnya sempurna, (d) berlangsung cukup aman, dan (e) tidak
menimbulkan efek toksik atau efek samping yang berat dalam dosis anestetik
yang lazim.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical
Baru. 2007
4. Tjay Tan H.; Rahardja Kirana. Obat – Obat Penting : Kasiat, Penggunaan
2007
9. Tjay Tan H.; Rahardja Kirana. Obat – Obat Penting : Kasiat, Penggunaan
v
10. Edward Morgan et al. Clinical Anesthesiology. Sixth Edition. McGraw-
Hospital 6th ed
vi