org)
Volume 2, Nomor 2, September 2016 pISSN 2443-1125
eISSN 2442-6873
Editorial Board
Alamat Redaksi:
Unit Penelitian dan Jurnal Ilmiah
Poltekkes Kemenkes Malang
Jl. Besar Ijen No. 77 C Malang 62115
E-mail: jurnal@poltekkes-malang.ac.id /
jurlitpoltekkesmalang@gmail.com
Telp. (0341) 566075 Fax. (0341) 566747
Website: http://www.poltekkes-malang.ac.id
Vo lu me 2, No mor 2, September 2016 pISSN 2443-1125
eISSN 2442-6873
DAFTAR ISI
Pengaruh Batuk Efektif Terhadap Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien Post Operasi
dengan General Anastesi
Budi Susatia ....................................................................................................................... 55 – 61
Pengungkapan Diri dan Mekanisme Koping Terhadap Tugas Akhir Mahasiswa Keperawatan Tingkat III
Teresia Retna Puspitadewi, Setyaningsih, Roudlotul Jannah............................................... 62– 68
Kombinasi Pengukuran IMT, Nilai MAP, dan ROT dalam Memprediksi Preeklampsi Secara Dini
Di Puskesmas
Endah Suprihatin, Dwi Adji Norontoko, Miadi.................................................................... 69 – 74
Pola Makan dan Penyakit Stroke Pasien di Ruang Neuro RSU Bangil Pasuruan
Marsaid, Agus Khoirul Anam.............................................................................................. 90 – 97
PENGARUH BATUK EFEKTIF TERHADAP BERSIHAN JALAN NAFAS
PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN GENERAL ANASTESI
Budi Susatia
Poltekkes Kemenkes Malang ~ Jl. Besar Ijen 77 C Malang
Email: idub_susatia@yahoo.com
Abstract:
The main systemic effects after general anesthesia is asphyxia, spasms of the vocal cords,
bronco spasms, acidosis. Actions taken include oxygenation, maintain pulmonary
ventilation, airway patency, position, throwing secretions, maintain circulation. Cough
effectively mobilize secretions that can be issued. The study purpose was determine the
importance of effective cough against airway clearance in patients post surgery with
general anesthesia. It design is Quasi Experiments with cross sectional approach. The
population are all post surgery with general anesthesia. Samples are 20 people (10 in
treatment group and 10 in control group). It used accidental sampling. Collecting data
using observation sheet. It results were analyzed using Chi-square test. It results show there
is effective against cough influence airway clearance in patients post surgery with general
anesthesia (p = 0.026). Conditions airway clearance in intervention group 80% has airway
clearance, whereas in the control group 80% has airway clearance less than clean. The
conclusion that effective cough affecting the condition of airway clearance in patients post
surgery with general anesthesia. Thus effective cough can be programmed as an
independent nursing action planning in dealing with non pharmacological.
Abstrak:
Efek sistemik utama setelah anestesi general adalah asfiksia, spasme pita suara, bronco
spasme, asidosis. Tindakan yang dilakukan meliputi oksigenasi, mempertahankan ventilasi
pulmonal, kepatenan jalan nafas, mengatur posisi, membuang sekret, mempertahankan
sirkulasi. Batuk efektif memobilisasi sekresi sehingga dapat dikeluarkan. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui pentingnya batuk efektif terhadap bersihan jalan nafas pada pasien
post operasi dengan general anastesi. Desain dalam penelitian ini Quasi Eksperimen dan
pendekatan cross sectional study. Populasi semua pasien yang menjalani pembedahan
elektif dengan general anastesi. Sampel berjumlah 20 orang terdiri 10 orang kelompok
perlakuan dan 10 orang kelompok kontrol dengan teknik sampling aksidental sampling.
Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian dianalisis
menggunakan uji statistik Chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh
batuk efektif terhadap bersihan jalan nafas pada pasien post operasi dengan general anastesi
(p= 0.026). Kondisi bersihan jalan nafas pada kelompok intervensi 80% jalan nafas bersih,
sedangkan pada kelompok kontrol 80% jalan nafas kurang bersih. Kesimpulan bahwa
batuk efektif berpengaruh terhadap kondisi bersihan jalan nafas pada pasien post operasi
dengan general anastesi. Dengan demikian batuk efektif dapat diprogramkan sebagai
perencanaan tindakan keperawatan mandiri non farmakologis dalam menangani pasien post
operasi yang mengalami gangguan pada bersihan jalan nafas.
55
JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 2, NO. 2, SEPTEMBER 2016: 55-61
termasuk dalam kelompok ini adalah oksida endotracheal pada saat pembiusan (Neirenberg,
nitrat dan siklopropane.Substansi tersebut saat 1999).
ini dihirup masuk ke dalam darah melalui Berdasarkan studi pendahuluan
kapiler-kapiler pulmonal dan saat konsentrasi terdahulu yang dilakukan tanggal 11 Januari
mencukupi bekerja dipusat otak untuk 2011 di RSUD Dr. R. Soedarsono
membuat hilang kesadaran dan hilang sensasi Pasuruan.Terdapat sekitar 89 kasus operasi
(Branmert dan suddait, 2002:449). yang dikerjakan menggunakan anestesi umum,
Efek sistemik utama yang diamati (Oktober – Desember 2010).Pada umumnya
setelah anestesi general saperti, asfiksia, pasien pasca pembedahan mengalami
spasme pita suara, bronco spasme, asidosis. peningkatan sekresi mukus dan saliva, namun
Adapun tindakan yang dilakukan dari tanda pasien post operasi beranggapan batuk efektif
efek sistemik tersebut adalah oksigenasi, dapat menyebabkan luka pada operasi terbuka
mempertahankan ventilasi pulmonal, dan takut merasa nyeri pada luka operasi.
kepatenan jalan nafas, mengatur posisi, Maka dari itu perlunya diberikan pendidikan
membuang sekret, mempertahankan sirkulasi kesehatan tentang batuk efektif pada responden
(Barbara C long, 1996). guna menghilangkan perasaan takut pada
Saat ini sekitar 70-75 % operasi pada responden untuk melakukan batuk efektif pada
Rumah Sakit dilakukan di bawah anasthesi saat post operasi.
umum (General Anasthesi).Salah satu efek Dalam hal ini perawat diharapkan
yang ditimbulkan dari anastesi umum adalah untuk bisa memaksimalkan perannya didalam
hipersekresi mukus dan saliva. Beberapa memberikan pelayanan keperawatan, serta
golongan anastesi seperti barbiturat dan agens tidak hanya berkolaborasi dengan dokter tetapi
disosiatif menimbulkan efek bersin dan batuk juga secara mandiri. Misalnya pada pasien
(Smeltzer, 2001:453). Menurut Elysabeth pasca operasi menggunakan general anestesi
(2007), sebagian besar anastesi menekan akan memberi dampakterhadap bersihan jalan
fungsi mukosillier saluran nafas, sehingga nafasnya, sehingga perhatian penuh perlu
anasthesia yang berlama-lama dapat dilakukan dalam upaya pencegahan resiko dari
menimbulkan penumpukan lendir. general anestesi.
Sehingga batuk efektif sangat Dari fenomena diatas penulis tertarik
diperlukan bagi klien yang mengalami operasi untuk mengetahui Pengaruh Batuk Efektif
dengan anstesi umum. Selain karena efek Terhadap Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien
anestesi, pasien juga akan mengalami Post Operasi Dengan General Anastesi.
pemasangan alat bantu nafas yang Tujuan Penelitian adalah
menyebabkan klien merasa tidak nyaman Meningkatkan pemahaman bagi masyarakat
karena terasa banyak lendir kental tentang pentingnya batuk efektif terhadap
ditenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bersihan jalan nafas pada pasien post operasi
bermanfaat bagi pasien setelah operasi untuk dengan general anastesi.
mengeluarkan lendir atau sekret tersebut
(Rondhianto, 2008). METODE PENELITIAN
Tujuan batuk efektif adalah untuk Penelitian tentang Pengaruh Batuk
memobilisasi sekresi sehingga dapat Efektif Terhadap Bersihan Jalan Nafas Pada
dikeluarkan. Refleks batuk dapat dirangsang, Pasien Post Operasi Dengan General Anastesi
dengan dilakukannya nafas dalam sebelum menggunakan desain penelitian quasi
batuk. Jika pasien tidak bisa batuk secara eksperimen dengan dua kelompok perlakuan
efektif, pneumonia hipostatik dan komplikasi yaitu kelompok dengan perlakuan latihan
paru lainnya dapat terjadi (Smeltzer, batuk efektif dan kelompok tanpa perlakuan
2001:436). Batuk efektif dapat mencegah latihan batuk efektif yang menggunakan
radang paru-paru yang diakibatkan oleh efek pendekatan crsoss sectional study yaitu peneliti
anastesia, alasan mengapa radang paru-paru melakukan observasi atau pengukuran variabel
merupakan satu ancaman, karena gerakan hanya satu kali, pada satu saat. Ini bukan
pernapasan akan menghimpun lebih banyak berarti semua subjek diamati pada saat yang
lendir, yang timbul akibat penggunaan pipa sama, tetapi tiap subyek diobservasi hanya satu
kali saja dan pengukuran variable dilakukan
Series1, Petani
Diagram 5 karakteristik responden yang Swasta,
diberikan latihan batuk efektif 50%,
50%
berdasarkan pendidikan di
RS.Dr.R. Soedarsono Pasuruan. Sumber : Data Primer
Series1, Series1, Berdasarkan Diagram Pie 7 dapat diketahui
Petani, PNS,
30%, 20%, bahwa sebagian atau sebanyak 5 responden
30% 20% PNS (50%) bekerja dibidang swasta.
Swasta
Data khusus yang terdiri atas hasil
Series1, Petani
Swasta, pengukuran status bersihan jalan nafas post
50%, operasi pada kelompok kontrol dan
50%
kelompok intervensi beserta analisa
Sumber : Data Primer Diagram 1 karakteristik responden yang
termasuk dalam kelompok kontrol
Berdasarkan Diagram Pie 5 dapat diketahui berdasarkan pekerjaan di RS.
bahwa sebagian atau sebanyak 5 responden Dr.R. Soedarsono Pasuruan
(50%) berpendidikan SLTP
dengan general anastesi dengan taraf Latief, Said A, dkk. 2001. Anastesiologi.
signifikansi sebesar p=0.025, dimana p<α Jakarta: Fakultas Kedokteran
(0.025<0.05). Universitas Indonesia.
2. Dari hasil penelitian pada kelompok Long, Barbara. 1996. Perawatan medical
perlakuan, memiliki kategori bersihan Bedah vol.2. Jakarta: EGC.
jalan nafas bersih (Ronchi(-),Secret(-)) Mansjoer, A. dkk. 1999. Kapita Selekta
sebesar 80% responden. Kedokteran jilid 1. Jakarta: Media
3. Dari hasil penelitian pada kelompok Aesculapius.
kontrol, memiliki kategori bersihan jalan Mansjoer, A. dkk. 2000. Kapita Selekta
nafas kurang bersih (Ronchi(+),Secret(+)) Kedokteran jilid 2. Jakarta: Media
sebesar 80% responden. Aesculapius.
Nursalam, 2001. Konsep dan Penerapan
Saran Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis
Klien diharapkan menerapkan latihan dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
batuk efektif setelah operasi jika menggunakan Jakarta: Salemba Medika.
general anasthesi. Karena latihan tersebut Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan
mampu meningkatkan kondisi bersihan jalan Metodologi Penelitian Ilmu
nafas, sehingga kondisi jalan nafas tetap dalam Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis
kondisi yang bersih. Latihan ini bisa terus dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
dilakukan sampai klien benar-benar merasakan Jakarta: Salemba Medika.
bahwa kondisi bersihan jalan nafas sudah baik. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan
Dengan adanya penelitian ini, Metodologi Penelitian Ilmu
diharapkan tenaga perawat mampu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis
mengajarkan latihan batuk efektif yang baik dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
dan benar serta mampu memantau pelaksanaan Jakarta: Salemba Medika.
latihan tersebut, tepatnya pada pasien post Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian
operasi dengan general anastesi. Sehingga akan Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
tercapai manfaat yang lebih maksimal. Potter and Perry. 2005. Fundamental
Penelitian ini dilakukan dengan skala Keperawatan. Jakarta: EGC.
data yang sangat sederhana yaitu skala data Rondhianto.2008.KeperawatanPerioperatifhttp
nominal, diharapkan untuk peneliti selanjutnya ://athearobiansyah.blogspot.com/2008/0
dapat menggunakan analisa data kualitatif 1/keperawatan-perioperatif.html Diakses
disertai dengan indikator bersihan jalan nafas tanggal 1 Juli 2010
lainnya guna mendapatkan hasil penelitian Setiadi. 2007. Konsep Dan Penulisan Riset
yang lebih sempurna. Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Smeltzer, Suzzane C. 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medical Bedah Brunner &
DAFTAR PUSTAKA Suddart. Alih Bahasa: Agung Waluyo,
dkk. Ed.8. Jakarta: EGC.
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Stevens, dkk.2000. Ilmu Keperawatan Jilid I
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Edisi 2. Jakarta: EGC.
Cipta. Talley, NJ, dkk. 1994. Pemeriksaan
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Klinis.Jakarta: Binarupa Aksara.
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Taylor, Carol. 1997. Fundamental Of Nursing
Cipta. The Art And Science Of Nursing care.
Gruandemann, Barbara J. 2005. Keperawatan Phiadelphia: Lippincott.
Perioperatif Volume 1.Jakarta : EGC. Wijaya. 2008. Anasthesia
Hudak & Gallo. 1997. Keperawatan Kritis http://aldiavanza.blog.friendster.com/20
Pendekatan Holistik Volume I. Jakarta: 08/08 Diakses tanggal 4 mei 2010.
EGC. WHO. 2005. Pedoman Perawatan Pasien.
Jakarta: EGC.