Anda di halaman 1dari 10

Powered by TCPDF (www.tcpdf.

org)
Volume 2, Nomor 2, September 2016 pISSN 2443-1125
eISSN 2442-6873

JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN


(Applied Nursing Journal)

Editorial Board

PENASEHAT Budi Susatia


Advisor
PENANGGUNG JAWAB AAG Anom Aswin
Editor-in-Chief
KETUA DEWAN REDAKSI Tri Johan Agus Yuswanto
Managing Editor
ANGGOTA DEWAN REDAKSI Ganif Djuwadi
Susi Milwati
Joko Pitoyo
Suprajitno
Imam Sunarno
Roni Yuliwar
Diah Widodo
Kissa Bahari
MITRA BESTARI Prof. Nursalam
Peer Review
EDITOR BAHASA Setyo Harsoyo
Language Editor
REDAKSI PELAKSANA
Executive Editor
SEKRETARIS Edy Suyanto
Secretary
STAF SEKRETARIAT Endang Purwaningsih
Secretariat Staff Irsyad Arka

Terbit 2 kali setahun (half publication) – (Maret, September) Jurnal


Keperawatan Terapan (Applied Nursing Journal) adalah forum
komunikasi hasil-hasil penelitian, tinjauan hasil-hasil penelitian baru
yang berkaitan dengan terapan Ilmu-ilmu Keperawatan Indonesia.
Jurnal ini merupakan publikasi resmi dari Poltekkes Kemenkes
Malang, bekerja sama dengan Forum Komunikasi Jurnal Poltekkes
Kemenkes se-Indonesia.

Alamat Redaksi:
Unit Penelitian dan Jurnal Ilmiah
Poltekkes Kemenkes Malang
Jl. Besar Ijen No. 77 C Malang 62115
E-mail: jurnal@poltekkes-malang.ac.id /
jurlitpoltekkesmalang@gmail.com
Telp. (0341) 566075 Fax. (0341) 566747
Website: http://www.poltekkes-malang.ac.id
Vo lu me 2, No mor 2, September 2016 pISSN 2443-1125
eISSN 2442-6873

JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN


(Applied Nursing Journal)

DAFTAR ISI

Konsep Diri Klien Skizofrenia yang Kontrol di Puskesmas Ardimulyo


Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
Mustayah, Ni Wayan Dwi Rosmalawati, Priscillia Lutfi Miratul Hasanah ........................... 43 – 54

Pengaruh Batuk Efektif Terhadap Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien Post Operasi
dengan General Anastesi
Budi Susatia ....................................................................................................................... 55 – 61

Pengungkapan Diri dan Mekanisme Koping Terhadap Tugas Akhir Mahasiswa Keperawatan Tingkat III
Teresia Retna Puspitadewi, Setyaningsih, Roudlotul Jannah............................................... 62– 68

Kombinasi Pengukuran IMT, Nilai MAP, dan ROT dalam Memprediksi Preeklampsi Secara Dini
Di Puskesmas
Endah Suprihatin, Dwi Adji Norontoko, Miadi.................................................................... 69 – 74

Pasca Stroke dengan Perawatan Mandiri Keluarga


Arief Bachtiar, Nurul Hidayah, Mega Putri......................................................................... 75 – 89

Pola Makan dan Penyakit Stroke Pasien di Ruang Neuro RSU Bangil Pasuruan
Marsaid, Agus Khoirul Anam.............................................................................................. 90 – 97
PENGARUH BATUK EFEKTIF TERHADAP BERSIHAN JALAN NAFAS
PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN GENERAL ANASTESI

Budi Susatia
Poltekkes Kemenkes Malang ~ Jl. Besar Ijen 77 C Malang
Email: idub_susatia@yahoo.com

Abstract:
The main systemic effects after general anesthesia is asphyxia, spasms of the vocal cords,
bronco spasms, acidosis. Actions taken include oxygenation, maintain pulmonary
ventilation, airway patency, position, throwing secretions, maintain circulation. Cough
effectively mobilize secretions that can be issued. The study purpose was determine the
importance of effective cough against airway clearance in patients post surgery with
general anesthesia. It design is Quasi Experiments with cross sectional approach. The
population are all post surgery with general anesthesia. Samples are 20 people (10 in
treatment group and 10 in control group). It used accidental sampling. Collecting data
using observation sheet. It results were analyzed using Chi-square test. It results show there
is effective against cough influence airway clearance in patients post surgery with general
anesthesia (p = 0.026). Conditions airway clearance in intervention group 80% has airway
clearance, whereas in the control group 80% has airway clearance less than clean. The
conclusion that effective cough affecting the condition of airway clearance in patients post
surgery with general anesthesia. Thus effective cough can be programmed as an
independent nursing action planning in dealing with non pharmacological.

Abstrak:
Efek sistemik utama setelah anestesi general adalah asfiksia, spasme pita suara, bronco
spasme, asidosis. Tindakan yang dilakukan meliputi oksigenasi, mempertahankan ventilasi
pulmonal, kepatenan jalan nafas, mengatur posisi, membuang sekret, mempertahankan
sirkulasi. Batuk efektif memobilisasi sekresi sehingga dapat dikeluarkan. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui pentingnya batuk efektif terhadap bersihan jalan nafas pada pasien
post operasi dengan general anastesi. Desain dalam penelitian ini Quasi Eksperimen dan
pendekatan cross sectional study. Populasi semua pasien yang menjalani pembedahan
elektif dengan general anastesi. Sampel berjumlah 20 orang terdiri 10 orang kelompok
perlakuan dan 10 orang kelompok kontrol dengan teknik sampling aksidental sampling.
Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian dianalisis
menggunakan uji statistik Chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh
batuk efektif terhadap bersihan jalan nafas pada pasien post operasi dengan general anastesi
(p= 0.026). Kondisi bersihan jalan nafas pada kelompok intervensi 80% jalan nafas bersih,
sedangkan pada kelompok kontrol 80% jalan nafas kurang bersih. Kesimpulan bahwa
batuk efektif berpengaruh terhadap kondisi bersihan jalan nafas pada pasien post operasi
dengan general anastesi. Dengan demikian batuk efektif dapat diprogramkan sebagai
perencanaan tindakan keperawatan mandiri non farmakologis dalam menangani pasien post
operasi yang mengalami gangguan pada bersihan jalan nafas.

PENDAHULUAN (trias anestesi) terdiri dari hipnotik, analgesia


dan relaksasi otot. Trias anestesi ini dapat
General anestesi merupakan tindakan dicapai dengan menggunakan obat yang
menghilangkan nyeri secara sentral yang berbeda secara terpisah (Latif said, 2002).
disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih Anestesi gas diberikan melalui inhalasi
kembali (reversibel). Komponen anestesi ideal dan selalu dikombinasikan dengan O2,

55
JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 2, NO. 2, SEPTEMBER 2016: 55-61

termasuk dalam kelompok ini adalah oksida endotracheal pada saat pembiusan (Neirenberg,
nitrat dan siklopropane.Substansi tersebut saat 1999).
ini dihirup masuk ke dalam darah melalui Berdasarkan studi pendahuluan
kapiler-kapiler pulmonal dan saat konsentrasi terdahulu yang dilakukan tanggal 11 Januari
mencukupi bekerja dipusat otak untuk 2011 di RSUD Dr. R. Soedarsono
membuat hilang kesadaran dan hilang sensasi Pasuruan.Terdapat sekitar 89 kasus operasi
(Branmert dan suddait, 2002:449). yang dikerjakan menggunakan anestesi umum,
Efek sistemik utama yang diamati (Oktober – Desember 2010).Pada umumnya
setelah anestesi general saperti, asfiksia, pasien pasca pembedahan mengalami
spasme pita suara, bronco spasme, asidosis. peningkatan sekresi mukus dan saliva, namun
Adapun tindakan yang dilakukan dari tanda pasien post operasi beranggapan batuk efektif
efek sistemik tersebut adalah oksigenasi, dapat menyebabkan luka pada operasi terbuka
mempertahankan ventilasi pulmonal, dan takut merasa nyeri pada luka operasi.
kepatenan jalan nafas, mengatur posisi, Maka dari itu perlunya diberikan pendidikan
membuang sekret, mempertahankan sirkulasi kesehatan tentang batuk efektif pada responden
(Barbara C long, 1996). guna menghilangkan perasaan takut pada
Saat ini sekitar 70-75 % operasi pada responden untuk melakukan batuk efektif pada
Rumah Sakit dilakukan di bawah anasthesi saat post operasi.
umum (General Anasthesi).Salah satu efek Dalam hal ini perawat diharapkan
yang ditimbulkan dari anastesi umum adalah untuk bisa memaksimalkan perannya didalam
hipersekresi mukus dan saliva. Beberapa memberikan pelayanan keperawatan, serta
golongan anastesi seperti barbiturat dan agens tidak hanya berkolaborasi dengan dokter tetapi
disosiatif menimbulkan efek bersin dan batuk juga secara mandiri. Misalnya pada pasien
(Smeltzer, 2001:453). Menurut Elysabeth pasca operasi menggunakan general anestesi
(2007), sebagian besar anastesi menekan akan memberi dampakterhadap bersihan jalan
fungsi mukosillier saluran nafas, sehingga nafasnya, sehingga perhatian penuh perlu
anasthesia yang berlama-lama dapat dilakukan dalam upaya pencegahan resiko dari
menimbulkan penumpukan lendir. general anestesi.
Sehingga batuk efektif sangat Dari fenomena diatas penulis tertarik
diperlukan bagi klien yang mengalami operasi untuk mengetahui Pengaruh Batuk Efektif
dengan anstesi umum. Selain karena efek Terhadap Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien
anestesi, pasien juga akan mengalami Post Operasi Dengan General Anastesi.
pemasangan alat bantu nafas yang Tujuan Penelitian adalah
menyebabkan klien merasa tidak nyaman Meningkatkan pemahaman bagi masyarakat
karena terasa banyak lendir kental tentang pentingnya batuk efektif terhadap
ditenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bersihan jalan nafas pada pasien post operasi
bermanfaat bagi pasien setelah operasi untuk dengan general anastesi.
mengeluarkan lendir atau sekret tersebut
(Rondhianto, 2008). METODE PENELITIAN
Tujuan batuk efektif adalah untuk Penelitian tentang Pengaruh Batuk
memobilisasi sekresi sehingga dapat Efektif Terhadap Bersihan Jalan Nafas Pada
dikeluarkan. Refleks batuk dapat dirangsang, Pasien Post Operasi Dengan General Anastesi
dengan dilakukannya nafas dalam sebelum menggunakan desain penelitian quasi
batuk. Jika pasien tidak bisa batuk secara eksperimen dengan dua kelompok perlakuan
efektif, pneumonia hipostatik dan komplikasi yaitu kelompok dengan perlakuan latihan
paru lainnya dapat terjadi (Smeltzer, batuk efektif dan kelompok tanpa perlakuan
2001:436). Batuk efektif dapat mencegah latihan batuk efektif yang menggunakan
radang paru-paru yang diakibatkan oleh efek pendekatan crsoss sectional study yaitu peneliti
anastesia, alasan mengapa radang paru-paru melakukan observasi atau pengukuran variabel
merupakan satu ancaman, karena gerakan hanya satu kali, pada satu saat. Ini bukan
pernapasan akan menghimpun lebih banyak berarti semua subjek diamati pada saat yang
lendir, yang timbul akibat penggunaan pipa sama, tetapi tiap subyek diobservasi hanya satu
kali saja dan pengukuran variable dilakukan

56 pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873


Susatia, Pengaruh Batuk Efektif Terhadap Bersihan Jalan Nafas

pada saat pemeriksaan tersebut. Jadi pada Series1, Series1,


penelitian cross sectional peneliti tidak 52 – 65 16 – 27
melakukan tindak lanjut (Notoadmodjo, 2005). tahun, tahun,
10%, 10% 20%, 20% 16 – 27 tahun
Tempat penelitian adalah RSUD Dr.
Series1, 28 – 39 tahun
R. Soedarsono Pasuruan yang dilaksanakan Series1,
40 – 51 28 – 39
pada bulan januari 2011. 40 – 51 tahun
tahun, tahun,
Teknik pengumpulan data merupakan 50%, 50% 20%, 20% 52 – 65 tahun
cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data berupa
observasi Sumber : Data Primer
Analisa data merupakan suatu proses
atau analisa yang dilakukan secara sistematis Berdasarkan Diagram Pie 1 dapat diketahui
terhadap data yang telah dikumpulkan dengan sebagian atau sebanyak 5 responden (50 %)
tujuan supaya trens dan relationship bisa berusia 40 – 51 tahun.
dideteksi (Nursalam, 2001). Peneliti
menggunakan analisa dua yaitu analisa Diagram 2 karakteristik responden yang
diskriftif dan analisa inferensial(uji signifikasi) termasuk dalam kelompok kontrol
. berdasarkan umur di RS.Dr.R.
Analisis diskriptif adalah suatu Soedarsono Pasuruan.
prosedur pengolahan data dengan
menggambarkan dan meringkas data secara Series1,
16 – 27
ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik. tahun,
Analisa data dalam penelitian ini 20%,
16 – 27 tahun
menggunaksan uji statistik chi-squre Test 20%
28 – 39 tahun
program SPSS for Windows dengan tingkat Series1,
Series1,
28 – 39
signifikansi α = 0.05 dan tingkat kepercayaan 40 – 51 tahun,
40 – 51 tahun
95%. Jadi P value < α maka Ho ditolak yang tahun, 20%,
60%,
berarti ada pengaruh batuk efektif terhadap 60%
20%
bersihan jalan nafas pada pasien post operasi
dengan general anastesi. Berdasarkan Diagram Pie 2 dapat diketahui
sebagian besar atau sebanyak 6 responden (60
HASIL PENELITIAN %) berusia 40 – 51 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
didapatkan data dari 20 responden yang terbagi
Kelamin
menjadi dua, yaitu data umum yang terdiri dari
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan Diagram 3 karakteristik responden yang
jenis operasi pada masing-masing kelompok. diberikan latihan batuk efektif
Data yang ke dua adalah data khusus yang berdasarkan Jenis Kelamin di
terdiri atas hasil pengukuran status bersihan RS.Dr.R. Soedarsono
jalan nafas post operasi pada kelompok kontrol Pasuruan.
dan kelompok intervensi beserta analisa.
Series1,
Data umum yang terdiri dari umur, jenis Jenis
kelamin,
kelamin, pendidikan, pekerjaan. 0%, 0%
Laki-laki
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Series1, Perempuan
Perempua Series1,
n, 30%, Laki-laki,
Diagram 1 karakteristik responden yang 30% 70%,
diberikan latihan batuk efektif 70%
berdasarkan umur di RS. Dr.R.
Soedarsono Pasuruan. Sumber : Data Primer

pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873 57


JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 2, NO. 2, SEPTEMBER 2016: 55-61

Berdasarkan Diagram Pie 3 dapat diketahui Series1,


sebagian besar atau sebanyak 7 responden DIPLOM Series1,
SD, 30%, SD
A, 20%,
(70%) berjenis kelamin laki-laki. 20% 30% SLTP

Diagram 4 karakteristik responden yang SLTA


Series1, Series1,
termasuk dalam kelompok SLTA, SLTP, DIPLOMA
20%, 30%,
kontrol berdasarkan jenis 20% 30%
kelamin di RS.Dr.R.
Soedarsono Pasuruan. Sumber : Data Primer

Berdasarkan Diagram Pie 6 dapat diketahui


bahwa sebagian kecil atau sebanyak 3
responden (30%) berpendidikan SLTP dan SD.
Laki-laki
Series1, Perempuan Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Laki-laki,
Series1, 60%, Pekerjaan
Perempua 60%
n, 40%, Diagram 7 karakteristik responden yang
40%
diberikan latihan batuk efektif
Sumber : Data Primer berdasarkan pekerjaan di
RS.Dr.R. Soedarsono Pasuruan.
Berdasarkan Diagram Pie 4.4 dapat diketahui
sebagian besar atau sebanyak 6 responden Series1, Series1,
(60%) berjenis kelamin laki-laki. Petani, PNS,
30%, 20%,
30% 20% PNS
Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Swasta

Series1, Petani
Diagram 5 karakteristik responden yang Swasta,
diberikan latihan batuk efektif 50%,
50%
berdasarkan pendidikan di
RS.Dr.R. Soedarsono Pasuruan. Sumber : Data Primer
Series1, Series1, Berdasarkan Diagram Pie 7 dapat diketahui
Petani, PNS,
30%, 20%, bahwa sebagian atau sebanyak 5 responden
30% 20% PNS (50%) bekerja dibidang swasta.
Swasta
Data khusus yang terdiri atas hasil
Series1, Petani
Swasta, pengukuran status bersihan jalan nafas post
50%, operasi pada kelompok kontrol dan
50%
kelompok intervensi beserta analisa
Sumber : Data Primer Diagram 1 karakteristik responden yang
termasuk dalam kelompok kontrol
Berdasarkan Diagram Pie 5 dapat diketahui berdasarkan pekerjaan di RS.
bahwa sebagian atau sebanyak 5 responden Dr.R. Soedarsono Pasuruan
(50%) berpendidikan SLTP

Diagram 6 Diagram Pie ini karakteristik


responden yang termasuk dalam
kelompok kontrol berdasarkan
pendidikan di RS.Dr.R.
Soedarsono Pasuruan.

58 pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873


Susatia, Pengaruh Batuk Efektif Terhadap Bersihan Jalan Nafas

Series1, Series1, Muskuloskle


IRT, PNS, Series1, tal
30%, 10%, Digestif, Onkologi
30% 10% 30%, 30%
PNS
Series1,
Swasta Muskuloskl
Petani etal, 60%,
Series1, 60%
Swasta, IRT Series1,
40%, Onkologi,
Series1, 40% 10%, 10%
Petani,
20%,
20%
Sumber : Data primer
Sumber : Data primer
Berdasarkan Diagram Pie 3 dapat diketahui
Berdasarkan Diagram Pie 1 dapat diketahui bahwa jenis operasi terbanyak pada responden
bahwa sebagian kecil atau sebanyak 4 adalah operasi pada sistem muskuloskeletal
responden (40%) bekerja dibidang swasta. sebanyak 6 responden (60 %).
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Hasil pengukuran bersihan Jalan nafas post
Operasi operasipada responden yang diberikan latihan
batuk efektif.
Diagram 2 karakteristik responden yang
diberikan latihan batuk efektif Diagram 4 karakteristik bersihan jalan nafas
berdasarkan jenis operasi di pada responden yang diberikan
RS.Dr.R. Soedarsono Pasuruan. latihan batuk efektif di RS.Dr.R.
Soedarsono Pasuruan.
Series1,
Digestif,
Series1,
20%,
20%
Bersihan Kelompok Intervensi
Jalan
Nafas Bersihan Jalan
Series1, Muskuloskletal Nafas Bersih
Kurang
Onkologi, Series1, Onkologi Bersih,…
10%, Muskulos Digestif Series1,
10% kletal, Bersihan
70%, Bersihan Jalan
Jalan
70% Nafas Kurang
Nafas
Bersih
Bersih,
80%, 80%

Sumber : Data primer

Berdasarkan Diagram Pie 2 dapat diketahui Sumber Data Premier


bahwa jenis operasi terbanyak pada responden Berdasarkan Diagram Pie 4 dapat diketahui
adalah operasi pada sistem muskuloskeletal bahwa sebagian besar atau sebanyak 8
sebanyak 7 responden (70 %). responden (80%) setelah dilakukan batuk
Diagram 3 karakteristik responden yang efektif, bersihan jalan nafas menjadi bersih.
termasuk dalam kelompok kontrol Hasil pengukuran bersihan Jalan nafas
berdasarkan jenis operasi di RS. post operasipada responden yang termasuk
Dr.R. Soedarsono Pasuruan dalam kelompok kontrol.

Diagram 5 Diagram Pie Status bersihan jalan


nafas responden post operasi yang
termasuk dalam kelompok kontrol
di RS. Dr. R. Soedarsono
Pasuruan.

pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873 59


JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 2, NO. 2, SEPTEMBER 2016: 55-61

Series1, karena teknik tersebut bisa mempercepat


Kelompok Kontrol Bersihan
hilangnya pengaruh anastesi umum, sehingga
Jalan
Nafas akan mempercepat pemulihan pasien post
Bersih, operasi (Piurnema, 2008). Penahanan napas
20%, 20%
yang terarah dan terkendali akan membantu
mengaktifkan organ yang lemah,
Series1, Bersihan Jalan memperbaikinya dan memberdayakannya
Bersihan
Jalan
Nafas Bersih sehingga berfungsi dengan baik (Johanna,
Nafas 1999).
Kurang Bersihan Jalan
Nafas Kurang
Hal ini juga didukung oleh pernyataan
Bersih,
80%, 80% Bersih Smeltzer (2001), bahwa batuk merupakan cara
efektif dan efisien untuk mengeluarkan lendir
di saluranpernapasan. Agar batuk jadi efektif
Berdasarkan Diagram Pie 5 dapat diketahui maka perlu diberikan latihan batuk. Latihan
bahwa sebagian besar atau sebanyak 8 batuk merupakan cara yang paling efektif
responden (80%) mengalami gangguan pada untuk membersihkan laring,trakea, bronkhioli
bersihan jalan nafas atau bersihan jalan nafas dari sekret dan benda asing. Latihan batuk
kurang bersih efektif juga sangatdiperlukan bagi klien
terutama klien yang mengalami operasi dengan
PEMBAHASAN general anstesi.Selain karena efek dari
Dalam penelitian ini, peneliti anastesi, pasien juga akan mengalami
membagi responden menjadi dua kelompok, pemasangan alat bantu nafas selama dalam
yaitu kelompok yang diberikan latihan batuk kondisiteranastesi. Sehingga ketika sadar
efektif dan kelompok yang tidak diberikan pasien akan mengalami rasa tidak nyaman
latihan batuk efektif. Peneliti mendapatkan pada tenggorokan, karena mengalami
hasil yang sangat signifikan, sangat jelas gangguan pada bersihan jalan nafasnya.
bahwa setelah diberikan latihan batuk efektif Dengan terasa banyak lendir kental di
sebagian besar responden (8) pada kelompok tenggorokan yang disertai dengan adanya
intervensi, kondisi bersihan jalan nafas bunyi nafas tambahan (ronchi). Timbulnya
kembali bersih (Ronchi (-), Secret (-)), setelah ronchi dikarenakan aliran udara pada jalan
24 jam post operasi, dan 2 responden (20%) nafas terhambat oleh adanya penumpukan
yang belum mengalami pemulihan pada lendir yang berlebih.
kondisi bersihan jalan nafas.Sedangkan pada Dari hasil penelitian diketahui
kelompok tanpa perlakuan batuk efektif sekitar bahwa proses pembelajaran latihan batuk
2 responden (20%) yang mengalami pemulihan efektif pada fase post operasi sangat
kondisi bersihan jalan nafas (Normal) dan 8 berpengaruh terhadap kondisi bersihan jalan
orang (80%) yang belum mengalami nafas. Pemahaman tentang teknik latihan batuk
pemulihan kondisi bersihan jalan nafas efektif yang lebih awal akan menyebabkan
(Ronchi (+), Secret (+)). Hal ini dikarenakan implementasi yang lebih efektif, sehingga
adanya secret dijalan nafas yang tidak tujuan yang ingin dicapai akan lebih mudah
dikeluarkan atau dimobilisasai secara efektif, dan hasilnya lebih maksimal.
sehingga menyebabkan adanya bunyi nafas
tambahan (ronchi). PENUTUP
Pengaruh ini dikarenakan dengan
melakukan batuk efektif, dapat memobilisasi Kesimpulan
secret yang berada di jalan nafas, karena Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan cara ini bagian basis paru dapat pembahasan tentang pengaruh latihan batuk
memperoleh aliran udara dan mencegah efektif terhadap bersihan jalan nafas pada
stagnasi sekret yang merupakan penyebab pasien post operasi dengan general anastesi,
utama timbulnya bunyi nafas tambahan dapat disimpulkan bahwa:
(ronchi). (Roper, 1996). 1. Dari hasil penelitian didapatkan adanya
Latihan napas dalam dan batuk pengaruh batuk efektif terhadap bersihan
efektif mempunyai suatu efek yang berarti, jalan nafas pada pasien post operasi

60 pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873


Susatia, Pengaruh Batuk Efektif Terhadap Bersihan Jalan Nafas

dengan general anastesi dengan taraf Latief, Said A, dkk. 2001. Anastesiologi.
signifikansi sebesar p=0.025, dimana p<α Jakarta: Fakultas Kedokteran
(0.025<0.05). Universitas Indonesia.
2. Dari hasil penelitian pada kelompok Long, Barbara. 1996. Perawatan medical
perlakuan, memiliki kategori bersihan Bedah vol.2. Jakarta: EGC.
jalan nafas bersih (Ronchi(-),Secret(-)) Mansjoer, A. dkk. 1999. Kapita Selekta
sebesar 80% responden. Kedokteran jilid 1. Jakarta: Media
3. Dari hasil penelitian pada kelompok Aesculapius.
kontrol, memiliki kategori bersihan jalan Mansjoer, A. dkk. 2000. Kapita Selekta
nafas kurang bersih (Ronchi(+),Secret(+)) Kedokteran jilid 2. Jakarta: Media
sebesar 80% responden. Aesculapius.
Nursalam, 2001. Konsep dan Penerapan
Saran Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis
Klien diharapkan menerapkan latihan dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
batuk efektif setelah operasi jika menggunakan Jakarta: Salemba Medika.
general anasthesi. Karena latihan tersebut Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan
mampu meningkatkan kondisi bersihan jalan Metodologi Penelitian Ilmu
nafas, sehingga kondisi jalan nafas tetap dalam Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis
kondisi yang bersih. Latihan ini bisa terus dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
dilakukan sampai klien benar-benar merasakan Jakarta: Salemba Medika.
bahwa kondisi bersihan jalan nafas sudah baik. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan
Dengan adanya penelitian ini, Metodologi Penelitian Ilmu
diharapkan tenaga perawat mampu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis
mengajarkan latihan batuk efektif yang baik dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
dan benar serta mampu memantau pelaksanaan Jakarta: Salemba Medika.
latihan tersebut, tepatnya pada pasien post Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian
operasi dengan general anastesi. Sehingga akan Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
tercapai manfaat yang lebih maksimal. Potter and Perry. 2005. Fundamental
Penelitian ini dilakukan dengan skala Keperawatan. Jakarta: EGC.
data yang sangat sederhana yaitu skala data Rondhianto.2008.KeperawatanPerioperatifhttp
nominal, diharapkan untuk peneliti selanjutnya ://athearobiansyah.blogspot.com/2008/0
dapat menggunakan analisa data kualitatif 1/keperawatan-perioperatif.html Diakses
disertai dengan indikator bersihan jalan nafas tanggal 1 Juli 2010
lainnya guna mendapatkan hasil penelitian Setiadi. 2007. Konsep Dan Penulisan Riset
yang lebih sempurna. Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Smeltzer, Suzzane C. 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medical Bedah Brunner &
DAFTAR PUSTAKA Suddart. Alih Bahasa: Agung Waluyo,
dkk. Ed.8. Jakarta: EGC.
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Stevens, dkk.2000. Ilmu Keperawatan Jilid I
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Edisi 2. Jakarta: EGC.
Cipta. Talley, NJ, dkk. 1994. Pemeriksaan
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Klinis.Jakarta: Binarupa Aksara.
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Taylor, Carol. 1997. Fundamental Of Nursing
Cipta. The Art And Science Of Nursing care.
Gruandemann, Barbara J. 2005. Keperawatan Phiadelphia: Lippincott.
Perioperatif Volume 1.Jakarta : EGC. Wijaya. 2008. Anasthesia
Hudak & Gallo. 1997. Keperawatan Kritis http://aldiavanza.blog.friendster.com/20
Pendekatan Holistik Volume I. Jakarta: 08/08 Diakses tanggal 4 mei 2010.
EGC. WHO. 2005. Pedoman Perawatan Pasien.
Jakarta: EGC.

pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873 61

Anda mungkin juga menyukai