Pembimbing :
dr. Bambang Widjianto, Sp.An
Penyusun :
M. Alfi Maulidi 2017.04.200284
M. Prima Sakti 2017.04.200285
Made Edgard S. E. R 2017.04.200286
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
RSAL DR. RAMELAN SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
M. Alfi Maulidi 2017.04.200284
M. Prima Sakti 2017.04.200285
Made Edgard S. E. R 2017.04.200286
Kami menyadari bahwa referat yang kami susun ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan. Semoga referat ini dapat memberi manfaat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1
BAB 2 SISTEM ANESTESI INHALASI ............................................... 3
2.1 Definisi ......................................................................................... 3
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
dengannya, dan anestesi lokal menyebabkan hilangnya rasa pada daerah
2 tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh). Anestesi
regional terbagi atas blok sentral dan blok perifer. Blok sentral, seperti blok
spinal & blok epidural telah secara luas digunakan di ortopedi, obstetri dan
anggota tubuh bagian bawah pada operasi abdomen bagian bawah.
Pada anestesi general terjadi kehilangan kesadaran total dan dapat
diberikan secara inhalasi, intravena, intramuskuler, subkutan, per–oral,
per–rektal. Obat anestesi umum terdiri atas golongan senyawa kimia yang
bersifat heterogen, yang mendepresi sistem saraf pusat (SSP) secara
reversibel dengan spektrum yang hampir sama dan dapat dikontrol. Salah
satu teknik anestesi general yaitu sistem anestesi inhalasi. Anestesi
inhalasi modern yang pertama adalah karbon dioksida dan asam nitrat.
Karbon dioksida tidak digunakan secara teratur sebagai anestesi inhalasi,
sedangkan asam nitrat lebih sering digunakan dan masih digunakan
sampai sekarang.
Saat ini sistem anestesi inhalasi banyak digunakan karena
tatalaksananya yang mudah dan juga mudah untuk memonitor efek yang
ditimbulkan secara langsung oleh pemberian obat–obatan anestesi.
Sistem anestesi inhalasi merupakan salah satu teknik anestesi umum
dengan memberikan kombinasi obat anestesi inhalasi yang berupa gas
dan atau cairan yang mudah menguap melalui alat atau mesin anestesi
langsung keudara inspirasi. Obat anestesi inhalasi yang pertama kali
dikenal dan digunakan untuk pembedahan adalah N2O, kemudian eter,
kloroform, etilklorida, etilen, siklo-propan, trikloro-etilen, iso-propenil-vinil-
eter, propenilmetil-eter, fluoroksan, etil-vinil-eter, halotan, metoksi-fluran,
enfluran, isofluran, desfluran, dan sevofluran.
2
BAB 2
SISTEM ANESTESI INHALASI
2.1 Definisi
Anestesi inhalasi merupakan salah satu teknik anestesi umum yang
dilakukan dengan jalan memberikan kombinasi obat anestesi inhalasi
yang berupa gas dan atau cairan yang mudah menguap melalui alat atau
mesin anestesi langsung ke udara inspirasi.
Anestesi inhalasi masuk dengan inhalasi atau inspirasi melalui
peredaran darah sampai ke jaringan otak. Anestesi inhalasi bentuk gas
diantaranya N2O dan etilen siklopropan sedangkan anestesi yang
menguap yaitu eter, halotan, fluotan, metoksifluran, etilklorida, trikloretilen
dan fluroksen.
Istilah faal pernapasan pada sistem anestesi inhalasi:
a. Volume Tidal (VT): volume udara yang dihisap/dikeluarkan
dalam 1x napas biasa. Besarnya 8-10ml/kgBB
b. Minute Volume (MV): VT dalam 1 menit
c. Dead Space (VD): bagian saluran napas atau VT yang tidak
ikut dalam pertukaran udara. Normal 1/3 VT
d. Ventilasi Alveoli (VA): udara di alveoli yang terlibat dalam
pertukaran udara, selama 1 menit. VA = (VT – VD) x F
(frekuensi selama 1menit)
e. Rebreathing: udara ekshalasi yang terhirup kembali
f. CO2 absorber: bahan pengikat CO2 yang terjadi terdiri dari
Ca(OH2) dengan Na(OH)2 atau sodalime.
g. MAC (Minimal Alveolar Concentration) atau Kadar Alveolus
Minimal (KAM): konsentrasi minimal zat tersebut di alveolar
pada tekanan satu atmosfer yang dapat menidurkan 50%
penderita atau kadar minimal di alveolar yang dapat
menghilangkan stimulus nyeri.
MAC meningkat : hyperthermia, hypernatremia, chronic
alcohol abuse, obat-obatan yang meningkatkan
katekolamin
3
MAC menurun : hypothermia, hyponatremia, premedikasi,
umur
Ambilan alveolus terhadap gas atau uap anestesi inhalasi
ditentukan oleh sifat fisiknya, yaitu :
1. Ambilan oleh paru
2. Difusi gas dari paru ke darah
3. Distribusi dari darah ke otak dan organ lainnya
Hiperventilasi meningkatkan ambilan alveolus, sedangkan
hipoventilasi sebaliknya. Dalam prakteknya, kelarutan zat inhalasi dalam
darah adalah faktor utama yang penting dalam menentukan kecepatan
induksi dan pemulihannya. Induksi dan pemulihan berlangsung cepat
pada zat yang tidak larut, dan lambat pada zat yang larut.
Eliminasi obat – obat inhalasi sebagian besar dikeluarkan oleh
tubuh melalui paru. Sebagian lagi dimetabolisme oleh hepar dengan
sistem oksidasi sitokrom P450. Kemudian, sisa metabolisme yang larut
dalam air dikeluarkan melalui ginjal.
4
1. Ada tidaknya reservoir bag
2. Udara ekspirasi yang dihirup kembali (rebreathing exhale gas)
3. Komponen untuk menyerap CO2 ekspirasi (CO2 absorber)
4. Katup satu arah
Tabel 1. Pembagian sirkuit anestesi
SISTEM CO2 ABSORBER REBREATHING
Close + Total
5
- Sistem open dengan Ayre’s T-Tube
Sistem ini akan menjadi sistem terbuka bila aliran O 2 sama
dengan 2 kali volume semenit.
5) Kerugian :
- Boros
- Mudah terjadi kebakaran/ ledakan
- Dapat mengiritasi kulit muka
- Butuh waktu lebih lama untuk mecapai level anestesi
6
Sistem ini tahanan nafasnya minimal dapat ditambahkan O2
melalui pipa kecil ke dalam sungkup. Keburukan system ini ialah selain
boros, udara ekspirasi mencemari lingkungan sekitar.
7
mask), pipa ombak (carrugated tubing), kantong cadang ( reservoir
bag) dan lubang aliran gas segar (fresh gas flow inlet).
8
pada pasien dengan nafas spontan dan pada system ini diperlukan
aliran gas segar sekitar dua kali ventilasi semenit. Mapleson C seperti
mapleson C ini disebut juga sebagai system Water to and from.
9
Berat badan 10 – 30 kg 100 ml/kg + 1000 ml
Berat badan > 30 kg 50 ml/kg + 2000 ml
Untuk efisiensi napas spontan A > DFE > C> B
Untuk efisiensi napas kendali DFE > B > C< A
Sistem ABC sekarang jarang digunakan, sistem DEF umumnya
digunakan dan di Amerika banyak digunakan sistem Bain.
10
2.2.3 Sistem Close
1) Circle sirkuit katup ekshalasi tertutup
2) Udara ekspirasi dihisap lagi dan diikat dengan atmosfer
3) Tidak ada udara yang berhubungan dengan atmosfer
4) Hemat O2 dan obat anestesi
5) Berbahaya bila CO2 Absorber tidak berfungsi dengan baik
11
Gambar 6. Sistem semi close dan sistem close
12
- Gas segar jangan dimasukkan ke sirkuit antara pasien dan katup
ekspirasi.
- Katup pop-off tidak dapat ditempatkan antara pasien dan katup
inspirasi.
13
Meningkatkan kekerasan sodalime dengan menambahkan silika
meminimalkan resiko menghirup debu natrium hidrokida. Karena
kapur barium hidroksida memasukkan air ke dalam struktur
tersebut (air kristal), sehingga cukup keras tanpa silika. Tambahan
air ditambahkan untuk kedua absorbent selama pembungkusan
untuk memberi kondisi yang optimal untuk pembentukan asam
karbonat. Sodalime komersial memiliki kandungan air 14 – 19 %.
Butiran penyerap dapat menyerap dan kemudian melepaskan
sejumlah volatile anestesi (anestesi yang mudah menguap) secara
signifikan. Sodalime yang lebih kering besar kemungkinan akan
menyerap dan mengurangi anestesi inhalasi.
Butiran-butiran penyerap yang terkandung dalam satu atau dua
tabung yang melekat antara kepala dan alas lapisan. Bersama-
sama, unit ini disebut absorbers (gambar 7). Meskipun besar,
tabung ganda memungkinkan penyerapan CO2 yang lebih lengkap,
frekuensi perubahan absorbent lebih sedikit/tidak banyak, dan
resistensi aliran gas lebih rendah. Untuk memastikan penyerapan
lengkap, tidal volume pasien tidak boleh melebihi volume udara
ruang antara butiran penyerap, yang kurang lebih sama dengan
50% dari kapasitas penyerap. Indikator pewarna dapat dipantau
melalui dinding transparan penyerap. Terpakainya penyerap
biasanya pertama terjadi pada lokasi dimana gas dihembuskan
memasuki penyerap dan sepanjang dinding tabung yang halus.
Absorbers generasi yang lebih baru dapat digunakan hingga CO2
ditemukan dalam gas yang dihirup yang dapat diamati pada monitor
gas anestesi, yang menunjukkan saatnya tabung untuk diganti.
14
Gambar 8. CO2 absorbent
Tanda-tanda kapur soda tidak bekerja:
- Warna berubah
- Kapnograf CO2 meningkat
- Tekanan darah mula-mula meningkat lalu menurun.
- Nadi menurun
- Napas menurun
- Napas spontan dalam
- Luka operasi darahnya merembes (oozing)
2. Undirectional Valves (Katup searah)
Katup searah, yang berfungsi sebagai katup pengecek,
mengandung sebuah keramik atau piringan (disk) mika yang
diletakkan horizontal di atas sebuah tempat katup berbentuk cincin.
Selanjutnya aliran gas mendorong piringan ke atas, memungkinkan
gas untuk mengalir melalui sirkuit. Aliran balik mendorong piringan
melawan tahanan, mencegah refluks. Kerusakan katup biasanya
disebabkan oleh piringan yang bengkok atau wadah yang tidak
sesuai. Katup ekspirasi menerima gas alveolar yang lembab.
15
Gambar 9. Sebuah katup searah
Inhalasi membuka katup inspirasi, memungkinkan pasien
untuk bernafas campuran dari gas segar dan gas yang
dihembuskan yang sudah melalui penyerap CO2. Secara
bersamaan, katup ekspirasi menutup untuk mencegah rebreathing
dari hembusan gas yang masih mengandung CO2. Selanjutnya
aliran gas dari pasien selama penghembusan (exhalation)
membuka katup ekspirasi. Gas ini keluar masuk (dikeluarkan)
melalui katup APL atau rebreathing oleh pasien setelah melalui
penyerap. Penutupan katup inspirasi selama ekspirasi mencegah
pengeluaran gas dari percampuran dengan gas segar pada cabang
inspirasi. Kerusakan katup searah memungkinkan terjadinya
rebreathing CO2, sehingga menyebabkan hiperkapni.
16
5. Kelembaban terjaga dengan baik
6. Penggunaannya sangat mudah dan aman
Mesin anestesia sebelum digunakan harus diperiksa apakah
berfungsi dengan baik atau tidak. Beberapa petunjuk dibawah ini perlu
diperhatikan.
1. Periksa mesin dan peralatan kaitannya secara visual apakah ada
kerusakan atau tidak, apakah rangkaian sambungannya benar.
2. Periksa alat penguap apakah sudah terisi obat dan penutupnya
tidak longgar atau bocor.
3. Periksa apakah sambungan silinder gas atau pipa gas ke mesin
sudah benar.
4. Periksa meter aliran gas apakah berfungsi baik.
5. Periksa aliran gas O2 dan N2O
Mesin anestesi modern biasanya memiliki komponen sebagai berikut:
1. Sumber O2, N2O dan udara tekan
2. Alat pantau tekanan gas (pressure gauge)
3. Katup penurun tekanan gas (pressure reducing valve)
4. Meter aliran gas (flowmeter)
5. Satu atau lebih penguap carian anastetik (vaporizers)
6. Lubang keluar campuran gas (common gas outlet)
7. Kendali O2 darurat (oxygen flush control)
8. Ventilator
9. Monitor fisiologi untuk memonitor laju jantung, EKG, tekanan darah,
dan saturasi oksigen.
10. Perlengkapan suction
17
Gambar 10. Mesin Anestesi 1
18
Gambar 11. Mesin anestesi 2
19
BAB 3
KESIMPULAN
Salah satu teknik yang paling sering digunakan dari anestesi umum
adalah anestesi inhalasi, yakni dengan jalan memberikan kombinasi obat
anestesi inhalasi yang berupa gas dan atau cairan yang mudah menguap
melalui alat atau mesin anestesi langsung ke udara inspirasi. Kemudian
diteruskan memalui pembuluh darah dan terus sampai ke jaringan. Suatu
sistem digunakan dalam anestesi inhalasi, yang mana berdasarkan ada
tidaknya CO2 absorber dan rebreathing, diklasifikasikan atas beberapa
macam, antara lain sistem open, semi-open, close, dan semi-close. Alat
anestesi yang lazim digunakan disebut mesin anestesi, yang berfungsi
menyalurkan gas atau campuran gas anestetik ke rangkaian sirkuit
anestetik yang kemudian dihisap oleh pasien dan membuang sisa
campuran gas dari pasien.
20
DAFTAR PUSTAKA
21