Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERSIAPAN ALAT-ALAT ANESTESI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ASKAN Ambulatory Pada
Pasien Ambulatory (ODS) yang di Ampu Oleh Tarkidjo, S.Kep, Ns

Disususn Oleh :

KELOMPOK 2

KELAS 6C

Amanda Sri Utari / 200106011

Andreas Krisna Adhewibowo / 200106015

KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan, berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Persiapan Alat-Alat Anestesi” untuk memenuhi tugas
mata kuliah ASKAN Pada Pasien Ambulatory (ODS).

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan rekan-rekan kami, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat
teratasi.

Dalam penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan
ataupun mengingat akan kemampuan yang kami miliki, untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan untuk penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Purwokerto, 31 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 1

C. TUJUAN ......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. MESIN ANESTESI ........................................................................................................ 3

B. STATICS ........................................................................................................................ 6

C. ALAT MEDIS & ALAT PENUNJANG ........................................................................ 8

D. OBAT-OBATAN ............................................................................................................ 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 14

A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 14

B. SARAN ......................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam bahasa Yunani, anestesi berarti hilangnya sebuah rasa. Anestesi adalah sebuah
tindakan yang diambil sebelum operasi dimulai untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin
terjadi selama proses pembedahan dilakukan. Anestesi dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu anestesi lokal, regional, dan umum. Setiap jenis anestesi memiliki cara kerja dan
tujuan, dan alat yang berbeda-beda. (Sri Rahmawati 2022)
Anestesi adalah suatu sistem yang kompleks, berpusat pada interaksi antara manusia
(anestesiologyst, pasient), mesin (mesin anestesi, alat pemantau) dan lingkungan (ahli
bedah, perawat, ruang operasi dan kebijaksanaan rumah sakit). Selain itu anestesia juga
merupakan suatu sistem yang dinamis, terdiri dari komponen struktural (peralatan dan
personil), komponen prosedural (anestesia dan operasi) serta komponen hasil/keluaran
(yaitu apa yang diharapkan). Hasil yang didapat bergantung pada interaksi tiap komponen
(faktor aktif) dan keadaan dalam sistem itu sendiri (faktor laten). Pada kondisi normal dari
sistem anestesia, banyak kesalahan dapat timbul salah satunya disebabakan karena faktor
performa manusia. (dr. I Ketut Wibawa Nada 2018)
Untuk mewujudkan pelayanan anestesiologi dan terapi intensif yang berkualitas,
optimal dan profesional alat-alat harus dipersiapkan dengan baik. Mempersiapkan alat
maupun obat sebelum dilakukan tindakan bertujuan untuk memberikan pelayanan yang
optimal terhadap pasien.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara menyiapkan mesin anestesi yang baik dan benar agar dapat
memberikan pelayanan yang optimal terhadap pasien?
2. Apa saja obat dan alat anestesi yang disiapkan sebelum dilakukan tindakan anestesi?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui cara menyiapkan mesin anestesi yang baik dan benar sehingga dapat
memberikan pelayanan yang optimal terhadap pasien

1
2. Untuk mengetahui obat dan alat anestesi apa yang digunakan sebelum dilakukan
Tindakan anestesi

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. MESIN ANESTESI

Penggunaan mesin anestesi menjadi populer sejak Henry Edmund Gaskin Boyle
memodifikasi dan memperkenalkan pada tahun Gwathmey’s machine boyle machine 1917.
Walaupun mesin anestesi sudah mengalami banyak perubahan sejak pertama kali
diperkenalkan, komponen dasarnya tetap sama. Seluruh perubahan yang terjadi pada mesin
anestesi bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dari pasien.
Mesin anestesi adalah suatu alat yang digunakan untuk menyalurkan gas atau campuran
gas anastetik yang aman ke rangkaian anestesi yang kemudian dihisap oleh pasien dan
membuang sisa gas dari pasien. Mesin anestesi merupakan suatu peralatan penting yang
digunakan oleh ahli anestesi.
Mesin anestesi memiliki 4 fungsi dasar, yaitu menyediakan oksigen, mencampurkan
gas anestesi dan gas yang sudah diuapkan, menyediakan ventilasi pasien, dan
meminimalisir terjadinya risiko anestesi pada pasien maupun operator. Fungsi utama dari
mesin anestesi ialah untuk keselamatan pasien. (dr. Putu Agus Surya Panji, Sp. An 2022)
Sebelum melakukan tindakan anestesi kita harus selalu melakukan pengecekan
komponen dan fungsi dari mesin anestesi. Adapun yang perlu diperhatikan (Jahrudin 2009)
adalah :
1. Periksa mesin dan peralatan kaitannya secara visual apakah ada kerusakan atau tidak,
apakah rangkaian sambungannya sudah benar
2. Vaporizer
a. Periksa bahwa vaporizer tersebut sudah terisi zat anestesi, periksa juga sambungan-
sambungan yang ada dan putarlah tombol pada angka 0. Periksa alat penguap
(vaporizer) apakah sudah terisi obat dan penutupnya tidak longgar atau bocor
b. Vaporizer berfungsi untuk menguapkan zat anestesi cair yang mudah menguap
c. Vaporizer dilengkapi dengan angka petunjuk (dial) yang berfungsi untuk mengatur
besar kecilnya zat anestesi yang keluar
3. Flow Meter
a. Berbentuk tabung gelas yang berskala dalam satuan liter atau ml/menit dan
didalamnya terdapat indicator pengukuran yang umumnya berbentuk bola atau
rotameter.

3
b. Dapat dibuka dengan cara memutar tombol pemutar kearah berlawanan arah jarum
jam
4. Sirkuit Pernapasan (Breathing Circuit)
a. Sistem anesthesia atau sirkuit anesthesia ialah alat yang bukan saja menghantarkan
gas atau uap anestetik dan oksigen dari mesin kejalan napas atas pasien, tetapi juga
harus sanggup membuang CO 2 dengan mendorongnya dengan aliran gas segar atau
mengisapnya dengan kapur soda.
b. Komponen breathing circuit umumnya terdapat:
1) Fresh gas inflow
Fresh gas inflow common gas outlet menerima gas dari yang berhubungan
langsung dengan mesin anestesi.
2) Katup inspirasi dan ekspirasi
Katup ini merupakan salah satu bagian yang paling penting dan rentan pada
circle system. Pengecekan berulang katup merupakan hal yang penting
dilakukan. Mesin anestesi biasanya membuat katup ini mudah dilihat sehingga
malfungsi katup dapat dengan mudah diketahui.
3) Inspiratory and expiratory corrugated tube
Merupakan tempat mengalirnya gas baik pada proses inspirasi dan ekspirasi.
4) Y-piece atau Y-connector
Bagian distal dari circuit dan letaknya berdekatan dengan pasien. Y-piece dapat
disambungkan dengan atau . endotracheal tube elbow connector
5) Adjustable pressure limiting valve (APL valve)
APL valve merupakan katup yang berfungsi untuk membuang gas yang
berlebihan ke . Pada saat tekanan didalam sistem melebihi batas maka
scavenging system katup akan terbuka dan mengalirkan gas ke . scavenging
system
6) Breathing bag (reservoir)
Memiliki beberapa fungsi penting, yaitu sebagai tempat penyimpanan dari gas
hasil ekspirasi dann gas berlebih, dapat digunakan untuk ventilasi manual, dan
menjadi monitor visual.
7) Carbon dioxide absorber and the absorbent
Soda lime heat mampu menyerap sampai 23L CO per 100 g absorban. Soda
lime terdiri atas kalsium 2 hidroksida (80%), sodium hidroksida, air, dan
potasium hidroksida dalam jumlah kecil. Setiap absorban juga memiliki warna
4
indikator yang menandakan apakah absorban tersebut masih dalam keadaan
baru atau sudah harus diganti. Absorban harus diganti apabila 50-70% sudah

mengalami perubahan warna

c. Periksalah kebocoran sirkuit


Kembangkan kantong pompa, sementara itu tutuplah penghubung yang
berhubungan dengan pasien dengan tangan, beri tekanan pada bag sebesar 20-30
mmH2O, tidak boleh ada udara yang keluar.
5. Komponen Penghubung Mesin Anestesi-Pasien
a. Konektor : Alat ini menghubungkan mesin anestesi dengan sungkup muka atau pipa
endotrakheal yang dipasang kedalam trachea pasien
b. Sungkup Muka :
▪ Alat yang menyungkup muka pasien khusus pada daerah mulut dan hidung
▪ Ukuran sesuai kelompok usia pasien
▪ Khusus untuk bayi dan anak yang berbentuk bulat dan transparan dengan
ukuran tersendiri disesuaikan dengan besarnya area mulut hidung
c. Pipa Endotrakhea : Pipa yang dipasang kedalam trachea melalui mulut atau hidung
dan pemasangannya dibantu dengan laringoskop
6. Yakinkan sudah tersedia atau alat penunjang :
▪ Face mask yang sesuai
▪ Pipa oropharyngeal airway yang sesuai
▪ Laringoskop berfungsi baik dan cadangannya
▪ Pipa endotracheal yang sudah dicek kebocorannya
▪ Periksa suction
▪ Meja yang dapat diposisikan pada keadaan emergency
▪ Obat-obat yang dibutuhkan

5
Pada mesin anesthesi ini menggunakan bermacam-macam obat yang di klasifikasikan
berdasarkan warna, antara lain :
1. Halothane, pada tahun 1956 dan di lambangkan dengan warna Merah
2. Enflurane, pada tahun 1972 dan dilambangkan dengan warna Oranye
3. Isoflurane, pada tahun 1981 dan dilambangkan dengan warna Ungu
4. Sevoflurane, pada tahun 1970 s/d 1990 dan dilambangkan dengan warna Kuning
5. Desflurane, pada tahun 1992 dan dilambangkan dengan warna Biru

B. STATICS

Saat seseorang hendak melaksanakan pembedahan, ada hal-hal yang harus


dipersiapkan. Persiapan itu meliputi persiapan pasien, persiapan alat-alat monitor,
persiapan alat-alat anestesi, persiapan obat-obat anestesi, dan tentunya obat-obat
kegawatdaruratan oleh karena tindakan anestesi maupun tindakan pembedahan.
Salah satu persiapan alat anestesi yang menjadi standar yaitu persiapan STATICS.
STATICS merupakan singkatan untuk mempermudah mengingat sarana (Soenarjo 2010),
seperti :
1. SCOPE
Yang dimaksud scope di sini adalah stetoskop dan laringoskop. Stestoskop untuk
mendengarkan suara paru dan jantung serta laringoskop untuk melihat laring secara
langsung sehingga bisa memasukkan pipa trake dengan baik dan benar.

Dalam persiapannya, pastikan stetoskop dapat mendengar dengan jelas atau


berfungsi dengan baik.
Secara garis besar, dikenal dua macam laringoskop:
a. Bilah/daun/blade lurus (Miller, Magill) untuk bayi-anak-dewasa.
b. Bilah lengkung (Macintosh) untuk anak besar-dewasa.

6
Pilih bilah sesuai dengan usia pasien. Yang perlu diperhatikan lagi adalah lampu
pada laringoskop harus cukup terang sehingga laring jelas terlihat.

2. TUBE

Yang dimaksud tubes adalah pipa trakea. Pada tindakan anestesia, pipa trakea
mengantar gas anestetik langsung ke dalam trakea dan biasanya dibuat dari bahan
standar polivinil klorida. Ukuran diameter pipa trakea dalam ukuran milimeter. Bentuk
penampang pipa trakea untuk bayi, anak kecil, dan dewasa berbeda.

Untuk bayi dan anak kecil di bawah usia lima tahun, bentuk penampang melintang
trakea hampir bulat, sedangkan untuk dewasa seperti huruf D. Oleh karena itu pada bayi
dan anak di bawah lima tahun tidak menggunakan kaf (cuff) sedangkan untuk anak
besar-dewasa menggunakan kaf supaya tidak bocor. Alasan lain adalah penggunaan kaf
pada bayi-anak kecil dapat membuat trauma selaput lendir trakea dan postintubation
croup.

Pipa trakea dapat dimasukkan melalui mulut (orotracheal tube) atau melalui
hidung (nasotracheal tube).
Cara memilih pipa trakea untuk bayi dan anak kecil:
Diameter dalam pipa trakea (mm) = 4,0 + ¼ umur (tahun)
Panjang pipa orotrakeal (cm) = 12 + ½ umur (tahun)
Panjang pipa nasotrakeal (cm) = 12 + ½ umur (tahun)

7
Anatomi laring dan rima glotis harus dikenal lebih dulu. Besar pipa trakea
disesuaikan dengan besarnya trakea. Besar trakea tergantung pada umur.

3. AIRWAY

Airway yang dimaksud adalah alat untuk menjaga terbukanya jalan napas yaitu pipa
mulut-faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidung-faring (naso-tracheal
airway). Pipa ini berfungsi untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar agar lidah tidak
menyumbat jalan napas.

4. TAPE
Tape yang dimaksud adalah plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau
tercabut.
5. INTRODUCER
Introducer yang dimaksud adalah mandrin atau stilet dari kawat yang dibungkus plastik
(kabel) yang mudah dibengkokkan untuk pemandu supaya pipa trakea mudah
dimasukkan.
6. CONNECTOR
Connector yang dimaksud adalah penyambung antara pipa dengan bag valve mask
ataupun peralatan anestesia.
7. SUCTION
Suction yang dimaksud adalah penyedot lendir, ludah, dan cairan lainnya.

C. ALAT MEDIS & ALAT PENUNJANG

8
1. Spuit 3 cc, 5 cc, atau 10 cc
2. Jarum spinal
3. Jarum epidural
4. Oksigen
5. Povidin
6. Kassa
7. Handscoon bersih dan steril
8. Abocath
9. Tranfusi set
10. Cairan infus
11. Jelly
12. atau pelumas

D. OBAT-OBATAN (Strida Indieni 2011)

1. Anestesi Umum
a. Sulfas Atrofin
b. Petidin
c. Propofol
d. Succinil Cholin
e. Tramus
f. Efidrin

2. Anestesi Spinal
a. Bunascan
b. Catapress

3. Emergency
a. Atropin.
b. Efidrin
c. Ranitidin
d. Ketorolac
e. Metoklorpamid
f. Aminofilin
g. Asam Traneksamat

9
h. Epinefrin (Adrenalin)
i. Kalmethason
j. Furosemide
k. Lidocain
l. Gentamicyn salep mata
m. Oxytocin
n. Methergin
o. Adrenalin

4. Penggolongan Obat Pre-Medikasi


a. Golongan Narkotik
▪ Analgetika sangat kuat.
▪ Jenisnya : petidin, fentanyl, dan morfin.
▪ Tujuan: mengurangi rasa nyeri saat pembedahan.
▪ Efek samping: mendepresi pusat nafas, mual-muntah, Vasodilatasi pembuluh
darah atau hipotensi
▪ Diberikan jika anestesi dilakukan dengan anestetika dengan sifat analgesik
rendah, misalnya: halotan, tiopental, propofol.
▪ Pethidin diinjeksikan pelan untuk:
➢ Mengurangi kecemasan dan ketegangan
➢ Menekan TD dan nafas
➢ Merangsang otot polos
▪ Morfin adalah obat pilihan jika rasa nyeri telah ada sebelum pembedahan
➢ Mengurangi kecemasan dan ketegangan
➢ Menekan TD dan nafas
➢ Merangsang otot polos
➢ Depresan SSP
➢ Pulih pasca bedah lebih lama
➢ Penyempitan bronkus
➢ Mual muntah (+)

b. Golongan Sedativa & Transquilizer


▪ Golongan ini berfungsi sebagai obat penenang dan membuat pasien menjadi
mengantuk.
10
▪ Contoh : luminal dan nembufal untuk golongan sedative; diazepam dan DHBF
(Dihidrobensferidol) untuk golongan transquilizer.
▪ Efek samping: depresi nafas, depresi sirkulasi.
▪ Diberikan apabila pasien memiliki rasa sakit/nyeri sebelum di anestesi, pasien
tampak lebih gelisah
▪ Midazolam
➢ Midazolam sering digunakan sebagai premedikasi pada pasien pediatrik
sebagai sedasi dan induksi anestesia.
➢ Pre-medikasi, induksi, rumatan, sedasi post operasi.
➢ Memiliki efek antikonvulsan sehingga dapat digunakan untuk mengatasi
kejang
➢ Dianjurkan sebelum pemberian ketamin karena pasca anestesi ketamin dosis
1-2mg/kgBB menimbulkan halusinasi.
▪ Barbiturat
➢ Menimbulkan sedasi dan menghilangkan kekhawatiran sebelum operasi
➢ Depresan lemah nafas
➢ Mual muntah jarang
▪ Diazepam
➢ induksi, premedikasi, sedasi
➢ menghilangkan halusinasi karena ketamin
➢ mengendalikan kejang - menguntungkan untuk usia tua
➢ jarang terjadi depresi nafas, batuk, disritmia - premedikasi 1m 10 mg, oral
5-10 mg

c. Golongan Obat Pengering


▪ Bertujuan menurunkan sekresi kelenjar saliva, keringat, dan lendir di mulut
serta menurunkan efek parasimpa tolitik / paravasopagolitik sehingga
menurunkan risiko timbulnya refleks vagal.
▪ Contoh: sulfas atropine dan skopolamin.
▪ Efek samping: proses pembuangan panas akan terganggu, terutama pada anak-
anak sehingga terjadi febris dan dehidrasi
▪ Diberikan jika anestesi dilakukan dengan anestetika dengan efek hipersekresi,
mis: dietileter atau ketamin

11
5. Obat Induksi Intravena
a. Ketamin/ketalar
▪ Efek analgesia kuat sekali. Terutama utk nyeri somatik, tp tidak utk nyeri
visceral
▪ Efek hipnotik kurang
▪ Efek relaksasi tidak ada
▪ Refleks pharynx & larynx masih ckp baik
▪ batuk saat anestesi
▪ refleks vagal - disosiasi  mimpi yang tidak enak, disorientasi tempat dan waktu,
halusinasi, gaduh gelisah, tidak terkendali. Saat pdrt mulai sadar dpt timbul
eksitasi
b. Propofol
▪ Bentuk cairan, emulsi isotonik, warna putih seperti susu dengan bahan pelarut
minyak kedelai dan postasida telur yg dimurnikan.
▪ Kadang terasa nyeri pada penyuntikan → dicampur lidokain 2% +0,5cc dlm
10cc propolol → jarang pada anak karena sakit & iritasi pada saat pemberian
▪ Analgetik tidak kuat
▪ Dapat dipakai sebagai obat induksi dan obat maintenance
▪ Obat setelah diberikan → didistribusi dengan cepat ke seluruh tubuh.
▪ Metabolisme di liver dan metabolit tidak aktif dikeluarkan lewat ginjal.
▪ Saat dipakai utk induksi juga dapat tjd hipotensi karena vasodilatasi dan apnea
sejenak
c. Thiopental
▪ Tidak larut dalam air, tetapi dalam bentuk natrium (sodium thiopental) mudah
dilarutkan dalam air
▪ Dipakai sejak lama (1934)
▪ Ultra short acting barbiturate

6. Obat Anestesi Inhalasi


a. Halothan/fluothane
▪ Tidak berwarna, mudah menguap
▪ Tidak mudah terbakar/meledak
▪ Berbau harum tetapi mudah terurai cahaya

12
b. Nitrogen Oksida (N2O)
▪ Gas yang berbau, berpotensi rendah (MAC 104%), tidak mudah terbakar dan
relatif tidak larut dalam darah.
c. Eter
▪ Tidak berwarna, sangat mudah menguap dan terbakar, bau sangat merangsang
▪ Dapat menimbulkan iritasi saluran nafas dan sekresi kelenjar bronkus
▪ Murah
▪ Analgesik kuat
▪ Sedatife dan relaksasi baik
▪ Memenuhi trias anestesi
d. Enflurane
▪ Tidak mudah terbakar, namun berbau
▪ Efek depresi nafas dan depresi sirkulasi lebih kuat disbanding halotan dan
enflurane lebih iritatif disbanding halotan
▪ Dengan dosis tinggi diduga menimbulkan aktivitas gelombang otak seperti
kejang (pada EEG)
e. Isofluran
▪ Cairan bening, berbau sangat kuat, tidak mudah terbakar dalam suhu kamar
▪ Menempati urutan ke-2, dimana stabilitasnya tinggi dan tahan terhadap
penyimpanan sampai dengan 5 tahun atau paparan sinar matahari.
▪ Dosis pelumpuh otot dapat dikurangi sampai 1/3 dosis jika pakai isoflurane
f. Sevofluran
▪ Tidak terlalu berbau (tidak menusuk), efek bronkodilator sehingga banyak
dipilih untuk induksi melalui sungkup wajah pada anak dan orang dewasa.
▪ Tidak pernah dilaporkan kejadian immune-mediated hepatitis

13
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Hal yang perlu harus disiapkan sebelum dilakukan anestesi adalah mesin anestesi, alat
STATICS, alat medis, alat penunjang lainnya dan obat-obatan anestesi yang terdiri dari
obat-obatan pre-medikasi, obat induksi anestesi, obat anestesi inhalasi, obat anestesi
intravena, obat pelumpuh otot (muslce relaxant), obat anestesi lokal/regional, dan analgesia
(opioid dan non-opioid). Metode pemberian obat anestesi terdiri dari oral, lidah dan mukosa
pipi, intramuskular, subkutan, intravena, rektal, transdermal, inhalasi, epidural, dan spinal.

B. SARAN
Pemberian anestesi adalah suatu tindakan untuk mengurangi rasa nyeri saat dilakukan
pembedahan. Sebagai penata anestesi yang profesional diharuskan mempersiapkan alat-
alat, maupun obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan yang mungkin akan terjadi
kepada pasien sebagai upaya memberikan pelayanan yang optimal dan meminimalisir
risiko yang tidak diharapkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

dr. I Ketut Wibawa Nada, SpAn. KAKV. 2018. “KECELAKAAN PADA ANESTESIA DAN
KOMPLIKASINYA SERTA PENANGANANYA.”
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/20402/1/1db95c1dfd03d9f3e2d8e3303f959389.pdf.

dr. Putu Agus Surya Panji, Sp. An, KIC - RSUP Sanglah Denpasar. 2022. “Mesin Anestesi.”
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/961/mesin-anestesi.

Jahrudin. 2009. “Mesin Anestesi.”

Soenarjo, dkk. 2010. “Anestesiologi.”

Sri Rahmawati, S.Tr.Kep. 2022. “Mengenal Anestesi Umum.”


https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1010/mengenal-anestesi-
umum#:~:text=Anestesi adalah sebuah tindakan yang,dan tujuan yang berbeda-beda.

Strida Indieni. 2011. “REFERATFARMAKOLOGI OBAT-OBATAN ANESTES.”


https://123dok.com/document/y8x7do5q-referat-farmakologi-obat-anestesi.html.

15

Anda mungkin juga menyukai