Anda di halaman 1dari 14

PEMASANGAN ALAT BANTU PERNAFASAN

DOSEN PENGAMPU :

RADEN YUDI UTOMO,S.Kep,Ns.,MM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

 ANISUL UNSA (032001D17004)


 BAQIATUS SHOLEHA (032001D17007)
 HAERIAH (032001D17009)
 HASNIA (032001D17011)
 HOFIZAH ASTUTIK (032001D17012)
 ISNIWATI (032001D17013)
 NINING ATMAWATI (032001D17020)
 SUSI RAMDANI FITRI (032001D17026)
 ULVIANIKA ESTATIA (032001D17028)

AKADEMI PERAWAT KESEHATAN


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
2018/2019

1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “pemeriksaan fisik”
tepat pada waktunya.
Makalah ini menjelaskan tentang bagaimana cara melakukan asuhan keperawatan
pada klien dengan pemasangan alat bantu pernafasan . Semoga makalah ini dapat bermanfaat
baik bagi penulis maupun pembaca. Selesainya penulisan makalah ini berkat bantuan dari
berbagai pihak, yang telah memberikan dukungan dalam berbagai bentuk kepada penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu
penulis berharap kritik dan saran dari para pembaca, guna menyempurnakan makalah ini.

Sakra, 01 november 2018

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

Halaman judul.....................................................................................................1

Daftar isi..............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang...........................................................................................4
b. Rumusan masalah......................................................................................4
c. Tujuan........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

a. Pengertian ventilator.............................................................................5
b. Prosedur penggunaan alat bantu pernafasan........................................6
c. Konsekuensi Penggunaan Alat yang Tidak Sesuai Prosedur.........7
d. Mode pemasangan alat bantu pernapasan.............................................7
e. Siklus.....................................................................................................8
f. Tujuan indikasi pemasangan ventilator.................................................8
g. Setting ventilator mekanik....................................................................9

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan...............................................................................................13
b. Saran.........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ventilator adalah suatu sistem alat bantu hidup yang dirancang untuk
menggantikan atau menunjang fungsi pernapasan yang normal. Ventilator dapat juga
berfungsi untuk mengembangkan paru dan memberikan oksigen sehingga dapat
mempertahankan fungsi paru. Bila fungsi paru untuk melakukan pembebasan CO2
atau pengambilan O2 dari atmosfir tidak cukup, maka dapat dipertimbangkan
pemakaian ventilator.1 Ventilator mekanik merupakan salah satu aspek yang penting
dan banyak digunakan bagi perawatan pasien yang
kritis di Intensive Care Unit (ICU).2
Menurut National Nosocomial Infection Surveillance System (NNIS) di
Amerika Serikat yang melakukan penelitian pada 181.993 pasien di Instalasi
Perawatan Intensif beberapa rumah sakit, didapatkan bahwa infeksi melalui aliran
darah, pneumonia, dan infeksi traktus urinarius dengan peralatan invasif merupakan
kelompok terbanyak dari infeksi nosokomial. Infeksi yang paling sering terjadi adalah
infeksi traktus urinarius (31%), diikuti oleh pneumonia (27%), dan infeksi melalui
aliran darah (19%), dan 87% infeksi melalui aliran darah terkait dengan pemasangan
kateter sentral, 86% pneumonia terkait dengan pemasangan ventilator mekanis, dan
95% infeksi traktus urinarius dengan pemasangan kateter urin.5

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian ventilator?
2. Jelaskan Prosedur penggunaan alat bantu pernafasan?
3. Jelaskan Konsekuensi Penggunaan Alat yang Tidak Sesuai Prosedur
4. Jelaskan Mode pada pemasangan alat bantu pernafasan?
5. Jelaskan Siklus pada pemasangan alat bantu pernafasan?
6. Jelaskan Tujuan dan indikasi pemasangan ventilator?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian ventilator
2. Untuk mengetahui penggunaan alat bantu pernafasan
3. Untuk mengetahui Konsekuensi Penggunaan Alat yang Tidak Sesuai Prosedur
4. Untuk mengetahui Mode pada pemasangan alat bantu pernafasan
5. Untuk mengetahui Siklus pada pemasangan alat bantu pernafasan
6. Untuk mengetahui Tujuan dan indikasi pemasangan ventilator

4
BAB II

PEMBAHASAN

PEMASANGAN ALAT BANTU PERNAFASAN

 Ventilator/respirator pertama kali ditemukan pada abad ke-20 ketika wabah polio sedang
menjadi epidemic.
 Alat ini tidak menyembuhkan suatu penyakit, hanya sekedar alat bantu pernapasan.
 Penggunaan ventilator hanya sementara. Pada kasus tertentu ada pasien yang harus memakai
alat bantu napas ini seumur hidupnya.
 PENGERTIAN VENTILATOR
Ventilator merupakan pendukung pernapasan yang digunakan oleh seorang
yang memiliki permasalahan pernapasan. Penggunaan ventilator sebagian besar di
rumah sakit. Mulai dari penggunaan oleh pasien yang akan dioperasi atau dianastesi,
perawatan dari penyakit paru-paru, dan gangguan pernapasan lain.

5
Secara umum, alat ini memang menjadi salah satu alat untuk membantu
pernapasan seseorang. Alat ini juga sering digunakan oleh seorang pasien ketika
dirinya sedang operasi dan menggunakan anastesi. Meskipun seseorang yang
dioperasi tidak memiliki masalah pernapasan, tapi ventilator digunakan untuk
memantau pernapasannya.

Selain digunakan saat sedang operasi, ventilator tentu memiliki peran penting
untuk membantu pernapasan seseorang ketika memilki gangguan penyakit pernapasan
tertentu. Penyakit tersebut, Pneumonia, PPOK (chronic obstructive pulmonary
disease), cedera tulang belakang/folio, cedera otak, dan overdosis obat.
Saat pernapasan terganggu, tentu seseorang akan merasa kurang nyaman
bahkan kesulitan saat bernapas. Alat ini memang tidak akan menyembuhkan penyakit
pernapasan, tapi setidaknya meringankan pernapasan seseorang. Alat ini akan dilepas
ketika seseorang sudah bisa kembali bernapas dengan normal.

 Prosedur Penggunaan Alat Bantu Pernapasan

Pemasangan alat ini dilakukan dengan memasukkan tube ke dalam trakea.


Dari tube inilah yang dijadikan sebagai jalan napas yang akan membawa oksigen
menuju paru-paru melalui proses intubasi. Melalui proses tersebut, tube tersebut akan
dimasukkan melalui hidung atau mulut menuju trakea.
Pemasangan tube yang dilakukan pada seseorang yang sakit, biasanya dibantu
dengan obat agar tidak menimbulkan rasa nyeri atau sakit. Setelah terpasang, orang
yang menggunakan ventilator tidak bisa makan seperti biasa, melainkan melalui
intervena (infus) atau melalui feeding tube lewat hidung, dan melalui
prosedur gastronomy.

6
 Konsekuensi Penggunaan Alat yang Tidak Sesuai Prosedur

Setiap pasien memilihi kebutuhan yang berbeda terkait penggunaan ventilator.


Tidak hanya soal waktu, penggunaan tekanan oksigen yang keliru juga akan
membahayakan jiwa pasien. Beberapa kesehatan yang akan terjadi apabila
penggunaan ventilator tanpa menyesuaikan prosedur antara lain :
1.Kerusakan paru-paru
Tekanan oksigen yang terlalu tinggi hanya akan membebani paru-paru. Untuk
itu, setiap pasien pasti memiliki ukuran tekanan respirator yang berbeda sesuai
kondisi masing-masing.

2.Pneumothoraks
Gangguan ini merupakan kondisi di mana udara justru keluar dari paru-paru
dan mengisi rongga yang ada di antara paru-paru dan dinding dada. Akibatnya, pasien
akan mengalami sesak napas, nyeri pada dada, hingga kolaps.

3.Bekuan Darah
Pembekuan darah atau infeksi kulit yang cukup serius juga mungkin terjadi
lantaran pemberian tekanan oksigen yang tidak semestinya melalui ventilator.

 Mode pada pemasangan alat bantu pernafasan

Pada dasarnya, tidak ada perbedaan signifikan antara satu ventilator dan ventilator
lain kecuali pada seperti berikut :
1.Control
Mode ini memunginkan pengaturan seluruhnya pada mesin dan cocok
diimplementasikan pada pasien yang tidak dapat menunjukkan usahanya untuk
menarik napas. Dengan demikian, pasien tetap dapat memperoleh oksigen tanpa
mempedulikan usaha pasien tersebut untuk bernapas.

2.IMV
IMV (Intermitten Ventilation Mandatory) memberi bantuan pernapasan secara
berkala sesuai kemampuannapas pasien. Pasien yang dapat bernapas tetapi belum
dapat melakukannya dengan normal dapat dibantu dengan pengaturan mode ini.
3.ASB atau PS
Bila pasien sudah dapat bernapas dengan spontan, maka ventilator dalam
mode ASB (Assisted Spontaneous Breathing) adalah yang paling tepat. Pasien akan
bernapas sesuai dengan mode yang telah diatur dan kendali pernapasan ada pada
pasien sendiri.

7
 Siklus pada pemasangan alat bantu pernafasan
1.Volume Cycled Ventilator
Prinsip dasar ventilator ini adalah mesin yang akan berhenti apabila telah
mencapai volume yang ditentukan. Keunggulan dari mesin ini adalah volume tidal
yang tetap konsisten meski terdapat perubahan complain pada paru pasien.
2.Pressure Cycled Ventilator
Siklus ini akan berhenti bekerja dan mengalami ekspirasi apabila telah
mencapai tekanan yang ditentukan. Sebagai catatan, jenis ventilator ini tidak cocok
digunakan untuk pasien yang memiliki status paru-paru tidak stabil.

3.Time Cycled Ventilator

Sedangkan siklus satu ini bekerja dengan prinsip waktu. Rasio normal untuk
kecepatan ekspirasi dan isnpirasi adalah 2:1. Mengingat ventilator menjadi alat bantu
yang cukup penting pada seseorang, tidak banyak orang yang bisa langsung
membayarnya ketika dibutuhkan. Hampir mirip dengan kasus Adam Fabumi yang
terserang dan ingin memiliki ventilator sendiri untuk di rumah.

Trisomi 13 merupakan penyakit genetika langka yang terjadi dalam pada 1


dari 16.000 bayi yang lahir. Penyakit ini membuat Adam memiliki banyak gangguan
serius dalam tubuhnya. Mulai dari Dandy Syndrom, penyakit jantung bawaan, infeksi
paru-paru, pembesaran ginjal, dan laringomalasia.
Mendengar Adam Fabumi terserang penyakit langka, seorang teman dari
kedua orang tua Adam tergerak untuk melakukan penggalangan dana untuk
membantu biaya pengobatan dan membeli ventilator lewat Kitabisa.com. Dana yang
terkumpul melebihi target dan sudah digunakan untuk membeli ventilator.

 Tujuan dan Indikasi Pemasangan Ventilator


Ada beberapa hal yang menjadikan tujuan dan manfaat penggunaan ventilasi mekanik
ini dan juga beberapa kriteria pasien yang perlu untuk segera dipasang ventilator.
Tujuan Ventilator antara lain adalah sebagai berikut :

1. Mengurangi kerja pernapasan.


2. Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien.
3. Pemberian MV yang akurat.
4. Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi.
5. Menjamin hantaran O2 ke jaringan adekuat.

8
Dan berikut adalah kriteria indikasi pemasangan ventilasi mekanik :
1. Pasien Dengan Gagal Nafas. Pasien dengan distres pernafasan gagal nafas, henti
nafas (apnu) maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen
merupakan indikasi ventilasi mekanik. Idealnya pasien telah mendapat intubasi
dan pemasangan ventilasi mekanik sebelum terjadi gagal nafas yang sebenarnya.
Distres pernafasan disebabkan ketidakadekuatan ventilasi dan atau oksigenasi.
Prosesnya dapat berupa kerusakan paru (seperti pada pneumonia) maupun karena
kelemahan otot pernafasan dada (kegagalan memompa udara karena distrofi otot).
2. Insufisiensi jantung. Tidak semua pasien dengan ventilasi mekanik memiliki
kelainan pernafasan primer. Pada pasien dengan syok kardiogenik dan CHF,
peningkatan kebutuhan aliran darah pada sistem pernafasan (sebagai akibat
peningkatan kerja nafas dan konsumsi oksigen) dapat mengakibatkan jantung
kolaps. untuk mengurangi beban kerja sistem pernafasan sehingga beban kerja
jantung juga berkurang.
3. Disfungsi neurologis. Pasien dengan GCS 8 atau kurang yang beresiko
mengalami apnoe berulang juga mendapatkan ventilasi mekanik. Selain itu
ventilasi mekanik juga berfungsi untuk menjaga jalan nafas pasien serta
memungkinkan pemberian hiperventilasi pada klien dengan peningkatan tekanan
intra cranial.
4. Tindakan operasi. Tindakan operasi yang membutuhkan penggunaan anestesi
dan sedative sangat terbantu dengan keberadaan alat ini. Resiko terjadinya gagal
napas selama operasi akibat pengaruh obat sedative sudah bisa tertangani dengan
keberadaan ventilasi mekanik.
 Setting Ventilator Mekanik
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat beberapa parameter
yang diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator, yaitu
:
1.Frekuensi pernafasan permenit
Frekwensi napas adalah jumlah pernapasan yang dilakukan ventilator dalam
satu menit. Setting normal pada pasien dewasa adalah 10-20 x/mnt. Parameter
alarm RR diseting diatas dan dibawah nilai RR yang diset. Misalnyaset RR
sebesar 10x/menit, maka setingan alarm sebaliknya diatas 12x/menit dan

9
dibawah 8x/menit. Sehingga cepat mendeteksi terjadinya hiperventilasi atau
hipoventilasi.
2.Tidal volume
Volume tidal merupakan jumlah gas yang dihantarkan oleh ventilator ke
pasien setiap kali bernapas. Umumnya disetting antara 8 - 10 cc/kgBB,
tergantung dari compliance, resistance, dan jenis kelainan paru. Pasien dengan
paru normal mampu mentolerir volume tidal 10-15 cc/kgBB, sedangkan untuk
pasien PPOK cukup dengan 5-8 cc/kgBB. Parameter alarm tidal volume
diseting diatas dan dibawah nilai yang kita seting. Monitoring volume tidal
sangat perlu jika pasien menggunakan time cycled.
3.Konsentrasi oksigen (FiO2)
FiO2 adalah jumlah kandungan oksigen dalamudara inspirasi yang diberikan
oleh ventilator ke pasien. Konsentrasinya berkisar 21-100%. Setting an FiO2
pada awal pemasangan ventilator direkomendasikan sebesar 100%. Untuk
memenuhi kebutuhan FiO2 yang sebenarnya, 15 menit pertama setelah
pemasangan ventilator dilakukan pemeriksaan analisa gas darah. Berdasarkan
pemeriksaan AGD tersebut maka dapat dilakukan penghitungan FiO2 yang
tepat bagi pasien.

4.Rasio inspirasi : ekspirasi

Rumus Rasio inspirasi : Ekspirasi

Waktu Inspirasi + Waktu Istirahat


Waktu Ekspirasi
Keterangan :

a.Waktu inspirasi merupakan waktu yang diperlukan untuk memberikan


aumempertahankan tekanan.

b.Waktu istirahat merupakan periode diantara waktu inspirasi dengan ekspirasi


c.Waktu ekspirasi merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan udara
pernapasan
d.Rasio inspirasi : ekspirasi biasanya disetiing 1:2yang merupakan nilai normal fisiologis
inspirasi dan ekspirasi. Akan tetapi terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama atau
lebih lama dibandingkan ekspirasi untuk menaikan PaO2.
5.Limit pressure / inspiration pressure
Pressure limit berfungsi untuk mengatur jumlah tekanan dari ventilator volume cycled.
Tekanan terlalu tinggi dapat menyebabkan barotrauma.
6.Flow rate/peak flow
Flow rate merupakan kecepatan ventilator dalam memberikan volume tidal pernapasan
yang telah disetting permenitnya.
7.Sensitifity/trigger
Sensitifity berfungsi untuk menentukan seberapa besar usaha yang diperlukan pasien
dalam memulai inspirasi dai ventilator. Pressure sensitivity memiliki nilai sensivitas

10
antara 2 sampai -20 cmH2O, sedangkan untuk flow sensitivity adalah antara 2-20
L/menit. Semakin tinggi nilai pressure sentivity maka semakin mudah seseorang
melakukan pernapasan. Kondisi ini biasanya digunakan pada pasien yang diharapkan
untuk memulai bernapas spontan, dimana sensitivitas ventilator disetting -2 cmH2O.
Sebaliknya semakin rendah pressure sensitivity maka semakin susah atau berat pasien
untuk bernapas spontan. Settingan ini biasanya diterapkan pada pasien yang tidak
diharapkan untuk bernaps spontan.
8.Alarm
Ventilator digunakan untuk mendukung hidup. Sistem alarm perlu untuk mewaspadakan
perawat tentang adanya masalah. Alarm tekanan rendah menandakan adanya pemutusan
dari pasien (ventilator terlepas dari pasien), sedangkan alarm tekanan tinggi menandakan
adanya peningkatan tekanan, misalnya pasien batuk, cubing tertekuk, terjadi fighting, dan
lain-lain. Alarm volume rendah menandakan kebocoran. Alarm jangan pernah diabaikan
tidak dianggap dan harus dipasang dalam kondisi siap.
9.Positive end respiratory pressure (PEEP)
PEEP bekerja dengan cara mempertahankantekanan positif pada alveoli diakhir ekspirasi.
PEEP mampu meningkatkan kapasitas residu fungsional paru dan sangat penting untuk
meningkatkan penyerapan O2 oleh kapiler paru.
G.Kriteria Pemasangan Ventilator Mekanik
Menurut Pontopidan (2003), seseorang perlu mendapat bantuan ventilasi mekanik
(ventilator) bila :
1.Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit.
2.Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg.
3.PaCO2 lebih dari 60 mmHg
4.AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350 mmHg.
5.Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB.
H.KomplikasiVentilator adalah alat untuk membantu pernafasan pasien, tapi bila
perawatannya tidak tepat bisa, menimbulkan komplikasi seperti:
1.Pada parua.
a. Baro trauma: tension pneumothorax, empisema sub cutis, emboli udara vaskuler.
b.Atelektasis/kolaps alveoli diffuse
c.Infeksi paru
d.Keracunan oksigen
e.Jalan nafas buatan: king-king (tertekuk), terekstubasi, tersumbat.
f.Aspirasi cairan lambung
g.Tidak berfungsinya penggunaan ventilator
h.Kerusakan jalan nafas bagian atas
2.Pada sistem kardiovaskulerHipotensi, menurunya cardiac output dikarenakan
menurunnya aliran balik vena akibat meningkatnya tekanan intra thorax pada pemberian
ventilasi mekanik dengan tekanan tinggi.
3.Pada sistem saraf pusat
a.Vasokonstriksi cerebralTerjadi karena penurunan tekanan CO2 arteri (PaCO2) dibawah
normal akibat dari hiperventilasi.

11
b.Oedema cerebralTerjadi karena peningkatan tekanan CO2 arteridiatas normal akibat
dari hipoventilasi.
c.Peningkatan tekanan intra kranial
d.Gangguan kesadaran
e.Gangguan tidur
.4.Pada sistem gastrointestinal
a.Distensi lambung, ileus
b.Perdarahan lambung
5.Gangguan lainnya
a.Obstruksi jalan nafas
b.Hipertensi
c.Tension pneumotoraks
d.Atelektase
e.Infeksi pulmonal
f.Kelainan fungsi gastrointestinal ; dilatasi lambung, perdarahan
g.Gastrointestinal.
h.Kelainan fungsi ginjal
i.Kelainan fungsi susunan saraf pusat

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan
bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positip pada paru-
paru melalui jalan nafas buatan adalah suatu alat yang digunakan untuk
membantu sebagian atau seluruh proses
Ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi.
Ada beberapa tujuan pemasangan ventilator mekanik ,yaitu :
1. Mengurangi kerja pernapasan
2. Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien
3. Pemberian mv yang akurat
4. Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perpusi
5. Menjamin hantaran 𝑜2 kejaringan adekuat
Indikasi pemasangan ventilator mekanik
 Pasien dengan gagal nafas
 Insufisiensi jantung
 Disfungsi neurologis
Tindakan oprasi
Menurut pontopidan (2003),seseorang perlu mendapat bantuan ventilasi mekanik
(ventilator) bila :
 Frekuensi nafas lebih dari 35 kali permenit
 Hasil analisa gas darah dengan 𝑜2 masker 𝑃𝑎𝑂2 kurang dari 70 mmHg.
 𝑃𝑎𝐶𝑂2 lebih dari 60 mmHg.
 AaDO2 dengan O2 100% hasilnya lebih dari 350 mmHg
 Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini semoga pengetahuan mahasiswa tentang materi
ventilator mekanik dapat meningkat. Dari yang belum tahu menjadi tahu ,dan dari
yang sudah tahu menjadi semakin mengerti .
Dan demi kesempurnaan makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun

13
DAFTAR PUSTAKA

http://tamannya-hati.blogspot.com/2013/11/tujuan-dan-indikasi-pemasangan.html?m=1

https://blog.kitabisa.com/ventilator/

14

Anda mungkin juga menyukai