HOFIZAH ASTUTIK
032001D17012
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
DINAS KESEHATAN
AKADEMI PERAWAT KESEHATAN
SAKRA
BAB 1
A. Latar belakang
Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health
Organization) adalah ketika seseorang tersebut merasa
sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup
serta dapat menerima orang lain sebagaimana
seharusnya serta mempunyai sikap positif terhadap diri
sendiri dan orang lain.
Melihat permasalahan psikososial atau gangguan
jiwa yang terjadi dimasyarakat kita khususnya di Nusa
Tenggara Barat, membuat para tenaga kesehatan menjadi
prihatin dan harus bekerja keras untuk mengatasinya.
Next ….
Tidak jarang kita temukan individu yang tidak
mampu menyelesaikan masalahnya sehingga dapat
menimbulkan prilaku kekerasan baik pada diri
sendiri maupun orang lain.(Stuart, 2007).
Departemen Kesehatan dan WHO pada tahun
2010 memperkirakan masalah gangguan jiwa
tidak kurang dari 450 juta penderita yang
ditemukan di dunia. Khususnya Indonesia
mencapai 2,5 juta atau 60% yang terdiri dari
pasien resiko perilaku kekerasan.
BAB II
Tinjuan Teori
A. konsep dasar skizofrenia
Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa
berat yang ditandai dengan penurunan atau
ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan
realitas ( halusinasi atau waham), afek tidak
wajar atau tumpul, gangguan kognitif (tidak
mampu berfikir abstrak), serta mengalami
kesukaran melakukan aktivitas sehari-hari
(Keliat B.A., 2011)
Tanda dan gejala skizofrenia
Menurut Bleuler gejala-gejala skizofrenia dapat
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu primer dan
sekunder.
a. Gejala primer
1) Gangguan proses fikir
2) Gangguan afek dan emosi
b. Gejala sekunder
1) Waham
2) Halusinasi
Penatalaksanaan skizofrenia
Pengobatan harus secepat mungkin, karena
keadaan psikotik yang lama menimbulkan
kemungkinan yang lebih besar bahwa
penderita menuju kemunduran mental
minsalkan:
a. Farmako terapi
b. Trafi elektro-konvulsi
c. Psikoterapi dan rehabilitasi
B. Konsep dasar prilaku kekerasan
1. Pengertian
Prilaku kekerasan adalah suatu keadaan
dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik, baik
kepada diri sendiri atupun orang lain. Seiring
juga disebut gaduh gelisah atau amuk
dimana seseorang marah berespon terhadap
suatu stressor dengan gerakan motorik yang
tidak terkontrol. ( Iyus Yosep,2009)
2. Penyebab prilaku kekerasan
a. Faktor predisposisi
Faktor pendukung terjadinya prilaku kekerasan,
Purwanto (2009)
1) Faktor biologis
2) Faktor psikologis
3) Faktor sosio cultular
b. Faktor presipitasi
orang akan berespon marah apabila merasa
dirinya terancam, ancaman tersebut dapat berupa
injury secara psikis, atau ancaman terhadap konsep
diri. Ancaman dapat berupa internal dan eksternal
3. Tanda dan gejala
Manifestasi klinik prilaku kekerasan, Menurut Stuart G. W.
(2007)
1. Emosi : Jengkel, marah (dendam), rasa terganggu,
merasa takut, tidak aman, cemas.
2. Fisik : Muka merah, pandangan tajam, nafas pendek,
keringat, sakit fisik, penyalahgunaan zat, tekanan
darah meninglkat.
3. Intelektual : Mendominasi, bawel, berdebat,
meremehkan
4. Spiritual : Keraguan, kebijakan / keberanian diri, tidak
bermoral, kreativitas terhambat
5. Sosial :Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan,
ejekan, humor.
4. Penatalaksanaan
Menurut yosep (2007) obat-obatan yang bisa
diberikan pada pasien dengan marah dan prilaku
kekerasan:
1. Buspirone obat antianxiety
Efektif dalam mengendalikan prilaku kekerasan
yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi.
2. Antidepressants
Penggunaan obat ini mampu mengontrol
impulsif dan prilaku agresif klien yang berkaitan
dengan mood
C. Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien
Dengan Masalah Keperawatan Utama Prilaku
Kekerasan