Anda di halaman 1dari 18

PEMASANGAN VENTILATOR EVIDENCE BASED PRACTICE

Oleh:

Dosen Pembimbing :
Maria Agustina Making.,S.Kep.,Ns.M.Kep

Mahasiswa:
Maria Imakulata Imelda PO530321118941
Diana Wenigaty Tidak Aktif

POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PPN
2022

1|keperawatan Kritis (pemasangan Ventilator)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatnya,
maklah tentang “Pemasangan Ventilator dan Evidance Based Pratice” ini dapat kami
selesaikan dengan baik. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah
menugaskan membuat makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, Kami mohon masukan saran yang membangun untuk
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu
keperawatan.

Penulis

2|keperawatan Kritis (pemasangan Ventilator)


Daftar Isi

Cover .................................................................................................................................1

Kata pengantar ...................................................................................................................2

Daftar Isi.............................................................................................................................3

Bab 1 Pendahuluan ............................................................................................................4

1.1 latar Belakang..........................................................................................................4

1.2 Tujuan .....................................................................................................................6

Bab 2 Tinjauan Teori .........................................................................................................7

2.1 Pengertian Kriteria Pasien untuk pemasangan Ventilator.......................................7


2.2 Tujuan Kriteria Pasien untuk pemasangan Ventilator.............................................7
2.3 Indikasi Kriteria Pasien untuk pemasangan Ventilator............................................8
2.4 Komplikasi pemasangan Ventilator.........................................................................9
2.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan Ventilator................................10
2.6 Evidence Based Practice.........................................................................................13

Bab 3 Penutup....................................................................................................................17

3.1 Kesimpilan..............................................................................................................17

3.2 Saran........................................................................................................................17

Daftar Pustaka....................................................................................................................18

3|keperawatan Kritis (pemasangan Ventilator)


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ventilator adalah suatu sistem alat bantuan yang dirancang untuk menggantikan
atau menunjang fungsi pernafasan yang normal.Tujuan utama diberikan dukungan
ventilator mekanik adalah untuk pengembalian fungsi normal pertukaran, memperbaiki
fungsi pernafasan kembali ke keadaan normal. (Suwardianto & Astuti, Pendekatan
Evidence Base Practice Nursing, 2020)
Penggunaan Ventilator juga sering menimbulkan beberapa efek berupa infeksi
saluran pernafasan, radang pada dinding tenggorokan atau mukosa, hingga paling parah
dapat menyebabkan gagal nafas akibat penyempitan saluran pernafasan akibat dari
pembengkakan saluran penafasan karena infeksi saluran nafas. Hal tersebut disebabkan
udara yang masuk ke saluran penafasan atau paru-paru masih tergolong udara kering,
yang dapat memicu terjadinya radang pada lapisan mukosa atau selaput terluar pada
tenggorokan. Penyebab infeksi saluran pernafasan yaitu virus dan bakteri yang masuk
melalui luka akibat radang saluran nafas, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan,
bahkan dapat memicu terjadinya gagal nafas pada pasien.
Studi epidemiologi dilakukan antara lain di Amerika, Australia, Spayol, Cina,
Korea dan India.prevelensi OSA pada dewasa laki-laki antara 3-7% dan wanita sebesar
2-5 % prevelensi OSA pada anak-anak lebih kurang 7,45 %. Amarican academy of sleep
medicine (aasm). Merekomendasikan pemeriksaan full night PSG untuk menegakkan
diagnosis OSA. Studi kohort Wisconsin melaporkan 29 % penduduk yang diperiksa
memiliki nilai apnea hypopnea index (AHI). Di atas 5 nilai tersebut menunjukan
seseorang menderita OSA. PSG memiliki sensitivitas 75-88 % untuk diagnosis pasien
OSA.
Penanganan untuk pasien dengan apnea atau henti nafas dengan pemasangan
ventilator adalah untuk menjamin dan mempertahankan patensi jalan nafas, adalah untuk
mengurangi beban jantung, pada syok kardiogenik serta pasca bedah mayor yang
memerlukan bantuan ventilasi mekanik untuk memperbaiki homeostasis gangguan

4|keperawatan Kritis (pemasangan Ventilator)


keseimbangan asam basa dan anemia Kriteria objektif untuk pemasangan ventilasi
makanis adalah laju nafas > 35% volume tidal < 5 ml/kgBB , PCO2 > 50 mmHg.
Dampak dari penggunaan ventilator antara lain risiko yang berhubungan dengan
intubasi, sumbatan pipa endotrakea oleh kerusakan secret, kerusakan laring terutama pita
suara dan trakea pada penggunaan jangka panjang. Komplikasi lainnya adalah
keringnnyajalan nafas, retensi sputum dan terganggunya frefleks batuk akibat gas
ventilasi yang didapatkan distres pernafasan yang ditunjukkan melalui frekuensi nafas
33 kali per menit dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Perawat merupakan profesi yang memberikan pelayanan kesehatan pada individu,
keluarga dan masyarakat dalam proses penyembuhan dan pencegahan penyakit serta
meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan. Perawat sebagai salah satu
caregiver memiliki peran penting dalam proses penyapihan, namun hingga saat ini
kenyataannya perawat tidak memiliki protokol resmi dalam proses penyapihan
ventilator, dan bergantung pada dokter sebagai pembuat keputusan. Otonomi yang
diperoleh perawat, didapatkan dari pengalaman melakukan penyapihan ventilator selama
ini. Perawat dengan pengalaman yang banyak dalam melakukan penyapihan ventilator
memiliki kepercayaan diri dan pengetahuan yang baik dalam melakukan penyapihan
ventilator. Dengan pengalaman yang lebih perawat dapat memahami kondisi pasien
dengan baik dan mengetahui tindakan efektif yang perlu dilakukan ketika terjadi
perubahan pada kondisi pasien.(Zulfikar M, 2016)
Rumah sakit dengan perawat-perawat yang telah memiliki kompetensi perawat
ICU, mampu melakukan penyapihan sendiri dengan pengawasan dokter, sementara lebih
banyaknya perawat Indonesia yang kurang berkompeten sehingga hanya melaksanakan
advice atau melakukan monitoring. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti
lakukan di RS Adyatma Semarang, terdapat kejadian kegagalan penyapihan ventilator.
Pada tahun 2015, didapatkan data bahwa terdapat 273 pasien yang dipasang ventilator.
Dari angka 273 tersebut hanya terdapat 27 pasien yang berhasil dilakukan proses
penyapihan sementara sisanya harus dilakukan reintubasi. Dari studi pendahuluan juga
didapatkan angka kematian yang terjadi di ruang ICU RS Adyatma Semarang sebanyak
434 kejadian.(Zulfikar M, 2016)

5|keperawatan Kritis (pemasangan Ventilator)


1.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan evidance based pratice pemasangan ventilator
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa/I mampu menjelaskan definisi pemasangan ventilator
2. Mahasiswa/I mampu menejelaskan klasifikasi ventilasi mekanik
3. Mahasiswa/I mampu menejelaskan indikasi pemasangan ventilator
4. Mahasiswa/I mampu mejelaskan Komplikasi pemasangan Ventilator
5. Mahasiswa/I mampu mejelaskan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pemasangan Ventilator
6. Mahasiswa/I mampu mejelaskan Evidence Based Practice

6|keperawatan Kritis (pemasangan Ventilator)


BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Ventilator adalah suatu sistem alat bantuan yang dirancang untuk menggantikan
atau menunjang fungsi pernafasan yang normal.Tujuan utama diberikan dukungan
ventilator mekanik adalah untuk pengembalian fungsi normal pertukaran, memperbaiki
fungsi pernafasan kembali ke keadaan normal. (Suwardianto & Astuti, Pendekatan
Evidence Base Practice Nursing, 2020)
Pemasangan Ventilator adalah suatu tindakan keperawatan memasukan alat bantu
pernafasan melalui intubasi ke saluran pernafasan pasien dalam upaya life-saving pasien-
pasien gagal nafas dengan menggunakan alat ventilator atau ventilasi mekanik.

2.2 Tujuan Pemasangan Ventilator


1. Menurut (Ansori, 2015) tujuan ventilasi Mekanik bertujuan untuk :
a. Mengatasi Hipoksia
b. Membantu oksigenasi
c. Mengatasi asidosis pernapasan akut
d. Meringankan gangguan pernafasan
e. Mencegah atelektasis
f. Mengistirahatkan otot-otot pernafasan
2. Menurut (Zulfikar M, 2016) tujuan penggunaan Ventilator bertujuan untuk:
a. Memberikan oksigen pada paru-paru dan tubuh
b. Membantu paru-paru dalam tubuh untuk mengeluarkan karbon dioksida
c. Membantu pasien agar mudah dalam bernafas

7|keperawatan Kritis (pemasangan Ventilator)


d. Mengganti kerja paru-paru pada pasien dengan penyakit yang menyebabkan
kegagalan pernapasan spontan. Ventilator digunakan untuk membantu pernapasan
hingga pasien mampu melakukan pernapasan spontan.

2.3 Indikasi Pemasangan Ventilator


a. Menurut (Suwardianto & Astuti, 2020) indikasi pemasangan ventilator ada beberapa
sebagai berikut:
 Obstruksi jalan nafas
 Oksigensi tidak adekuat saturasi 02 <90% saat terpasang oksigenasi aliran tinggi
melalui masker non-rebrether.
 Ventilasi tidak adekuat: hipoventilasi (pola nafas tidak efektif)
 Penurunan kesadaran
 RR >35 Atau <5 x/m
b. Menurut (Zulfikar M, 2016) indikasi penggunaan Ventilator antara lain :
 Hipoksia
Ventilator dipasang apabila pasien tidak mampu menjaga saturasi oksigen yang
adekuat dalam darah, walaupun telah diberikan oksigen dengan konsentrasi
tinggi.
 Hipoventilasi
Indikasi dipasangnya ventilator apabila pernapasan alveolar tidak mampu
memberikan kebutuhan pasien. Ventilator digunakan untuk membantu pertukaran
gas hingga alat pernapasan pasien dapat bekerja secara normal. Keadaan
hipoventilasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti disfungsi neurologis,
obstrusi jalan napas, dan penggunaan anastesi dan sedatif
 Peningkatan Respiratory Rate, lebih dari 35 kali/menit.
 Pola pernapasan yang tidak stabil.
 Penurunan kesadaran

8|keperawatan Kritis (pemasangan Ventilator)


2.4 Komplikasi Penggunaan Ventilator
Menurut (Zulfikar M, 2016) komplikasi penggunaan Ventilator adalah :
 Infeksi
ET (Endotracheal Tube) yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien akan
mempermudah bakteri-bakteri masuk ke dalam paru-paru. Hal ini akan menyebabkan
infeksi seperti pneumonia, yang biasa disebut VAP (Ventilator Associated
Penumonia). Pneumonia dapat menjadi masalah yang serius karena dapat merusak
paru-paru.
 Pneumothorax
Paru-paru memiliki beberpa bagian yang lemah dan menjadi penuh oleh udara yang
akan bocor ke area kosong antara paruparu dan dinding dada. Udara yang ada di area
kosong ini akan mengambil ruang sehingga membuat paru-paru mengempis. Apabila
hal ini terjadi sangat penting untuk mengeluarkan udara dari area ini. Dokter dapat
memasang chest tube untuk mengeluarkan udaranya.
 Kerusakan Paru-Paru
Tekanan dari udara yang dimasukkan ke paru-paru oleh ventilator dapat merusak
paru-paru, maka penggunaannya harus diusahakan pada ukuran yang seminimal
mungkin. Penggunaan konsentrasi oksigen yang tinggi juga dapat merusak paru-paru,
maka diberikan secukupnya sesuai kebutuhan organ vital. Kerusakan paru-paru
mungkin akan sulit ditangani.
 Efek Samping dari Obat
Pemasangan ventilator disertai dengan pemberian sedasi, yang membuat pasien
berada dalam kondisi tidur dalam beberapa jam walaupun obat sudah tidak diberikan
lagi. Dokter dan perawat harus mendosis jumlah yang sesuai pada pasien, karena tiap
pasien akan memiliki reaksi yang berbeda-beda.

9|keperawatan Kritis (pemasangan Ventilator)


2.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan Ventilator

Pengertian suatu tindakan keperawatan memasukan alat bantu pernafasan melalui intubasi ke
saluran pernafasan pasien dalam upaya life-saving pasien-pasien gagal nafas dengan
menggunakan alat ventilator atau ventilasi mekanik.
Tujuan  Memberikan kekuatan mekanis pada pasien paru untuk mempertahankan
ventilasi yang fisiologik.
 Menimbulkan Airway preesure dan corak ventilasi untuk memperbaiki efisiensi
dan oksigenasi.
 Mengurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi keadaan kerja nafas.
NO PROSEDUR GAMBAR
a. Persiapan alat
Ventilator lengkap:Humidifier,tubing
lengkap,urocated tube,conector.
 Alat tes paru
 Respirometer
 Tabung O2 besar/O2
sentral
 Aguadest steril
 Alcohol
 Sarung tangan steril
b. Persiapan petugas
Petugas yang dibutuhkan minimal 2
orang.
c. Pelaksanaan
1. Cuci tangan.
2. Ucapkan salam.
3. Perkenalkan diri
4. Lakukan identifikasi pasien dengan
menggunakan dua identitas nama dan
tanggal lahir.
5. Berikan penjelasan kepada pasien

10 | k e p e r a w a t a n K r i t i s ( p e m a s a n g a n V e n t i l a t o r )
tentang tindakan pemasangan
ventilator.
6. Setting alat-alat ventilator
a. Petugas 1 : pakai sarung tangan
steril
b. Petugas 2 : buka alat ventilator
steril (humidifier,tubing
lengkap,urocated tube,conector)
c. Bilas alat-alat dengan aguadest
steril.
d. Setting slst sesuai ventilator yang
digunakan.
e. Isi humidifier dengan aguadest
steril sampai batas normal.
f. Pasang selang O2
g. Cek ventilator dengan alat paru-
paru buatan.
h. Pasang conector.
7. Atur ventilator
a. Pilih mode of ventilation pada
controlling ventilation saat
pemasangan pertama kali.
b. Atur menit volume sebanyak
100-125 ml/kgBB/menit
c. Atur I : E rasio sesuia dengan
perintah dokter dengan mengatur
inspiratory time,pause time dan
expitory time.
d. Putar mixer sehingga didapatkan
konsentrasi O2 100% (FI02 =
1,2).

11 | k e p e r a w a t a n K r i t i s ( p e m a s a n g a n V e n t i l a t o r )
e. Putar PEEP pada positif 5cm
H2O.
f. Pasang batas atas tekanan sekitar
10 cm H2O diatas tekanan jalan
nafas pasien. Alarm ini berguna
untuk mencegah tekanan yang
berlebihan pada jalan nafas yang
dapat menyebabkan terjadinya
pneumotoraks.
g. Pasang trigger sensitivity pada -2
sampai -3 cm H2O agar pasien
dapat menambah sendiri
kebutuhan nafasnya bila
memerlukan.
h. Atur humidifier sehingga
didapatkan suhu antara 32-34 c0.
i. Atur batas bawah dan batas alarm
volume ekpirasi minute volume
pasien.
j. Rapikan alat dan pasien
k. Dokumentasi.

2.6 Evidence Based Practice Pemasangan Ventilator

12 | k e p e r a w a t a n K r i t i s ( p e m a s a n g a n V e n t i l a t o r )
Menurut (Ariyani et al., 2020) dan (Sari, 2019)

No Penulis Tempat Intervensi Metode Outcome


penelitian/juml penelitian
ah sampel/ usia
1. Dwi Ariyani, RSUD Pengaruh Clapping, Penelitian Ini Pengaruh
dkk(2020) Kabupaten Vibrasi, Suction merupakan Clapping,Vibrasi Dan
Pengaruh Tangerang, Terhadap Tidal jenis peelitian Suction Terhadap
Clapping, ruang ICU/ Volume Pasien Yang Kuantitatif. Tidal Volume Pada
Vibrasi, 36 pasien Menggunakan Desain Pasien Yang
Suction a. Dewasa : Ventilator penelitian Menggunakan
Terhadap Tidal 20 -60 thn yang Ventilator:
Volume Pasien (30 orang) digunakan hasil penelitian
Yang b. Lanjut Usia dalam menunjukan bahwa
Menggunakan : Usia ≥ 60 penelitian ini terdapat pengaruh
Ventilator Di thn adalah clapping, vibrasi dan
ICU RSUD (6 orang) penelitian suction terhadap tidal
Kabupaten eksperimen volume pasien
Tangerang (quasi pneumonia yang
eksperimen). menggunakan
ventilator
berdasarkan analisis
statistic bivariat di
dapatkan nilai
signifikasi (p=0,025)
nilai ini lebih kecil
dari nilai signifikasi
(p=0,05) ini berarti
terdapat pengaruh
yang signifikan
antara variable
clapping,vibrasi dan

13 | k e p e r a w a t a n K r i t i s ( p e m a s a n g a n V e n t i l a t o r )
suction terhadap tidal
volume pada pasien
pneumonia yang
menggunakan
ventilator.
Kesimpulan dari
penelitian ini adalah
adanya pengaruh
clapping, vibrasi dan
suction terhadap nilai
tidal volume pada
pasien yang
menggunakan
ventilator di ruang
ICU RSUD
Kabupaten
Tangerang Periode 1
Juli sampai dengan 7
Agustus 2020.
2. Rini sari dkk, RSUD DR. Open suction Penelitian ini Tidal volume
(2018) SOEDARSO terhadap tidal merupakan sebelum dan sesudah
Pengaruh PONTIANAK volume pasien yang jenis tindakan suction dan
Open Suction RUANG ICU/ menggunakan penelitian lama waktu kembali :
Terhadap Tidal 12 pasien ventilator. kuantitatif. Hasil dari analisa
Volume Pada Laki-laki : 8 Desain univariat terdapat 12
Pasien Yang orang penelitian responden dengan
Menggunakan Perempuan : 4 yang masing-masing
Ventilator Di orang / 12-16 digunakan diberikan tindakan
Ruang Icu tahun (remaja dalam suction dan setelah
Rsud Dr. awal) 1 orang penelitian ini dilakukan tindakan
Soedarso 26-35 tahun adalah terdapat penurunan

14 | k e p e r a w a t a n K r i t i s ( p e m a s a n g a n V e n t i l a t o r )
Pontianak (dewasa awal) penelitian pada tidal volume
1 0rang, 36-45 eksperimen pasien dengan lama
tahun (dewasa (quasi waktu kembali
akhir ) 3 0rang, exsperiment) berbeda - beda pada
46-55 tahun dengan setiap pasien dengan
(lansia awal), 6 rancangan rata – rata 16 detik.
orang, 65 penelitian Pengaruh tindakan
(masa manul) “pre and post suction : Hasil uji
1 orang. test without statistik pada
control” pengaruh open
suction terhadap tidal
volume sebelum dan
sesudah diberikan
suction didapatkan
nilai p =0,001
Kesimpulannya:
terdapat pengaruh
perubahan tidal
volume pasien yang
dilakukan tindakan
suction sebelum dan
sesudah tindakan
yaitu terjadinya
penurunan pada tidal
voluem pasien
Sebelum tindakan
tidal volume 382
sedangkan sesudah
tindakan 286 lama
waktu kembali 16
detik lama waktu

15 | k e p e r a w a t a n K r i t i s ( p e m a s a n g a n V e n t i l a t o r )
tidal tergantung
kapasitas paru
seseorang dan
keadaan baik
buruknya kondisi
paru masing-masing.

16 | k e p e r a w a t a n K r i t i s ( p e m a s a n g a n V e n t i l a t o r )
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ventilator adalah suatu sistem alat bantuan yang dirancang untuk menggantikan atau
menunjang fungsi pernafasan yang normal.Tujuan utama diberikan dukungan ventilator
mekanik adalah untuk pengembalian fungsi normal pertukaran, memperbaiki fungsi
pernafasan kembali ke keadaan normal.

3.2 saran

Perawat yang bekerja diruangan kritis hendaknya adalah perawat yang berpengalaman atau
perawat yang mau belajar untuk meningkatkan pengetahuannya mengenai teknologi di
ruang kritis terkait penggunaan mesin-mesin penunjang kehidupan yang digunakan oleh
pasien-pasiennya.

17 | k e p e r a w a t a n K r i t i s ( p e m a s a n g a n V e n t i l a t o r )
Daftar Pustaka

Ariyani, D., Sari, R. S., Sari, F. R., & Pasien, V. (2020). Vol. 1, No. 5, November 2020. 1(5),
275–281.

Sari, R. F. (2019). Pengaruh Open Suction Terhadap Tidal Volume Pada Pasien Yang
Menggunakan Ventilator. Jurnal Keperawatan UNSRAT, I(1), 1–11.

Zulfikar M, M. (2016). Pengalaman Perawat dalam proses Penyapihan Ventilator di Ruang ICU
RS Dr Adyatma Semarang. 1–50.

Imania, A. N., jamilah, Astanti, M. D., Hendrawan, R., & Fadhilatul R, S. N. (2022). Asuhan Keperawatan
Kritis pada pasien dengan Ventilator Mekanik.

Suwardianto, H., & Astuti, V. W. (2020). Buku ajar keperawatan Kritis: Pendekatan Evidence Base
Practice Nursing. In S. Heru, Buku ajar keperawatan Kritis: Pendekatan Evidence Base Practice
Nursing (pp. 17-19). kediri: Lembaga Chakra Brahmana Lentera.

Suwardianto, H., & Astuti, V. W. (2020). Pendekatan Evidence Base Practice Nursing.

18 | k e p e r a w a t a n K r i t i s ( p e m a s a n g a n V e n t i l a t o r )

Anda mungkin juga menyukai