Anda di halaman 1dari 19

MESIN ANESTESIA

Pembimbing

dr. Sabar Napitu, SpAn


dr. Jones Damanik, SpAn

Oleh :

Astray Anisa
091001013

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ANESTESI
RUMAH SAKIT UMUM DR DJASAMEN SARAGIH
PEMATANG SIANTAR
2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat TuhanYang Maha Esa


karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tulisan
yang berjudul “MESIN ANESTESI” dalam rangka melengkapi
persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Anestesi RSUD Dr.
Djasamen Saragih Pematangsiantar.

Dalam kesempatan ini pula penulis hendak menyampaikan rasa


terimakasih kepada dr. SABAR NAPITU, SpAn yang telah memotivasi,
membimbing, dan mengarahkan penulis selama menjalani program
Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Anestesi dan dalam menyusun tulisan
ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari


sempurna. Untuk itulah, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
kita.

Pematangsiantar, Oktober 2013


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3
I. DEFINISI ................................................................................... 3
II. KOMPONEN MESIN ANESTESI ............................................. 3
III. CARA KERJA MESIN ANESTHESI. ....................................... 6
BAB III MESIN ANESTESI KONVENSIONAL DAN MODERN ....... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN

Tidak ada satu alat pun yang lebih erat hubungannya dengan seorang
ahli anestesiologi selain mesin anestesi. Tugas utama seorang ahli
anestesiologi adalah memastikan bahwa peralatannya dapat memberikan
suatu kadar oksigen yang adekuat pada penderita.
Suatu cabang ilmu kedokteran yang sekarang dekenal dengan
anestesi boleh dikatakan dimulai sejak hari dimana Sir Humphry Davy,
pencipta lampu tambang, menemukan “gas gelak” atau Nitrogen-oksida.
Davy menemukan bahwa senyawa Nitrogen dan Oksigen (Nitrogen-oksida)
dapat menimbulkan akibat yang tidak biasa. Pada mulanya, saat Davy
menghirup gas ini, timbul euforia yang segera diikuti oleh ledakan tawa
yang tidak dapat dikendalikan hingga terjadi hilangnya kesadaran. Davy
juga mendapati sakit giginya hilang ketika secara tidak sengaja ia
menghirup gas ini. Ini terjadi sekitar desember tahun 1799.
Mesin anestesi digunakan oleh ahli anestesi untuk mendukung
pemberian anestesi. Tipe mesin anestesi yang digunakan di negara maju
adalah mesin anestesi jenis cotinuous-flow, yang dirancang untuk
memberikan secara akurat dan terus-menerus pasokan gas (seperti oksigen
dan nitrogen oksida), dicampur dengan uap agen anestesi (seperti isoflurane)
yang dihantarkan dengan aliran dan tekanan yang aman bagi pasien. Mesin
anestesi modern dilengkapi ventilator, sucktion unit, dan peralatan
monitoring pasien.
Kesalahan penggunaan peralatan penghantar gas tiga kali lebih
sering menyebabkan efek samping dibandingkan dengan kegagalan fungsi
mesin itu sendiri. Kurangnya penguasaan alat dan kelalaian dalam
pemeriksaan fungsi mesin merupakan penyebab tersering. Kecelakaan ini
mencatat angka 2% kasus pada American Society of Anesthesiology (ASA)
Close Claim Project Database. Sirkuit nafas merupakan sumber tersering
terjadinya kecelakaan (39%) dan menyebabkan 70% kematian atau

1
kerusakan otak, hampir semua insiden berhubungan dengan miskoneksi dan
diskoneksi alat.
Konsep asal mesin anestesi ini diciptakan oleh seorang ahli anestesi
Inggris Hendry Edmund Gaskin Boyle pada tahun 1917. Sebelum masa ini,
seorang ahli anestesi selalu membawa sendiri semua perlengkapannya,
tetapi dengan berkembangnya alat-alat yang lebih berat, tabung
penyimpanan gas yang besar, dan kelengkapan alat-alat pengaman jalan
nafas, hal ini menjadi tidak praktis.
Setiap kemajuan dari mesin anestesi ini dibuat dengan tujuan untuk
memperbaiki dan mengurangi efek samping yang terjadi akibat
penghantaran gas oleh mesin anestesi yang sangat penting bagi keamanan
pasien.

2
BAB II
PEMBAHASAN

I. DEFINISI
Istilah “mesin anestesi” adalah berlaku untuk suatu perlengkapan
yang mengirimkan oksigen dan agen bersifat gas dan / atau cairan yang
mudah menguap. Yang dimaksud dengan peralatan anestesi adalah alat-alat
anestesi dan perlengkapannya yang digunakan untuk memberikan anestesi
umum secara inhalasi. Mesin anestesi adalah peralatan yang digunakan
untuk memberikan anestesi inhalasi. Mesin adalah suatu alat yang berfungsi
untuk mencapur oksigen dan obat bius, seperti enflurane, isoflurane,
sevoflurane, dan N2O, kemudian campuran gas tersebut dikirimkan pada
sistem pernafasan, lalu didapatkanlah hasil pembiusan.
Pada mesin anesthesi ini menggunakan bermacam-macam obat yang
di klasifikasikan berdasarkan warna, antara lain :
1. Halothane, pada tahun 1956 dan di lambangkan dengan warna Merah
2. Enflurane, pada tahun 1972 dan dilambangkan dengan warna Oranye
3. Isoflurane, pada tahun 1981 dan dilambangkan dengan warna Ungu
4. Sevoflurane, pada tahun 1970 s/d 1990 dan dilambangkan dengan warna
Kuning
5. Desflurane, pada tahun 1992 dan dilambangkan dengan warna Biru

II. KOMPONEN MESIN ANESTESI


Secara umum mesin anestesi yang kita kenal sekarang terdiri dari 3
komponen yang saling berhubungan, yaitu:
Komponen 1 : sumber gas, penunjuk aliran gas/ flow meter dan penguap/
vaporizer
Komponen 2 : sirkuit nafas: sistem lingkar dan sistem magill
Komponen 3 : alat yang menghubungkan sirkuit nafas dan pasien: sungkup
muka, pipa endotrakea.

3
Komponen 1
Sumber gas. Oksigen biasanya disimpan secara terpusat dalam bentuk
cairan dan disalurkan melalui pipa ke kamar operasi dan tempat-tempat
lainnya melalui jalur pipa. Masing-masing pipa diberi warna yang berbeda
dan dihubungkan dengan mesin dengan suatu sistem diameter index safety
untuk menghindari kesalahan penyambungan.

Penunjuk aliran gas. Berbentuk tabung gelas yang didalamnya terdapat


indikator pengukur yang umumnya berbentuk bola atau rotameter. Skala
yang tertera umumnya dalam L/menit atau mL/menit. Flowmeter dapat
dibuka dengan cara memutar tombol pemutar kearah berlawanan dengan
putaran jarum jam. Bila indikator berbentuk bola maka angka laju aliran
dibaca setinggi bagian tengah bola dan bila memakai rotameter dibaca
setinggi bagian atas rotameter. Terdapat pula flow meter dengan sistem
digital.

Penguap/ Vaporizer. Berfungsi untuk menguapkan zat anestesi cair yang


mudah menguap (volatile anesthetic agent) yang biasanya dilengkapi
pemutar untuk mengatur besar kecilnya konsentrasi zat anestesi yang keluar.

Komponen 2
Sirkuit nafas. Aliran gas dari sumber gas berupa campuran O2 dan gas
anestesi akan mengalir melalui vaporizer. Campuran gas yang lazim disebut
aliran gas segar ini selanjutnya akan masuk ke sirkuit nafas pasien. Sirkuit
nafas pasien tersebut adalah:
Sistem lingkar. terjadi rebreathing
Sistem Magill dan Mapleson dengan variasi. rebreathing tidak ada atau
minimal sekali.
Sistem Magill (Mapleson A) merupakan sistem penyediaan gas yang paling
sering digunakan di inggris untuk pasien yang bernafas spontan.

4
Gambar 1. Sistem pernafasan Magill atau Mapleson A. F = peralatan ruang
rugi V = katup ekspirasi FG = gas segar B = kantong cadangan dan lubang
kantung AV = penderita membuang nafas gas ruang rugi.

Komponen 3
Sungkup muka atau pipa endotrakea terdapat dalam berbagai ukuran dan
dapat terbuat dari bahan plastik maupun karet.

Sungkup muka. Terdapat beberapa rancangan sungkup muka. Sungkup


muka dengan bahan transparan memungkinkan memantau uap gas ekspirasi
dan dapat mengenali terjadinya muntah dengan segera. Sungkup muka dari
bahan karet hitam dapat menyesuaikan dengan bentuk wajah yang tidak
biasa.
Pipa endotrakea. Digunakan untuk memberikan gas anestesi langsung ke
trakea dan memungkinkan untuk mengontrol ventilasi dan oksigenasi. Pipa
endotrakea umumnya dibuat dari bahan polivinil klorida dengan berbagai
ukuran dan dapat dilengkapi dengan balon atau tidak.

5
III. CARA KERJA MESIN ANESTHESI.
Cara kerja dari mesin anesthesi dapat kita lihat pada gambar berikut :

Cara kerja mesin anesthesi pada umumnya adalah sebagai berikut:


Oksigen, N2O masuk kedalam mesin anesthesi dan diatur alirannya oleh
regulator dan berapa besarnya aliran gas dapat dilihat dari flowmeter, dari
flow meter tersebut Oksigen dan N2O akan bercampur melewati vaporizer,
didalam vaporizer ini oksigen akan membawa partikel-partikel obat bius
yang berada didalam vaporizer tersebut. Setelah melewati vaporizer gas
yang telah tercampur dengan partikel obat bius tadi akan masuk kedalam
saluran pernafasan melalui masker atau endotracheal tube. Setelah masuk
kedalam paru-paru pada saat pasien menghembuskan nafas maka gas tadi
akan keluar, pada proses ini sebagian oksigen akan di filter kandungan
karbondioksidanya dan setelah kandungan karbondioksida hilang oksigen
tersebut bisa masuk lagi kedalam saluran pernafasan, siklus tersebut akan
selalu berulang-ulang sampai pasien tertidur. Setelah pasien tertidur, maka
gas N2O dan obat bius tadi akan dihentikan. Jadi setelah pasien tertidur gas
yang dialirkan hanya Oksigen yang berfungsi untuk menjaga sistem
pernafasan pasien.

6
Bagian-bagian mesin anesthesi :
1. Flowmeter dan regulator, berfungsi untuk mengatur besarnya aliran gas
yang masuk pada pasien.

2. Vaporizer, berfungsi untuk menguapkan obat bius yang dipakai dan


mengatur berapa konsentrasi obat yang masuk kepada pasien.

7
3. Bellow dan filter karbondioksida, bellow berfungsi untuk memompa
dan mengatur jumlah gas yang masuk kedalam paru-paru pasien, dan filter
karbondioksida berfungsi untuk memfilter kadar karbondioksida dari
saluran pernafasan pasien.

4. Ventilator, berfungsi sebagai alat bantu pernafasan pasien, ventilator ini


mengatur volume gas yang masuk pada pasien, mengatur berapa kali
didalam 1 menit pasien tersebut bernafas.

8
Pada gambar berikut adalah gambar mesin anesthesi secara utuh, yang
terdiri dari bagian-bagian yang dijelaskan diatas dan bagian pembantu
lainnya.

Untuk mengatasi keterbatasan mesin anestesi konvensional, pada mesin


anestesi modern dilakukan perbaikan sebagai berikut:
- Mengurangi koneksi eksternal. Sistem dengan koneksi internal
mengurangi kemungkinan diskoneksi, miskoneksi atau kinking.

- High Pressure Management. Mesin versi baru memiliki regulator tabung


O2 sampai sekitar 100 psig, sehingga tabung penghubung tetap terbuka
pada tekanan dinding 50 psig. “fail safes” dapat dihilangkan dari jalur
pipa oksigen sehingga udara dapat dihantarkan melalui vaporizer
kedalam sirkuit nafas setelah tekanan oksigen dihilangkan.

9
- Vaporisasi gas anestesi. Untuk mencegah masuknya agen anestesi
keruang penguapan ketika vaporizer dalam posisi miring saat
dipindahkan atau selama transportasi, vaporizer dibuat dalam posisi T.

- Akurasi seting volume tidal. ADU sebelumnya mengukur aliran gas


segar dan agen anestesi, mengurangi jumlahnya dari jumlah yang
diberikan sebelumnya sehingga dapat melindungi flush O2 selama
inspirasi.

- Automatisasi Checkout dan monitoring. Agar secara otomatis prosedur


pemeriksaan alat dapat dilaksanakan, mesin anestesi modern dilengkapi
alarm.

10
BAB III
MESIN ANESTESI KONVENSIONAL DAN MODERN

I. Mesin Anestesi Konvensional


Mesin anestesi konvensional mencakup mesin-mesin seperti seri
Ohmeda Modulus dan Excel, serta North american Dräger. Seri Narkomed
dan Narkomed GS.

Gambar 20. North american Dräger, dari kiri ke kanan: Narkomed 2 (1982),
Narkomed AM-III (1977),
Narkomed Standard (1972), Narkomed Compact (1977).
Keterbatasan mesin anestesi konvensional.
1. Mesin anestesi konvensional memiliki bayak hubungan/ koneksi
ekternal. Meskipun telah dilakukan standarisasi ukuran pipa/ tabung,
banyaknya koneksi eksterna ini merupakan sumber terjadinya diskoneksi
atau miskoneksi, kinking, kelalaian, atau sumbatan. Morbiditas yang
timbul akibatkesalahan peralatan ini bergantung pada lokasi dan fungsi
komponen yang terganggu. Koneksi yang dimaksud mencakup pipa-pipa
pada sikrkuit nafas, sistem pengeluaran gas, bellow, pipa aliran gas segar,
sistem pembuangan dansebagainya.
2. Perlindungan akan baro trauma. Mesin konvensional dilengkapi dengan
pembatas tekanan dalam sirkuit nafas, akan tetapi sebagian perlu diset
secara manualuntuk mempertahankan tekanan tetap berada dibawah nilai
ekstrim. Sebagian mesin lainnya hanya akan membunyikan alarm bila
nilai yang telah di set tersebut terlampaui. Pasien beresiko mendapat
hembuhan oksigen tambahan sebesar 500-800 ml/dtk dari volume tidal.

11
3. Resiko vaporizer. Vaporizer dapat bersifat fixed atau dapat dipindah-
pindah. Jika dalam posisi miring, agen cair dapat memasuki ruang
bypass, teruapkan, dan kemudian dialirkan ke sirkuit dalam dosis yang
berlebihan. Dosis yang kurang dapat terjadi bila ada kebocoran pada
tempat-tempat persambungan.
4. Penghantaran volume tidal yang tidak adekuat. Sejumlah besar volume
bellow dapat saja hilang dalam sirkuit nafas akibat komplians dan
kompresi. Ventilator konvensional biasanya memerlukan sistem ”dua-
langkah”, perubahan mekanik atau elektrik dari ventilasi manual dan
kesalahan manusia dapat menyebabkan kondisi apnoe pada pasien
5. Automated Checkout. Mesin anestesi konvensional harus di periksa
secara manual sehingga sering tidak akurat. Klinisi biasanya tidak
memeriksa alat secara keseluruhan sehingga tidak dapat menemukan
kerusakan/ malfungsi atau bahkan tidak melakukan pemeriksaan sama
sekali. Meskipun telah diberikan instruksi secara jelas, residen anestesi
paling baik hanya dapat melakukan 81% prosedur pemeriksaan.

II. Mesin Anestesi Modern


Mesin anestesi modern mencakup Datex–Ohmeda, Aestiva/5,
Anethesia Delivery Unit (ADU), Dräger Medical, Fabius GS vl.3, Julian,
dan Narkomed 6400.
Mesin anestesi modern biasanya memiliki komponen sebagai
berikut:
 Mempunyai hubungan dengan tabung oksigen, udara dan nitrogen-
oksida rumah sakit. Tekanan saluran pipa dari sistem gas rumah sakit
(dikeluarkan melalui dinding) haruslah berkisar 400 kPa (60 psi; 4
atmosfer).
 Tabung gas cadangan untuk oksigen, udara dan nitrogen-oksida
yang diletakkan khusus. Mesin yang lebih kuno kadang memiliki tabung
dan flow meter untuk karbon dioksida dan siklopropan. Kebanyakan
mesin baru hanya memiliki tabung oksigen cadangan. Regulator silinder
ini diatur pada tekanan 300 kPa (45 Psi; 3 Atmosfer). Jika tabung yang

12
ada pada mesin dihubungkan dengan gas di dinding, gas yang ada pada
dinding lah yang akan digunakan karena memiliki tekanan yang lebih
tinggi.
 Flush oksigen aliran tinggi yang dapat memberikan oksigen sebanyak 30
L/ menit.
 Pengukur dan pengatur tekanan untuk melindungi komponen mesin
dan pasien dari gas bertekanan tinggi.
 Flow meter (rotameter) untuk oksigen, udara dan nitrogen oksida
yang digunakan oleh ahli anestesi untuk dapat memberikan gas-gas ini
kepada pasien dalam campuran yang akurat. Flow meter biasanya
berbentuk pneumatik, akan tetapi akhir-akhir ini banyak digunakan jenis
digital elektromagnetik.
 Satu atau lebih vaporizer untuk memberikan zat anestesi volatile
secara akurat.
 Ventilator
 Monitor fisiologi untuk memonitor laju jantung, EKG, tekanan darah,
dan saturasi oksigen (umumnya tersedia monitor tambahan untuk
memantau suhu, tekanan arteri rata-rata dan tekanan vena sentral dsb)
 Sirkuit nafas, sebagian besar dengan sistem lingkar
 Alat penukar panas dan uap
 Sistem pembuangan
 Perlengkapan sucktion.
 Biasanya terdapat tatakan/ laci meja kecil tempat meletakkan
perlengkatan pengelolaan jalan nafas sehingga mudah diraih oleh ahli
anestesi.

13
Gambar 21. Mesin Anestesi Modern.
Untuk mengatasi keterbatasan mesin anestesi konvensional, pada
mesin anestesi modern dilakukan perbaikan sebagai berikut:
1. Mengurangi koneksi eksternal. Sistem dengan koneksi internal
mengurangi kemungkinan diskoneksi, miskoneksi atau kinking.
2. High Pressure Management. Mesin versi baru memiliki regulator tabung
O2 sampai sekitar 100 psig, sehingga tabung penghubung tetap terbuka
pada tekanan dinding 50 psig. “fail safes” dapat dihilangkan dari jalur
pipa oksigen sehingga udara dapat dihantarkan melalui vaporizer
kedalam sirkuit nafas setelah tekananoksigen dihilangkan.
3. Vaporisasi gas anestesi. Untuk mencegah masuknya agen anestesi
keruang penguapan ketika vaporizer dalam posisi miring saat
dipindahkan atau selama transportasi, vaporizer dibuat dalam posisi T
4. Akurasi seting volume tidal. ADU sebelumnya mengukur aliran gas
segar dan agen anestesi, mengurangi jumlahnya dari jumlah yang
diberikan sebelumnya sehingga dapat melindungi flush O2 selama
inspirasi
5. Automatisasi Checkout dan monitoring. Agar secara otomatis prosedur
pemeriksaan alat dapatdilaksanakan, mesin anestesi modern dilengkapi
alarm.

14
III. Gambar Mesin Anestesi

Datex Ohmeda Aestiva/5

Anethesia Delivery Unit (ADU) Fabius GS vl.3

15
DAFTAR PUSTAKA

1. http://ivan-atjeh.blogspot.com/2012/01/sejaran-perkembangan-mesin-
anestesi.html
2. http://infoalkes.blogspot.com/2009/05/mesin-anesthesi.html
3. http://mesinanestesi.blogspot.com/

16

Anda mungkin juga menyukai