Anda di halaman 1dari 13

MESIN ANESTESI

MATA KULIAH : ANESTESI I


Dosen pembimbing : DR Catur Budi Susilo SPd, SKp, M.Kes

Disusun oleh :
Bella Intan Meilana (P07120216017)
Ristanti Mulyandari (P07120216019)
Wanda Wardhani (P07120216033)
Faradila Pramesti (P07120216035)
Anggita Nurlitasari (P07120216038)

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN REGULER A


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN 2019/2020
Mesin Anestesi

Istilah “mesin anestesi” adalah tradisional berlaku untuk suatu perlengkapan yang
mengirimkan oksigen dan agen bersifat gas dan/ atau cairan yang mudah menguap. Yang
dimaksud dengan peralatan anestesi adalah alat-alat anestesi dan perlengkapannya yang
digunakan untuk memberikan anestesi umum secara inhalasi. Mesin anestesi adalah peralatan
yang digunakan untuk memberikan anestesi inhalasi (Muhiman, Muhardi. Dr. 1989)
Mesin Anestesi merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyalurkan gas atau campuran
gas anastetik yang aman ke rangkaian anestesi yang kemudian dihisap oleh pasien dan membuang
sisa gas dari pasien.
A. Fungsi mesin anestesi
Tugas utama seorang ahli anestesiologi adalah memastikan bahwa peralatannya
dapat memberikan suatu kadar oksigen yang adekuat pada penderita. Mesin anestesi
digunakan oleh ahli anestesi untuk mendukung pemberian anestesi. Tipe mesin anestesi
yang digunakan di negara maju adalah mesin anestesi jenis cotinuous-flow, yang
dirancang untuk memberikan secara akurat dan terus-menerus pasokan gas (seperti
oksigen dan nitrogen oksida), dicampur dengan uap agen anestesi (seperti isoflurane) yang
dihantarkan dengan aliran dan tekanan yang aman bagi pasien. Mesin anestesi modern
dilengkapi ventilator, sucktion unit, dan peralatan monitoring pasien.
B. Komponen dasar mesin anestesi
Rangkaian paling sederhana dari mesin anestesi adalah sebagai berikut :

Secara umum, mesin anestesi dibagi menjadi 3 komponen yaitu :


1. Komponen Satu
a. Sumber gas
Tersimpan dalam tabung-tabung khusus dibawah tekanan tinggi.dapat
disimpan dalam bentuk gas (O2, udara ) maupun dalam bentuk cair ( N2O, CO2,
C6H6 ). Masing-masing tabung gas mempunyai alat pengukur tekanan (regulator)
khusus. Regulator ini menunjukkan tekanan gas didalam tabung dan dapat
menurunkan tekanan, dengan pertolonganpressure reducting valve( katup penurun
tekanan ).
Mesin anestesi bekerja efektif pada tekanan 50-60 PSI atau 3-4 atm.
Sebelum membuka tabung gas, yakinlah bahwa regulator sudah benar-benar
terpasang dan sudah ada hubungan antara regulator dan PAG atau flowmeter.
Tabung gas dapat dibuka dengan cara memutar logam ( berbentuk kotak kecil yang
ada dipuncak tabung ) kearah berlawanan dengan arah jarum jam dengan alat
pembuka khusus atau alat lain. Pada rumah sakit besar dengan banyak kamar
operasi, mungkin tidak dijumpai tabung-tabung gas tersebut karena telah dibuat
dengan system sentral.
Jenis Warna tabung Bentuk Satuan Tekanan
tekanan (Psi) (Atm)
O2 Putih / hijau gas 1800-2400 120-160
N2O Biru cair 745 50
Air Hitam / kuning gas 1800 120
cyclopropan Jingga cair 75 5
CO2 Abu-abu cair 838 56
b. Alat penunjuk tekanan gas (PAG/Flowmeter)

Berbentuk tabung gelas yang didalamnya terdapat indikator pengukur


yang umumnya berbentuk bola atau berbentuk rotameter.Skala yang tertera
umumnya dalam L/menit dan ml/menit. Sebelum membuka flowmeter perhatikan
dulu gas apa yang akan diputar ( tidak jarang terjadi bahwa kita bermaksud
membuka O2, tanpa sengaja kita membuka N2O ) Flowmeter dapat dibuka dengan
cara memutar tombol pemutar kearah berlawanan dengan arah jarum jam. Bila
indikator berbentuk bola, maka angka laju aliran ( flowmeter) dibaca setinggi
bagian tengah bola dan bila memakai rotameter dibaca setinggi bagian atas
rotameter.
c. Alat penguap (vaporizer)

Berfungsi untuk menguapkan zat anestesi cair yang mudah menguap (


volatile anesthetic agent ) yang biasanya dilengkapi dial untuk mengatur besar
kecilnya konsentrasi zat anestesi yang keluar. Alat penguap ini ada yang terbuat
dari :
1) Gelas dengan komponen pengatur dari logam : vaporizer Goldman, Boyle -
Logam keseluruhannya misalnya : Fluotec mark II, mark III.EMO, OMV,
Copper Kettle. Penempatan vaporizer.
2) Dapat diletakkan diluar sirkuit nafas, terletak diantara flowmeter dan lubang
keluar gas
3) Dapat diletakkan didalam sirkuit nafas
4) Dapat lebih 2 vaporizer yang akan dipakai, maka vaporizer untuk zat anestesi
cair yang lebih mudah menguap diletakkan lebih dekat dengan flowmeter.
Pada umumnya zat anestesi cair mempunyai alat penguapannya sendiri,
Tetapi ada alat penguap yang dapat dipakai untuk menguapkan beberapa zat
anestesi. Contoh : Fluotec Mark II, Mark III hanya untuk halothane dan EMO
khusus untuk eter. Copper kettle dapat untuk eter, halothane, trilene
Metoksifluran. Pengaturan konsentrasi berupa persentasi yang dapat kita atur
melalui knob pada Vaporizer.
2. Komponen dua
a. Canester dan isinya
Canester adalah bagian dari mesin anetesi yang berisi sodalyme dan
berfungsi sebagai penampung kapur penyerap gas CO2 atau CO2 absorber. Jenis
canester :
1) Single canester
Kelebihan dari single canester adalah lebih murah dan ringan.
Sedangkan kekurangan yang didapat pada single canester efisiensi
penyerapan rendah, hal tersebut dapat memperlambat induksi dan
pemulihan serta meningkatkan komsumsi anestesi. Dimana soda kapur
cenderung menetap yang memungkinkan penyaluran gas tidak
maksimal sehingga menyebabkan rebreathing.
2) Double canester
Kelebihan dari double canester adalah penyerapan CO2 lebih
lengkap.Dimana aliran gas ekspirasi masuk ke tabung canester bagian
atas dan sebagian besar CO2 diabsorbsi.Carbondioksida yang tersisa
kemudian diabsorbsi oleh tabung bagian bawah. Ketika tabung bagian
atas itu habis atau berubah warna, tabung bagian bawah dipindahkan
ke atas kemudian canester yang telah habis tadi diganti dengan yang
baru dan dipasang di bagian bawah. Susunan ini memberikan efesiensi
yang optimal dan ekonomis dalam penyerapan karbondioksida.
Kekurangan dari double canester adalah :
 Lebih berat dan lebih mahal daripada model single canester.
 Tidak stabil jika digunakan secara close system
 Perubahan lambat dalam konsentrasi anastesi yang
terinspirasi dengan aliran rendah.
 Soda kapur dan katup dalam system meningkatkan
penolakan untuk bernafas.
 Memungkinkan penghirupan debu soda kapur.
Canester berisi dengan sodalyme yang berupa butir kapur atau kapur
barium hidroksida yang akan bisa menetralisir asam karbonat. Reaksi dan produk
yang ada meliputi panas, air dan kalsium carbonat.Kapur soda merupakan
absorben yang lebih sering diketemukan dan mampu menyerap sampai 23 liter
CO2/ 100 gr absorben.Perubahan warna dari pH seperti yang ditunjukkan dengan
indicator warna karena terjadinya peningkatan konsentrasi ion hydrogen
menunjukkan dikeluarkannya absorben. Absorben bias digantikan bila 50-70%
mengalami perubahan warna. Contohnya perubahan warna pada CO2 absorben
dapat berupa merah muda berubah menjadi putih, yang putih berubah menjadi
ungu. Kandungan sodalyme :
 Kalsium Hidroksidaà Ca(OH)2 : 70-80%
 Sodium Hidroksidaà NaOH : < 3,5 %
 Air à H2O : 12-19%
b. Sirkuit nafas

Aliran gas dari sumber gas berupa campuran O2 dan gas anestesi akan
mengalir melalui vaporizer dan bersama campuran zat anestesi cair tersebut
keluar.Campuran O2, zat anestesi (gas dan uap) ini lazim kita sebut aliran gas
segar (AGS)atau Fresh Gas Flow (FGF). FGF ini selanjutnya masuk ke sirkuit
nafas pasien. Sirkuit nafas pasien tersebut adalah:
Paling banyak ada pada mesin anestesi. Komponen system lingkar :
Sungkup muka, konektor Y, katup searah, canister, katup ekspirasi, kantong
cadangan (reservoir bag), pipa berlekuk (kurogeted). Pada system lingkar dapat
bervariasi mengenai letak masuknya FGF, letak Reservoir bag, letak katup
ekspirasi, letak katup searah.
c. Sistem terbuka
Alat ini hanya terdiri dari 3 komponen yaitu: sungkup muka ( khusus
karena terdiri dari rangka kawat yang dibalut dengan kassa). Obat anestesi
diberikan dengan cara meneteskan ke sungkup muka ( eter ), dapat digunakan
tanpa O2.
1) Trilene inhaler : alat ini hanya terdiri dari alat penguap dan suungkup muka,
tanpa sirkuit nafas. Katup nafas telah terpasang pada alat tersebut.
2) System EMO (Ebstein, Macintosh, Oxford )
terdiri dari 3 komponen yaitu:
 Vaporizer berupa EMO inhaler
 Kantong dan sirkuit nafas dengan katup satu arah
 Sungkup muka dan pipa nafas Dapat dipakai tanpa O2 bila eter saja
yang digunakan.
Kantong nafas ( bellow) dapat mengembang sendiri walaupun tidak ada aliran gas.
3. Komponen tiga
Adaptor atau konektor, sungkup muka, pipa endotrakeal, pipa oropharingeal, pipa
nasopharyngeal, (terbuat dari logam atau plastic). Aliran gas dan zat-zat anestesi
didalam sirkuit anestesi dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut : Uap
obat anestesi dihisap masuk lewat paru-paru kemudian menembus membran alveoli
kapiler kemudian masuk aliran darah kapiler menuju sirkulasi oleh jantung bagian kiri
menuju ke otak. Kemudian obat akan menembus kapiler di jaringan otak dan
kemudian masuk kedalam sel-sel otak sehingga pasien menjadi tidak sadar. Bila uap
obat anestesi dihentikan kadar obat pada alveolar akan turun sehingga menimbulkan
penurunan pada kadar obat dalam darah dan kadar obat pada otak akan menurun dan
pasien akan kembali sadar.
C. Persiapan mesin anestesi
Sebelum melakukan tindakan anestesi kita harus selalu melakukan pengecekan
komponen dan fungsi dari mesin anestesi. Adapun yang perlu diperhatikan adalah:
1. Tabung sumber gas anestesi dan alat pengukur aliran
Hidupkan aliran gas dari tabung dan periksalah tekanan dan aliran. Periksalah
juga tabung cadangan
2. Reservoir O2
Periksalah penghubung T dan yakinkan tidak ada sumbatan pada jalan masuk
udara.
3. Vaporizer
Periksa bahwa vaporizer tersebut berisi, periksa juga sambungan-sambungan
yang ada dan putarlah tombol pada angka 0
4. SIB
Periksalah sambungan dan posisi magnet pada pompa
5. System pernafasan dan konector
Periksalah semua system pernafasan dan sambungannya
6. Katup pernafasan
Periksalah dengan melihat langsung pada atup, dimana daun katup harus
bergerak selama pernafasan
7. Periksalah kebocoran sirkuit
Kembangkan kantong pompa, sementara itu tutuplah penghubung yang
berhubungan dengan pasien dengan tangan, beri tekanan pada bag sebesar 20-
30 mmH2O, tidak boleh ada udara yang keluar.
8. Yakinkan sudah tersedia:
a. Face mask yang sesuai
b. Pipa oropharingeal yang sesuai
c. Laringoskop berfungsi baik dan cadangannya
d. Pipa endotracheal yang sudah dicek kebocorannya
e. Periksa suction
f. Meja yang dapat diposisikan pada keadaan emergency.
g. Obat-obat yang dibutuhkan
h. Alat persiapan lainnya
9. Jenis- Jenis Obat Anaestesi
Pada mesin anesthesi ini menggunakan bermacam-macam obat yang di
klasifikasikan berdasarkan warna, antara lain :
a. Halothane, pada tahun 1956 dan di lambangkan dengan warna Merah
b. Enflurane, pada tahun 1972 dan dilambangkan dengan warna Oranye
c. Isoflurane, pada tahun 1981 dan dilambangkan dengan warna Ungu
d. Sevoflurane, pada tahun 1970 s/d 1990 dan dilambangkan dengan warna
Kuning
e. Desflurane, pada tahun 1992 dan dilambangkan dengan warna Biru
D. Prosedur penggunaan mesin
Oksigen dengan tekanan yang telah ditentukan ±5bar , N2O masuk kedalam mesin
anesthesi dan diatur alirannya oleh regulator dan berapa besarnya aliran gas dapat dilihat
dari flowmeter, dari flow meter tersebut Oksigen dan N2O akan bercampur melewati
vaporizer, didalam vaporizer ini oksigen akan membawa partikel-partikel obat bius yang
berada didalam vaporizer tersebut. Setelah melewati vaporizer gas yang telah tercampur
dengan partikel obat bius tadi akan masuk kedalam saluran pernafasan melalui masker
atau endotracheal tube. Setelah masuk kedalam paru-paru pada saat pasien
menghembuskan nafas maka gas tadi akan keluar, pada proses ini sebagian oksigen akan
di filter kandungan karbondioksidanya dan setelah kandungan karbondioksida hilang
oksigen tersebut bisa masuk lagi kedalam saluran pernafasan, siklus tersebut akan selalu
berulang-ulang sampai pasien tertidur. Setelah pasien tertidur, maka gas N2O dan obat
bius tadi akan dihentikan. Jadi setelah pasien tertidur gas yang dialirkan hanya Oksigen
dengan volume tidak terlalu besar. Hal ini dikarenakan apabila oksigen terlalu besar
konsentrasinya maka pasien lebih cepat sadar. Oksigen tersebut hanya berfungsi untuk
menjaga sistem pernafasan pasien agar tetap bernafas normal dengan bantuan ventilator.
Dalam bentuk dasar, mesin anestesi menerima gas medis dari suplai gas,
mengontrol aliran dari gas dan menurunkan tekanannya ke level aman, menguapkan
anastetik volatile hingga campuran gas final dan memberikan gas ke breathing circuit
yang terhubung dengan jalan nafas pasien. Ventilator mekanis yang tersambung ke
breathing circuit tapi dapat dilepaskan denan sebuah switch selama ventilasi spontan atau
manual. Suplai oxygen tambahan dan suction regulator juga biasanya ada pada mesin
anestesi. Sebagai tambahan pada komponen keamanan standar mesin anestesia yang
paling canggih mempunyai tambahan pengaman, dan computer processor yang
mengintegrasi dan memonitor seluruh komponen, melakukan pengecekan otomatis dan
memberikan pilihan perekaman otomatis dan menghubungkan dengan monitor eksternal
dan jaringan informasi rumah sakit. Beberapa mesin didesain untuk mobilitas dengan
berbagai jenis mode ventilator.
Sebagian besar mesin memiliki inlet untuk oxygen, nitrous oxide, dan
udara. Model yang lebih kecil sering tidak memiliki inlet udara dimana mesin-mesin yang
lain memiliki inlet keempat untuk helium, Heliox atau karbon dioxida. Inlet terpisah
disediakan untuk suplai gas primer dari pipa yang melewati dinding fasilitas kesehatan
dan untuk suplai gas sekunder. Jadi mesin memiliki dua pengukur tekanan gas untuk
setiap jenis gas: satu untuk dari pipa dan satu untuk silinder.
Oxygen, nitrous oxide, dan udara dialirkan dari suplai sentra ke ruang operasi
melewati jaringan pemipaan. Selangnya diberi kode warna dan menghubungkan ke mesin
anestesi melalui fitting diameter-index safety system (DISS) yang tidak akan
tertukar. Sebuah saringan menangkap debu dari suplai dinding dan katup satu arah
mencegah aliran balik dari gas ke suplai pemipaan. Harus diperhatikan bahwa beberapa
mesin memiliki oxygen (pneumatic) power outlet yang digunakan untuk ventilator atau
untuk oxygen flowmeter tambahan. Fitting DISS untuk oxygen inlet dan oxygen power
outlet identik dan tidak boleh tertukar.
E. Pemeliharaan mesin anestesi
1. Maintenance harian: melakukan pembersihan mesin anestesi setiap habis pakai
dan mencuci peralatan yang kontak dengan pasien dengan sabun dan desinfektan
2. Maintenance mingguan : memeriksa atau mengganti O2 sensor dan flow sensor bila
tidak bisa dikalibrasi
3. Maintenance bulanan : mencuci cooling air filter.
4. Maintenance semiannual : infeksi oleh teknisi agen mesin anestesi
5. Maintenance tahunan : kalibrasi oleh teknisi agen mesinanestesi
F. Kerusakan Yang Sering Terjadi Pada Mesin Anestesi
1. Kebocoran tekanan
Perlu pengecekan kebocoran yaitu dimulai dari input suplay gas, rangkaian
pada mesin anaestesi berupa selang , valve dan regulator ,sampai pada output
gas ke pasien sirkuit. Pada saat pengecekan kebocoran di haruskan tidak
menggunakan gas N2O dan tersambung pada rangkaian Vaporizer. Hal ini sangat
berbahaya bagi teknisi. Untuk pengecekan sebaiknya hanya menggunakan udara
tekan/gas/O2 saja.
2. Presentasi kadar obat pada Vaporizer berbeda dengan setting.
Masalah ini terdeteksi biasanya ketika dilakukan kalibrasi dengan alat gas
Indikator maka akan kita ketahui jumlah atau konsentrasi suatu obat yang keluar
memalui vaporizer. Kerusakan ini bisa di pastikan pada bagian vaporizer.
3. Jumlah volume udara yang masuk ke pasien berbeda dengan setting dan yang
di tampilkan.
Apabila kita menemui masalah seperti ini pada Ventilator/ bisa disebabkan
oleh berbagai faktor seperti setting, pembacaan sensor gas (O2) regulator,
kebocoran dan lain-lain. Untuk penanganan awal kita bisa identifikasi melalui
pengecekan pada bagian-bagian yang disebutkan diatas.
4. Kerusakan pada regulator gas
Kerusakan ini bisanya menyebabkan kurangnya tekanan atau lebihnya
tekanan biasanya akan dilakukan penggantian langsung pasrt yang rusak/tidak
berfungsi norma.
Daftar pustaka
https://www.academia.edu/16421819/Pembahasan_Lengkap_Mesin_Anaestesi
Yusmalinda, Johan Arifin Bagian/ SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif Rumah Sakit Umum
Dr. Kariadi/ FK-Undip Semarang
Bolton, Thomas B. 1994. Anesthesiology, First Edition.EGC
Muhiman, Muhardi. Dr. 1989. Anesthesiologi. Jakarta. CV Infomedika,

Anda mungkin juga menyukai