Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Peralatan Mata
D
I
S
U
S
U
N

Oleh : Avisienna 180418021


Wisanti 180418018
Yuyun Azizah Kudadiri 180418019

D III Teknik Elektromedik


Fakultas Sains,Teknologi dan Informasi
Universitas Sari Mutiara Indonesia
2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa,karena atas rahmatnya lah
kami bisa menyelesaikan makalah tentang Peralatan Mata ini tanpa hambatan.
Peralatan Mata ini terbagi menjadi 6 bagian.mungkin diantara kita sudah pernah
menggunakan salah satu dari 6 alat yang akan kami sampaikan.untuk mengetahui lebih
lanjut,dipersilahkan membaca makalah inidengan baik
Kami berterima kasih kepada dosen pengampu, ibu Sari Dabukke yang telah memberi
tugas untuk membuat makalah tentang Peralatan mata.semoga dengan adanya makalah
ini,setiap pembaca dapat terbantu dan bisa menemukan solusi atas masalah mengenai
Peralatan Mata.Demikian yang dapat kami sampaikan,apabila ada kesalahan dalam
pengetikan kalimat,kami selaku penulis meminta maaf.

Medan, Oktober 2019


Penulis Dosen Pengampu

Kelompok 4 Sari Dabukke


Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Bab II Isi
Oftalmosko
Retinoskop

Ketaro meter
Tonometer
Pupilometer

Lensometer

Bab III Penutup


Kesimpulan
Kritik dan Saran
Daftar Pustaka
Bab I
Pendahuluan
I.a Latar Belakang
Mata ialah salah satu alat indra manusia yang memiliki fungsi sebagai indra penglihat.
Mata ialah suatu alat indra yang kompleks. Mata juga memiliki bagian-bagian beserta fungsi
nya yaitu, bulu mata, alis mata, dan kelopak mata juga memiliki peran penting dalam
mendukung penglihatan. Mata ialah yang kerjanya terkait dengan cahaya (terang gelap),
warna, dan benda yang dilihat.

Mata merupakan benda tubuh yang sangat mudah terinfeksi baik itu disengaja atau
pun tidak disengaja.debu atau benda benda kecil lainnya bisa masuk ke mata tanpa kita
sengaja dan membuat iritasi pada mata.iritasi mata hanya lah salah satu contoh kecil yang
bisa kita rasakan.

Berbeda dengan penyakit mata yang mungkin saja sedang kita alami,seperti
minus,silinder,katarak dan lain.oleh karenanya,ada beberapa alat kedokteran dimana kita
sebagai elektromedik harus mengetahui nya.alat itu digunakan untuk mendiagnosa penyakit
pada mata.untuk lebih lanjut,selamat membaca.

I.b Rumusan Masalah

1. Apa itu Oftalmoskop?


2. Apa itu Retinoskop?
3. Apa itu Ketarometer?
4. Apa itu Tonometer?
5. Apa itu Pupilometer?
6. Apa itu Lensometer?

I.c Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui apa itu Oftalmoskop


2. Untuk mengetahui apa itu retinoskop
3. Untuk mengetahui apa itu ketarometer
4. Untuk mengetahui apa itu tonometer
5. Untuk mengetahui apaitu pupilometer
6. Untuk mengetahui apa itu lensometer
Bab II
Isi
II.a Oftalmoskop
Oftalmoskopi adalah tes yang dilakukan dokter untuk memeriksa bagian belakang dan
dalam mata (fundus), termasuk cakram optik, retina, dan pembuluh darah. Oftalmoskopi atau
funduskopi, dapat mendeteksi banyak penyakit serius di tahap awal dengan tingkat akurasi
yang tinggi.

Kondisi yang Dapat Dideteksi Oftalmoskopi

Dalam pemeriksaan oftalmoskopi, dokter menggunakan oftalmoskop dan cahaya untuk


melihat bagian dalam mata. Oftalmoskop adalah alat yang menyerupai senter dengan lensa
kecil yang dapat memperlihatkan bagian dalam bola mata.

Umumnya oftalmoskopi dapat berperan untuk mendeteksi:

 Gangguan mata akibat penyakit sistemik seperti diabetes dan hipertensi


 Robekan pada retina
 Glaukoma
 Kerusakan pada saraf optik
 Hilangnya penglihatan pada bagian tengah atau degenerasi makula
 Kanker kulit yang menyebar ke mata atau melanoma
 Infeksi pada retina atau retinitis cytomegalovirus (CMV)

Optamoskopi juga dapat mendeteksi kemungkinan penyebab gejala dari sakit kepala. Atau
juga beberapa jenis penyakit lain seperti tumor otak atau cedera kepala.
Retinoskop
Retinoskopi disebut juga skiaskopi atau shadow test merupakan suatu metode objektif
untuk mengetahui suatu kelainan refraksi dengan metode netralisasi. Retinoskopi didasarkan pada
adanya cahaya yang direfleksikan dari suatu cermin ke mata, secara langsung cahaya akan
melewati pupil dan hasil yang didapat tergantung pada kondisi refraksi mata.
Retinoskop merupakan instrumen hand-held yang menggunakan prinsip cahaya. Alat ini
terdiri dari lensa, sumber cahaya, dan cermin. Dengan mengarahkan cahaya retinoskop ke pupil,
kita dapat menilai pantulan cahaya pada retina, dan kemudian status refraksi dapat diukur dengan
menggunakan lensa yang diletakkan di depan mata pasien hingga cahaya dapat tepat fokus pada
retina dengan pantulan netral.
Tehnik retinoskopi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1873 oleh Cuignet (ahli mata
dari Perancis), yang kemudian dibawa ke Paris oleh muridnya Mengin tahun 1878. Pada waktu
yang tidak terlalu lama berselang, Parent (1880) memperkenalkan istilah ‘retinoscopie’ yang
waktu itu ia percaya bahwa refleks berasal dari retinal pigment layer. Dalam kepustakaan lain
disebutkan bahwa Retinoskop diciptakan oleh seorang ahli mata bernama Jack Copeland.
Retinoskop spot awal ciptaannya kini telah disempurnakan menjadi retinoskop streak modern

Terdiri dari:
Sumber cahaya : Sebuah lampu dengan suatu filamen linear yang memproyeksikan cahaya
berbentuk garis atau streak. Pengaturan sleeve pada instrument dapat merotasi lampu. Pengaturan
sleeve dan rotasi cahaya streak disebut “meridian control”.
Condensing bulb : Diletakkan pada jalan lewatnya cahaya, berfungsi memfokuskan cahaya ke
lensa
Mirror : Ditempatkan pada bagian kepala dari retinoskop, berfungsi membelokkan cahaya pada
sudut kanan aksis dari handle retinoskop, dan cahaya akan diproyeksikan ke mata pasien.
Sleeve : Mengatur besarnya cahaya yang keluar dar retinoskop, dengan cara mengatur jarak
dari lensa ke sumber cahaya, sehingga dapat terjadi cahaya divergen ( efek lensa plano) atau
konvergen (efek lensa konkaf), sehingga sleeve ini disebut juga “Vergence control”
10
Sumber listrik : Sumber listrik dapat berasal dari suatu transformer stepped down 2,5 V – 3,5 V
atau dengan battery handle.
Keratometer
Auto Refrakto Keratometer (ARK) merupakan alat elektronik yang mengolah data
hail pemeriksaan secara digital dengan menggunakan komputer. Alat ini memiliki dua fungsi
pemeriksaan sesuai dengan namanya yaitu refrakto dan keratometer. Refractometer
merupakan salah satu metode pengukuran kelainan refraksi (kelainan mata yang memerlukan
bantuan penggunaan kacamata) secara obyektif, dengan kata lain tidak mengandalkan pasien
secara penuh dalam proses perhitungannya. Informasi yang diperoleh dari pemeriksaan
menggunakan refractometer berupa kekuatan lensa koreksi kelainan refraksi pasien.
Kekuatan lensa ini bisa berupa lensa minus, lensa plus, maupun lensa silinder beserta
keterangan axis lensanya.

Keratometer adalah salah satu alat pemeriksaan mata yang berguna untuk mengetahui
kelengkungan kornea pasien secara detail karena mencangkup kekuatan refraksi dan axis
pada kelengkungan kornea pada area tertentu. Informasi tersebut sangat penting dan
diperlukan dalam fitting lensa kontak semi hard maupun hard, pemeriksaan dan evaluasi
pasien sebelum dan sesudah operasi refraktif, penegakan diagnosa dan evaluasi pasien
dengan kelainan kelengkungan kornea, serta masih banyak lagi.

Fungsi Keratometer/Autorefractometer
 Mengukur kelengkungan kornea. Pengukuran ini diperuntukkan pemakaian lensa
kontak
 Mengukur kekuatan refraksi kornea secara otomatis
 Lensa kontak ini dipakai langsung yaitu dengan cara menempel pada kornea yang
mengalami gangguan kelengkungan.

Ada dua lensa kontak yaitu:


a. Hard contact lens : dibuat dari plastik yang keras. Sangat efektif bila dilepaskan oleh air
mata tetapi dapat mengoreksi astigmatisma.
b. Soft contact lens : kebalikan dari hard contact lens. Sangat nyaman tetapi tidak dapat
mengoreksi astigmatisma.

Cara Kerja Keratometer/Autorefractometer


1. Benda dengan ukuran tertentu diletakkan didepan cermin cembung dengan jarak
diketahui akan membentuk bayangan di belakang cermin cembung berjarak ½ r.
dengan demikian dapat ditentukan permukaan cermin cembung.
2. Berlandaskan kerja cermin cembung maka dibuat keratometer. Pada keratometer
,kornea bertindak sebagai cermin cembung, sumber cahaya sebagai objek. Pemeriksa
mengatur focus agar memperoleh jarak dari kornea.
3. Pemeriksa menentukan ukuran bayangan yang direfleksi dengan mengatur sudut
prisma agar menghasilkan dua bayangan. Posisi prisma setelah diatur akan dikaliberasi
dengan daya focus kornea ( dalam dioptri). Nilai rata-rata 44 dioptri dengan rata-rata
radius kelengkungan kornea 7,7 mm. penderita dengan astigmastisma , biasanya dalam
pengukuran bayangan dibuat arah vertical dan horizontal.
Tonometer
alat untuk mengukur tekanan bola mata:
Alat tonometer schiotz ini merupakan suatu alat yang digunakan untuk pemeriksaan mata guna
mengetahui TIO (Tekanan Intra Okuler) pada mata, sehingga lebih memudahkan para medis dalam
melakukan tindakan lanjutan. Prinsip kerja alat tonometer schiotz ini yaitu klien atau pasien berbaring
tanpa bantal, kemudian matanya ditetesi pantocain 1-2% satu kali. Kemudian instruksikan klien atau
pasien untuk melihat ibu jarinya yang diacungkan didepan matanya dan letakkan tonometer di puncak
kornea. Tekanan normalnya antara 10-20 mmHg atau 7/7,5-10,5/7,5. Sebagai seorang dokter mata
maupun dokter umum yang banyak menangani kasus mata tentunya penting untuk mengetahui
tekanan intra okuler pada mata. Kami perusahaan alat kesehatan medis yang telah berpengalaman
mensupply peralatan dokter kini jual alat tonometer schiotz ini dari bahan dari bahan logam dan
dalam kondisi baru.

Kalibrasi

Semua tonometer harus dikalibrasi untuk mendapatkan hasil yang akurat. Kalibrasi tonometer
selalu memerlukan korelasi antara pembacaan alat dan pengukuran simultan pembacaan
manometrik bila mata dikanulasi.

( 1 )Dua metode kalibrasi tonometer yang berbeda secara mendasar terbagi menjadi :

 Metode keran tertutup


 Metode keran terbuka.

Prosedur kalibrasi metode keran tertutup, mata dihubungkan pada manometer secara hidrolik
dengan menggunakan kanul.. Keran pada kanul lalu ditutup sehingga mata sementara tidak
berhubungan dengan manometer. Tonometri dilakukan dengan segera.

Prosedur kalibrasi metode keran terbuka, dilakukan pada keadaan yang sama kecuali
keran dibiarkan terbuka, membiarkan tonometer dan sistem manometer seimbang.
Sejumlah usaha dilakukan untuk menstandarkan tonometer, berakhir pada tahun 1942
dengan terbentuknya Komite Standarisasi Tonometer, Akademi Oftalmologi Amerika, dan
Otolaringologi Amerika. Tonometer merupakan alat pengukur tekanan intra okuler yang
harus memenuhi standarisasi sehingga menghasilkan pengukuran nilai yang sama pada pasien
yang sama . ( 1 )

Pupilometer

Ahli optik atau optisian adalah seorang praktisi yang menentukan, mencocokkan
dan memilih lensa koreksi untuk mengoreksi kelainan refraksi. Optisian menentukan
spesifikasi dengan menggunakan beberapa peralatan tes mata yng akan memberikan koreksi
yang diperlukan untuk penglihatan. Beberapa optisian terdaftar atau berlisensi juga dapat
melakukan tes untuk memperbiki cacat kosmetik, traumatik dan anatomi. Perangkat ini
disebut kerang atau mata buatan. Optisian terdaftar atau berlisensi lainnya memproduksi
lensa dengan spesifikasi dan desain mereka sendiri, pembuatan bingkai kacamata dan
perangkat lainnya.

Peralatan korektif mata bisa berupa lensa kontak, lensa kacamata atau alat bantu low
vision. Peralatan korektif tersebut dipasang baik di mata sebagai lensa kontak atau dipasang
dalam bingkai di depan mata sebagai kacamata atau sebagai monokel

Optisian menggunakan berbagai peralatan untuk menyesuaikan, mengatur dan


menentukan kacamata, lensa kontak dan alat bantu low vision. Kacamata koreksi
memerlukan penggunaan focimeter, atau lensometer, untuk memverifikasi resep yang benar
dalam sepasang kacamata, orientasi dan menandai lensa untuk dipotong, dan untuk
mengkonfirmasi pemasangan lensa yang benar di bingkai kacamata. lensometer tertentu juga
memiliki kemampuan untuk memeriksa lensa kontak.

Parameter yang dinilai oleh lensometer adalah spheris, silinder, axis, add, dan dalam
beberapa kasus, prisma. lensometer ini juga digunakan untuk memeriksa keakuratan lensa
progresif, dan sering mampu menandai pusat lensa dan berbagai pengukuran lain penting
untuk melihat kinerja yang tepat dari lensa.

Satu bagian tak terpisahkan lagi dari peralatan korektif adalah pupilometer.
Pupilometer adalah alat untuk mengukur jarak interpupillary (IPD atau PD). Hal ini
digunakan untuk mengatur kacamata sehingga lensa dapat tepat di sumbu visual mata. Ini
adalah sebutan yang paling umum. Sebuah pupilometer dapat dioperasikan secara manual,
atau mungkin digital. Pupilometer juga dapat digunakan untuk memverifikasi pengukuran PD
diambil dengan tangan menggunakan penggaris milimeter. Sebuah pupilometer paling cocok
untuk jaminan yang lebih baik di lensa progresif yang tepat, dan lensa khusus lainnya, karena
bahkan kesalahan kecil menyebabkan ketegangan pada mata.
Lensometer
Lensometer adalah alat optik yang digunakan untuk mengukur kekuatan lensa (Dioptri),
mengetahui arah base lensa prisma dan mengetahui titik fokus sebuah lensa.

Dalam perkembangannya,Lensometer selain dapat dipergunakan untuk fungsi - fungsi


tersebut diatas,dapat pula dipergunakan untuk mengukur nilai kemampuan material lensa
dalam menahan radiasi sinar Ultra Violet (UV). Akurasi pengukurannya pun semakin baik
karena dapat mengukur hingga presisi 0.01 Dioptri (mulai 0.25 D,0.12D dan 0.01D).

Fungsi Lensometer:

 Untuk menentukan power lensa itu baik minus, plus, cyl


 menentukan axis dari hasil pengukurun dan arah axis
 Mengukur power prisma beserta basenya
 menentukan posisi titik fokus suatu lensa
 melihat kwalitas lensa

Bagian-bagian lensometer :
1. Eyepeace - berperan penting dalam akurasi pembacaan Anda . penting eyepeace
difokuskan pada mata individu masing-masing pengguna .
2. Tuas Krom knurled - digunakan untuk memutar reticle ke arah basis prisma
3. Tombol Kompensasi Perangkat Prisma - Digunakan untuk membaca prisma
jumlah lebih dari lima dioptri
4. Pemegang Lensa - Digunakan untuk memegang lensa di tempat .
5. Marking Device Control - Digunakan menitikkan (spoting ) Optical Center atau
Prism ReferencePoint ( PRP ) .
6. Gimbal - pemegang lensa yang memegang lensa pada tempatnya .
7. Ink Pad – tempat tinta untuk spoting .
8. Spectacle Tabel Lever - Digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tingkat
ketinggian kacamata .
9. Spectacle Tabel - Tempat meletakkan frame kacamata ketika menetralisir selesai .
10. Power Drum – roda putar dengan nomor bacaan skala antara 20 dan -20 Diopters .
11. Pengunci Lever - Digunakan untuk meningkatkan atau menekan posisi instrumen
untuk tinggi atau rendah sesuai postur operator.
12. Prism Axis scale - Digunakan untuk menentukan axis prisma
13. Prism Kompensasi Device - Digunakan untuk memverifikasi atau tata letak dalam
jumlah besar prisma .
14. Prism Diopter Listrik Skala - Menampilkan jumlah prisma .
15. Tombol On- off - Power switch.
16. Lensa Stop - Bukaan tempat meletakkan lensa.
17. Cylinder Axis Wheel - Digunakan untuk mengarahkan atau menetralisir axis silinder
.
18. Filter Lever - Digunakan untuk memasang atau menghapus filter hijau .
19. Lampu akses Cover - Menyediakan akses untuk mengubah bohlam lensometer .
SOP Lensometer :

1. letakkan lensometer pada permukaan yang stabil . Sesuaikan ketinggian kursi dan
sudut lensometer sehingga Anda dapat dengan mudah melihat melalui eyepeace pada
lensometer tersebut .
2. Putar eyepeace perlahan-lahan berlawanan arah jarum jam sampai silang hitam
menjadi benar-benar jelas pada area display
3. Putar roda power pada skala nol . Garis pemisah di tengah area layar harus di jelas
terlihat
4. Putar roda power ke skala tertinggi agar terlihat garis yang paling terang .
5. Atur lensa kanan kacamata pada dudukan dari lensometer dengan bagian depan
menghadap ke arah Anda . Perlahan lepaskan bagian penekan dudukan sehingga kaki
penahan memegang lensa di tempatnya . Ini akan memastikan bahwa lensa tidak akan
bergeser sementara Anda bekerja , tetapi jangan terlalu banyak tekanan sehingga
merusak lensa
6. Putar roda pengukur power sehingga garis power diperoleh . Sementara Anda
bekerja mencari fokus , geser lensa dari sisi ke sisi sehingga garis pemisah dan
pusat potongan garis hitam terlihat jelas dan benar benar ditengah . Anda harus
melakukan pada dua lensa.
7. Baca skala pada titik pada garis skala. Bacaan ini memberi Anda hasil dioptri.
8. Putar roda power untuk menurunkan skala power perlahan . Ketika Anda melakukan
ini , garis berlawanan akan mengabur atau tidak fokus . kurangi sampai baris ketiga
benar-benar fokus dan bacalah skala.
9. Kurangi hasil kedua dari yang pertama untuk menentukan kekuatan silinder lensa .
10. Lepaskan lensa lakukan pengaturan seperti yang Anda lakukan di awal. Ulangi
semua langkah untuk lensa kiri .

Kalibrasi lensa spheris :

1. Lensometer sistem badal/teropong, sesuaikan setelan eyepiece sesuai dengan mata


anda, eyepiece ini adalah bagian dari lensometer tempat menempelnya mata
pemeriksa bentuknya biasanya berupa karet hitam melingkar. Putar sehingga target
atau reticle yang ada di dalam lensometer terlihat paling jelas.
Note: selalu lakukan langkah pertama ini setiap akan menggunakan lensometer.
2. Kalibrasi lensometer secara berkala, dengan cara :
 Hidupkan lensometer (tanpa lensa)
 kemudian putar roda power, lihat garis target (cross) yang paling kecil terang
dan jelas
 maju mundurkan roda power sehingga ada benar benar telah memperoleh
cross yang paling kecil terang dan jelas.
 kemudian lihat skala pada roda power, apakah skala tepat pada angka 0 (nol)
bila tepat lanjutkan pekerjaan anda, bila tidak maka lakukan kalibrasi
lensometer agar tidak terjadi kesalahan pengukuran lensa.
3. Tempatkan lensa yang ingin diukur di Gimbal atau Lens holder yang biasanya berupa
penjepit, kemudian putar roda power kearah plus secukupnya sehingga target di dalam
reticle terlihat kabur dan membesar, kemudian putar kearah berlawanan atau ke arah
minus perlahan lahan sehingga terlihat target mengecil, terang dan jelas, maju
mundurkan roda power untuk memastikan apakah target telah benar benar clear.
4. Bagi lensa spheris target terlihat akan sama terang secara bersamaan baik pada sumbu
vertikal maupun horizontal.
5. Lihatlah skala pada roda power lensometer, angka yang tercantum pada garis skala
adalah power dari lensa yang sedang ada ukur.

Bab III

Penutup

III.a Kesimpulan

Dari semua penjelasan yang sudah di tampilkan,jadi peralatan untuk mata


di bagi menjadi 6 antara lain
oftalmoskop,retinoskop,ketarometer,tonometer,pupilometer,lensometer.tiap tiap
alat memiliki fungsinya masing masing.oleh karena dibutuhkan pemahaman
dari kita untuk mengetahui perbedaan fungsi dari tiap tiap alat tersebut.

Demikian kesimpulan yang dapat diberikan,kami sampaikan terima kasih.

III.b Kritik dan Saran

Demikian makalah ini kami buat,apabila ada kesalahan dalam penulisan


makalah ini,kami sebagai penulis meminta maaf.kami juga berterima kasih
kepada semua pembaca yang sudah mau membaca makalah ini.terima kasih.
Daftar Pustaka

https://www.alodokter.com/pemeriksaan-oftalmoskopi-pada-mata-dapat-
mendeteksi-berbagai-penyakit

http://www.yankes.kemkes.go.id/read-pemeriksaan-refraksi-secara-
objektif-dengan-streak-retinoskopi-5156.html

https://rsmataachmadwardi.com/auto-refraktometer-keratometer-ark/

https://hellosehat.com/kesehatan/tes-kesehatan/tonometri/

https://optometrisindonesia.blogspot.com/2013/10/cara-menggunakan-
lensometer-manual.html

https://optometrisindonesia.blogspot.com/2013/10/cara-menggunakan-
lensometer-manual.html

Anda mungkin juga menyukai