Peralatan Mata
D
I
S
U
S
U
N
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa,karena atas rahmatnya lah
kami bisa menyelesaikan makalah tentang Peralatan Mata ini tanpa hambatan.
Peralatan Mata ini terbagi menjadi 6 bagian.mungkin diantara kita sudah pernah
menggunakan salah satu dari 6 alat yang akan kami sampaikan.untuk mengetahui lebih
lanjut,dipersilahkan membaca makalah inidengan baik
Kami berterima kasih kepada dosen pengampu, ibu Sari Dabukke yang telah memberi
tugas untuk membuat makalah tentang Peralatan mata.semoga dengan adanya makalah
ini,setiap pembaca dapat terbantu dan bisa menemukan solusi atas masalah mengenai
Peralatan Mata.Demikian yang dapat kami sampaikan,apabila ada kesalahan dalam
pengetikan kalimat,kami selaku penulis meminta maaf.
Ketaro meter
Tonometer
Pupilometer
Lensometer
Mata merupakan benda tubuh yang sangat mudah terinfeksi baik itu disengaja atau
pun tidak disengaja.debu atau benda benda kecil lainnya bisa masuk ke mata tanpa kita
sengaja dan membuat iritasi pada mata.iritasi mata hanya lah salah satu contoh kecil yang
bisa kita rasakan.
Berbeda dengan penyakit mata yang mungkin saja sedang kita alami,seperti
minus,silinder,katarak dan lain.oleh karenanya,ada beberapa alat kedokteran dimana kita
sebagai elektromedik harus mengetahui nya.alat itu digunakan untuk mendiagnosa penyakit
pada mata.untuk lebih lanjut,selamat membaca.
I.c Tujuan
Optamoskopi juga dapat mendeteksi kemungkinan penyebab gejala dari sakit kepala. Atau
juga beberapa jenis penyakit lain seperti tumor otak atau cedera kepala.
Retinoskop
Retinoskopi disebut juga skiaskopi atau shadow test merupakan suatu metode objektif
untuk mengetahui suatu kelainan refraksi dengan metode netralisasi. Retinoskopi didasarkan pada
adanya cahaya yang direfleksikan dari suatu cermin ke mata, secara langsung cahaya akan
melewati pupil dan hasil yang didapat tergantung pada kondisi refraksi mata.
Retinoskop merupakan instrumen hand-held yang menggunakan prinsip cahaya. Alat ini
terdiri dari lensa, sumber cahaya, dan cermin. Dengan mengarahkan cahaya retinoskop ke pupil,
kita dapat menilai pantulan cahaya pada retina, dan kemudian status refraksi dapat diukur dengan
menggunakan lensa yang diletakkan di depan mata pasien hingga cahaya dapat tepat fokus pada
retina dengan pantulan netral.
Tehnik retinoskopi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1873 oleh Cuignet (ahli mata
dari Perancis), yang kemudian dibawa ke Paris oleh muridnya Mengin tahun 1878. Pada waktu
yang tidak terlalu lama berselang, Parent (1880) memperkenalkan istilah ‘retinoscopie’ yang
waktu itu ia percaya bahwa refleks berasal dari retinal pigment layer. Dalam kepustakaan lain
disebutkan bahwa Retinoskop diciptakan oleh seorang ahli mata bernama Jack Copeland.
Retinoskop spot awal ciptaannya kini telah disempurnakan menjadi retinoskop streak modern
Terdiri dari:
Sumber cahaya : Sebuah lampu dengan suatu filamen linear yang memproyeksikan cahaya
berbentuk garis atau streak. Pengaturan sleeve pada instrument dapat merotasi lampu. Pengaturan
sleeve dan rotasi cahaya streak disebut “meridian control”.
Condensing bulb : Diletakkan pada jalan lewatnya cahaya, berfungsi memfokuskan cahaya ke
lensa
Mirror : Ditempatkan pada bagian kepala dari retinoskop, berfungsi membelokkan cahaya pada
sudut kanan aksis dari handle retinoskop, dan cahaya akan diproyeksikan ke mata pasien.
Sleeve : Mengatur besarnya cahaya yang keluar dar retinoskop, dengan cara mengatur jarak
dari lensa ke sumber cahaya, sehingga dapat terjadi cahaya divergen ( efek lensa plano) atau
konvergen (efek lensa konkaf), sehingga sleeve ini disebut juga “Vergence control”
10
Sumber listrik : Sumber listrik dapat berasal dari suatu transformer stepped down 2,5 V – 3,5 V
atau dengan battery handle.
Keratometer
Auto Refrakto Keratometer (ARK) merupakan alat elektronik yang mengolah data
hail pemeriksaan secara digital dengan menggunakan komputer. Alat ini memiliki dua fungsi
pemeriksaan sesuai dengan namanya yaitu refrakto dan keratometer. Refractometer
merupakan salah satu metode pengukuran kelainan refraksi (kelainan mata yang memerlukan
bantuan penggunaan kacamata) secara obyektif, dengan kata lain tidak mengandalkan pasien
secara penuh dalam proses perhitungannya. Informasi yang diperoleh dari pemeriksaan
menggunakan refractometer berupa kekuatan lensa koreksi kelainan refraksi pasien.
Kekuatan lensa ini bisa berupa lensa minus, lensa plus, maupun lensa silinder beserta
keterangan axis lensanya.
Keratometer adalah salah satu alat pemeriksaan mata yang berguna untuk mengetahui
kelengkungan kornea pasien secara detail karena mencangkup kekuatan refraksi dan axis
pada kelengkungan kornea pada area tertentu. Informasi tersebut sangat penting dan
diperlukan dalam fitting lensa kontak semi hard maupun hard, pemeriksaan dan evaluasi
pasien sebelum dan sesudah operasi refraktif, penegakan diagnosa dan evaluasi pasien
dengan kelainan kelengkungan kornea, serta masih banyak lagi.
Fungsi Keratometer/Autorefractometer
Mengukur kelengkungan kornea. Pengukuran ini diperuntukkan pemakaian lensa
kontak
Mengukur kekuatan refraksi kornea secara otomatis
Lensa kontak ini dipakai langsung yaitu dengan cara menempel pada kornea yang
mengalami gangguan kelengkungan.
Kalibrasi
Semua tonometer harus dikalibrasi untuk mendapatkan hasil yang akurat. Kalibrasi tonometer
selalu memerlukan korelasi antara pembacaan alat dan pengukuran simultan pembacaan
manometrik bila mata dikanulasi.
( 1 )Dua metode kalibrasi tonometer yang berbeda secara mendasar terbagi menjadi :
Prosedur kalibrasi metode keran tertutup, mata dihubungkan pada manometer secara hidrolik
dengan menggunakan kanul.. Keran pada kanul lalu ditutup sehingga mata sementara tidak
berhubungan dengan manometer. Tonometri dilakukan dengan segera.
Prosedur kalibrasi metode keran terbuka, dilakukan pada keadaan yang sama kecuali
keran dibiarkan terbuka, membiarkan tonometer dan sistem manometer seimbang.
Sejumlah usaha dilakukan untuk menstandarkan tonometer, berakhir pada tahun 1942
dengan terbentuknya Komite Standarisasi Tonometer, Akademi Oftalmologi Amerika, dan
Otolaringologi Amerika. Tonometer merupakan alat pengukur tekanan intra okuler yang
harus memenuhi standarisasi sehingga menghasilkan pengukuran nilai yang sama pada pasien
yang sama . ( 1 )
Pupilometer
Ahli optik atau optisian adalah seorang praktisi yang menentukan, mencocokkan
dan memilih lensa koreksi untuk mengoreksi kelainan refraksi. Optisian menentukan
spesifikasi dengan menggunakan beberapa peralatan tes mata yng akan memberikan koreksi
yang diperlukan untuk penglihatan. Beberapa optisian terdaftar atau berlisensi juga dapat
melakukan tes untuk memperbiki cacat kosmetik, traumatik dan anatomi. Perangkat ini
disebut kerang atau mata buatan. Optisian terdaftar atau berlisensi lainnya memproduksi
lensa dengan spesifikasi dan desain mereka sendiri, pembuatan bingkai kacamata dan
perangkat lainnya.
Peralatan korektif mata bisa berupa lensa kontak, lensa kacamata atau alat bantu low
vision. Peralatan korektif tersebut dipasang baik di mata sebagai lensa kontak atau dipasang
dalam bingkai di depan mata sebagai kacamata atau sebagai monokel
Parameter yang dinilai oleh lensometer adalah spheris, silinder, axis, add, dan dalam
beberapa kasus, prisma. lensometer ini juga digunakan untuk memeriksa keakuratan lensa
progresif, dan sering mampu menandai pusat lensa dan berbagai pengukuran lain penting
untuk melihat kinerja yang tepat dari lensa.
Satu bagian tak terpisahkan lagi dari peralatan korektif adalah pupilometer.
Pupilometer adalah alat untuk mengukur jarak interpupillary (IPD atau PD). Hal ini
digunakan untuk mengatur kacamata sehingga lensa dapat tepat di sumbu visual mata. Ini
adalah sebutan yang paling umum. Sebuah pupilometer dapat dioperasikan secara manual,
atau mungkin digital. Pupilometer juga dapat digunakan untuk memverifikasi pengukuran PD
diambil dengan tangan menggunakan penggaris milimeter. Sebuah pupilometer paling cocok
untuk jaminan yang lebih baik di lensa progresif yang tepat, dan lensa khusus lainnya, karena
bahkan kesalahan kecil menyebabkan ketegangan pada mata.
Lensometer
Lensometer adalah alat optik yang digunakan untuk mengukur kekuatan lensa (Dioptri),
mengetahui arah base lensa prisma dan mengetahui titik fokus sebuah lensa.
Fungsi Lensometer:
Bagian-bagian lensometer :
1. Eyepeace - berperan penting dalam akurasi pembacaan Anda . penting eyepeace
difokuskan pada mata individu masing-masing pengguna .
2. Tuas Krom knurled - digunakan untuk memutar reticle ke arah basis prisma
3. Tombol Kompensasi Perangkat Prisma - Digunakan untuk membaca prisma
jumlah lebih dari lima dioptri
4. Pemegang Lensa - Digunakan untuk memegang lensa di tempat .
5. Marking Device Control - Digunakan menitikkan (spoting ) Optical Center atau
Prism ReferencePoint ( PRP ) .
6. Gimbal - pemegang lensa yang memegang lensa pada tempatnya .
7. Ink Pad – tempat tinta untuk spoting .
8. Spectacle Tabel Lever - Digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tingkat
ketinggian kacamata .
9. Spectacle Tabel - Tempat meletakkan frame kacamata ketika menetralisir selesai .
10. Power Drum – roda putar dengan nomor bacaan skala antara 20 dan -20 Diopters .
11. Pengunci Lever - Digunakan untuk meningkatkan atau menekan posisi instrumen
untuk tinggi atau rendah sesuai postur operator.
12. Prism Axis scale - Digunakan untuk menentukan axis prisma
13. Prism Kompensasi Device - Digunakan untuk memverifikasi atau tata letak dalam
jumlah besar prisma .
14. Prism Diopter Listrik Skala - Menampilkan jumlah prisma .
15. Tombol On- off - Power switch.
16. Lensa Stop - Bukaan tempat meletakkan lensa.
17. Cylinder Axis Wheel - Digunakan untuk mengarahkan atau menetralisir axis silinder
.
18. Filter Lever - Digunakan untuk memasang atau menghapus filter hijau .
19. Lampu akses Cover - Menyediakan akses untuk mengubah bohlam lensometer .
SOP Lensometer :
1. letakkan lensometer pada permukaan yang stabil . Sesuaikan ketinggian kursi dan
sudut lensometer sehingga Anda dapat dengan mudah melihat melalui eyepeace pada
lensometer tersebut .
2. Putar eyepeace perlahan-lahan berlawanan arah jarum jam sampai silang hitam
menjadi benar-benar jelas pada area display
3. Putar roda power pada skala nol . Garis pemisah di tengah area layar harus di jelas
terlihat
4. Putar roda power ke skala tertinggi agar terlihat garis yang paling terang .
5. Atur lensa kanan kacamata pada dudukan dari lensometer dengan bagian depan
menghadap ke arah Anda . Perlahan lepaskan bagian penekan dudukan sehingga kaki
penahan memegang lensa di tempatnya . Ini akan memastikan bahwa lensa tidak akan
bergeser sementara Anda bekerja , tetapi jangan terlalu banyak tekanan sehingga
merusak lensa
6. Putar roda pengukur power sehingga garis power diperoleh . Sementara Anda
bekerja mencari fokus , geser lensa dari sisi ke sisi sehingga garis pemisah dan
pusat potongan garis hitam terlihat jelas dan benar benar ditengah . Anda harus
melakukan pada dua lensa.
7. Baca skala pada titik pada garis skala. Bacaan ini memberi Anda hasil dioptri.
8. Putar roda power untuk menurunkan skala power perlahan . Ketika Anda melakukan
ini , garis berlawanan akan mengabur atau tidak fokus . kurangi sampai baris ketiga
benar-benar fokus dan bacalah skala.
9. Kurangi hasil kedua dari yang pertama untuk menentukan kekuatan silinder lensa .
10. Lepaskan lensa lakukan pengaturan seperti yang Anda lakukan di awal. Ulangi
semua langkah untuk lensa kiri .
Bab III
Penutup
III.a Kesimpulan
https://www.alodokter.com/pemeriksaan-oftalmoskopi-pada-mata-dapat-
mendeteksi-berbagai-penyakit
http://www.yankes.kemkes.go.id/read-pemeriksaan-refraksi-secara-
objektif-dengan-streak-retinoskopi-5156.html
https://rsmataachmadwardi.com/auto-refraktometer-keratometer-ark/
https://hellosehat.com/kesehatan/tes-kesehatan/tonometri/
https://optometrisindonesia.blogspot.com/2013/10/cara-menggunakan-
lensometer-manual.html
https://optometrisindonesia.blogspot.com/2013/10/cara-menggunakan-
lensometer-manual.html