ABSTRAK
UJI KESESUAIAN COLLIMATOR BEAM DENGAN BERKAS SINAR-X PADA PESAWAT RAICO DI
INSTALASI RADIOLOGI RADEN MATTAHER JAMBI. Telah dilakukan pengujian tentang collimator
beam dengan berkas sinar-x pada pesawat rontgsen, yaitu pesawat Raico, tipe R108F nomor seri R108F
DHHS di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan
dan menganalisis ketepatan collimator beam dengan berkas sinar-X, untuk melakukan dua metode uji yaitu
kesesuaian alligment test tool dengan berkas sinar-X dan kesesuaian area berkas sinar-x dengan
menggunakan collimator test tool, serta dilakukan dengan variasi jarak fokus ke film (FFD). Hasil analisis
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pesawat rontgen, merek pesawat Raico, tipe R108F nomor seri
R108F DHHS di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi masih memenuhi batas nilai lolos uji yaitu lebih kecil
atau sama dengan nilai lolos uji yang telah ditetapkan.
Kata Kunci : (Collimator beam, berkas sinar-x, Pesawat Raico)
ABSTRACT
UNIFORMITY TEST OF COLLIMATOR BEAM WITH X-RAY ON A RAICO MACHINE AT
INSTALATION OF RADIOLOGY RADEN MATTAHER JAMBI. Uniformity test of Collimator beam with
a X-ray on A Raico machine, type R108F serial number R108F DHHS at Raden Mattaher Jambi has been
done. The purpose of uniformity test is to determine and analyze the accuracy of the beam collimator with
the X-ray beam, with two methods: the uniformity test of the alligment test tool with X-ray beam and the
uniformity test of FFD with x-ray beam. The results of the analysis showed that the Raico machine, the serial
number R108F RHS8F DHHS at Raden Mattaher Hospital always meets the limit of the test value less than
or equal to the passing value of the predefined test.
Keywords : (collimator beam, x-ray beam, Raico)
TEORI
Sinar- X Gambar 1. Skema Sinar-X (Ballinger, 1985).
Sinar-X ditemukan pertama kali oleh Wilhelm Conrad Komponen utama sumber sinar-X yang beranoda diam
Roentgen pada tahun 1895 sewaktu melakukan adalah sebuah anoda, sebuah katoda (K), sebuah
eksperimen dengan sinar katoda. Saat itu ia melihat filamen (F) sebagai sumber elektron, sebuah sumber
adanya sinar fluoresensi pada kristal Barium tegangan tinggi (HV) untuk anoda dan katoda, dan
Planitosianida dalam tabung Gookes Hitrof yang dialiri sebuah tegangan rendah (V) untuk filamen. Filamen
listrik. Tidak lama kemudian ditemukanlah bahwa sinar yang diberi catu daya dari sumber tegangan rendah (V)
tersebut adalah sinar baru atau sinar-X. Sinar-X akan mengeluarkan elektron secara termal. Elektron-
merupakan gelombang elektromagnetik dengan elektron ini selanjutnya dipercapat oleh tegangan tinggi
panjang gelombang sangat pendek (1 Ǻ = 10-8 cm), (HV) yang timbul antara anoda dan katoda, sehingga
sehingga mempunyai daya tembus yang tinggi. mereka memperoleh energi kinetik yang sangat besar.
Pada saat menumbuk anoda elektron-elektron ini akan
Sifat-Sifat Sinar-X melepaskan energi kinetiknya. Sebagian kecil dari
Sifat-sifat sinar-X antara lain: energi tersebut berubah menjadi energi gelombang
1. Daya tembus elektromagnetik yang kita sebut sinar-X, sedangkan
sebagian besar dari energi kinetik itu berubah menjadi
Sinar- X dapat menembus bahan, dengan daya tembus panas yang numpuk pada anoda( Ballinger,1985).
sangat besar dan digunakan dalam radiografi. Makin
tinggi tegangan tabung yang digunakan makin besar Uji Kesesuaian
daya tembusnya. Uji Kesesuaian (Compliance Testing) adalah uji untuk
2. Hamburan memastikan bahwa pesawat Sinar-X memenuhi
persyaratan keselamatan radiasi dan memberikan
Apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau informasi diagnosis atau pelaksanaan radiologi yang
materi, maka akan terjadi radiasi hambur (scatter tepat dan akurat. Uji kesesuaian merupakan dasar dari
radiation). suatu program jaminan mutu radiologi diagnostik yang
3. Penyerapan mencakup sebagian tes program jaminan mutu,
khususnya parameter yang menyangkut keselamatan
Sinar-X apabila melewati suatu bahan maka akan radiasi.
diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan nomor atom Uji Kesesuaian (Compliance Test) meliputi
bahan tersebut. Makin tinggi kepadatan atau berat program jaminan kualitas dan kendali kualitas.
atomnya makin besar penyerapannya. Diantara kendali kualitas yang berpengaruh pada
4. Efek fotografi kualitas citra dan dosis pasien yaitu pengujian fungsi
pesawat sinar-X radiodiagnostik. Tujuan pengujian
Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film setelah fungsi pesawat sinar-X yaitu menjamin bahwa setiap
diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap. parameter penyinaran pada pesawat teruji akurasi
5. Fluoresensi kinerjanya atau fungsinya sesuai dengan spesifikasi alat
dan bila terjadi penyimpangan harus berada dalam nilai
Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti batas toleransi yang ditentukan.
kalsium tungsten atau zink sulfat memendarkan cahaya, Tujuan utama Program Jaminan Kualitas
bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar-X. (Quality Assurance Program) pada Instalasi Radiologi
adalah diagnosa pasien yang tepat dan akurat. Tujuan
6. Ionisasi ini akan terkait dengan program jaminan kualitas
Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau menyeluruh yang disesuaikan dengan kebutuhan
zat akan menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan fasilitas yang mencakup 3 (tiga) hal, yaitu : mengurangi
atau zat tersebut.
paparan radiasi, peningkatan citra diagnostik dan siasat Kendali Mutu (Quality Control) Peralatan
penekanan biaya (Seno Dwi,K.S, 2008). Radiodiagnostik.
Pengujian kesesuain collimator beem dan
Lapangan collimator
berkas sinar x pesawat Raico.
Collimator merupakan salah satu bagian dari pesawat
1. Alat dan Bahan
sinar-X yang memiliki fungsi untuk pengaturan
besarnya ukuran lapangan radiasi. collimator memiliki a. Collimator test tool.
beberapa komponen yaitu lampu collimator, plat timbal b. Alligment test tool.
pembentuk lapangan, meteran untuk mengukur jarak
c. Kaset (CR) ukuran 24 x 30 cm.
dari fokus ke detektor atau ke film, tombol untuk
menghidupkan lampu collimator, dan filter Aluminium d. Film.
(Al) dan atau tembaga (Cu) sebagai filter tambahan. e. Waterpass.
Setiap pesawat sinar-X dapat memiliki bentuk dan f. Pesawat Raico , tipe/ model R108F nomor seri
desain collimator yang berbeda namun secara garis R108F DHHS.
besar komponen collimator seperti yang sudah
disebutkan (Anonymous, 2012).
Sesuai dengan Peraturan Kepala (PERKA)
BAPETEN No. 9 Tahun 2011 tentang Uji Kesesuaian
Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan
Intervensional, Pasal 5, collimator merupakan salah
satu parameter yang harus diuji dan merupakan salah
satu parameter utama uji kesesuaian. Maksud dari
parameter utama ini adalah parameter yang secara
langsung mempengaruhi dosis radiasi pasien dan
menentukan kelayakan operasi pesawat sinar-X. Uji
collimator dalam perka tersebut meliputi 2 (dua)
komponen, yaitu: iluminasi dan selisih lapangan
kolimasi dengan lapangan berkas radiasi (Anonymous,
2012).
Pengatur berkas gunanya untuk mengatur
berkas radiasi yang keluar dari tabung pesawat sinar-X. Gambar 2. Skema kerja (khadijah, 2012 : 33).
Pengaturan berkas disesuaikan dengan luas lapangan
2. Prosedur Kerja
penyinaran yang diinginkan. Untuk mengetahui dan
memastikan bahwa berkas radiasi yang keluar dari a. Diatur jarak antara fokus ke film (FFD) sebesar
peralatan pengatur berkas ini sesuai dengan kriteria 110 cm.
penerimaan maka perlu dilakukan pengujian(Hastuti, b. Diatur penyinaran cukup dengan kV rendah yaitu
2009). 46 kV, 6.3 mAs
1. Akurasi collimator c. Dengan alat uji khusus (Collimator test tool dan
alligment test tool) diatur lapangan kolimasi sesuai
Ukuran collimator dengan berkas radiasi harus
lapangan persegi bagian dalam di permukaan alat
sebangun. Untuk menandai bahwa ukuan berkas dan
uji.
ukuran collimator sebangun maka diperlukan lampu
yang dapat menunjukkan besarnya ukuran kolimator. d. Diatur bagian dalam dipermukaan alat uji dengan
Untuk memastikan bahwa lampu collimator yang identifikasi sumbu X (arah anoda-katoda) sumbu Y
menunjukkan luas berkas lapangan penyinaran dengan (arah atas-bawah).
ukuran berkas radiasi sebangun maka diperlukan uji e. Diukur tegak lurus berkas berdasarkan pergeseran
akurasi collimator. titik tengah tabung dari titik tengah lapangan
dengan mengunakan waterpass.
2. Ketegak lurusan berkas
f. Lalu diekpose dan di cuci film.
Berkas radiasi harus tegak lurus dengan bidang film
g. Mengukur tingkat penyimpangan luas sinar - X.
atau citra.
h. Menghitung tingkat kemiringan titik pusat berkas
TATA KERJA sinar- X.
i. Ulangi pada ketinggian FFD 100 cm , FFD 90 cm
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian kesesuain
dan FFD 80 cm.
collimator beem dan berkas sinar x pada pesawat Raico
dengan mengunakan alligment test tool dan collimator j. Lalu analisa dan buat kesimpulan.
test tool yang mengacu pada Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1250/MENKES/SK/XII/2009. Tentang Pedoman
deviasi pada sumbu horizontal 1 cm, sumbu vertikal 0 1. Sebaiknya pesawat yang ada dirumah sakit
cm yang mana standar toleransinya 2 cm dan untuk (x terutama pesawat Raico dan pesawat lainnya harus
+ y) dari pengujian didapatkan 1 cm sedangkan untuk di uji secara berkala.
tolerasi penyimpangan adalah 2 cm sehingga pada 2. Pada pengujian pesawat diperlukan sebuah alat
ketinggian FFD 100 cm tidak ada penyimpangan luas sederhana sebagai penganti alat pengujian yang
kolimator dengan berkas sinar X, pada FFD 110 cm sebenarnya sehingga pesawat dapat dikontrol
didapatkan deviasi pada sumbu horizontal 0,5 cm, setiap saat.
sumbu vertikal 0 cm yang mana standar toleransinya
2,2 cm dan untuk (x + y) dari pengujian didapatkan 0,5 UCAPAN TERIMA KASIH
cm sedangkan untuk tolerasi penyimpangan adalah 2,2
Terimakasih banyak kepada Instansi Radiologi RSUD
cm sehingga pada ketinggian FFD 110 cm juga tidak
ada penyimpangan luas kolimator dengan berkas sinar Raden Mattaher Jambi yang telah memberikan
X, karena hasilnya masih di bawah batas toleransi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian
ini.
penyimpangan yang ditetapkan, dari hasil pengamatan
didapatkan bahwa semakin tinggi FFD maka semakin
kecil penyimpangannya karena faktor geometrik dari DAFTAR PUSTAKA
FFD ke objek. Kemudian untuk penyimpangan titik [1] KHADIJAH, 2012. Penentuan Ketepatan Titik
pusat berkas sinar –X pada ketinggian FFD 80 cm , 90 Pusat Berkas Sinar Pada Pesawat Mobile X-Ray
cm, 100 cm dan 110 cm juga tidak terjadi Sebagai Parameter Kualitas Kontrol Di
penyimpangan karena dalam pengujian didapatkan 1,5 0 Rsud.Prof.Dr.Hm.Anwar Makkatutu Bantaeng,
sedangkan batas toleransinya ≤ 30. Fisika Univeristas Hasunudin Makasar.
Ketepatan titik pusat berkas sinar-X [2] MARTINA D SUSIOLO, SUNARTO. 2015. Uji
merupakan faktor yang penting untuk menentukan Kolimator Pada Pesawat Sinar –X Merk / Type
Resolusi parsial dalam gambaran radiografi. Resolusi Mednif.Sf-100by di Laboratorium Fisika Medik
parsial adalah kemampuan suatu alat dalam Mengunakan Unit Rmi. Jurnal Fisika. 38 (2) : 121
menampilkan gambaran dua obyek yang kecil yang -126
saling berdekatan. Penyimpangan ketepatan titik pusat
berkas sinar-X dapat mengakibatkan terjadinya [3] BATAN. 2011. Pedoman Keselamatan dan
magnifikasi dan distorsi pada gambaran radiografi Proteksi Radiasi Kawasan Nuklir Serpong.
sehingga tidak dapat menegakkan diagnose, dan PUSPIPTEK Serpong: Batan.
Parameter Uji Kolimasi Lapangan ini dilakukan untuk [4] BALLINGER JJ. 1985. Penyakit telinga, hidung,
mempengaruhi dosis radiasi pasien dan menentukan tenggorok, kepala dan leher. Edisi 13.Jilid 1. Alih
kelayakan operasi sinar-X. Kelayakan sinar-X dapat bahasa staf ahli bagian THT RSCM-FK UI.
diketahui dengan menguji lapangan kolimasi untuk Jakarta : Binarupa Aksara.
memastikan dalam batas yang diterima bahwa bidang [5] DARMAWAN.1987. Fisika Zat Padat. Jakarta :
berkas sinar-X kongruen dengan bidang berkas Karunika.
collimator.
[6] DWI SENO, K.S, 2008, Workshop Tentang Batas
Toleransi Pengukuran Uji Kesesuaian Pesawat
KESIMPULAN Sinar- , Fisika Universitas Indonesia.
Dari hasil pengujian yang dilakukan pada collimator [7] IMRAN, ALI. 2015. Pedoman Instalasi
beam dengan berkas sinar –X diperoleh pada FFD 80 Radiologi RSUD Raden Mattaher
cm dengan deviasi pada sumbu horizontal 0,5 cm, Jambi.FINASIM. Jambi.
sumbu vertikal 1 cm, total deviasi 1,6 cm dan titik [8] http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmen
pusat sinar –X 1,50 masih dibawah batas toleransi kes/KMK%20No.%201250%0ttg%20Kendali%2
sedangkan FFD 90 cm, pada FFD 100 cm dan FFD 0Mutu%20Radiodiagnostik.pdf diakses pada
110 cm juga sama dengan FFD 80 cm tanggal 7 Agustus 2017.
penyimpangannya masih di bawah batas toleransi
sehingga pesawat Raico dinyatakan lulus uji untuk
digunakan pemeriksaan, selain itu setelah pesawat
Raico yang telah lulus uji pada pengujian collimator TANYA JAWAB
beam dengan sinar -X juga dapat meminimalisir
terjadinya magnifikasi dan distorsi pada gambaran John H Saragih
radiografi sehingga dapat menegakkan diagnose pada Kenapa dilakukan pengujian kolimator jika sudah
pasien. dilakukan uji kesesuaian Perka BAPETEN no.9 tahun
2011? Apakah hasil kesesuaian dipertanyakan? Jika
belum mengapa alat telah dioperasikan jika belum
SARAN mendapat ijin dari BAPETEN?
Dari hasil pengujian penulis lakukan bisa memberikan
saran sebagai berikut: