Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING

PERTEMUAN DAN PRESENTASI ILMIAH PENELITIAN DASAR


ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI NUKLIR
Pusat Sains dan Teknologi Akselerator
Yogyakarta, 28 Nopember 2017

UJI KESESUAIAN COLLIMATOR BEAM DENGAN BERKAS SINAR-X


PADA PESAWAT RAICO DI INSTALASI RADIOLOGI RADEN
MATTAHER JAMBI

Ayu Wita Sari1, Siti Hartina2


1
Prodi D3 Teknik Radiodiagnostik dan Radiasi, StikesGuna Bangsa Yogyakarta,Jl. Ring Road Utara
Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta Telp 0274-4477701 Fax 0274-4477702
2
Prodi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi,Jl. Lintas Jambi-Muara jambi Mendalo Indah
Jambi Luar Kota Jambi
Email: ayu.0221@gmail.com

ABSTRAK
UJI KESESUAIAN COLLIMATOR BEAM DENGAN BERKAS SINAR-X PADA PESAWAT RAICO DI
INSTALASI RADIOLOGI RADEN MATTAHER JAMBI. Telah dilakukan pengujian tentang collimator
beam dengan berkas sinar-x pada pesawat rontgsen, yaitu pesawat Raico, tipe R108F nomor seri R108F
DHHS di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan
dan menganalisis ketepatan collimator beam dengan berkas sinar-X, untuk melakukan dua metode uji yaitu
kesesuaian alligment test tool dengan berkas sinar-X dan kesesuaian area berkas sinar-x dengan
menggunakan collimator test tool, serta dilakukan dengan variasi jarak fokus ke film (FFD). Hasil analisis
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pesawat rontgen, merek pesawat Raico, tipe R108F nomor seri
R108F DHHS di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi masih memenuhi batas nilai lolos uji yaitu lebih kecil
atau sama dengan nilai lolos uji yang telah ditetapkan.
Kata Kunci : (Collimator beam, berkas sinar-x, Pesawat Raico)

ABSTRACT
UNIFORMITY TEST OF COLLIMATOR BEAM WITH X-RAY ON A RAICO MACHINE AT
INSTALATION OF RADIOLOGY RADEN MATTAHER JAMBI. Uniformity test of Collimator beam with
a X-ray on A Raico machine, type R108F serial number R108F DHHS at Raden Mattaher Jambi has been
done. The purpose of uniformity test is to determine and analyze the accuracy of the beam collimator with
the X-ray beam, with two methods: the uniformity test of the alligment test tool with X-ray beam and the
uniformity test of FFD with x-ray beam. The results of the analysis showed that the Raico machine, the serial
number R108F RHS8F DHHS at Raden Mattaher Hospital always meets the limit of the test value less than
or equal to the passing value of the predefined test.
Keywords : (collimator beam, x-ray beam, Raico)

PENDAHULUAN untuk mendapatkan hasil berupa radiograf, oleh karena


itu diperlukan radiograf yang dapat memberikan
R umah sakit merupakan sebuah instansi yang
bergerak di bidang kesehatan dan berada di bawah
naungan lembaga pemerintah dalam lingkup
informasi semaksimal mungkin tanpa harus melakukan
pengulangan foto sehingga nantinya tidak terjadi
penambahan dosis yang diterima oleh pasien.
Departemen Kesehatan Indonesia. Tugas dari rumah
Pada pemeriksaan pasien agar tidak terjadinya
sakit diantaranya menyelenggarakan pelayanan
penyimpangan foto maka perlu dilakukan uji
kesehatan dengan upaya penyembuhan, pemulihan,
kesesuaian pesawat. Uji kesesuaian adalah uji untuk
peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan dan
memastikan bahwa pesawat sinar-X memenuhi
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, penelitian
pesyaratan keselamatan radiasi dan memberikan
dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.
informasi diagnosis atau pelaksanaan radiologi yang
Dunia kesehatan memiliki beberapa aspek
tepat serta akurat. Uji kesesuaian juga merupakan suatu
penunjang salah satunya adalah penggunaan alat
program jaminan mutu radiologi diagnostik. Salah satu
kesehatan, dimana alat ini akan membantu dokter
program jaminan mutu pengujian kesesuaian luas
dalam mendiagnosa suatu penyakit sesuai dengan
collimator beam dengan luas berkas tabung sinar-X.
prosedur. Salah satu alat penunjangnya berada pada
Pengujian ini bertujuan agar tidak terjadinya
bidang radiologi seperti pesawat rontgen dengan merk
pergeseran sudut atau jarak pada tabung sinar-X
Tropy, Raico dan Hyundai yang memanfaatkan sinar-X

Ayu Wita S, dkk ISSN 0216-3128 29


UJI KESESUAIAN COLLIMATOR BEAM DENGAN BERKAS SINAR-X PADA PESAWAT RAICO DI INSTALASI
RADIOLOGI RADEN MATTAHER JAMBI

sehingga lebih tepat dan akurat untuk menentukan 7. Efek biologi


lokasi atau gangguan dalam tubuh manusia. Dengan Sinar-X akan menimbulkan peubahan-perubahan
demikian tujuan dari jaminan mutu adalah mengurangi biologis pada (Darmawan,1987).
paparan radiasi, peningkatan citra diagnostik dan Proses Terjadinya Sinar-X
penekanan biaya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1250/MENKES/SK/ XII/
2009 Tentang pedoman kendali Mutu (Quality Control)
peralatan radiodiagnostik. Maka dari itu penulis ingin
mengetahui apakah sesuai collimator beam sesuai
dengan berkas sinar-X pada instalasi radiologi RSUD
Raden Mattaher Jambi pada pesawat Raico.

TEORI
Sinar- X Gambar 1. Skema Sinar-X (Ballinger, 1985).
Sinar-X ditemukan pertama kali oleh Wilhelm Conrad Komponen utama sumber sinar-X yang beranoda diam
Roentgen pada tahun 1895 sewaktu melakukan adalah sebuah anoda, sebuah katoda (K), sebuah
eksperimen dengan sinar katoda. Saat itu ia melihat filamen (F) sebagai sumber elektron, sebuah sumber
adanya sinar fluoresensi pada kristal Barium tegangan tinggi (HV) untuk anoda dan katoda, dan
Planitosianida dalam tabung Gookes Hitrof yang dialiri sebuah tegangan rendah (V) untuk filamen. Filamen
listrik. Tidak lama kemudian ditemukanlah bahwa sinar yang diberi catu daya dari sumber tegangan rendah (V)
tersebut adalah sinar baru atau sinar-X. Sinar-X akan mengeluarkan elektron secara termal. Elektron-
merupakan gelombang elektromagnetik dengan elektron ini selanjutnya dipercapat oleh tegangan tinggi
panjang gelombang sangat pendek (1 Ǻ = 10-8 cm), (HV) yang timbul antara anoda dan katoda, sehingga
sehingga mempunyai daya tembus yang tinggi. mereka memperoleh energi kinetik yang sangat besar.
Pada saat menumbuk anoda elektron-elektron ini akan
Sifat-Sifat Sinar-X melepaskan energi kinetiknya. Sebagian kecil dari
Sifat-sifat sinar-X antara lain: energi tersebut berubah menjadi energi gelombang
1. Daya tembus elektromagnetik yang kita sebut sinar-X, sedangkan
sebagian besar dari energi kinetik itu berubah menjadi
Sinar- X dapat menembus bahan, dengan daya tembus panas yang numpuk pada anoda( Ballinger,1985).
sangat besar dan digunakan dalam radiografi. Makin
tinggi tegangan tabung yang digunakan makin besar Uji Kesesuaian
daya tembusnya. Uji Kesesuaian (Compliance Testing) adalah uji untuk
2. Hamburan memastikan bahwa pesawat Sinar-X memenuhi
persyaratan keselamatan radiasi dan memberikan
Apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau informasi diagnosis atau pelaksanaan radiologi yang
materi, maka akan terjadi radiasi hambur (scatter tepat dan akurat. Uji kesesuaian merupakan dasar dari
radiation). suatu program jaminan mutu radiologi diagnostik yang
3. Penyerapan mencakup sebagian tes program jaminan mutu,
khususnya parameter yang menyangkut keselamatan
Sinar-X apabila melewati suatu bahan maka akan radiasi.
diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan nomor atom Uji Kesesuaian (Compliance Test) meliputi
bahan tersebut. Makin tinggi kepadatan atau berat program jaminan kualitas dan kendali kualitas.
atomnya makin besar penyerapannya. Diantara kendali kualitas yang berpengaruh pada
4. Efek fotografi kualitas citra dan dosis pasien yaitu pengujian fungsi
pesawat sinar-X radiodiagnostik. Tujuan pengujian
Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film setelah fungsi pesawat sinar-X yaitu menjamin bahwa setiap
diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap. parameter penyinaran pada pesawat teruji akurasi
5. Fluoresensi kinerjanya atau fungsinya sesuai dengan spesifikasi alat
dan bila terjadi penyimpangan harus berada dalam nilai
Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti batas toleransi yang ditentukan.
kalsium tungsten atau zink sulfat memendarkan cahaya, Tujuan utama Program Jaminan Kualitas
bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar-X. (Quality Assurance Program) pada Instalasi Radiologi
adalah diagnosa pasien yang tepat dan akurat. Tujuan
6. Ionisasi ini akan terkait dengan program jaminan kualitas
Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau menyeluruh yang disesuaikan dengan kebutuhan
zat akan menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan fasilitas yang mencakup 3 (tiga) hal, yaitu : mengurangi
atau zat tersebut.

30 ISSN 0216-3128 Ayu Wita S, dkk


UJI KESESUAIAN COLLIMATOR BEAM DENGAN BERKAS SINAR-X PADA PESAWAT RAICO DI INSTALASI
RADIOLOGI RADEN MATTAHER JAMBI

paparan radiasi, peningkatan citra diagnostik dan siasat Kendali Mutu (Quality Control) Peralatan
penekanan biaya (Seno Dwi,K.S, 2008). Radiodiagnostik.
Pengujian kesesuain collimator beem dan
Lapangan collimator
berkas sinar x pesawat Raico.
Collimator merupakan salah satu bagian dari pesawat
1. Alat dan Bahan
sinar-X yang memiliki fungsi untuk pengaturan
besarnya ukuran lapangan radiasi. collimator memiliki a. Collimator test tool.
beberapa komponen yaitu lampu collimator, plat timbal b. Alligment test tool.
pembentuk lapangan, meteran untuk mengukur jarak
c. Kaset (CR) ukuran 24 x 30 cm.
dari fokus ke detektor atau ke film, tombol untuk
menghidupkan lampu collimator, dan filter Aluminium d. Film.
(Al) dan atau tembaga (Cu) sebagai filter tambahan. e. Waterpass.
Setiap pesawat sinar-X dapat memiliki bentuk dan f. Pesawat Raico , tipe/ model R108F nomor seri
desain collimator yang berbeda namun secara garis R108F DHHS.
besar komponen collimator seperti yang sudah
disebutkan (Anonymous, 2012).
Sesuai dengan Peraturan Kepala (PERKA)
BAPETEN No. 9 Tahun 2011 tentang Uji Kesesuaian
Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan
Intervensional, Pasal 5, collimator merupakan salah
satu parameter yang harus diuji dan merupakan salah
satu parameter utama uji kesesuaian. Maksud dari
parameter utama ini adalah parameter yang secara
langsung mempengaruhi dosis radiasi pasien dan
menentukan kelayakan operasi pesawat sinar-X. Uji
collimator dalam perka tersebut meliputi 2 (dua)
komponen, yaitu: iluminasi dan selisih lapangan
kolimasi dengan lapangan berkas radiasi (Anonymous,
2012).
Pengatur berkas gunanya untuk mengatur
berkas radiasi yang keluar dari tabung pesawat sinar-X. Gambar 2. Skema kerja (khadijah, 2012 : 33).
Pengaturan berkas disesuaikan dengan luas lapangan
2. Prosedur Kerja
penyinaran yang diinginkan. Untuk mengetahui dan
memastikan bahwa berkas radiasi yang keluar dari a. Diatur jarak antara fokus ke film (FFD) sebesar
peralatan pengatur berkas ini sesuai dengan kriteria 110 cm.
penerimaan maka perlu dilakukan pengujian(Hastuti, b. Diatur penyinaran cukup dengan kV rendah yaitu
2009). 46 kV, 6.3 mAs
1. Akurasi collimator c. Dengan alat uji khusus (Collimator test tool dan
alligment test tool) diatur lapangan kolimasi sesuai
Ukuran collimator dengan berkas radiasi harus
lapangan persegi bagian dalam di permukaan alat
sebangun. Untuk menandai bahwa ukuan berkas dan
uji.
ukuran collimator sebangun maka diperlukan lampu
yang dapat menunjukkan besarnya ukuran kolimator. d. Diatur bagian dalam dipermukaan alat uji dengan
Untuk memastikan bahwa lampu collimator yang identifikasi sumbu X (arah anoda-katoda) sumbu Y
menunjukkan luas berkas lapangan penyinaran dengan (arah atas-bawah).
ukuran berkas radiasi sebangun maka diperlukan uji e. Diukur tegak lurus berkas berdasarkan pergeseran
akurasi collimator. titik tengah tabung dari titik tengah lapangan
dengan mengunakan waterpass.
2. Ketegak lurusan berkas
f. Lalu diekpose dan di cuci film.
Berkas radiasi harus tegak lurus dengan bidang film
g. Mengukur tingkat penyimpangan luas sinar - X.
atau citra.
h. Menghitung tingkat kemiringan titik pusat berkas
TATA KERJA sinar- X.
i. Ulangi pada ketinggian FFD 100 cm , FFD 90 cm
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian kesesuain
dan FFD 80 cm.
collimator beem dan berkas sinar x pada pesawat Raico
dengan mengunakan alligment test tool dan collimator j. Lalu analisa dan buat kesimpulan.
test tool yang mengacu pada Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1250/MENKES/SK/XII/2009. Tentang Pedoman

Ayu Wita S, dkk ISSN 0216-3128 31


UJI KESESUAIAN COLLIMATOR BEAM DENGAN BERKAS SINAR-X PADA PESAWAT RAICO DI INSTALASI
RADIOLOGI RADEN MATTAHER JAMBI

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Pengamatan collimator beam dengan berkas


sinar –X
Dari hasil pengujian yang dilakukan dilapangan hasil
yang diperoleh dari collimator beam dengan berkas No FFD Deviasi Lapangan Sinar (Fokus Kecil)
sinar –x . (cm)
Anoda Katoda Atas Bawah
(x1) (x2) (y1) (y2)
cm cm cm cm
1 80 0,5 0 1 0
2 90 0 0 1 0
3 100 1 0 0 0
4 110 0,5 0 0 0

Tabel 2. Total deviasi lapangan collimator


No FFD Total Total Total Batas toleransi
(cm) devias deviasi deviasi X atau X + Y
i (X) (Y) X+Y Y (cm)
cm Cm (cm) (cm)
Gambar 3. Hasil FFD 80 cm 1 80 0,5 1 1,5 ≤ 1,6 ≤ 1,6
2 90 0 1 1 ≤ 1,8 ≤ 1,8
3 100 1 0 1 ≤2 ≤2
4 110 0,5 0 0,5 ≤2,2 ≤2,2

Tabel 3. Ketepatan titik pusat berkas sinar –x


0
No FFD Penyimpanga titik Batas toleransi ( )
0
(cm) pusat ( )
1 80 1,5 ≤3
2 90 1,5
3 100 1,5
4 110 1,5

Gambar 4.Hasil FFD 90 cm Adapun standar pengujian collimator beam


dengan berkas sinar –X, dimana pada pengujian apabila
terjadi penyimpangan bidang cahaya collimator dengan
berkas sinar-X bagian horizontal (anoda-katoda)
maupun vertikel (sumbu atas-bawah) tidak boleh
melebihi 2 % dari jarak fokus ke bidang film (FFD)
dan total deviasi penyimpangan horizontal ditambah
vertikal tidak boleh melebihi 2 % dari jarak fokus ke
bidang film (FFD) dan Standar toleransi penyimpangan
titik pusat berkas adalah ≤ 3° dimana pada lingkaran
kecil dengan jarak 0 – 0,5 cm pada kemiringan 1,50
dan lingkaran besar dengan jarak 0,6 - 1 cm pada
kemiringan 30 yang ditampilkan pada Tabel 1.
Setelah dilakukan pengujian pada pesawat
Gambar 5.Hasil FFD 100 cm raico hasil yang didapatkan untuk penyimpangan
bidang berkas collimator dengan berkas sinar –x pada
Tabel 2 dan Tabel 3 untuk FFD 80 cm didapatkan
deviasi pada sumbu horizontal 0,5 cm, sumbu vertikal
1 cm yang mana standar toleransi nya 1,6 cm dan
untuk (x + y) dari pengujian didapatkan 1,5 cm
sedangkan untuk tolerasi penyimpangan adalah 1,6 cm
sehingga pada ketinggian FFD 80 cm tidak ada
penyimpangan luas kolimator dengan berkas sinar X,
pada FFD 90 cm didapatkan deviasi pada sumbu
horizontal 0 cm, sumbu vertikal 1 cm yang mana
standar toleransi nya 1,8 cm dan untuk (x + y) dari
pengujian didapatkan 1 cm sedangkan untuk tolerasi
Gambar 6.Hasil FFD 110 cm penyimpangan adalah 1,8 cm sehingga pada ketinggian
FFD 90 cm tidak ada penyimpangan luas kolimator
dengan berkas sinar x, pada FFD 100 cm didapatkan

32 ISSN 0216-3128 Ayu Wita S, dkk


UJI KESESUAIAN COLLIMATOR BEAM DENGAN BERKAS SINAR-X PADA PESAWAT RAICO DI INSTALASI
RADIOLOGI RADEN MATTAHER JAMBI

deviasi pada sumbu horizontal 1 cm, sumbu vertikal 0 1. Sebaiknya pesawat yang ada dirumah sakit
cm yang mana standar toleransinya 2 cm dan untuk (x terutama pesawat Raico dan pesawat lainnya harus
+ y) dari pengujian didapatkan 1 cm sedangkan untuk di uji secara berkala.
tolerasi penyimpangan adalah 2 cm sehingga pada 2. Pada pengujian pesawat diperlukan sebuah alat
ketinggian FFD 100 cm tidak ada penyimpangan luas sederhana sebagai penganti alat pengujian yang
kolimator dengan berkas sinar X, pada FFD 110 cm sebenarnya sehingga pesawat dapat dikontrol
didapatkan deviasi pada sumbu horizontal 0,5 cm, setiap saat.
sumbu vertikal 0 cm yang mana standar toleransinya
2,2 cm dan untuk (x + y) dari pengujian didapatkan 0,5 UCAPAN TERIMA KASIH
cm sedangkan untuk tolerasi penyimpangan adalah 2,2
Terimakasih banyak kepada Instansi Radiologi RSUD
cm sehingga pada ketinggian FFD 110 cm juga tidak
ada penyimpangan luas kolimator dengan berkas sinar Raden Mattaher Jambi yang telah memberikan
X, karena hasilnya masih di bawah batas toleransi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian
ini.
penyimpangan yang ditetapkan, dari hasil pengamatan
didapatkan bahwa semakin tinggi FFD maka semakin
kecil penyimpangannya karena faktor geometrik dari DAFTAR PUSTAKA
FFD ke objek. Kemudian untuk penyimpangan titik [1] KHADIJAH, 2012. Penentuan Ketepatan Titik
pusat berkas sinar –X pada ketinggian FFD 80 cm , 90 Pusat Berkas Sinar Pada Pesawat Mobile X-Ray
cm, 100 cm dan 110 cm juga tidak terjadi Sebagai Parameter Kualitas Kontrol Di
penyimpangan karena dalam pengujian didapatkan 1,5 0 Rsud.Prof.Dr.Hm.Anwar Makkatutu Bantaeng,
sedangkan batas toleransinya ≤ 30. Fisika Univeristas Hasunudin Makasar.
Ketepatan titik pusat berkas sinar-X [2] MARTINA D SUSIOLO, SUNARTO. 2015. Uji
merupakan faktor yang penting untuk menentukan Kolimator Pada Pesawat Sinar –X Merk / Type
Resolusi parsial dalam gambaran radiografi. Resolusi Mednif.Sf-100by di Laboratorium Fisika Medik
parsial adalah kemampuan suatu alat dalam Mengunakan Unit Rmi. Jurnal Fisika. 38 (2) : 121
menampilkan gambaran dua obyek yang kecil yang -126
saling berdekatan. Penyimpangan ketepatan titik pusat
berkas sinar-X dapat mengakibatkan terjadinya [3] BATAN. 2011. Pedoman Keselamatan dan
magnifikasi dan distorsi pada gambaran radiografi Proteksi Radiasi Kawasan Nuklir Serpong.
sehingga tidak dapat menegakkan diagnose, dan PUSPIPTEK Serpong: Batan.
Parameter Uji Kolimasi Lapangan ini dilakukan untuk [4] BALLINGER JJ. 1985. Penyakit telinga, hidung,
mempengaruhi dosis radiasi pasien dan menentukan tenggorok, kepala dan leher. Edisi 13.Jilid 1. Alih
kelayakan operasi sinar-X. Kelayakan sinar-X dapat bahasa staf ahli bagian THT RSCM-FK UI.
diketahui dengan menguji lapangan kolimasi untuk Jakarta : Binarupa Aksara.
memastikan dalam batas yang diterima bahwa bidang [5] DARMAWAN.1987. Fisika Zat Padat. Jakarta :
berkas sinar-X kongruen dengan bidang berkas Karunika.
collimator.
[6] DWI SENO, K.S, 2008, Workshop Tentang Batas
Toleransi Pengukuran Uji Kesesuaian Pesawat
KESIMPULAN Sinar- , Fisika Universitas Indonesia.
Dari hasil pengujian yang dilakukan pada collimator [7] IMRAN, ALI. 2015. Pedoman Instalasi
beam dengan berkas sinar –X diperoleh pada FFD 80 Radiologi RSUD Raden Mattaher
cm dengan deviasi pada sumbu horizontal 0,5 cm, Jambi.FINASIM. Jambi.
sumbu vertikal 1 cm, total deviasi 1,6 cm dan titik [8] http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmen
pusat sinar –X 1,50 masih dibawah batas toleransi kes/KMK%20No.%201250%0ttg%20Kendali%2
sedangkan FFD 90 cm, pada FFD 100 cm dan FFD 0Mutu%20Radiodiagnostik.pdf diakses pada
110 cm juga sama dengan FFD 80 cm tanggal 7 Agustus 2017.
penyimpangannya masih di bawah batas toleransi
sehingga pesawat Raico dinyatakan lulus uji untuk
digunakan pemeriksaan, selain itu setelah pesawat
Raico yang telah lulus uji pada pengujian collimator TANYA JAWAB
beam dengan sinar -X juga dapat meminimalisir
terjadinya magnifikasi dan distorsi pada gambaran John H Saragih
radiografi sehingga dapat menegakkan diagnose pada Kenapa dilakukan pengujian kolimator jika sudah
pasien. dilakukan uji kesesuaian Perka BAPETEN no.9 tahun
2011? Apakah hasil kesesuaian dipertanyakan? Jika
belum mengapa alat telah dioperasikan jika belum
SARAN mendapat ijin dari BAPETEN?
Dari hasil pengujian penulis lakukan bisa memberikan
saran sebagai berikut:

Ayu Wita S, dkk ISSN 0216-3128 33


UJI KESESUAIAN COLLIMATOR BEAM DENGAN BERKAS SINAR-X PADA PESAWAT RAICO DI INSTALASI
RADIOLOGI RADEN MATTAHER JAMBI

Ayu Wita S Ayu Wita S


Untuk kalibrasi di awal penggunaan alat rontgen Raico 1. Faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran
sudah dilakukan oleh penanggung jawab instalasi. colimator beam ada dari faktor internal dan faktor
Karena baru beberapa penggunaan maka perlu intenst dan adanya perubahan dari beberapa
dilakukan uji kesesuaian colimator beam, dan terbukti parameter pada FFD. Untuk faktor internal ini dari
bahwa pesawat ini masih dibatas toleransi yang adanya jumlah berkas yang keluar pada tabung
ditetapkan oleh Perka BAPETEN. sinar-X.
2. Jika angka perubahan derajat titik fokus ini tidak
Franky Sihaloho melebihi batas toleransi maka tidak perlu di
kalibrasi masih layak dan sesuai untuk penyinaran
1. Apakah penyebab terjadinya pergeseran colimator
dilapangan.
beam?
2. Untuk angka dalam batas toleransi adalah 1,6 jika
sampai pada 1,5 apakah perlu diuji kesesuaian atau
distandarkan?

34 ISSN 0216-3128 Ayu Wita S, dkk

Anda mungkin juga menyukai