Anda di halaman 1dari 13

Laporan praktikum diagnostik lanjut

(ElektroMioGraph EMG)

Oleh : Yuyun Azizah Kudadiri

Dosen pengampu : Hotromasari Dabukke, S.Si, M.Si

D III Teknik Elektromedik


Fakultas Sains Teknologi dan Informasi
Universitas Sari Mutiara Indonesia
2019/2020
Kata pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa,Allah SWT atas rahmat yang
di berikannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum Diagnostik Lanjut tentnag
elektromiograph (EMG).
Pada laporan ini di bahas tentang apa saja yang menyangkut alat
Elektromiograph.Elektromiograph merupakan salah satu alat medis yang dipakai untuk merekam
aktivitas listrik tubuh melalui pergerakan otot tubuh.
Saya berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Peralatan Diagnostik
Lanjut,ibu Hotromasari Dabukke yang telah memberi kan tugas membuat laporan paktikum
ini.semoga dengan adanya laporan praktikum ini dapat membantu setiap pembaca dalam
mengetahui apa itu EMG .apabila ada kesalahan dalam pengetikan,saya selaku penulis meminta
maaf.

Sidikalang ,28 juni 2020


Penulis

Yuyun Azizah Kudadiri

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk mengevaluasi dan rekaman aktivitas listrik yang
dihasilkan oleh otot rangka. EMG dilakukan menggunakan alat yang disebut Electromyograph,
untuk menghasilkan rekaman yang disebut Elektromiogram. Sebuah. Electromyograph
mendeteksi potensial listrik yang dihasilkan oleh sel-sel otot ketika sel-sel elektrik atau
neurologis diaktifkan. Sinyal dapat dianalisis untuk mendeteksi kelainan medis, tingkat aktivasi,
perintah rekrutmen atau untuk menganalisa biomekanik gerakan manusia atau hewan.
Didokumentasikan percobaan pertama tentang EMG dimulai dengan karya-karya Francesco Redi
pada tahun 1666. Redi menemukan otot yang sangat khusus dari ikan pari listrik (Electric Eel)
yang menghasilkan listrik. Pada 1773, Walsh telah mampu menunjukkan bahwa jaringan otot
ikan Eel itu bisa menghasilkan percikan listrik. Pada tahun 1792, publikasi berjudul De Viribus
Electricitatis di Motu Musculari Commentarius muncul, ditulis oleh Luigi Galvani, di mana
penulis menunjukkan bahwa listrik bisa memulai kontraksi otot. Enam dekade kemudian, pada
tahun 1849, Dubois-Raymond menemukan bahwa hal itu juga memungkinkan untuk merekam
aktivitas listrik selama kontraksi otot sukarela. Rekaman sebenarnya pertama kegiatan ini dibuat
oleh Marey pada tahun 1890, yang juga memperkenalkan elektromiografi panjang. Pada tahun
1922, Gasser dan Erlanger digunakan osiloskop untuk menampilkan sinyal-sinyal listrik dari
otot. Karena sifat stokastik dari sinyal myoelectric, hanya informasi yang kasar dapat diperoleh
dari pengamatan tersebut. Kemampuan mendeteksi sinyal elektromiografi meningkat secara
stabil dari tahun 1930 hingga tahun 1950-an, dan peneliti mulai menggunakan elektroda
ditingkatkan lebih luas untuk studi otot. Penggunaan klinis permukaan EMG (sEMG) untuk
pengobatan gangguan yang lebih spesifik dimulai pada 1960-an. Hardyck dan peneliti nya adalah
(1966) yang pertama menggunakan sEMG. Pada awal 1980-an, Cram dan Steger
memperkenalkan metode klinis untuk memindai berbagai otot menggunakan perangkat
pendeteksi EMG. Hal ini tidak sampai tengah 1980-an yang integrasi teknik dalam elektroda
telah cukup maju untuk memungkinkan batch produksi dari instrumentasi kecil dan ringan yang
dibutuhkan dan amplifier. Saat ini, sejumlah amplifier yang cocok tersedia secara komersial.
Pada awal 1980-an, kabel yang menghasilkan sinyal dalam rentang mikrovolt diinginkan
menjadi tersedia. Penelitian terbaru telah menghasilkan pemahaman yang lebih baik dari sifat-
sifat permukaan rekaman EMG. Permukaan elektromiografi semakin digunakan untuk merekam
dari otot-otot yang dangkal di protokol klinis atau kinesiological, dimana elektroda intramuskular
digunakan untuk menyelidiki otot dalam atau aktivitas otot lokal.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari laporan praktikum ini adalah:

3
A. Apa itu Elektromiograf?
B. Bagaimana Prosedur kerja alat?
C. Jelaskan bagaimana diagram blok alat ini bekerja!
D. Bagaimana prinsip dasar alat ini bekerja?
E. Bagaimana pemeliharaan yang di lakukan?

4
BAB 2
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum elektromiograph ini berlangsung pada kamis,8 Mei 2020 di Univesitas Sari Mutiara
Indonesia.
2.2 Alat dan Bahan
Alat alat yan digunakan dalam praktikum ini adalah :
2.2.1 Alat
 Toolset
 Multimeter
2.2.2 Bahan
Nama alat : Elektromiograph (EMG)

2.3 Prosedur Kerja


Pahami dan cermati manual book yang digunakan.apabila ada kesalahan pada alat,lihat intruksi
pada manual book langkah apa saja yang akan dilakukan

5
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 PENGENALAN ALAT
Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk mengevaluasi dan rekaman aktivitas listrik yang
dihasilkan oleh otot rangka. EMG dilakukan menggunakan alat yang disebut Electromyograph,
untuk menghasilkan rekaman yang disebut Elektromiogram. Sebuah. Electromyograph
mendeteksi potensial listrik yang dihasilkan oleh sel-sel otot ketika sel-sel elektrik atau
neurologis diaktifkan. Sinyal dapat dianalisis untuk mendeteksi kelainan medis, tingkat aktivasi,
perintah rekrutmen atau untuk menganalisa biomekanik gerakan manusia atau hewan.
Didokumentasikan percobaan pertama tentang EMG dimulai dengan karya-karya
Francesco Redi pada tahun 1666. Redi menemukan otot yang sangat khusus dari ikan pari listrik
(Electric Eel) yang menghasilkan listrik. Pada 1773, Walsh telah mampu menunjukkan bahwa
jaringan otot ikan Eel itu bisa menghasilkan percikan listrik. Pada tahun 1792, publikasi berjudul
De Viribus Electricitatis di Motu Musculari Commentarius muncul, ditulis oleh Luigi Galvani, di
mana penulis menunjukkan bahwa listrik bisa memulai kontraksi otot. Enam dekade kemudian,
pada tahun 1849, Dubois-Raymond menemukan bahwa hal itu juga memungkinkan untuk
merekam aktivitas listrik selama kontraksi otot sukarela. Rekaman sebenarnya pertama kegiatan
ini dibuat oleh Marey pada tahun 1890, yang juga memperkenalkan elektromiografi panjang.
Pada tahun 1922, Gasser dan Erlanger digunakan osiloskop untuk menampilkan sinyal-sinyal
listrik dari otot. Karena sifat stokastik dari sinyal myoelectric, hanya informasi yang kasar dapat
diperoleh dari pengamatan tersebut. Kemampuan mendeteksi sinyal elektromiografi meningkat
secara stabil dari tahun 1930 hingga tahun 1950-an, dan peneliti mulai menggunakan elektroda
ditingkatkan lebih luas untuk studi otot. Penggunaan klinis permukaan EMG (sEMG) untuk
pengobatan gangguan yang lebih spesifik dimulai pada 1960-an. Hardyck dan peneliti nya adalah
(1966) yang pertama menggunakan sEMG. Pada awal 1980-an, Cram dan Steger
memperkenalkan metode klinis untuk memindai berbagai otot menggunakan perangkat
pendeteksi EMG. Hal ini tidak sampai tengah 1980-an yang integrasi teknik dalam elektroda
telah cukup maju untuk memungkinkan batch produksi dari instrumentasi kecil dan ringan yang
dibutuhkan dan amplifier. Saat ini, sejumlah amplifier yang cocok tersedia secara komersial.
Pada awal 1980-an, kabel yang menghasilkan sinyal dalam rentang mikrovolt diinginkan
menjadi tersedia. Penelitian terbaru telah menghasilkan pemahaman yang lebih baik dari sifat-
sifat permukaan rekaman EMG. Permukaan elektromiografi semakin digunakan untuk merekam
dari otot-otot yang dangkal di protokol klinis atau kinesiological, dimana elektroda intramuskular
digunakan untuk menyelidiki otot dalam atau aktivitas otot lokal.
Pemeriksaan EMG adalah pemeriksaan untuk mengevaluasi kondisi dari syaraf tepi
(motoris maupun sensoris) dari otak, melalui pemeriksaan ini dapat terdeteksi tingkat kelainan
otak maupun saraf yang diperiksa sehingga sangat membantu penegakkan diagnosa. Namun
demikian diagnosa yang benar baru bisa ditegakkan melalui pembacaan dari interpretasi
perekaman EMG yang akurat. Alat deteksi dini digital kelainan otot-otot, pemeriksaan syaraf
tepi,tulang belakang, pendengaran dan penglihatan.

6
Teknik mengukur EMG:
a.Pengukuran sel otot tunggal
    biasanya tidak dikerjakan oleh karena sulit mengisolasi serat otot tunggal.

b.EMG pada beberapa serat otot.


    Pencatatan aktifitas listrik pada beberap serat otot dapat dilakukan sebagai berikut:
Elektroda permukaan diletakkan pada permukaan kulit dengan tujuan mengukur isyarat listrik
dari sejumlah unit motoris.Sebuah elektroda jarum konsentris dimasukkan ke dalam kulit untuk
mengukur aktiviyas unit motoris tunggal.

Ada dua macam jenis tranduser/elektroda EMG:


1.Elektroda jarum,konsentris untuk mengukur aktivitas unit motoris tunggal
2.Elektroda kulit/permukaan,untuk mengukur mengukur unit-unit motoris

EMG mengukur sinyal otot satu kanal, memakai teknik 2 elektroda utama dan satu elektroda
ground, dengan daerah pengukuran 0,5 - 5 mV dan daerah frekuensi 0,5 - 1200 Hz.
.

3.2 Prosedur Kerja Alat


Ada dua jenis EMG digunakan secara luas: EMG permukaan dan intramuskular (jarum
dan fine-kawat) EMG. Untuk melakukan EMG intramuskular, jarum elektroda atau jarum
mengandung dua elektroda-kawat halus dimasukkan melalui kulit ke dalam jaringan otot.
Seorang yang sudah terlatih atau profesional (seperti physiatrist, ahli saraf, atau terapis fisik)
mengamati aktivitas listrik ketika memasukkan elektroda. Kegiatan insersional memberikan
informasi berharga tentang keadaan otot dan saraf yang innervating. Otot normal saat kegiatan
istirahat, sinyal-sinyal listrik normal ketika jarum dimasukkan ke dalamnya. Kemudian aktivitas
listrik dipelajari ketika otot yang diam. Aktivitas spontan abnormal mungkin menunjukkan
beberapa saraf atau kerusakan otot. Kemudian pasien diminta untuk kontrak otot lancar. Bentuk,
ukuran, dan frekuensi potensi unit motor yang dihasilkan tentukan. Kemudian elektroda ditarik
beberapa milimeter, dan sekali lagi kegiatan ini dianalisa sampai setidaknya 10-20 unit telah
dikumpulkan. Setiap lagu elektroda hanya memberikan gambaran yang sangat lokal dari aktivitas
seluruh otot. Karena otot berbeda dalam struktur batin, elektroda harus ditempatkan pada
berbagai lokasi untuk mendapatkan penelitian yang akurat.
Intramuscular EMG dapat dianggap terlalu invasif atau tidak perlu dalam beberapa kasus.
Sebaliknya, permukaan elektroda dapat digunakan untuk memantau gambaran umum aktivasi
otot, sebagai lawan kegiatan hanya beberapa serat seperti yang diamati menggunakan EMG
intramuskular. Teknik ini digunakan dalam beberapa jenis, misalnya, di klinik fisioterapi,
aktivasi otot dipantau menggunakan EMG permukaan dan pasien memiliki stimulus auditori atau
visual untuk membantu mereka tahu kapan mereka mengaktifkan otot (biofeedback).
Sebuah unit motor didefinisikan sebagai satu neuron motor dan semua serat otot itu
innervates. Ketika kebakaran unit motor, dorongan (disebut potensial aksi) dilakukan menuruni
neuron motor ke otot. Daerah mana kontak saraf otot disebut sambungan neuromuskuler, atau
akhir pelat motor. Setelah potensial aksi ditransmisikan di persimpangan neuromuskuler, suatu
potensial aksi adalah elicited di semua serat otot diinervasi dari unit motor tertentu. Jumlah dari

7
semua aktivitas elektrik ini dikenal sebagai potensial aksi unit motor (MUAP). Kegiatan ini
elektropsikologi dari unit motor multiple sinyal biasanya dievaluasi selama EMG sebuah.
Komposisi unit motor, jumlah serat otot per unit motor, jenis metabolisme dari serat otot dan
berbagai faktor lainnya mempengaruhi bentuk potensi motor unit di myogram tersebut.

3.3 Blok Diagram Alat

Sensor elektroda pada kulit merupakan sensor yang dapat digunakan untuk
membantu mendeteksi sinyal biolistrik yang dikeluarkan tubuh manusia melalui kulit. Sensor
tersebut dibuat dari bahan Ag│AgCl. Untuk mendapatkan kontak listrik dalam
penggunaannya pada sensor ini terdapat pasta elektrolit yang terletak diantara elektroda dengan
kulit.Dalam elektroda ini terdapat jely yang menepel langsung pada kulit. Jely ini yang akan
mendeteksi listrik dalam tubuh manusia yang kemudian ion yang ditangkap oleh elektroda ini
masuk dan diproses di dalam penguat. Sinyal yang dihasilkan oleh tubuh manusia memiliki
amplitudo yang sangat kecil yaitu berorde mikro Volt. Oleh karena itu sinyal tersebut perlu
dikuatkan
Penguat Instrumentasi merupakan rangkaian elektronika yang didefinisikan sebagai suatu
rangkaian untuk memperesar daya, arus dan amplitudo. Komponen yang digunakan sebagai
penguat instrumentasi adalah IC tipe AD620 besar penguatannya dicari melalui persamaan
G=1+49,9k/Rg
Penentuan gain ditentukan dengan resistor yang di pasang pada IC tersebut. penguatan yang di
inginkan dalam pada penguat instrumentasi adalah 10.19 kali maka resistor yang digunakan
sesuai Persamaan 1 adalah 5,48 kΩ. Resistor ini berfungsi sebagai tahanan luar agar tidak terjadi
offset DC dari elektroda. Ada 2 masukan dalam penguatan ini yaitu positif, penguat, dan negatif.
Ada dua jenis tegangan yang dibutuhkan yaitu +9V dan -9V Sehingga Amplitudo yang akan naik
turun menyesuaikan sinyal otot yang masuk ke dalam penguat. Filter frekuensi berfungsi untuk
mengkodisikan keadaan sinyal sesuai dengan yang diinginkan .
Fungsi High Pass Filter ialah untuk menentukan batas bawah frekuensi, dengan nilai cut-off
tertentu. Rangkaian HPF aktif menggunakan basic op-amp OP07CP. HPF dibuat dengan 3 kali

8
pemfilteran sehingga mendapatkan frekuensi tanpa noise. Rangkaian filter ini akan meloloskan
sinyal yang berfrekuensi rendah yaitu 0,28 Hz, sehingga jika ada frekuensi di bawah 0,28 Hz
tertahan oleh High Pass Filter. Sinyal yang keluar dari OP07CP akan dikuatkan 20 kali, hal ini
dapat dilakukan dengan menentukan Rf dan Ri. Pada rangkaian LPF dapat pula ditambahkan
penguat non-inverting seperti pada rangkaian HPF. Dengan gain 1,586, rangkaian ini dapat
diketahui karakteristik sinyal yang masuk akan bergantung dari aktivitas otot yang dilakukan.
Fungsi dari Low Pass Filter akan meloloskan sinyal yang berprekuensi rendah. Pada bagian ini
frekuensi yang dibutuhkan sebesar 50 Hz. Pada bagian ini sebelum sinyal masuk ke
mikrokontroler akan terlebih dahulu melalui rangkaian level shifter. Tujuan dibuatnya level
shifter adalah agar seluruh sinyal yang masuk dapat terbaca oleh pin analog mikrokontroler,
termasuk bagian tegangan yang bertanda negatif. Rangkaian level shifter sebenarnya merupakan
tipe rangkaian non inverting op-amp dengan sedikit modifikasi pada inputnya. Cara kerja
rangkaian level shifter ini dengan menyeting resistor variabel agar sinyal selalu bernilai positif
sehingga dapat terbaca di osiloskop maupun ADC mikrokontroler. Dengan adanya rangkaian
seperti gambar 12 sinyal akan dapat terbaca oleh osiloskop maupun ADC, karena rangkaian ini
akan mengatur sinyal yang di bawah nol dan di atas nol dengan cara mengubah-ubah nilai
potensiometernya.

3.4 Prinsip Kerja Alat


Prinsip kerja EMG adalah mengukur potensial otot. Seperti diketahui adanya aktifitas
otot akan menimbulkan potensial aksi. Potensial listrik dalam otot tersebut terjadi
akibat adanya reaksi kimia dalam otot. Dalam pemeriksaan EMG, karena kesulitan
untuk mengisolasi sel otot tunggal maka perekaman aktivitas listrik selalu dilakukan
untuk beberapa serabut otot. Sinyal listrik otot atau sekelompok otot berbentuk
gelombang mirip bising (“noise”) yang amplitudonya bervariasi terhadap aktivitas
otot. Pada kontraksi sedang, ampiltudonya kira-kira 1 mV untuk 100Hz < frekuensi<
500 Hz dan 0,5 mV untuk 500 Hz<frekuensi<2000 Hz (Cameron, 1978 dalam
Chalimatus, 2008)

3.5 Pemeliharaan Alat


EMG memiliki elektroda sebagai sensor yang ditempelkan pada kuliat pasien. Untuk itu, setelah
penggunaan, elektroda harus dibersihkan dan ditata kembali pada wadahnya agar sensor tetap
terjaga responsibilitinya.
Kemudian untuk mendapatkan hasil yang akurat dan maksimal, harus dilakukan kalibrasi alat
secara berkala.
Cara Memperoleh Sinyal EMG
Sinyal EMG bisa diperoleh dengan dua cara, melalui penanaman elektrode dan tanpa
penanaman elektrode di dalam tubuh pasien. Elektrode yang ditanam memberikan sinyal yang
lebih baik dan langsung dari sumber otot yang diinginkan. Namun, proses pemasangannya harus
melalui operasi bedah sehingga kurang disukai dan dihindari. Elektrode yang tidak ditanam atau
diletakkan di permukaan lebih banyak digunakan. Hanya saja, sinyal yang diperoleh tidak

9
sebagus yang ditanam serta sering kali dipengaruhi oleh sinyal dari otot-otot yang di sekitarnya
atau dikenal dengan crosstalk. Untuk diskusi selanjutnya, kita hanya memfokuskan pada sinyal
EMG yang diperoleh dari permukaan kulit atau dikenal dengan surface EMG. Untuk
mendapatkan sinyal EMG, perlu dilakukan desain sistem yang tepat yang mempertimbangkan
noise yang mungkin terjadi.
Peletakkan elektroda biasanya diletakkan langsung pada otot yang akan diamati dengan
cara menempelkan pada permukaan kulit sebagai pendeteksi sinyal dari pergerakan otot. Sinyal
yang ditangkap meliputi daerah yang diberikan elektroda. Akibatnya sinyal yang diperoleh
merupakan penjumlahan seluruh sinyal yang ada. Karena proses kontraksi dan relaksasi tiap-tiap
otot gerak pada daerah tersebut tidak bersamaan, maka sinyal yang didapat terkesan seperti
sinyal acak.
 Elektroda juga berfungsi sebagai grounding yang ditempelkan pada daerah yang
memiliki resistansi tubuh yang kecil, contohnya pada kaki atau telinga. Karakteristik dari sinyal
otot EMG yang umumnya dianalisa mempunyai range frekuensi antara 20 Hz sampai 500 Hz dan
range tegangan antara 0,4 volt sampai 5 volt. Terdapat amplitudo yang tinggi lagi apabila terjadi
kontraksi.
METODE PENGAMBILAN SINYAL
    Amplifier yang dirancang memiliki penguatan berkisar 1500 kali agar sinyal yang
dihasilkan otot dapat mencapai 1 Vpp. Jika diperlukan penguatan yang lebih besar, bisa merubah
besar komponen yang memengaruhi penguatannya.
   Sensor ini akan mendeteksi perubahan amplitudo sinyal sebesar 0.2 mikro volt yang
merupakan sinyal kontraksi otot yang dideteksi dan sensor ini memiliki range kerja pada
frekuensi dibawawh 130 Hz.
SENSOR BIOPOTENSIAL
      Sistem saraf tubuh manusia menggunakan perbedaan kadar ion untuk berkomunikasi.
Transportasi ion dalam dan di sepanjang serabut saraf dapat diukur pada permukaan kulit
menggunakan jenis sensor elektrokimia tertentu yang sering disebut sebagai Surface recording
electrode. Tujuan dari elektroda adalah untuk bertindak sebagai transduser antara transportasi
ionik saraf dan aliran elektron dalam kawat tembaga. Transduser ini adalah persimpangan antara
elektroda dan elektrolit yang memungkinkan seperti transduksi untuk mengambil tempat. Aliran
ion dalam elektrolit menimbulkan elektron di elektroda karena adanya reaksi oksidasi atau
reduksi yang terjadi pada antarmuka. Artinya anion dalam elektrolit akan mengalir ke batas
antarmuka. Kation dalam elektrolit akan mengalir jauh dari batas antarmuka. Untuk mengatasi
ini, elektron pada elektroda akan mengalir menjauh dari batas antarmuka menciptakan arus di
elektroda.

Noise bisa terjadi pada semua tahapan dari proses akuisisi. Padahal, proses akuisisi data
diupayakan semaksimal mungkin untuk mendapatkan sinyal EMG yang mengandung sebanyak

10
mungkin informasi dengan seminimal mungkin noise. Satu hal yang bisa dilakukan untuk
mengatasi noise, khususnya dari radiasi listrik pada frekuensi 50 atau 60 Hz, adalah
menggunakan penguat beda (differential amplifier). Hal ini dilakukan dengan menggunakan dua
elektrode dari dua lokasi yang berbeda (C. J. De Luca, 2002). Ide dari penguat beda ini adalah
membuang sinyal yang sama dari dua elektrode dan menguatkan beda sinyal dari keduanya.
Sinyal yang sama mewakili sinyal yang berasal dari lokasi yang jauh dari pendeteksian sinyal,
sedangkan beda sinyal mewakili area langsung dari permukaan yang dideteksi. Jadi, sinyal EMG
lokal akan dikuatkan dan noise karena daya listrik yang jauh akan dibuang.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

11
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa alat elektromiograf adalah alat yang digunakan unuk
merekam aktiitas gerak dalam tubuh.alat ini akan berfungsi apabila ada pergerakan atau
rangsangan dari pasien dengan memanfaat kan elektroda seperti yang sering di pakai pada ECG
atau jenis lainnya dengan tambahan jelly.pada alat ini terdapat 2 jenis elektroda.diantaranya
yaitu,elektroda jarum dan elektroda kulit.untuk pembacaan hasil sinyal bisa dilihat dengan alat
elektromiogram.

3.2 kritik dan Saran


Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan untuk melengkapi syarat nilai pada mata
kuliah Peralatan Diagnostik Lanjut.apabila ditemui kesalahan dalam penulisan makalah ini,saya
selaku penulis meminta maaf.
Demikian makalah ini saya buat,atas partisipasi dari pembaca saya sampaikan terima kasih.untuk
menambah nilai manfaat dalam makalah ini,pembaca bisa memberikan kritik ataupun
saran.terima kasih

Daftar Pustaka
Alat elekromedis dan kalibrasi.2017.electromedic18.blogspot.com.Electromyography (EMG).24
April 2020.

12
Labolatorium klinik sahati.2012.sahatiintramedika.blogspot.com.EMG (Elektromiografi).24
April 2020
Biomedical engineer`s.2017.crivadeous03.blogspot.com.Electromyograph (EMG

13

Anda mungkin juga menyukai