SAKIT
CHRISTIAN IMMANUEL GULTOM
NIM.180418003
DOSEN PENGAMPU: M.YASIR POHAN,ST
PRODI TEKNIK ELEKTROMEDIK
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
T.A.2018/2019
BAB 1.
PENDAHULUAN
Berdasar undang-undang NO.10 tahun 1997,istilah ketanaganukliran pada dasarnya mengacu pada bahan
nuklir (uranium-235dan Plutonium-192)digunakan untuk memprodukdi listrik,sementara zat radioaktif(cobalt-
60dan iridium-192)dan atau sumber radiasi lainnya(sinar-x atau LINAC,aselektor linier)telah dimanfaatkan
diberbagai bidang terutama medic,industry dan pertanian
Selain membawa manfaat yang sangat besar ,diketahui pula bahwa aplikasi ketenaganukliran memiliki efek yang
berbahaya bagi kesehatan manusia Efek radiasi dapat berupa deterministic maupun stokatik
Efek deterministic merupakan efek yang dapat terjadi pada suatu organ atau jaringan tubuh tertentu dengan
menerima radiasi dengan dosis tinggi,sementara .Efek stokatik merupak efek akibat penerimaan radiasi dosis
setelah selang waktu tertentu ,atau oleh turunanya.Sistem pengawasan tersebut diberikan oleh proteksi dan
keselamatan radiasi nyang merupakan gabungan aplikasi praktis dari berbagai disiplin ilmu seperti
fisika,kimia,biologi,dan juga ilmu medik
Dalam ketentuan umum proteksi radiasi diuraikan pula berbagaiupaya dan tindakan proteksi radiasi yang
dipersyaratkan dan harusdilaksanakan berdasar peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia,yaitu yang
ditetapkan dalam peraturan Kepala Badan Pengawas TenagaNuklir (Bapeten).
Persyaratan tersebut meliputi pembagian daerah kerja,pemantauan pajanan daerah kerja dan
radioaktivitas lingkungan, pemantauandosis pekerja, pemantauan kesehatan pekerja radiasi, penerapan
penghambatdosis dan tingkat rujukan diagnostik.
Penerapan upaya proteksi dan keselamatan radiasi pada aplikasiketenaganukliran di rumah sakit terdiri
atas penerapan pada aplikasiradiodiagnostik, radio terapi dan kedokteran nuklir.dan terapi, sumber radioaktif
terbuka yang digunakannya memerlukanpenanganan yang ekstra hati-hati dibanding penanganan sumber radiasi
dansumber radioaktif tertutup yang digunakan pada aplikasi diagnostik danterapi.
Dalam hal ini, sumber radioaktif terbuka adalah sumber radioaktiyang tidak permanen tertutup di dalam
suatu kapsul, atau tidak terikat kuatdalam satu bentuk padatan, sehingga mempunyai kemungkinan untuk
dapatmenyebar ke lingkungan jika tidak ditangani dengan hati-hati. Sumberradioaktif tertutup, sementara itu,
adalah sumber radioaktif yang secarapermanen tertutup di dalam suatu kapsul atau terikat kuat dalam satu
bentukpadatan sehingga tidak bocor dalam kondisi pemakaiannya.
Setiap kulit elektron mempunyai tingkat energi tertentu. Semakin
luar kulit dari inti atom, tingkat energinya semakin tinggi. Karena itu,
elektron-elektron di suatu atom akan selalu berusaha untuk menempati
kulit yang lebih dalam. Kulit terdalam (terdekat dengan inti atom)
disebut kulit K, orbit berikutnya (menjauhi inti atom) disebut kulit
L, kulit M dan seterusnya. Atom ada dalam keadaan stabil bila setiap
kulit yang lebih dalam berisi penuh dengan elektron sesuai dengankapasitasnya.
Sumber Radiasi
Radiasi merupakan unsur penting dalam kehidupan di dunia ini,
dan menjadi bagian dari kehidupan itu sendiri. Ada dua sumber
utama sumber radiasi di dunia ini, yaitu sumber radiasi alami dan
sumber radiasi buatan.
Radiasi alami merupakan radiasi yang telah ada di bumi ini
dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia. Radiasi alami
terdiri atas radiasi kosmik - radiasi yang berasal dari luar angkasa
termasuk matahari, radiasi primordial - radiasi yang berasal dari
dalam bumi sendiri, dan radiasi interna - radiasi yang telah ada
di dalam tubuh manusia sejak dilahirkan, dan juga yang masuk
ke dalam tubuh manusia secara ingesi (penelanan), inhalasi
(penghirupan), atau luka terbuka. Radiasi buatan adalah sumber
radiasi yang dengan sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai
kepentingan, termasuk kepentingan militer (senjata nuklir),
kedokteran (radiodiagnostik, radio terapi dan kedokteran nuklir),
pembangkitan listrik (PLTN), dan lain-lain.
KETENTUAN UMUM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
Pembatasan dosis
Jika prosedur pembenaran dan optimisasi telah dilakukan
dengan benar, sebenamya nilai batas dosis hampir tidak perlu
diberlakukan. Namun, nilai batas ini dapat memberikan batasan
yang jelas untuk prosedur yang lebih subyektif ini dan juga
mencegah kerugian individu yang berlebihan, yang dapat timbul
akibat kombinasi pemanfaatan.