Anda di halaman 1dari 4

4.

Azam kembali ke kantor perusahaan nya, duduk dan mulai mengambil tiap tiap berkas yang
sudah menumpuk sejak pagi. Padahal semalam berkas itu sudah menipis, dan pagi ini kembali
menumpuk. Resiko seorang pewaris… harus pintar dalam mengurus segala hal, terutama bagian
dalam perusahaan.

“tuan, nyonya Zahra sudah datang” ucap asisten nya bernama ammar,

“suruh dia menunggu sebentar di ruangan sebelah, ada yang harus ku tanda tangani sebentar”
jawab azam menyuruh tanpa menatap paa asisten nya.

Ammar mengangguk, sejurus kemudian memberitahu Zahra, sepupu yang yang waktu lalu ingin
di jodohkan dengan azam.

“bagaimana dengan perjodohan ini?” Tanya Zahra meminta pertanggung jawaban pada azam,

“tenanglah sedikit. Aku juga buntu…” jawab azam duduk di depan seorang wanita dengan wajah
yang tirus cantik, hidung mancung dan rambutnya sebahu

“aku di desak sama abba dan ammi, bagaimana aku harus menolak?” Tanya Zahra semakin
mendesak azam

“bagaimana dengan lelaki yang saat ini sedang dekat dengan mu?” Tanya azam membuka
handphone nya

“dia dan aku tentu saling mencintai, tapi karena perjodohan yang tiba tiba ini malah membuat
kami sedikit berjarak… ayolah zam, bantu aku” pinta Zahra semakin memelas
Benar, beberapa waktu yang lalu paman dan bibi dari azam meminta putri nya dan azam untuk
menikah. Untuk meneruskan keturunan. Tetapi, kedua orang itu tidak ada perasaan untuk
membangun rumah tangga bersama, Zahra memiliki seorang teman lelaki, sedang azam ingin
berfokus pada karir dan perusahaan nya dulu.

Kakek azam tidak menolak permintaan dari orangtua Zahra, tetapi juga tidak menerima, dia
netral. Kalau mau menikah, silahkan, kalau tidak juga silahkan…

“carilah seorang perempuan yang sekiranya bisa membuat skandal tentang dirimu zam, agar kita
bisa membatalkan perjodohan ini” ucap Zahra sebagai sebuah ide

“bagaimana kalau kau yang mencarikan? Kau tau kalau aku ini sedikit tidak bersahabat dnegan
hal seperti itu” jelas azam pada Zahra,

“ya ya ya, percuma saja wajah mu tampan dan otak mu cemerlang. Namun urusan untuk
perempuan sangat sulit… lemah!” culas Zahra mencebik azam

“whatever, I don’t care dan aku harus kembali bekerja sekarang ra. Mau diantar atau kau pulang
sendiri?” putus azam sambil berdiri

“aku punya kendaraan sendiri, terima kasih kebaikan mu. Assalamualaikum” ucap Zahra
mendahului azam,

Mereka di jodohkan tetapi saling tidak memiliki rasa karena mereka sudah anggap kakak adik
sejak kecil. Teman bermain, teman bercurhat dan segalanya sehingga mungkin saja orangtua
Zahra menganggapnya lebih dari sepupu…huft.

Ping,,
Amira mengirim sebuah pesan pada azam,

“apakah di ruangan anda akan di buat kamar tambahan? Biasanya beberapa perusahaan meminta
tambahan kamar di dalam ruangan itu. Mungkin saja kalau anda sedang kelelahan, bisa ber
istirahat disana” pesan amira membuat azam mengangguk setuju

“aku setuju, untuk urusan area itu ku serahkan sepenuh nya padamu” jawab azam kemudian
melanjut kan membuat beberapa berkas yang sejak tadi di tambah menjadi 2 tumpukan,,

“saran yang baik, sehingga aku bisa tinggal disini” gumam azam sekali lagi,

“apa sekalian kubuat kan saja minimalis rumah ku disini?” Tanya azam pada dirinya sendiri

Tringggg, azam menelepon amira

“assalamualaikum. Ya pak azam, ada yang bisa di bantu?” Tanya amira tidak basa basi

“bisa kah kau membuat ruangan ku sebagai minimalis dari sebuah rumah? Ada kamar, juga
dapur. Namun untuk ruangan kerja tetap sama” ucap azam sambil mengetik di laptop

“apakah ruangan lain bisa di tambah?” Tanya ami

“boleh, buat kan aku minimalis rumah. Jangan lupa dengan sedikit ornament orang Kalimantan
di area dapur…” tambah azam sekali lagi

“oh jangan khawatir. Aku tambah kan 2 hari untuk desain itu” tak lupa azam memberi tambahan
waktu
“sebenarnya 2 hari juga cukup pak azam, lusa akan saya serah kan desain serta RAB nya” jawab
amira kemudian mereka saling memutus panggilan.

Saat ini amira sedang focus pada laptop nya, menggambar di dalam laptop dengan aplikasi
autocad dan beberpa aplikasi lainnya.

Dia duduk bersama segelas kopi dan beberapa cemilan, menggulung rambutnya ke atas
membentuk bandul yang jatuh sedikit di area kacamata yang di pakai nya.

Dia sendiri di rumah, sejak pagi dia focus menyelesaikan desain serta menghitung RAB untuk
tiap bagian yang akan di bangun,

Dia adalah lulusan terbaik saat kuliah. IPK 4.0 adalah sesuatu yang WOW bagi mereka yang
sekolah arsitektur pun teknik sipil,,, tapi amira memang mampu menyelesaikan itu semua dalam
2 hari tanpa bisa di ganggu oleh orang lain…

Hemmmm

**

**

**

Salam hangat

Ismi hana rizky

Anda mungkin juga menyukai