RADIOLOGI VETERINER
Gambar 2. Posisi radiografi kelinci Dorsoventral yang tepat dengan interpretasinya (Brown
dan Chitty, 2013).
b. Faktor Eksposur
Radiasi sinar-X adalah gelombang elektromagnetik dengan gelombang pendek.
Gelombang elektromagnetik banyak jenisnya antara lain sinar cahaya, ultra violet,
inframerah, gelombang radio, dan TV. Sinar-X memiliki tingkat penetrasi yang tinggi
terhadap material yang dilaluinya. Dengan demikian sinar-X dapat digunakan sebagai alat
diagnostik dan terapeutik dalam bidang kedokteran. Sinar-X dapat menembus bahan-
bahan, seperti jaringan tubuh, air, kayu atau besi, karena sinar-X memiliki panjang
gelombang yang sangat pendek. Sinar-X hanya dapat ditentang secara efektif oleh bahan-
bahan yang memiliki densitas tinggi, seperti timbal (Pb) atau beton tebal, sinar-X atau
sinar-X adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
mulai dari 10 nanometer hingga 100 pikometer (mirip dengan frekuensi dalam istilah 30
PHz sampai 60 EHz). Sinar-X biasanya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan
kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk radiasi pengion dan bisa berbahaya
(Widyawati et al., 2020).
Penting untuk disadari bahwa kombinasi faktor eksposur yang pada akhirnya
menentukan eksposur keseluruhan atau 'kegelapan' dari gambar radiografi. Dengan kata
lain, jika radiografi dianggap kurang terang atau terlalu terang karena meningkatkan baik
mAs atau kV akan menghasilkan paparan radiografi yang lebih besar. Namun, sangat
penting untuk tidak hanya menilai radiografi untuk eksposur yang memadai, tetapi juga
kualitas gambar yang dihasilkan. Hal ini akan memungkinkan faktor eksposur individu
diubah dengan tepat untuk mengoptimalkan kontras, kecerahan, dan kejelasan gambar
(Palgrave, 2012).
Misalnya, jika mAs terlalu rendah, gambar yang dihasilkan akan tampak berbintik
karena jumlah sinar-X yang mencapai kaset/piringan tidak mencukupi (Gambar 3).
Namun, jika peningkatan mAs untuk mengatasi tampilan berbintik harus disertai dengan
penurunan kV secara bersamaan untuk mempertahankan tingkat kegelapan gambar yang
sama (Palgrave, 2012).
Gambar 3. Radiografi kaki kuda menunjukkan A). pengaturan mAs yang sesuai menghasilkan
paparan radiografi yang memadai dan B). penampilan radiografi kasar karena penggunaan
pengaturan mAs yang terlalu rendah (Palgrave, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Martin A. 2014. An Introduction to Radiation Protection in Veterinary Radiography.
TheVeterinary Nurse. 5(9): 4-8.
Brown, Frances Harcourt dan John Chitty . 2013. Bsava Manual Of Rabbit Surgery, Dentistry
And Imaging. Bsava. Gloucester.
Canon, C. L. 2010. Mcgraw-Hill Specialty Board Review Radiology. McGraw-Hill. New York.
Gugjoo, Mudasir B., Amarpal, Prakash Kinjavdekar, Hari Prasad Aithal, Abhijit Motiram Pawde
dan Kuldeep Dhama. 2014. An Update on Diagnostic Imaging Techniques in Veterinary
Practice. Advances in Animal and Veterinary Sciences. 2(4S): 64-77.
Ofori, Eric K., Bismark Bright Ofori-Manteaw, James N. K. Gawugah dan Jeffery Adom
Nathan. 2016. Relationship between Patient Anatomical Thickness and Radiographic
Exposure Factors for Selected Radiologic Examinations. Journal of Health, Medicine and
Nursing. 23: 150-162.
Oh, H., S. Sung, S. Lim, Y. Jung, Y. Cho dan K. Lee. 2018. Restrainer exposure to scatter
radiation in practical small animal radiography measured using thermoluminescent
dosimeters. Veterinarni Medicina. 63(02): 81–86.
Palgrave, Kimberly. 2012. Radiography in veterinary practice – a review and update. Veterinary
Nursing Journal. 27(2): 51-55.
Sharma, S., M.S. Kanwar, S.P. Tyagi dan Sheikh Imran. Comparison of fluoroscopic and
radiographic imaging of long bones in healthy dogs. Journal of Applied Animal Research.
41(3): 339-346.
Thrall Donald E. 2018. Textbook Of Veterinary Diagnostic Radiology Seventh Edition.
ELSEVIER. Missouri.
Widyawati, R., Desty Apritya, Junianto Wika Adi Pratama dan Asnizar Fahmi. 2020. Lung
Change Pattern On Domestic Cat ( Felis Silvestris Catus ) Exposed By Factory Air
Pollution With X-Ray Thorax Interpretation. Journal of the Indonesian Veterinary
Research. 4(2): 48-60.