Anda di halaman 1dari 13

Sarana dan prasarana tersebut harus diperhatikan, terutama pesawat sinar-X karena

merupakan komponen utama dalam pelayanan radiologi. Sebagai komponen utama


dalam pelayanan radiologi, pesawat sinar-X harus dalam keadaan layak untuk
digunakan. Jika pesawat tersebut dalam keadaan tidak layak atau tidak memenuhi
standar-standar keselamatan maka pesawat tersebut dapat membahayakan bagi
radiografer, pasien, dan lingkungan sekitarrnya. Berdasarkan Radiological Council of
Western Australia, untuk mengetahui apakah pesawat tersebut layak untuk digunakan
maka diperlukan kegiatan pengendalian mutu berupa pengukuran keakurasian kolimasi,
pengukuran keakurasian tegangan tabung (kV), pengukuran ke akurasian waktu eksposi,
pengukuran linearisasi mA, pengukuran titik fokus efektif, pengukuran ketepatan pusat
grid, pengukuran kebocoran tabung pesawat sinar-X dan paparan radiasi hambur.

Selector mA pada generator sinar-X adalah digunakan untuk mengatur temperatur


filamen tabung sinar-X, sepanjang waktu eksposi radiasi terjadi. Waktu eksposi secara
langsung mempengaruhi kuantitas keseluruhan dari radiasi sinar-X yang keluar dari
tabung sinar-X. Dengan demikian, keakuratan waktu eksposi adalah bersifat kritikal
bilamana dikehendaki eksposi terhadap radiograf memadai dengan dosis radiasi yang
beralasan terhadap pasien. Penggunaan radiasi pengion, termasuk sinar-X pada bidang
kedokteran baik untuk terapi maupun diagnostik sudah umum dilakukan. Sejak
ditemukannya sinar-X oleh Wilhem Condrad Roentgen pada tahun 1895 dan kemudian
diproduksinya peralatan radiografi pertama untuk penggunaan diagnostik klinis, prinsip
dasar dari radiografi tidak mengalami perubahan sama sekali, yaitu memproduksi suatu
gambar pada film reseptor dengan sumber radiasi dari suatu berkas sinar-X yang
mengalami absorbs dan attenuasi ketika melalui berbagai organ atau bagian pada tubuh.

Mobile X-ray unit adalah jenis pesawat rontgen yang mampu bergerak dan mudah
dipindahkan kemanapun karena memiliki roda dan tiang tabung yang bisa dilipat
sehingga sangat mungkin bisa dimasukkan ke dalam lift untuk dipindahkan. Yang harus
diutamakan dalam penggunaan pesawat rontgen mobile adalah pelindung radiasi.
Pesawat X-ray mobile adalah peralatan elektronik yang sifatnya dapat
dipindahpindahkan (mobile) yang digunakan untuk mendeteksi berbagai objek seperti
barangbarang (bagasi) di bandara dan mendeteksi bagian dalam tubuh manusia
(penggunaan bidang kedokteran). Umumnya petugas operator X-ray sudah memperoleh
pelatihan untuk membedakan bahan organik yang dilarang seperti narkoba dan bahan
pembuat bom atau bukan. Pesawat X-ray Mobile menggunakan sinar X pada panjang.

Pengertian Pesawat Rontgen Konvensional

Sinar-X dapat diproduksi dengan jalan menembaki target logam dengan elektron cepat
dalam suatu tabung vakum sinar katoda. Elektron sebagai proyektil dihasilkan dari
pemanasan filament yang juga berfungsi sebagai katoda. Elektron dari filamen
dipercepat gerakannya, elektron yang bergerak sangat cepat itu akhirnya ditumbukkan
ke target logam bernomor atom tinggi dan suhu lelehnya juga tinggi. Ketika elektron
berenergi tinggi itu menabrak target logam, maka sinar-X akan terpancar dari
permukaan logam tersebut yang dikenal dengan sinar-X Bremsstrahlung. Sinar-X yang
terbentuk melalui proses ini mempunyai energi maksimal sama dengan energy kinetik
elektron pada saat terjadinya perlambatan. Sinar-X bremstrahlung mempunyai spektrum
kontinyu. Pada pesawat rontgen dipasang grid untuk mengurangi atau mengeleminasi
radiasi hambur agar tidak sampai ke film rontgen. Grid terdiri atas lajur-lajur lapisan tips
timbal yang disusun tegak diantara bahan-bahan yang tembus radiasi (plastik, bakelit).
Kolimator dipasang pada unit tabung sinar x. Kolimator digunakan untuk mengatur luas
bidang penyinaran yang dukehendaki. Sebelum dilakukan penyinaran luas bidang yang
dikenai sinar x dapat diketahui, yaitu denga melihat luas bidang yang dapat dikenai oleh
cahaya lampu yang keluar dari kolimator. Kolimator juga dilengkapi dengan lubang
tempat dipasang dan dibukanya filter tambahan sesuai dengan kebutuhan untuk
mengatur kualitas sinar X.

Pesawat rontgen merupakan alat/pesawat medik yang bekerja mengunakan radiasi sinar
X, baik untuk keperluan fluoroskopi maupun radiografi. Sinar-X atau sinar Rontgen
adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer (sama dengan frekuensi dalam rentang
30 petahertz - 30 exahertz) dan memiliki energi dalam rentang 100 eV - 100 KeV. Sinar-
X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi sinar-X. Sinar-
X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya. Pesawat Rontgen (foto Radiologi
konvensional) memiliki prinsip penembusan gelombang elektromagnetik dari sumber
cahaya ke tubuh manusia, lalu menembus hingga mencapai pelat film untuk
menghasilkan gambar berupa citra tubuh manusia (Foto Rontgen). Didalam teknologi
terutama dalam bidang kesehatan sinar X sangat banyak menjadi salah satu cara untuk
alat diagnosis yang berfungsi untuk photo thorax, tulang tangan, kaki dan organ tubuh
lainnya. Sinar X ini sering disebut juga sinar Rontgen. Dimana sinar ini sangat
bermanfaat dalam bidang kesehatan dan sangat berbahaya juga bila digunakan secara
berlebihan (Ferry Suyatno, 2008). Adanya peralatan peralatan yang menggunakan sinar-
X maka akan membantu dalam mendiagnosis dan pengobatan (terapi) suatu penyakit
sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Parameter yang mempengaruhi
penyinaran dalam alat radiologi antara lain kV, mA, S. Pada kesempatan kali ini penulis
akan membahas tentang mA. mA merupakan arus yang mengalir pada tabung yang
elektronnya dihasilkan dari pemanasan filament.

Pesawat sinar-X dan Radiologi Diagnostik

Sinar-X atau sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan
panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer (sama dengan
frekuensi dalam rentang 30 petahertz - 30 exahertz) dan memiliki energi dalam rentang
100 eV . Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi
sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya (Anonymous, 2015). Dikenal
beberapa posisi dalam foto radiologi kedokteran (Anonymous, 2015):

1. Postero-Anterior ( PA ), Sumber cahaya berada di belakang pasien, dan pelat film


berada di bagian depan pasien. Posisi ini yang paling umum digunakan terutama untuk
foto roentgen thorax (dada).
2. Antero-Posterior ( AP ), Sumber cahaya berada di depan pasien, dan pelat film berada
di bagian belakang pasien. Biasanya digunakan pada pasien yang tidk mampu berdiri
untuk mengambil posisi PA karena sakit yang dideritanya.

3. Samping atau Lateral

4. Lateral decubitus.

5. miring atau Oblik.

Radiologi diagnostik adalah ilmu kedokteran yang memiliki spesialisasi dalam


Pencintraan tubuh manusia untuk mendiagnosa berbagai kelainan dengan menggunakan
alat yang berhubungan dengan radiasi, magnetik, gelombang suara ultrasonik, nuklir dan
teknologi lainnya. Radiologi Konvensional merupakan suatu pemeriksaan sederhana
menggunakan sinar Rontgen (sinar-X) dengan menggunakan kontras atau tanpa kontras.
Adapun sifat-sifat sinar-X, sebagai berikut : Memiliki Daya Tembus Sinar-X dapat
menembus bahan, dengan daya tembus sangat besar dan digunakan dalam radiografi.
Makin tinggi tegangan tabung (besarnya kV) yang digunakan, makin besardaya
tembusnya. Makin rendah berat atom atau kepadatan suatu benda, makin besar daya
tembus sinarnya.

1. Difraksi

Apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas tersebut akan
bertebaran ke segala arah, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi hambur) pada bahan
atau zat yang dilaluinya.

2. Absorbsi

Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau
kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatan atau berat atomnya, makin
besar penyerapannya.

3. Efek Fotografik
Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak-bromida) setelah diproses
secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap.

4. Fluoresensi

Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium-tungstat atau zinksulfid


memendarkan cahaya (luminisensi), bila bahan tersebut dikenai radiasi sinarX.

5. Ionisasi

Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan ionisasi
partikel-partikel bahan atau zat tersebut.

6. Efek Biologis

Sinar-X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologik pada jaringan. Efek biologik


ini dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.

Prinsip Kerja Pesawat X-Ray

Prinsip kerja dari pembangkit sinar-X dapat dijelaskan sebagai berikut, beda potensial
yang diberikan antara katoda dan anoda menggunakan sumber yang bertegangan tinggi.
Produksi sinar-X dihasilkan dalam suatu tabung berisi suatu perlengkapan yang
diperlukan untuk menghasilkan sinar-X yaitu bahan penghenti atau sasaran dan ruang
hampa. Elektron bebas terjadi karena emisi dari filamen yang dipanaskan. Dengan
sistem fokus, elektron bebas yang dipancarkan terpusat menuju anoda. Gerakan elektron
ini akan dipercepat dari katoda menuju anoda bila antara katoda dan anoda diberi beda
potensial yang cukup besar. Gerakan elektron yang berkecepatan tinggi dihentikan oleh
suatu bahan yang ditempatkan pada anoda. Tumbukan antara elektron dengan anoda ini
menghasilkan sinar-X, pada tumbukan antara elektron dengan sasaran akan ada energi
yang hilang. Energi ini akan diserap oleh sasaran dan berubah menjadi panas sehingga
bahan sasaran akan mudah memuai. Untuk menghindarinya bahan sasaran dipilih yang
berbentuk padat. Bahan yang biasa digunakan sebagai anoda adalah platina, wolfram,
atau tungsten.Untuk menghasilkan energi sinar-X yang lebih besar, tegangan yang
diberikan ditingkatkan sehingga menghasilkan elektron dengan kecepatan yang lebih
tinggi. Dengan demikian energi kinetik yang dapat diubah menjadi sinar-X juga lebih
besar (Suryaningsih, 2015). Sinar-X yang dihasilkan oleh tabung sinar-X mengenai dan
menembus objek yang dalam hal ini berupa organ tubuh manusia, kemudian mengenai
penangkap citra (detektor). Dari segi fisis, jaringan pada organ tubuh manusia
mempunyai kerapatan yang berbeda-beda, sehingga ketika sinar-X melewati suatu
organ, akan mengalami atenuasi yang berbeda-beda tergantung dari bagian yang
dilewatinya. Perbedaan atenuasi ini mengakibatkan perbedaan nilai intensitas yang
ditangkap oleh detektor dan perbedaan intensitas inilah yang divisualisasikan sebagai
citra dari organ tersebut. Detektor disini dapat menggunakan film, image intensifier
ataupun flat panel (Suryaningsih, 2015). Terdapat 2 pengaturan pada pesawat sinar-X
yaitu pengaturan arus filamen (mA) dan pengaturan tegangan antara anoda dan katoda
(kV) . Pengaturan arus mA akan menyebabkan perubahan jumlah elektron yang
dihasilkan filamen dan intensitas berkas elektron sehingga mempengaruhi intensitas
sinar-X. Pengaturan tegangan (kV) akan menyebabkan perubahan gaya tarik anoda
terhadap elektron sehingga kecepatan elektron menuju target akan berubah. Semakin
besar mA akan menghasilkan intensitas sinar-X yang semakin besar. Hal ini
menyebabkan energi sinar-X dan intensitas sinar-X yang dihasilkan akan mengalami
perubahan. Semakin besar (kV) akan menghasilkan energi dan intensitas sinar-X yang
semakin besar. Kualitas radiografi adalah kemampuan radiografi dalam memberikan
informasi yang jelas mengenai objek yang diperiksa. Kualitas radiografi ditentukan oleh
beberapa komponen, yaitu densitas dan kontras. Gangguan pada citra, diantanya adalah
blur, artefakdan noise.

Faktor Ekspose

Faktor ekspose yang mempengaruhi kontras resolusi sehingga dapat perbedaan kontras
dengan perbedaan yang sangat kecil pada citra CT Scan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor
ekspose yang meliputi tegangan tabung (kV), dan arus tabung (mAs). Salah satu usaha
dalam pengendalian Image noise pada gambaran CT Scan adalah dengan melakukan
pemilihan tegangan tabung yang tepat pada saat scanning dengan harapan dapat
memberikan kualitas hasil yang optimum dalam rangka menegakkan diagnosis. Hal hal
yang dapat mempengaruhi faktor ekspose antara lain :

a. Tegangan tabung (kV) Sama seperti halnya radiografi konvesional, sumber radiasi
pada ct-scan adalah sinar X. Kilvoltage atau kV menentukan beda potensial/tengangan
tabung anatara katoda dan anoda yang menentukan kualitas daya tembus sinar-X yang
dihasilkan. CT-Scan beroperasi rentang tengangan tabung 80-140. Perubahan nilai kVp
dapat mempengaruhi daya tembus sinar-X, radiasi hambur, dosis pasien, dan terutama
kontras gambar (Bushong, 2001). Pemilihan tegangan direkomendasikan untuk
menghasilkan resolusi yang tinggi. Sebagai dasar estimasi efek dari variasi perbedaan
penggunaan tegangan tabung pada pesawat CT Scan Siemen Emotion. Tegangan tabung
sinar-X menentukan besarnya energi sinar-X yang di emisikan oleh sinar x, dan akan
mempengaruhi besaran dosis dan kontras pada gambar. Tegangan yang lebih rendah
menghasilkan kontras yang tinggi dan tegangan yang lebih tinggi menghasilkan kontras
yang rendah. Semakin besar beda tegangan antara anoda dan katoda, elektron akan
semakin di percepat dan sinar-X yang di hasilkan memiliki energi rata-rata yang lebih
tinggi. Dengan penambahan nilai kVp radiasi hambur yang sampai ke film akan
bertambah. Penambahan nilai kVp akan menurunkan kontras, dan ketika kontras rendah
maka latitude menjadi tinggi dan terdapat faktor kesalahan yang besar. Dengan
bertambahnya kV, maka energi elektron akan bertambah sehingga kemampuan
menembus bahan juga bertambah.

b. Arus Tabung (mA) Arus tabung dinyatakan dalam satuan mA (Milli ampere)
menentukan kuantitas sinar-X yang di hasilkan. Nilai mAberada pada rentang 20-580.
Sehingga intensitas sinar-X ( kontras detail) akan bertambah sesuai dengan peningkatan
intensitas radiasi sinar-X. Oleh sebab itu kontras dapat diatur dengan mengubah mA.
Pengaruh mA terhadap gambaran sama dengan kV yaitu menaikan nilai mA akan
menurunkan nilai noise. . Jika tegangan tabung sinar-X dan lamanya penyinaran tetap
maka penambahan mA akan berpengaruh pada banyaknya elektron yang mengalir pada
tabung sinar-X, sehingga semakin banyak sinar-X yang diproduksi jika waktu eksposi
tetap. Hubungan ini berbanding lurus dengan penambahan arus tabung. Ini berarti
dengan penambahan mA dengan waktu eksposi tetap akan berpengaruh terhadap
penambahan kuantitas dan dosis radiasi yang diterima pasien (Bushong, 2001).
Perubahan mA atau lamanya waktu penyinaran akan mempengaruhi intensitas pada tiap
tingkat energi dengan nilai berbanding lurus dengan perubahanya. Namun pada
hakikatnya perubahan ini tidak berpengaruh terhadap besarnya energi yang dipancarkan
(Carroll, 1985). Intensitas sinar-X ditentukan oleh jumlah elektron per satuan waktu dari
katoda ke anoda yang mencapai target dan dinamakan arus tabung. Dengan
meningkatkan arus tabung akan meningkatkan jumlah elektron yang bertumbukkan ke
anoda, sehingga sinar-X yang dihasilkan semakin banyak (Meredith, 1977).Ketika mAs
ditingkatkan, kuantitas radiasi juga meningkat atau sebanding (Bushong, 2001). Menurut
Bushong (2001), mA berpengaruh terhadap densitas. Kenaikkan mA sebanding dengan
kenaikan densitas gambar. Sedangkan Meredith (1977), menyatakan teori bahwa mA
mempengaruhi jumlah sinar-X yang menuju film. Jika semakin mA maka semakin besar
jumlah sinar-X yang menuju film, dengan demikian densitas film semakin besar.

Radiografi Sinar-X

Radiografi sinar-X adalah ilmu yang mempelajari citra suatu objek yang diradiasi
dengan sinar-X. Bila sinar-X dilewatkan pada suatu objek, maka sebagian radiasi yang
ada akan diteruskan sehingga citra objek dapat direkam pada film. Satuan yang biasa
digunakan untuk penyinaran radiografi adalah Rontgen, disingkat R. Satu Rontgen dapat
diartikan sebagai sejumlah sinar-X agar menghasilkan ion-ion yang membawa muatan
satu statcoulomb tiap centimeter kubik diudara dengan suhu00C pada tekanan 760
mmhg. Satu Rontgen dari radiasi foton mempunyai energi rata-rata antara 0.1 Mev
sampai 3.0 Mev yang mampu menghasilkan dosis serap sebesar 0.96 rad.
Tegangan tabung (kV), arus (mA) dan waktu (t) mempengaruhi densitas bayangan.
Pemilihan Tegangan tabung (kV) yang terlalu rendah akan menyebabkan penyinaran
yang diberikan tidak mampu menghasilkan densitas pada film. Sedangkan pemilihan
Tegangan tabung (kV) yang terlalu tinggi akan menimbulkan gambar film yang buruk
sehingga informasi yang diperlukan hilang (kabur). Waktu penyinaran digunakan untuk
menentukan lamanya penyinaran. Hal ini terutama dimaksudkan untuk mengurangi
ketidak tajaman gambar yang dihasilkan di film karena gerakan objek yang diambil.
Dengan waktu penyinaran yang minimal dapat digunakan untuk mengontrol densitas
rata-rata bayangan. Bila waktu penyinaran yang dipilih ditingkatkan atau diperbesar
akan mengakibatkan gambar yang dihasilkan di film menjadi kurang tajam. Hal ini
terjadi bila ada faktor gerakan dari objek yang diradiasi (Anonymous, 2012). Interaksi
sinar-X dengan materi akan terjadi bila sinar-X yang dipancarkan dari tabung dikenakan
pada suatu objek. Sinar-X yang terpancar merupakan panjang gelombang
elektromagnetik dengan energi yang cukup besar. Gelombang elektromagnetik ini
dinamakan foton. Foton ini tidak bermuatan listrik dan merambat menurut garis lurus.
Bila sinar-X mengenai suatu objek, akan terjadi interaksi antara foton dengan atom-atom
dengan objek tersebut. Interaksi ini menyebabkan foton akan kehilangan energi yang
dimiliki oleh foton. Besarnya energi yang diserap tiap satuan massa dinyatakan sebagai
satuan dosis serap, disingkat Gray. Dalam jaringan tubuh manusia, dosis serap dapat
diartikan sebagai adanya 1 joule energi radiasi yang diserap 1 kg jaringan tubuh
(BATAN).

Komponen Digital Radiasi

Adapun komponen digital radiasi adalah :

1. X-ray Source adalah sumber yang digunakan untuk menghasilkan X-ray pada
DR sama dengan sumber X-ray pada konvensional Radiography. Oleh karena
itu, untuk merubah radiografi konvensional menjadi DR tidak perlu mengganti
pesawat X-ray.
2. Image Reseptor yaitu detektor berfungsi sebagai image receptor yang
menggantikan keberadaan kaset film. Ada dua tipe alat pelengkap gambar
digital yaitu Flat Panel Detectors (FPD) dan High Density Line Scan Solid State
Detector.

a. Flat Panel Detector(FPD) adalah jenis detektor yang dirangkai menjadi sebuah panel
tipis. Berdasarkan bahannya, FPD dibedakan menjadi dua yaitu amorphous silicon(a-Si)
dan amorphous selenium (a-Se).

b. High Density Line Scan Solid State device adalah etector fosofor merekam energi
sinar-X selama penyinaran dan dipindai (Scan) oleh sebuah dioda laser linier untuk
mengeluarkan energi yang tersimpan kemudian dibaca oleh sebuah penangkap gambar
digital charge coupled deviced (CCD’s). Image data kemudian ditransfer oleh
radiografer untuk ditampilkan dan dikirim menujuwork stasion milik radiologi.

• Analog to digital Converteryang berfungsi untuk merubah data analog yang


dikeluarkan detektor menjadi data digital yang dapat diinterpretasikan oleh komputer.

• Komputer, berfungsi untuk mengolah data, manipulasi image, menyimpan data image
dan menghubungkan dengan output device atau work station.

• Output Device yaitu Sebuah sistem digital radiografi memiliki monitor untuk
menampilkan gambar. Melalui monitor ini, radiografer dapat menentukan layak atau
tidaknya gambar untuk diteruskan kepadawork station radiolog. Selain monitor, output
device dapat berupa laser printer apabila ingin diperoleh data dalam bentuk fisik
(radiografi).

Komponen Tabung Sinar-X

Dalam proses terjadinya sinar-X ada beberapa komponen tabung sinar-X yang harus
diperhatikan yaitu insert tube dan tube housing.
a) Tube Housing, Dinding bagian luar tabung disebut rumah tabung, terbuat dari metal.
Bagian dalam dinding tersebut terbuat dari lapisan timbale (Pb). Fungsi dinding ini
adalah untuk menahan berkas sinar-X yang tidak searah dengan window. Window
berfungsi sebagai filter untuk menahan energi rendah radiasi sianr-X sebagai tempat
sumber daya (power source). Untuk jenis anoda putar terdapat terminal tegangan tinggi,
isolator terhadap tegangan tinggi, dapat dipasangkan secara tepat dengan pelindung
tabung (tube envelope), dapat dipasangkan peralatan kolimator dan berisi minyak
pendingin cooling oil untuk menyerap panas tinggi selama proses pembangkitan. Rumah
tabung juga dilengkapi sambungan kabel tegangan tinggi yaitu kabel dari HTT. Rumah
Tabung (Tube Housing), yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan insert tube
didalamnya, yang terdiri dari:

a. Perisai Tabung (tube sield)

b. Minyak, diantara perisai tabung dengan insert tube, berfungsi sebagai isolator
tegangan tinggi, sekaligus pendingin tabung.

c. Window, yaitu celah dari perisai tabung, untuk keluarnya berkas sinar-X yang akan
digunakan d. Filter, yaitu penyaring berkas sinar-X

• Insert Tube, didalam insert tube terdapat bagian-bagian yaitu tabung kaca hampa
udara, anoda dan katoda.

• Tabung kaca hampa udara, dinding insert tube ini terbuat dari gelas pyrex yang
berfungsi untuk menempatkan filamen dan target berada didalam ruangan hampa udara.

Timer.

Timer berfungsi sebagai pewaktu (pengatur lamanya waktu) dalam melakukan expose
(pemaparan) sinar-x. Timer dapat digunakan untuk pemeriksaan radiografy maupun
fluoroscopy.
1) Timer Mekanik. Lamanya pemaparan dapat dicapai dengan waktu terpendek 0,25
detik. Timer ini bekerja secara mekanik dan biasanya dipakai pada pesawat Rontgen
diagnostik yang berkapasitas rendah antara 10 mA – 50 mA.

2) Timer Elektromotor. Mengunakan motor shyncron sebagai penggerak untuk


menghuungkan dan memutuskan arus. Waktu terpendek biasanya dicapai 0,02 detik.
Timer jenis ini digunakan pada pesawat dengankapasitas 100 mA – 500 mA.

3) Timer Elektronik. Pada perkembangannya timer elektronik sudah memakai kemasan


chips dalam integrasi (IC), waktu terpendek 0,003 detik. Timer jenis ini digunakan pada
pesawat rontgen radiodiagnostik dan radiotherapy karena pengaturannya fleksibel.

Kalibrasi

Pengertian Kalibrasi Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of


International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan
antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai
yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan
dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.

Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM)


Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh
bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang
diukur dalam kondisi tertentu. Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk
menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai
dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya,
termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan
dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer tersebut menunjukan
temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala. Di beberapa
negara, termasuk Indonesia, memiliki lembaga metrologi nasional (National metrology
institute). Di Indonesia terdapat Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi
(Puslit KIM LIPI) yang memiliki standar pengukuran tertinggi (dalam SI dan satuan-
satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi.
Puslit KIM LIPI juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan, seringkali,
negara lain) dengan membangun rantai pengukuran dari standar tingkat
tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan. Hasil kalibrasi harus disertai
pernyataan "traceable uncertainity" untuk menentukan tingkat kepercayaan yang di
evaluasi dengan saksama dengan analisis ketidakpastian.

Perawatan Pesawat

Perawatannya cukup sederhana yaitu sebelum digunakan, pendingin ruangan dinyalakan


agar suhu udara sesuai dengan standar pengoperasian pesawat yaitu 20°C kemudian
pesawat dinyalakan beberapa menit untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan. Lakukan
prosedur pemeriksaan pada pasien sesuai standar. Selain itu, setiap tahun pesawat harus
dilakukan kalibrasi. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya kecelakaan radiasi
baik pada pasien maupun pada peugas. Kalibrasi pesawat dilakukan oleh BAPETEN
(Badan Pengawas Tenaga Nuklir).

Anda mungkin juga menyukai