Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan bertambahnya zaman, kemajuan teknologi dewasa ini
semakin meningkat. Ilmu kesehatan tidak dapat terlepas kaitannya dengan
teknologi. Tanpa teknologi yang maju di bidang kesehatan maka sistem
pengobatan akan tetap menggunakan metode pengobatan tradisional.
Sedangkan permintaan zaman semakin menuntut pengobatan yang cepat dan
tepat. Dengan menggunakan bantuan teknologi, setiap orang akan merasakan
kemudahan dalam pengobatan.
Sinar-X termasuk dalam gelombang elektromagnetik. Dalam
pemanfaatannya, sinar-X dapat digunakan dalam bidang kesehatan. Sinar-X
adalah jenis radiasi yang digunakan dalam pencitraan dan terapi yang
menggunakan energi panjang gelombang pendek sinar yang mampu menembus
zat yang paling kecuali logam berat. Sinar-X memungkinkan dokter untuk
memvisualisasikan kondisi tertentu tubuh internal dengan sedikit atau tanpa
prosedur invasif.
Maka dari itu untuk memenuhi tuntutan zaman yang tidak bisa lepas dari
teknologi, penulis akan membahas salah satu alat medis yang menggunakan
penerapan fisika. Makalah ini berjudul Energi Absorbsi.Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Biomedik yang dibimbing oleh Bapak M
Nor.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Pesawat sinar-x?
2. Bagaimana Mekanisme Penyinaran sinar-x ?
3. Bagaimana Proses Pembentukan Sinar-x ?
4. Bagaimana Interaksi Sinar-X dengan Bahan ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pesawat sinar-x

1
2. Mengetahui Mekanisme Penyinaran sinar-x
3. Mengetahui Proses Pembentukan Sinar-x
4. Mengetahui interaksi sinar-x dengan Bahan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pesawat sinar X
Salah satu syarat utama pendirian rumah sakit adalah rumah sakit harus
memiliki pesawat sinarx. Boleh yang sederhana maupun yang canggih tidak
termasuk pesawat sinarx khusus. Pesawat sinarx secara garis besar berfungsi
untuk mendeteksi organ bagian dalam tubuh manusia. Jadi bila terjadi kecelakaan
atau keadaan darurat maka rumah sakit bisa memeriksa pasien baik kondisi luar
maupun bagian dalam tubuh pasien.
Pesawat sinarx merupakan salah satu bentuk penerapan teori Fisika
Modern. Yaitu mengubah energi kinetik elektron menjadi energi foton (sinar
x). Dalam matematika, bilanganx adalah bilangan yang tidak diketahui,
demikian pula sinarx (saat ditemukan) adalah sinar yang belum diketahui
jenisnya. Sinarx ditemukan tahun 1895 oleh Wilhelm Roentgen, maka sinarx
disebut juga sinar Roentgen sesuai dengan nama penemunya. Teori sinarx (teori
kuantum) baru dikemukakan pada tahun 1905 oleh Albert Einstein.
Pesawat sinarx terdiri dari kontrol, pembangkit tegangan tinggi dan
penghasil sinarx. Bagian kontrol untuk mengontrol daya tembus sinarx
(dengan mengatur kV), mengontrol intensitas sinarx (dengan mengatur mA dan
s) dan juga mengontrol perputaran anoda. Bagian pembangkit tegangan tinggi
biasanya terbuat dari trafo dan bisa ditambah dengan diode dan kapasitor sebagai
pengali dan penyearah tegangan. Bagian penghasil sinarx disebut tabung sinarx
(xray tube) yang merupakan tabung hampa udara berisi elektroda. Elektroda
negatif atau disebut katoda adalah penghasil elektron sedangkan elektroda positif
atau disebut anoda adalah materi target yang mengeluarkan sinar-x bila ditabrak
elektron. Pada awal ditemukan sinarx, materi target (anoda) masih dalam
kondisi diam (tetap) tetapi karena cepat rusak/aus maka materi target (anoda)
dibuat berputar supaya lebih tahan lama. Pada tabung sinar-x dipasang kolimator
yang berfungsi untuk membatasi sinar-x yang menuju obyek/pasien supaya pasien
tidak terkena radiasi yang tidak diperlukan. Komponen utama kolimator adalah
plat Pb (Plumbum/Timbal/Timah hitam) yang bisa dibuka-tutup. Logam Pb
adalah logam yang tidak bisa ditembus sinar-x.

3
Ruang pemeriksaan untuk pesawat sinar-x dibangun khusus yaitu dinding
sekitarnya harus tebal (30 cm) atau terbuat dari beton setebal 15 cm atau dinding
dan pintu dilapis Pb setebal 2 mm. Untuk mengecek ada-tidaknya kebocoran
sinar-x maka sekitar ruangan dicek dengan alat yang disebut survey-meter yang
menggunakan detektor partikel Geiger Muller.
Pesawat sinarx dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Pesawat sinarx stasioneri
2. Pesawat sinarx mobile
3. Pesawat sinarx khusus :
a. Pesawat sinarx lengan C
b. Pesawat sinarx gigi dan panoramic
c. Pesawat sinarx mammografi
d. Pesawat (sinarx) CTScan

2.1.1 Pesawat sinarx stasioneri


Pesawat sinarx stasioneri atau pesawat sinarx tetap adalah pesawat sinar
x yang tidak dapat dipindah-pindahkan ke ruangan lain. Pemegang tabung sinarx
bisa berbentuk rel (rail type) atau digantung di langit-langit ruangan (ceilling
type). Berdasarkan penggunaannya, pesawat sinarx stasioneri dibagi menjadi :
a. Pesawat sinarx untuk umum (ordinary)
Pesawat sinarx untuk umum (ordinary) biasanya untuk pemeriksaan paru-
paru, tulang termasuk persendiannya dan juga organ dalam di abdomen misalnya
(batu) ginjal. Posisi pemeriksaan pasien bebas, bisa berdiri, duduk maupun
berbaring tergantung obyek yang akan diperiksa dan kondisi pasien.
Pemeriksaannya cepat, dari 0,01 s sampai 5 s, dan hasilnya berupa film yang
setelah dicuci/diproses bisa langsung diperiksa oleh dokter. Didalam kaset
(cassette) film terdapat 2 lembar scrin (screen) fosfor, yang menempel pada kaset
depan dan belakang dan mengapit film, yang berfungsi untuk memperjelas
gambar sinar-x pada film. Untuk scrin biru (blue screen) maka film yang dipakai
harus film yang sensitif cahaya biru (blue sensitive film). Type scrin terbaru scrin
hijau (green screen) maka film yang dipakai harus film yang sensitif cahaya hijau
(green sensitive film). Dengan memakai film type terbaru ini gambar lebih jelas

4
sehingga arus tabung dan waktu penyinaran sinar-x bisa dikurangi sehingga dosis
radiasi pasien semakin kecil.
Kaset type terbaru sekarang tidak memakai film tetapi memakai detektor
semikonduktor dan diproses memakai komputer khusus yang bisa disimpan di
hard disk. Komputer khusus ini biasa disebut CR kepanjangan dari Computer
Radiografi. Dengan memakai kaset jenis ini, dosis radiasi pasien semakin bisa
dikurangi, karena hasil gambar bisa dikoreksi terang-gelap dan kontrasnya dengan
memakai komputer khusus ini.

b. Flouroskopi
Pemeriksaan sinar-x flouroskopi adalah pemeriksaan organ dalam secara
terus menerus sehingga bisa dilihat pergerakannya. Tempat pemeriksaan
flouroskopi memakai meja khusus untuk flouroskopi yang bisa bergerak miring
sampai tegak lurus (tilting). Pemeriksaan flouroskopi biasanya untuk memeriksa
saluran pencernaan atau saluran kencing dan biasanya memakai media kontras
yang dimasukkan lewat mulut atau injeksi. Pada flouroskopi memakai detektor
sintilator atau fosfor. Jadi hasil sinarx langsung dilihat pada layar
fosfornya. Demi keamanan radiasi, dokter harus memakai apron Pb dan kacamata
Pb dan setelah fosfor dipasang kaca Pb.
Pada teknologi lebih baru, setelah obyek dipasang II (Image Intensifier),
sejenis fosfor yang berfungsi untuk memperjelas hasil sinar-x, lalu kamera yang
dihubungkan dengan monitor televisi. Jadi hasil sinar-x bisa dilihat pada monitor
televisi. Pada kameranya terdapat memori yang berfungsi menyimpan hasil sinar-
x yang terakhir dilakukan. Jadi walaupun obyek sudah tidak disinari sinar-x hasil
gambar terakhir masih ada pada monitor televisi. Untuk pemeriksaan flouroskopi,
karena pemeriksaannya lama, maka memakai dosis radiasi arus kecil, sekitar 2
mA saja, supaya pasien tidak kena terlalu banyak radiasi yang membahayakan
tubuh. Pada pemeriksaan sinar-x yang biasa, memakai dosis radiasi arus sekitar
100 - 500 mA, tergantung pada obyek yang akan difoto.

5
c. Tomographi
Tomographi berasal bahasa Yunani dari kata tom (potong)
atau tomos (bagian) dan graphein(gambar). Jadi tomographi adalah gambar
potongan tubuh. Tempat pemeriksaan tomographi memakai meja khusus yang
ada tiang dan skalanya untuk mengatur jarak tabung sinar-x, pasien dan kaset
film. Dengan menembakkan sinar-x beberapa kali dengan sudut berbeda dan
jarak tertentu dalam satu filmmaka akan tampak potongan koronal tubuh
pasien. Dengan mengatur jarak tabung sinar-x ke pasien maka kita dapat
menentukan daerah (ketebalan) potongan koronal pasien. Tapi cara ini jarang
digunakan karena hasilnya sering kurang memuaskan. Hal ini disebabkan jarak
yang kurang akurat atau kondisi dosis sinar-x yang kurang tepat sehingga gambar
terlalu gelap atau terang padahal pasien sudah terkena radiasi cukup besar.
Apalagi sekarang sudah ada Computed Tomography (CT-Scan) maka cara ini
sudah tidak digunakan lagi.

2.1.2 Pesawat sinarx mobile


Mobile artinya bergerak. Pesawat sinar-x mobile adalah pesawat sinar-x
yang bisa dipindahkan kemana-mana. Karena pesawat sinar-x ini sering
berpindah tempat, yang mana listrik di ruangan kecil, maka kondisi dosis sinar-x
nya kecil. Untuk pesawat sinar-x yang pembangkit tegangan tingginya hanya
menggunakan trafo dan penyearah diode saja maka dosis sinar-x arusnya hanya 30
50 mA saja. Sedangkan pesawat sinar-x type kapasitor (capacitor discharge
type) yang pembangkit tegangan tingginya menggunakan trafo, diode dan
kapasitor ( trafo dan rangkaian Cockcroft Walton) maka dosis sinar-x arusnya bisa
100 240 mA. Tetapi pada saat kini, setelah ditemukan sistem inverter maka
kondisi dosis sinar-x nya bisa mencapai 250 mA tanpa menggunakan listrik tetapi
memakai baterai (accu). Listrik hanya digunakan untuk mengisi baterai saja dan
hanya butuh listrik sekitar 1 kVA saja. Pemakaian pesawat sinar-x mobile seperti
pemakaian sinar-x untuk umum cuma tidak bisa untuk dosis sinar-x yang terlalu
tinggi.

6
2.1.3 Pesawat sinarx khusus
Selain pesawat sinar-x seperti diatas, ada pesawat sinar-x yang dipergunakan
untuk keperluan tertentu (khusus). Pesawat sinar-x khusus dibagi menjadi :
a. Pesawat sinarx lengan C
Pesawat sinarx lengan C (Carm) adalah pesawat sinar-x yang biasa
dipakai untuk operasi. Prinsip kerja pesawat sinar-x ini berdasarkan
flouroskopi. Pasien yang berbaring pada meja operasi diletakkan di tengah
tengah lengan C dan bagian yang dikerjakan diamati terus dengan melihat monitor
televisi. Misalnya saat membetulkan tulang yang patah maka kita dapat melihat
letak tulang yang patah sudah kembali ke posisinya semula. Atau saat melakukan
biopsi (mengambil contoh jaringan) kita dapat melihat jarum sudah pada jaringan
yang akan diambil sehingga kita tidak keliru mengambil jaringan lain.
b. Pesawat sinarx gigi dan panoramik
Pesawat sinar-x gigi bentuknya seperti pesawat sinar-x mobile dengan
kolimator berbentuk kerucut (cone) yang mengarah pada 1 atau 2 buah gigi
saja. Film yang dipakai adalah film khusus yang digunakan hanya untuk foto gigi
saja.
Pesawat sinar-x panoramik adalah pesawat sinar-x yang berfungsi memfoto
gigi beserta tulang rahangnya dari kanan sampai kiri secara terus menerus (tidak
terputus). Dengan teknik radiografi panoramik kita dapat memperoleh gambaran
anatomis yang luas meliputi semua gigi beserta tulang basal dengan hanya sekali
pengambilan gambar. Foto panoramik berfungsi untuk mengatur posisi gigi atau
melihat gigi yang belum keluar untuk diperbaiki.
c. Pesawat sinarx mammografi
Pesawat sinar-x mammografi digunakan untuk memeriksa
payudara. Dengan melihat hasil gambarnya maka akan terlihat adatidaknya
tumor atau kanker pada payudara.
Tegangan tabung sinar-x nya sangat rendah yaitu sekitar 30 40 kV saja,
dibandingkan dengan pemeriksaan tulang yang tegangan tabung sinar-x nya
sekitar 56 kV.
d. Pesawat CTScan

7
Pesawat CT-Scan (Computed Tomography) dulu disebut CAT-Scan
(Computed Axial Tomography) sebab pada pertama kali ditemukan potongan
yang dapat dibuat hanya potongan axial saja, tetapi dengan kemajuan teknologi
semua potongan bisa dibuat dalam sekali pemeriksaan. Dengan program MPR
(Multi Plane Reconstruction) maka selain potongan axial (transversal) kita dapat
membuat segala potongan, baik potongan koronal, potongan sagital bahkan
potongan yang berbentuk kurvapun bisa kita buat. Gambar tiga dimensipun (3D)
bisa dibuat dengan bagus. Semakin tipis irisan yang dibuat maka semakin baik
hasil rekonstruksinya.
Komponen utama pesawat CT-Scan adalah Gantri berikut meja-pasien
(Gantry + patient table), pengatur pembangkit sinar-x (x-ray generator control),
dan pengatur pusat/CCC (central control console).
Gantri dan meja pasien terletak di ruang pemeriksaan. Gantri terdiri dari
tabung sinar-x, kolimator dan detektor.

2.2 Mekanisme Penyinaran sinar-X


Sinar-X yang dipancarkan dari sistem pembangkit sinar-X merupakan
pancaran foton dari interaksi elektron dengan inti atom di anoda. Pancaran foton
tiap satuan luas disebut penyinaran atau exposure. Foton yang dihasilkan dari
sistem pembangkit sinar-X dipancarkan ketika elektron menumbuk anoda. Beda
tegangan antara katoda dan anoda menetukan besar energi sinar-X, juga
mempengaruhi pancaran sinar-X. Dilihat dari spektrumnya sinar-X dibedakan
menjadi 2 yaitu sinar-X kontinyu dan sinar-X karasteristik.
Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang
yang pendek. Hal ini dipertegas dengan penelitian Friedsish dan Kniping pada
tahun 1912, yang mengemukakan bahwa panjang gelombang sinar-X sama
dengan sinar ultraviolet yaitu gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang yang pendek (Van Der Plassts, 1972).
Interaksi dengan materi terjadi bila sinar-X ditembakkan pada suatu bahan.
Sinar-X yang ditembakkan mempunyai energi yang lebih tinggi sehingga mampu
mengeksitasi elektron-elektron dalam atom sasarannya.

8
2.3 Pembentukan Sinar-X
Sinar-X ditemukan pertama kali oleh Wilhelm C. Rontgen pada tahun 1895
dari universitas Worzburg jerman. Penemuan ini berawal dari pemberian beda
potensial antara katoda dan anoda hingga beberapa kilovolt pada tabung sinar-X.
Perbedaan potensial yang besar ini mampu menimbulkan arus elektron sehingga
elektron-elektron yang dipancarkan akibat pemanasan filamen akan dipercepat
menuju target dalam sebuah tabung hampa udara. Gambar 2.1 berikut ini adalah

Gambar: Skema tabung sinar-X (Hoxster,1982)


Keterangan gambar:
1. Katoda 4. Keping wolfarm 7. Anoda
2. Filamen 5. Ruang hampa 8. Diapragma
3. Bidang fokus 6. Selubung 9. Berkas sinar guna
Prinsip kerja dari pembangkit sinar-X dapat dijelaskan sebagai berikut, beda
potensial yang diberikan antara katoda dan anoda menggunakan sumber yang
bertegangan tinggi. Produksi sinar-X dihasilkan dalam suatu tabung berisi suatu
perlengkapan yang diperlukan untuk menghasilkan sinar-X yaitu bahan penghenti
atau sasaran dan ruang hampa.

9
Elektron bebas terjadi karena emisi dari filamen yang dipanaskan. Dengan
sistem fokus, elektron bebas yang dipancarkan terpusat menuju anoda. Gerakan
elektron ini akan dipercepat dari katoda menuju anoda bila antara katoda dan
anoda diberi beda potensial yang cukup besar. Gerakan elektron yang
berkecepatan tinggi dihentikan oleh suatu bahan yang ditempatkan pada anoda.
Tumbukan antara elektron dengan anoda ini menghasilkan sinar-X, pada
tumbukan antara elektron dengan sasaran akan ada energi yang hilang. Energi ini
akan diserap oleh sasaran dan berubah menjadi panas sehingga bahan sasaran
akan mudah memuai. Untuk menghindarinya bahan sasaran dipilih yang
berbentuk padat. Bahan yang biasa digunakan sebagai anoda adalah platina,
wolfram, atau tungsten.
Untuk menghasilkan energi sinar-X yang lebih besar, tegangan yang
diberikan ditingkatkan sehingga menghasilkan elektron dengan kecepatan yang
lebih tinggi. Dengan demikian energi kinetik yang dapat diubah menjadi sinar-X
juga lebih besar.

2.4 Interaksi Sinar-X dengan Bahan


Interaksi sinar-X dengan materi akan terjadi bila sinar-X yang dipancarkan
dari tabung dikenakan pada suatu objek. Sinar-X yang terpancar merupakan
panjang gelombang elektromagnetik dengan energi yang cukup besar. Gelombang
elektromagnnetik ini dinamakan foton. Foton ini tidak bermuatan listrik dan
merambat menurut garis lurus.
Bila sinar-X mengenai suatu objek, akan terjadi interaksi antara foton
dengan atom-atom dengan objek tersebut. Interaksi ini menyebabkan foton akan
kehilangan energi yang dimiliki oleh foton. Besarnya energi yang diserap tiap
satuan massa dinyatakan sebagai satuan dosis serap, disingkat Gray. Dalam
jaringan tubuh manusia, dosis serap dapat diartikan sebagai adanya 1 joule energi
radiasi yang diserap 1 kg jaringan tubuh (BATAN).
1 gray =1 joule / kg
Energi Absorbsi adalah energy yang dihasilkan pada suatu penyinaran yang
terjadi pemindahan atau penyerapan energi radiasi ke dalam materi atau jaringan
tubuh yang disinari. Berdasarkan energi yang diserap maka dibagi dalam tiga

10
proses absorbsi radiasi, yaitu: efek foto listrik; efek kompton dan pembentukan
sepasang elektron (pair production).

2.4.1 Efek foto listrik


Pada penyinaran cahaya terhadap suatu zat, energi radisai
akan diserap seluruhnya. Energi yang diserap itu dipergunakan
untuk mengeluarkan elektron dari ikatan inti jika beberapa syarat
tertentu telah terpenuhi. Misalkan Wmin adalah usaha minimum
yangdiperlukan untuk melepaskan elektron dari permukaan
logam, ini dinamai fungsi kerja logam. Misalkan foton dengan
energi hf bertumbukan dengan elektron dan pada tumbukan ini
mengarahkan seluruh energinya kepada elektron. Maka energi
kinetik maksimum yang diperoleh elektron yang terbatas dari
ikatan logam adalah:

Persamaan ini dekenal sebagai persamaan Einstein untuk


efek foto listrik. Peristiwa ini dialami elektron-elektron pada kulit
bagian dalam, misalnya kulit K. Elektron yan dikeluarkan atau
terpancar keluar dinamakan foto elektron. Proses pengeluaran
elektron ini terjadi pada penyinaran dengan energi foton yang
rendah kira-kira 50 KeV

11
Gambar: Sketsa alat untuk mengkaji efek elektromagnetik

Cahaya mengenai katoda C dan melepaskan elektron.


Jumlah elektron yang mencapai anoda A diukur oleh arus dalam
Ammeter. Anodanya dapat dibuat positif atau negatif terhadap
katoda untuk menarik atau menolak elektron.
Dalam proses foto listrik energi foton diserap oleh atom yaitu elektron,
sehingga elektron tersebut dilepaskan dari ikatannya dengan atom. Elektron yang
keluar dari atom disebut foton elektron. Peristiwa efek foto listrik ini terjadi pada
energi radiasi rendah (E < 1 MeV ) dan nomor atom besar. Bila foton mengenai
elektron dalam suatu orbit dalam atom, sebagian energi foton (Q) digunakan
untuk mengeluarkan elektron dari atom dan sisanya dibawa oleh elektron sebagai
energi kinetik nya. Seluruh energi foton dipakai dalam proses tersebut:

E = hf = Q +Ek

Dengan:
Q = energi ikat elektron,
Ek = energi kinetik
E = energi (joule)
F = frekwensi (hertz)
h = konstanta plank (6,627 x 10-34 J.s)

Faktor-faktor yang mempengaruhi efek fotolistrik :


a. Nomor atom / ketebalan bahan yang dikenai
Jika nomor atom/ketebalan bahan yang dikenainya semakin tinggi sementara
faktor lainnya tetap, maka kemampuan kejadian penyerapan fotolistrik akan
bertambah
b. Enersi foton sinar-X yang mengenai bahan
Jika enersi foton sinar-X yang mengenai bahan semakin tinggi sementara
faktor lainnya tetap, maka kemampuan menembus akan semakin besar,
sehingga kemungkinan kejadian penyerapan foton listrik akan berkurang.

12
Dalam radiografi, tulang (calsium) akan lebih banyak menyerap enersi sinar-
X bila dibandingkan dengan jaringan lunak yang terdiri dari otot dan
lemak. Akibatnya jumlah enersi yang melewati jaringan lunak lebih banyak, yang
mengenai film juga lebih banyak, sehingga gambar jaringan lunak pada fim lebih
hitam.
Penyerapan pada tulang dan jaringan lunak :
Pada eksposi diagnostik (40-100 KeV), kejadian fotolistrik pada tulang
lebih kurang 7 kali lebih besar daripada kejadian fotolistrik pada jaringan
lunak.
Pada eksposi 60 kV, jaringan lunak tidak mampu lagi menyerap sinar-X,
dan pada eksposi 120 kV ketas, tulang dan jaringan lunak sudah tidak
dapat menyerap sinar-X

Gambar: Efek Foto listrik (Krane K, 1992)

2.4.2 Efek Compton


Penghamburan compton merupakan suatu tumbukan lenting sempurna
antara sebuah foton dan sebuah elektron bebas. Dimana foton berinteraksi dengan
elektron yang dianggap bebas (tenaga ikat elektron lebih kecil dari energi foton
datang), seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

13
Gambar: Penghamburan compton: suatu tumbukan lenting sempurna
antara sebuah foton dan sebuah elektron (Beiser, 2003).

Dalam suatu tumbukan antara sebuah foton dan elektron bebas maka tidak
mungkin semua energi foton dapat dipindahkan ke elektron jika momentum dan
energi dibuat kekal. Hal ini dapat diperlihatkan dengan berasumsi bahwa reaksi
semakin dimungkinkan. Jika hal itu memang benar, maka menurut hukum
kekekalan semua energi foton diberikan kepada elektron dan didapatkan:

E = mc2

Menurut hukum kekekalan momentum, semua momentum foton (p) harus


dipindahkan ke elektron, jika foton tersebut menghilang:

p = = mv

dengan:
E = energi (Joule)
m = massa (Kg)
c = Kecepatan cahaya (m/dtk)
p = momentum
v = kecepatan elektron (m/dtk)

14
Faktor-faktor yang mempengaruhi efek Compton :
a. Nomor atom/ketebalan bahan yang dikenai
Jika nomor atom/ketebalan bahan yang dikenai semakin tinggi sementara
faktor yang lain tetap, maka kemampuan bahan dalam menghasilkan
hamburan makin besar, sehingga kemungkinan kejadian hamburan Compton
akan bertambah.
b. Enersi foton sinar-X yang mengenai bahan
Jika enersi foton yang mengenai sinar-X yang mengenai bahan semakin
tinggi sementara faktor yang lain tetap, maka hamburan berantai (multiple)
dapat terjadi, sehingga kemungkinan kejadian hamburan Compton akan
meningkat.

Hamburan Compton pada tulang dan pada jaringan lunak :


Jika nomor atom tulang lebih tinggi daripada nomor atom jaringan lunak,
maka hamburan lebih banyak terjadi pada tulang dibandingkan dengan
jaringan lunak.
Pada eksposi diagnostik, mulai 40 kV perbedaan hamburan pada tulang dan
jaringan lunak signifikan, makin mendekati sampai pada 85 kV, selanjutnya
hamburan pada tulang dan jaringan lunak akan sama besar.

Jumlah kejadian fotolistrik dan Compton pada kV diagnostik :


1. Diawali dari nilai kV 50 hingga 120, kejadian fotolistrik main menurun
jumlahnya.
2. Sementara pada rentang yang sama, makin meningkat nilai kV kejadian
Compton juga semakin meningkat.

Efek kejadian fotolistrik dan Compton :


1. Peristiwa fotolistrik dan Compton pada hakekatnya melepaskan elektron
dari orbit atom bahan yang dikenainya.
2. Apabila elektron yang terlepas berasal dari orbit dalam, maka akan diikuti
dengan peristiwa transisi, yang mengakibatkan terjadinya sinar-X
karakteristik.

15
Contoh pada atom karbon.
Bahan karbon banyak digunakan dalam radioogi diagnostik untuk membuat
peralatan seperti kaset, meja pemeriksaan, dan lain-lain. Atom karbon yang
dikenai enersi penyinaran diagnostik, dapat melepas elektron dari orbit dalam,
diikuti transisi dan mengakibatkan terjadinya foton karakteristik.

2.4.3 Produksi Pasangan


Sebuah foton yang energinya lebih dari 1.02 MeV. Pada saat bergerak dekat
dengan sebuah inti, secara spontan akan menghilang dan energinya akan muncul
kembali sebagai suatu positron dan elektron.
Kejadian tersebut akan diikuti oleh hilangnya kedua partikel gabungan itu
(hilang masa) dan berubah menjadi sepasang foton kembar yang disebut radiasi
annihilasi. Sifat-sifat radiasi annihilasi (foton kembar) :
1. Arah masing-masing saling berlawanan 18
2. Enersi masing-masing sama yaitu sebesar 0,51 MeV
Disebut annihilasi karena jumlah enersi kedua foton kembar adalah sama
dengan besarnya enersi foton mula-mula yang melakukan interaksi dengan atom.

Gambar: Proses pembentukan pasangan, dimana foton berubah menjadi energi


positron dan elektron (Beiser, 2003)

2.4.3.1 Ion Negatif (Anion)


Salah satu hasil dari produksi pasangan adalah ion negative (Anion).
Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan
negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia

16
tertarik menuju anode. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih
elektron, disebut kation, karena tertarik ke katode. Proses pembentukan ion
disebut ionisasi. Atom atau kelompok atom yang terionisasi ditandai dengan
tikatas n+ atau n-, di mana n adalah jumlah elektron yang hilang atau diperoleh.

2.4.3.2 Manfaat Ion Negatif


Berbagai penelitian tentang hubungan dari ion negatif dan kesehatan telah
dilakukan sejak sejak satu abad yang lalu diantaranya oleh ilmuwan dari negara
Jerman dan Rusia. Tahun 1919 fisikawan Rusia A. L. Tchijevsky pertama kalinya
berhasil menjelaskan tentang aksi biologi dan fisika dari unipolar ion.
Keberhasilan ini dilanjutkan Tchijevsky dengan konsep ionisasi udara dalam
proses pengobatan dibidang kedokteran dengan menciptakan ionizer bertegangan
tinggi yang dikenal dengan nama Lustre (1930), dan mendemonstrasikan efek
biologi dan medikal dari ion negatif pada pernapasan hewan dan pasien hipertensi
serta asma.Mekanisme efek biologi dan medikal dari ion negatif baru dijelaskan
kemudian oleh A. P. Krueger dari Jerman pada tahun 1960. Krueger menjelaskan
bahwa dengan menghirup ion negatif dapat menurunkan kandungan level
serotonin dalam darah. Serotonin adalah sejenis hormon saraf yang bersifat
depresan, yang dimana kelebihan serotonin dapat mengakibatkan mental depresi
dan juga dapat menimbulkan penyempitan pada saluran pernapasan. Hal ini
dibuktikan juga oleh Sulman dengan melalui percobaan terhadap para pasien
yang terkena angin Sharaf atau Hamsin yang mengalami peningkatan serotonin
1000 kali lipat dari orang biasa, dan sembuh setelah melalui terapi ion negatif
(1974).
Untuk mengetahui lebih lanjut efek dari Ion Negatif terhadap serotonin
tersebut, Professor Tomoo Ryusi dari Tokyo Metropolitan University
mengadakan percobaan terhadap 10 orang atlit sepeda. Ryusi mencoba mengamati
kandungan serotonin dalam darah yang meningkat setelah melakukan olah raga
sepeda selama 60 menit. Dari data yang didapat diketahui bahwa, bagi para atlit
yang beristirahat di ruangan yang mengandung Ion Negatif 10.000 per cm3
didapati kandungan serotonin menurun hingga 50% dalam waktu 30 menit.
Sedangkan para atlit diruangan yang hanya mengandung Ion Negatif 200-400 per

17
cm3 kandungan serotonin justru bertambah banyak. Para atlit merasa lebih rileks
di ruangan yang banyak mengandung Ion Negatif.

Beberapa manfaat Ion Negatif :

1. Ion Negatif di udara dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui


pernapasan dan pori-pori kulit. Ion ini masuk ke seluruh sel dalam tubuh
dengan menumpang arus aliran darah. Ion Negatif dalam tubuh dapat
menguraikan asam laktat menjadi zat yang tidak berbahaya (air dan ion
laktat) yang mudah dibawa oleh aliran darah menuju tempat pembuangan
(pada saat tubuh lelah dan tegang, asam laktat dalam tubuh akan terkurung
dalam sel yang mengakibatkan timbulnya rasa pegal-pegal).
2. Selain itu Ion Negatif mempunyai kemampuan meningkatkan kerja limpa

dalam menghasilkan kekebalan tubuh. Otomatis tubuh mampu


menghadapi berbagai virus yang masuk. Influenza dan penyakit virus
lainnya pun keder masuk ke tubuh.
3. Dapat membersihkan udara dan juga baik untuk kesehatan. Ion Negatif

juga bermanfaat dalam membunuh virus dan bakteri yang ada di udara
sekitar kita. Diantaranya ion negatif dapat membunuh bakteri E.Coli (K.
H. Kingdon, 1960), Micrococcus Pyogenes dan virus Influenza (A. P.
Krueger, 1976). Baik Kindon maupun Krueger mempergunakan

18
konsentrasi ion negatif sebanyak 50.000-5.000.000 per cm3 dalam
berbagai eksperimennya tersebut. Mekanisme dari proses membunuh
bakteri ini juga dijelaskan oleh N. I Goldstein (1992) sebagai berikut,
reaksi dari dua buah ion negatif O2- dan dua buah ion positif H+dapat
menghasilkan Hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida dikenal memiliki
energi potensial yang tinggi dan mampu untuk membunuh virus dan
bakteri. Lebih lanjut H. Nojima dari Sharp Corp. (2002) menjelaskan
reaksi dari ion negatif dalam membunuh bakteri E.Coli. Menurut Nojima
pembentukan Hydrogen peroksida terjadi pada lapisan luar sel bakteri
E.Coli, untuk kemudian merusak lapisan sel tersebut sekaligus
membunuhnya.
4. Di sisi lain Ion Negatif juga diketahui berguna untuk menetralkan

Superoksida. Superoksida dalam darah yang sebenarnya berfungsi untuk


membunuh mikroorganisma dalam tubuh manusia, terkadang justru
sebaliknya malah dapat merusak sel-sel dalam tubuh apabila kadar
konsentrasinya terlalu tinggi (I. Fridovich, 1960). Sedangkan dengan
adanya Ion Negatif akan dapat menambah jumlah enzim SOD
(superoksida dismutase) yang berfungsi untuk mengurangi kadar
superoksida dalam darah.
Lapisan dalam pada sel tubuh kita mengandung ion negatif dan lapisan
luar mengandung ion positif. Bila ion negatif berkurang dan ion positif
bertambah, kemampuan sel untuk menyerap nutrisi dan membuang residu
akan berkurang dan hal ini mengakibatkan menurunnya fungsi tubuh,
hilangnya kalsium, darah menjadi asam, penurunan daya tahan tubuh dan
malnutrisi syaraf. Sangatlah penting membuat keseimbangan antara ion
positif dan ion negatif dalam tubuh untuk menangkal penyakit, dan
meningkatkan vitalitas.

BAB III

19
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Pesawat sinarx dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :


1. Pesawat sinarx stasioneri
2. Pesawat sinarx mobile
3. Pesawat sinarx khusus :
a. Pesawat sinarx lengan C
b. Pesawat sinarx gigi dan panoramic
c. Pesawat sinarx mammografi
d. Pesawat (sinarx) CTScan

b. Energi Absorbsi

Pada penyinaran akan terjadi pemindahan atau penyerapan energi


radiasi ke dalam materi atau jaringan tubuh yang disinari. Berdasarkan
energi yang diserap maka dibagi dalam tiga proses absorbsi radiasi, yaitu:
efek foto listrik, efek kompton dan pembentukan sepasang electron
(pair production).
1. Efek elektron listrik. Pada penyinaran cahaya terhadap suatu zat,
energi radiasi akan diserap seluruhnya. Energi yang diserap itu
dipergunakan untuk mengeluarkan elektron dari ikatan inti kalau
beberapa syarat tertentu telah terpenuhi. Misalkan Wmin adalah
usaha minimum yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari
permukaan logam, ini dinamai fungsi kerja logam
2. Efek Compton. Energi radiasi hanya sebagian saja diserap untuk
mengeluarkan elektron dari atom (foto elektron), sedangkan sisa
energi akan terpancar sebagai scattered radiation (hamburan
radiasi) dengan energi yang lebih rendah daripada energi semula.
Efek kompton terjadi pada elektron bebas atau terikat secara lemah
pada lapisan kulit terluar, pada penyinaran dengan energi radiasi
yang lebih tinggi yaitu berkisar 200-1000 KeV.
3. Pembentukan sepasang elektron (pair production). Adalah
suatu pembentukan positron dan elektron melalui energi radiasi

20
sinar gamma yang melebihi 1,02 MeV, yaitu energi massa
positron+elektron. Proses ini terjadi apabila radiasi dengan energi
yang sangat tinggi mendekati atau memasuki medan listrik atom/
inti. Energi radiasi ini akan berubah menjadi elektron pada
positron. Ini sesuai dengan teori Einstein yang menyatakan bahwa
energi ekivalen dengan massa dan dapat dilukiskan dengan
persamaan: E=mc2(E=energi (erg), M=massa (gram), C= kecepatan
gelombang elektromagnetis=3x1010cm/s)
4. Proses terjadinya positron dan elektron (menjadi 2 sinar gamma)
masing dengan energi 0,51 MeV, dinamakan proses Annihilasi.
Setelah kehilangan energi karena ionisasi sepanjang perjalanannya,
positron bisa bergabung dengan sebuah elektron dan lenyap
bersama-sama dalam bentuk energi lain.

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini mahasiswa di harapkan dapat memahami
apa yang telah di jelaskan dalam makalah ini. Selain itu diharapkan perbaikan
dan studi lebih lanjut mengenai konsep fisika dalam bidang kesehatan yakni
pada energi absorpsi.

Daftar Pustaka

Beiser, Arthur. 1983. Konsep Fisika Modern. Jakarta : Erlangga

21
Davodit, Paul. 2008. Physics in Biology and Medicine, 3rd Edn. UK: Academic
Press.
Djunaidi, H. Mahbub Hart. 1978. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam
Sejarah (Hart, Michael). Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
(Online),(http://www.accessexcellence.org/AE/AEC/CC/historical_background.
html ), diakses 20 Desember 2016
(Online), (http://twistedsifter.com/2010/05/x-ray-photography-nick-veasey/),
diakses 20 Desember 2016

22

Anda mungkin juga menyukai