Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ilmu Geografi merupakan ilmu yang mempelajari berbagai hal tentang bumi,
termasuk gejala gejala alam dan manusia, seperti tanah longsor, banjir,
gempa bumi dan kependudukan. Gempa bumi merupakan peristiwa alam yang
sangat menghancurkan dan sulit atau bahkan tidak bisa dideteksi.

Bencana alam ialah suatu fenomena alam yang tidak dapat dihindari. Dan
fenomena tersebut hampir terjadi di belahan bumi manapun. Bencana alam
tersebut dapat berupa perubahan permukaan bumi, perubahan cuaca, serta
bermacam gejala alam yang dapat mengakibatkan bencana alam lainnya.
Salah satu bencana alam yang sering terjadi adalah gempa bumi. Indonesia
ialah negara yang rawan terjadi gempa bumi, karena letaknya yang berada di
daerah rawan gempa bumi.
Indonesia terletak di daerah yang cukup rawan terjadinya bencana Gempa
Bumi dan Tsunami. Hal ini dikarenakan Indonesia Negara kepulauan yang
memiliki banyak laut dan terletak diantara dua lempengan yang berjalan, serta
banyaknya gunung berapi yang ada di Indonesia.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian gempa bumi?
2.
Dimanakah sumber gempa?
3.
Apa pengertian episentrum dan hiposentrum
4.
Bagaimanakah bahaya gempa bumi?
5.
Dimanakah penyebaran gempa bumi?
6.
Apa manfaat gempa bumi?
7.
Berapakah pengelompokan gempa bumi?
8.
Apa pengertian tsunami?

1.3 TUJUAN
1.
2.
3.
4.

Memahami pengertian gempa bumi.


Mengetahui letak sumber gempa.
Memahami episentrum dan hiposentrum.
Mengetahui bahaya gempa bumi.
1

5.
6.
7.
8.

Mengetahui letak-letak penyebaran gempa.


Mengetahui manfaat gempa bumi.
Mengetahui pengelompokan gempa.
Memahami pengertian tsunami.

BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN GEMPA BUMI
Gempa Bumi atau seisme banyak diartikan sebagai getaran atau
guncangan yang timbul di permukaan bumi yang terjadi karena adanya
pergerakan lempeng bumi. Gempa bumi juga diartikan sebagai suatu

pergeseran lapisan secara tiba-tiba yang berasa dalam bumi. Karena gempa
bumi dikatakan bersumber dari dalam bumi atau lapisan bawah bumi
berarti gempa bumi adalah getaran pada kulit bumi yang disebabkan oleh
kekuatan dari dalam bumi. Getaran gempa biasa dinyatakan dalam skala
richter. Ilmuwan yang mempelajari tentang gempa bumi disebut
seismologist dan alat yang digunakan sisemologist untuk mengukur setiap
getaran yang terjadi disebut siesmograf.
Gempa bumi juga didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah,
yang terjadi pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Getaran
pada bumi terjadi akibat dari adanya proses pergeseran secara tiba-tiba
(sudden slip) pada kerak bumi. Pergeseran secara tiba-tiba terjadi karena
adanya sumber gaya (force) sebagai penyebabnya, baik bersumber dari
alam maupun dari bantuan manusia (artificial earthquakes). Selain
disebabkan oleh sudden slip, getaran pada bumi juga bisa disebabkan oleh
gejala lain yang sifatnya lebih halus atau berupa getaran kecil-kecil yang
sulit dirasakan manusia. Getaran tersebut misalnya yang disebabkan oleh
lalu-lintas, mobil, kereta api, tiupan angin pada pohon dan lain-lain.
Getaran seperti ini dikelompokan sebagai mikroseismisitas (getaran sangat
kecil). Dimana tempat biasa terjadinya gempa bumi alamiah yang cukup
besar, berdasarkan hasil penelitian, para peneliti kebumian menyimpulkan
bahwa hampir 95 persen lebih gempa bumi terjadi di daerah batas
pertemuan antar lempeng yang menyusun kerak bumi dan di daerah sesar
atau fault.

B. SUMBER GEMPA
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembangkit utama terjadinya
gempabumi adalah pergerakan lempeng tektonik. Akibat pergerakan lempeng
maka di sekitar perbatasan lempeng akan terakumulasi energi, dan jika
lapisan batuan telah tidak mampu manahannya maka energi akan terlepas
yang

menyebabkan terjadinya

patahan ataupun deformasi pada lapisan

kerak bumi dan terjadilah gempabumi tektonik. Disamping itu akibat adanya
3

pergerakan lempeng tadi terjadi patahan(sesar) pada lapisan bagian atas


kerak bumi yang merupakan pembangkit kedua terjadinya gempabumi
tektonik.
Sumber-sumber gempa bumi keberadaannya ada pada perbatasan lempeng
lempeng tektonik dan patahan-patahan aktif.Indonesia merupakan salah satu
wilayah yang sangat aktif terhadap gempabumi, karena terletak pada
pertemuan tiga lempeng tektonik utama dan satu lempeng tektonik kecil.
Ketiga lempeng tektonik itu adalah lempeng tektonik Indo-Australia,
lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik serta lempeng kecil Filipina.
Terdapat tiga jalur utama gempa bumi yang merupakan batas pertemuan
dari beberapa lempeng tektonik aktif , seperti pada gambar :

Gambar 1 Peta jalur tektonik Kepulauan Indonesia

Jalur Gempabumi Sirkum Pasifik


Jalur ini dimulai dari Cardilleras de los Andes (Chili, Equador dan

Caribia), Amerika Tengah, Mexico, California British Columbia, Alaska, Alaution


Islands, Kamchatka, Jepang, Taiwan, Filipina, Indonesia, Polynesia dan berakhir
di New Zealand.
2

Jalur Gempabumi Mediteran atau Trans Asiatic

Jalur ini

dimulai dari Azores, Mediteran

(Maroko, Portugal, Italia,

Balkan, Rumania), Turki, Kaukasus, Irak, Iran, Afghanistan, Himalaya, Burma,

Indonesia (Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, dan Laut Banda) dan akhirnya bertemu
dengan jalur Sirkum Pasifik di daerah Maluku
3

Jalur Gempabumi Mid-Atlantic

Jalur ini mengikuti Mid-Atlantic Ridge yaitu Spitsbergen, Iceland dan


Atlantik Selatan. Sebanyak 80 % dari gempa di dunia, terjadi di jalur Sirkum
Pasifik yang sering disebut sebagai Ring of Fire karena juga merupakan
jalur vulkanik. Sedangkan pada jalur Mediteran terdapat 15% gempa dan sisanya
sebanyak 5 % tersebar di Mid Atlantik dan tempat-tempat lainnya. Indonesia
memiliki lokasi sumber gempabumi berawal dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, sebagian berbelok ke Utara di Sulawesi, kemudian dari Nusa Tenggara
sebagian terus ke timur Maluku dan Irian. Hanya pulau Kalimantan yang
CiasCive tidak ada sumber gempa kecuali sedikit bagian timur.Lempeng IndoAustralia bergerak menyusup dibawah lempeng Eurasia, demikian pula lempeng
Pasifik bergerak kearah barat. Pertemuan lempengtektonik Indo-Australia dan
Eurasia berada di laut merupakan sumber gempa dangkal dan menyusup kearah
utara sehingga di bagian darat berturut-turut ke utara di sekitar Jawa Nusa
tenggara merupakan sumber gempa menengah dandalam. Kedalaman sumber
gempa di Sumatra Cias mencapai 300 km di bawah permukaan bumi dan di Jawa
Cias mencapai 700 km, sesuai dengan kedalaman lempeng Indo-Australia
menyusup dibawah lempeng Eurasia.

C. EPISENTRUM dan HIPOSENTRUM


Hiposentrum
Pusat gempa disebut juga dengan istilah hiposenter (hypocenter/hiposentrum)
yang berarti "di pusat", adalah titik di dalam bumi yang menjadi pusat gempa
bumi. Istilah hiposentrum sering ditemukan dalam istilah gempa bumi. Pengertian
hiposentrum adalah sumber, tempat peristiwa (tektonik, vulkanik, atau bongkah
tanah roboh) yang menyebabkan gempa. Letaknya di bagian dalam lapisan bumi.
Jika penyebabnya patahan kerak bumi, maka hiposentrumnya berbentuk garis.
5

Akan tetapi, jika gunung api atau tanah roboh, hiposentrumnya berbentuk titik.
Dari hiposentrum, gelombang primer dan sekunder dirambatkan ke segala arah,
yakni ke atas, ke samping maupun ke bawah. Persebaran hiposentra gempa di
bumi seletak dengan pertemuan dua lempeng kerak bumi, terutama di tempat
penujaman dan pemekaran dasar samudera.

Klasifikasi Gempa Bumi menurut Kedalaman Hiposentrum :

Gempa Bumi Dalam


Gempa bumi dalam merupakan gempa yang memiliki hiposentrum lebih
dari 300 km di bawah permukaan bumi kita. Jenis gempa bumi ini
biasanya tidak terlalu membahayakan , meskipun getaranya masih dapat
dirasakan di permukaan bumi. Beberapa tempat di Indonesia yang pernah
mengalami gempa bumi jenis ini, antara lain di bawah laut jawa, laut
sulawesi, dan laut Flores.

Gempa Bumi Menengah


Gempa bumi menengah merupakan gempa bumi yang hiposenterumnya
berada pada jarak 60 sampai 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa
jenis ini biasanya dapat menimbulkan kerusakan yang ringan dan
getaranya pun lebih terasa jika di bandingkan dengan gempa bumi dalam.
Beberapa tempat yang pernah mengalami gempa bumi jenis menengah di

indonesia antaranya adalah di sepanjang pulau sumatra bagian barat,


pulau jawa bagian selatan, sepanjang teluk Tomini, laut maluku dan
kepulauan Nusa tenggara.

Gempa Bumi Dangkal


Gempa bumi dangkal yaitu gempa bumi yang memiliki pusat
hiposenterum yang sangat dekat dengan permukaan bumi, yaitu kurang
dari 60 km. Gempa Bumi Dangkal dapat menimbulkan kerusakaan yang
besar dan bisa mengancam jiwa manusia. Getaranya pun sangat terasa jika
di bandingkan dengan kedua jenis gempa di atas. Beberapa kota di
indonesia yang pernah mengalami gempa bumi jenis ini, antara lain pulau
bali, flores, yogyakarta, dan jawa tengah.

Pada waktu terjadi gempa bumi getaran gempa yang berasal dari
hiposentrum merambat ke atas sampai permukaan bumi yang disebut
episentrum atau pusat gempa di permukaan bumi. Letak hiposentrum
(kedalaman gempa) dapat ditentukan dengan mencatat secara sistematik
deviasi waktu datangnya gelombang primer dan gelombang panjang.
Makin besar deviasinya maka makin dalam hiposentrumnya. Adapun
untuk mengetahui letak episentrum gempa, digunakan rumus Laska
sebagai berikut.

= jarak episentrum ke seismograf

= gelombang sekunder atau gelombang transversal

= gelombang primer atau gelombang longitudinal

1'

= satu menit

1 megameter = 1000 km.

Episentrum
Pengertian episentrum adalah titik atau garis pada permukaan bumi tegak lurus di
atas hiposentrum. Pada episentrum getaran gempa pertama kali muncul ke
permukaan bumi. Dari episentrum getaran permukaan mulai dirambatkan secara
horizontal ke segala arah.
a.

Jenis-jenis gempa berdasarkan bentuk episentrum gempa

Gempa Linier, jika episentrumnya berbentuk garis. Gempa linier


biasanya terjadi pada gempa tektonik. Sebab tanah patahan merupakan
sebuah garis dan bukan titik.

Gempa Sentral, jika episentrumnya berbentuk titik. Gempa Vulkanik


dan gempa runtuhan adalah beberapa contoh jenis gempa sentral

b.

c.

Jenis-jenis gempa berdasarkan letak episentrum gempa

Gempa Laut, jika episentrumnya terletak di dasar laut.

Gempa daratan, jika episentrumnya terletak didarat.

Jenis-jenis gempa berdasarkan jarak episentralnya

Gempa setempat, jika jarak tempat gempa terasa ke episenralnya kurang


dari 10.000 km

Gempa Jauh, jika jarak episentral dan termpat terasanya berjarak sekitar
10.000 km

Gempa sangat jauh, jika jarak episentralnya dan tempat gempa terasa
lebih dari 10.000 km

Cara menentukan letak episentrum

1.

Dengan menggunakan tiga tempat yang terletak pada satu homoseista.

Homoseista adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat di permkaan bumi


yang mencatat getaran gempa pertama pada waktu yang sama. Jika kota A, B dan
C mencatat getaran gempa pertama pada jam 10.31.56. berarti ketiga tempat itu
terletak pada homoseista. Untuk mencari episentrumnya hubungkan PQ dengan
sebuah garis, demikian juga QR, kemudian buatlah garis sumbu kedua garis itu,
maka titik potong kedua garis sumbu itulah tempat episentrum yang dicari.
2.

Dengan menggunakan hasil pencatatan 3 seismograf, orang dapat

menentukan letak episentrum gempa. Seismograf yang digunakan yaitu


seismograf vertikal, seismograf horisontal (dipasang barat timur), dan seismograf
horisontal (dipasang utara selatan).

3.

Dengan menggunakan tiga tempat yang mencatat episentrum.

Untuk mengetahui jarak episentrum suatu gempa dapat menggunakan rumus


Laska:

A = (S P) 1 menit x 1000 km

A = jarak episentrum dari stasiun pencatat gempa


S = waktu yang menunjukkan pukul berapa gelombang sekunder tercatat di
stasiun
P = waktu yang menunjukkan berapa gelombang primer tercatat di stasiun
1 menit = (konstanta/ketetapan)
1.000 km = (konstanta/ketetapan)
Contoh :
Berdasarkan tiga buah stasiun pengamatan (A, B dan C) tercatat getaran gempa
sebagai berikut:
a. Stasiun A
Gelombang P pertama tercatat pukul 2: 28.25
Gelombang S pertama tercatat pukul 2: 30.40
b. Stasiun B
Gelombang P pertama tercatat pukul 2: 30.15
Gelombang S pertama tercatat pukul 2: 33.45
c. Stasiun C
Gelombang P pertama tercatat pukul 2: 32.15
Gelombang S pertama tercatat pukul 2: 36.15
1. Tentukan jarak episentral masing-masing stasiun:
a. Delta A
((2. 30 40 2. 28 25) 1) X 1.000 km
= (2 15 1) X 1.000 km
= 1 15 X 1.000 km (karena 1 = 60 maka (1 X 1.000) + (15/60 X 1.000))
= 1.250 km
Artinya jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun A berjarak 1.250 km.

10

b. Delta B
= (( 2. 33 45 2. 30 15) 1) X 1.000 km
= (3 30 1) X 1.000 km
=2 30 X 1.000 km
(2 X 1.000) + (30/60 X 1.000)
= 2.500 km
Artinya jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun B berjarak 2.500 km
c. Delta C
= ((2. 36 15 2. 32 15) 1) X 1.000 km
= (4 1) X 1.000 km
= 3 X 1.000 km
= 3.000 km
Artinya jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun C berjarak 3.000 km
2. Buat lingkaran-lingkaran

Buatlah lingkatan-lingkaran di peta yang sesuai dengan jarak dari stasiun yang
disesuaikan dengan peta. Misalnya skala peta 1 : 100.000.000. Maka stasiun A =
1,25 cm, stasiun B = 2,5 cm, dan stasiun C = 3,0 cm.

3. Pertemuan ketiga lingkaran tersebut merupakan lokasi episentrumnya

11

D. GELOMBANG GEMPA
Ketika terjadi gempa bumi di suatu tempat yang dekat tempat kita tinggal, maka
kita akan merasakan goncangan tanah yang disebabkan oleh gelombang gempa
bumi. Secara definisi, gelombang gempa adalah gelombang-gelombang yang
merambat/menjalar baik di atas atau di dalam permukaan bumi yang berasal dari
sumber gempa seperti sumber gempa bumi, ledakan, letusan gunungapi,
longsoran, dan lain-lain (Afnimar, 2009). Mengenal gempa bumi ternyata juga
akan menyelamatkan jiwa kita, bagaimana ini bisa terjadi, simak pembahasan
penulis berikut ini.
Ketika kita mengentakkan kaki kita ke tanah atau kita menjatuhkan batu ke tanah
maka akan menghasilkan gelombang getar/seismik ke segala arah dan berbagai
jenis gelombang getar/seismik. Secara umum gelombang getar/seismik dibagi
kepada dua yaitu; Gelombang Badan Primer (P), Sekunder (S) dan interferensi
gelombang badan ini akan menghasilkan Gelombang Permukaan Rayleigh dan
Love. Berikut ini penjelasan masing-masing jenis gelombang tersebut.

Gelombang Primer/Pressure (P)

merupakan gelombang yang pertama sekali kita rasakan ketika gempa bumi
terjadi karena gelombang ini merambat paling cepat diantara gelombanggelombang yang lain, kecepatannya sekitar 4600 7000 m/s di batuan beku dan
makin lambat apabila batunya makin lunak, kalau di tanah sekitar 100-500 m/s
(Kohnen, 1974). Gelombang P ini merambat seperti gelombang longitudinal atau
gelombang pegas sehingga akan terjadi kompresi (pemampatan) dan dilatasi

12

(perenggangan) partikel medium yang dilewatinya. Mungkin kawan-kawan


pernah merasakan hentakan/goncangan kecil sebelum terjadi gempa bumi dan
beberapa detik kemudian baru merasakan gelombang gempa yang besar. Hentakan
pertama yang dirasakan tadi adalah hentakan/goncangan akibat gelombang P.
Animasi di bawah ini menunjukkan cara perambatan gelombang P.

Gelombang Sekunder/Shear (S)

Merupakan gelombang yang ke-dua setelah gelombang P, kecepatan gelombang S


ini sekitar 60% dari gelombang P. Kecepatan gelombang P di batuan beku sekitar
5000 m/s maka gelombang S sekitar 3000 m/s. Gelombang S ini merambat seperti
gelombang tranversal atau gelombang tali. Arah pergerakan partikel dalam tanah
akibat gelombang S akan tegak lurus terhadap arah perambatan gelombang dan
terjadi perubahan bentuk (shear) tanpa ada perubahan volume. Para seismologi
membagi gelombang S ini menjadi dua; gelombang S vertical (SV) dan
gelombang S horizontal (SH). Goncangan akibat gelombang S ini lumanyan juga
bila dibandingkan dengan gelombang P sehingga kita sedikit merasakan seperti
digoncang ke arah atas-bawah (vertikal) dan kiri-kanan (horizontal). Animasi di
bawah ini menunjukkan cara perambatan gelombang S.

Gelombang Love

Gelombang ini ditemukan oleh oleh A.E.H. Love pada tahun 1911, gelombang ini
datangnya paling terlambat dibandingkan gelombang P dan S, namun walaupun
datang terlambat cinta bisa membuat kita pusing karena goyangan dan
goncangannya yang hebat. Gelombang love ini adalah gelombang permukaan
yang terbentuk akibat interferensi gelombang pantul dari gelombang SH pada
lapisan dekat permukaan bumi (Afnimar, 2009). Gerakan gelombang ini hampir
sama dengan gelombang SH dan gelombang ini sangat merusak bangunan.
Gelombang love ini juga dikenal dengan sebutan gelombang Q karena Pak Love
berasal dari Jerman dan huruf Q berasal dari quer yang berarti lateral. Animasi
perambatan gelombang love ini seperti di bawah ini.

Gelombang Rayleigh

Gelombang Rayleigh merupakan gelombang permukaan, artinya dia menjalar di

13

atas permukaan tanah sama dengan gelombang love. Gelombang Rayleigh ini
pertama sekali ditemukan oleh Lord Rayleigh pada tahun 1887, gelombang ini
terbentuk akibat interferensi gelombang-gelombang pantul P dan SV yang sudut
datangnya melebihi sudut kritis. Gerakan partikel di dalam medium (tanah) ketika
dilewati gelombang ini akan berbentuk elips yang merupakan kombinasi dari
gerak partikel gelombang P dan SV (Afnimar, 2009). Bentuk gelombang hampir
sama dengan gelombang air laut sehingga apabila ada beberapa badan badan jalan
atau tanah yang berlipat atau beriak seperti gelombang air, maka itu disebabkan
oleh gelombang Rayleigh. Karena merambat di atas permukaan tanah, maka
gelombang ini sangat merusak bangunan. Kecepatan gelombang ini sekitar 90%
dari kecepatan gelombang S. Animasinya seperti gambar di bawah ini.

E. KUAT GEMPA
Dalam penentuan besarnya kekuatan gempa bumi, ada 2 skala yang digunakan
1.

Skala Mercalli

Skala Mercalli diambil dari nama seorang pakar sains gunung berapi
berbangsa Itali bernama Giuseppe Mercalli, untuk mengukur kekuatan gempa
bumi, pada tahun 1902. Skala Mercalli terbagi dalam 12 skala dengan
mengidentifikasi mereka yang selamat dan juga dengan melihat dan
membandingkan tahap kerusakan yang ditimbulkan gempa bumi tersebut.
Oleh itu skala Mercalli dianggap sangat subjektif dan kurang tepat dibandingkan
dengan skala Richter. Oleh karena itu, pada masa sekarang skala Richter lebih
meluas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Tetapi skala
Mercalli yang sudah disesuaikan, masih boleh digunakan jika tidak terdapat
peralatan mesin seismograf untuk mengukur kekuatan gempa bumi di tempat
kejadian.

Skala Intensitas Mercalli mengukur kekuatan gempa bumi melalui tahap


kerusakan yang terjadi yang disebabkan oleh gempa bumi itu. Skala Intensitas
Mercalli adalah seperti di bawah :
14

Tidak terasa

Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi

Getaran dirasakan seperti ada kereta api yang melintas.

Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding

rumah, benda yang tergantung bergoyang.

Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda

kecil di atas rak dapat jatuh.

Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.

Dinding pagar jatuh/rusak, orang tidak dapat berjalan/berdiri.

Bangunan mengalami kerosakan ringan.

Bangunan mengalami kerosakan berat.

Jembatan, dan sarana umum lainnya rusak, terjadi tanah runtuh.

Rel kereta api hancur.

Seluruh bangunan hancur/luluh lantak.

2. Skala Richter

Skala Richter diambil dari nama Charles F. Richter. Charles F. Richter


merupakan seorang pakar seismologi yang terkenal. Charles F. Richter
dilahirkan

di

Ohio,

Amerika

Serikat

pada

26

April

1900.

Charles F. Richter mempelajari bidang seismologi di "University of


Southern California" dan Universitas Stanford. Pada tahun 1927, Charles F.
Richter mulai bekerja di laboratorium seismologi di Pasadena California dan
setahun kemudian Charles F. Richter telah berhasil mendapat ijazah doktor
dalam bidang theori fisika di Universitas CalTech pada tahun 1928.
Pada tahun 1935, Charles F. Richter telah mengembangkan satu sistem
untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang dikenali sebagai skala Richter dan
pada mulanya hanyalah digunakan di California. Skala Richter yang
dikembangkannya merupakan turunan matematika untuk membesarkan suatu
kekuatan gempa bumi dan diterima pakai secara meluas setelah disesuaikan.
Kekuatan gempa bumi ditetapkan dengan penggunaan logaritma turunan
(amplitude)

gelombang

yang

direkam

oleh

mesin

seismograf.

Tahap angka skala Richter meliputi variasi jarak antara seismograf yang
berbagai dengan pusat gempa (episentrum). Menurut skala Richter, kekuatan

15

gempa bumi digambarkan dengan angka desimal. Sebagai contoh, gempa


dengan kekuatan 2.0 atau lebih kecil dianggap gempa mikro, biasanya tidak
dapat dirasakan oleh manusia dan hanya direkam di mesin seismograf setempat.
Gempa bumi dengan kekuatan 4.5 mampu direkam di mesin seismograf di
seluruh dunia. Kekuatan 5.3 digolongkan sebagai gempa bumi menengah dan
kekuatan 6.3 digolongkan sebagai gempa bumi yang besar. Oleh karena skala
Richter menggunakan turunan logaritma, setiap angka mewakili kekuatan yang
10 kali lebih kuat berbanding angka sebelumnya.
F. BAHAYA-BAHAYA GEMPA BUMI (UNSUR ABIOTIK) TERHADAP
UNSUR BIOTIK, UNSUR SOSIAL DAN UNSUR LAINNYA
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena
beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya
tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat
mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat
memprediksikan kapan terjadinya gempa. Oleh karena itu, bahaya yang
ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung
berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat
langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
Peristiwa gempa bumi yang banyak terjadi di berbagai tempat di dunia
terutama di Indonesia sangat memberikan dampak bagi masyarakat maupun
keadaan alam yang ada. Hal utama yang bisa terjadi saat gempa bumi adalah
banyaknya bangunan yang roboh, ini membuat kebanyakan orang menjadi panik
bahkan ada yang harus kehilangan anggota keluarganya yang tertimbun runtuhan
bangunan. Dalam hal ini akan mempengaruhi psikologis seseorang yang harus
kehilangan keluarganya. Pada sektor ekonomi, hampir semua aktifitas
perekonomian terutama di perkantoran dan tempat perbelanjaan terhenti apabila
terjadi gempa bumi karena orang lebih mengutamakan keselamatan jiwanya, ini
akan mengurangi pendapatan di bidang ekonomi. Bahkan di rumah sakit banyak
pasien yang harus dikeluarkan dari rumah sakit untuk keselamatannya dan hal ini

16

secara tidak langsung akan mengurangi layanan kesehatan bagi para pasien. Selain
itu banyak bangunan bersejarah misalnya candi yang rusak karena gempa bumi,
padahal situs-situs ini sangat berharga bagi kelestarian budaya kita.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
Dampak yang satu ini akan sangat mempengaruhi dalam sektor
perhubungan dan berbagai upaya memberi bantuan serta penyelamatan untuk para
korban gempa. Hal ini juga akan berdampak pada kelestarian flora dan fauna di
sekitar daerah terjadinya gempa karena banyak pepohonan yang tumbang dan
hewan-hewan yang panik banyak yang terjatuh dalam belahan tanah yang ada.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
Tanah longor lebih berdampak pada rusaknya daerah gempa yang bisa
mengancam keberadaan manusia maupun flora dan fauna yang ada di sekitarnya.
Dengan adanya longsor banyak korban yang meninggal tertimbun tanah longsoran
tersebut, pohon tumbang dan banyak hewan yang mati. Ini dapat membuat
keadaan sosial di tempat tersebut akan berubah, yang dulunya keluarganya masih
utuh kini harus ada yang hilang. Yang dulunya hewan ternak banyak kini tinggal
sedikit dan yang dulunya masih banyak pepohonan kini tinggal sedikit karena
yang tersisa hanya hamparan tanah saja.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
Dengan terjadinya banjir, maka berbagai aspek akan mengalami gangguan
bahkan kerusakan. Seperti terendamnya rumah warga, hanyutnya hewan ternak
dan yang lebih mengkhawatirkan lagi banjir dapat menimbulkan berbagai
penyakit.

5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang


pasang).
Inilah dampak yang paling membahayakan dari gempa bumi, karena
tsunami dapat merusak semua sektor dan unsur yang ada. Dan tsunami juga dapat

17

menambah kerugian yang sudah diakibatkan oleh gempa bumi sebelumnya.


G. PENYEBARAN GEMPA BUMI
Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng (daerah subduction) sehingga
daerah yang dekat dengan zona subduction tersebut rawan gempa, daerah- daerah
tersebut antara lain adalah:
Sepanjang pantai barat sumatera
Pantai selatan jawa
Daerah sebelah barat Pulau Sumatera dan sebelah selatan Pulau Jawa
Daerah kepulauan Nusa Tenggara dan Pulau Bali
Pulau Sulawesi dan Maluku
Irian bagian utara

18

Pembagian daerah aktifitas gempa bumi berdasarkan sejarah kegempaan


(SEASEE, Vol.5, 1985) :
- Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 mungkin terjadi di daerah ini.
Yaitu di Halmahera dan pantai utara Irian.
- Daerah aktif. Magnitude 8 mungkin terjadi dan magnitude 7 sering terjadi.
Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara dan
Banda.
- Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 mungkin terjadi. Yaitu di
pantai barat Sumatra, kepulauan Suna dan Sulawesi tengah.
- Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang dari tujuh bisa
terjadi.Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara dan Kalimatan bagian timur.
- Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 jarang terjadi. Yaitu di daerah
pantai timur Sumatra dan Kalimantan tengah.
- Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai selatan Irian
dan Kalimantan bagian barat.

19

H. MANFAAT DARI GEMPA BUMI,


antara lain:

Gempa bumi, sangat berguna bagi manusia karena mereka

memberikan gambaran tentang apa yang terjadi di bawah tanah. Hal ini
dapat membuat ekstraksi minyak dan gas lebih efisien, dan memungkinkan
para ilmuwan untuk memantau perkembangan air selama ekstraksi energi
panas bumi.

Gempa juga memberi tahu kita apa yang terjadi dalam struktur
bumi, misalnya, ruang magma, dan memungkinkan para ilmuwan untuk
memonitor gunung berapi dan ancaman letusan.

Gempa bumi juga dapat memberitahu kita tentang struktur internal


Bumi. Dengan mengukur waktu yang diperlukan gelombang seismik
untuk melintasi bumi kita bisa memetakan struktur bumi ke inti.

Pada skala global, gempa bumi hanyalah gejala pergerakan


lempeng yang terjadi sepanjang waktu, dan mereka terjadi karena material
di permukaan di bumi berubah karena konveksi di dalam mantel bumi
gunung-gunung yang sedang dibuat, mineral dari bawah sedang dinaikkan
ke atas dan dasar laut baru sedang dibuat.

Aktivitas tektonik sangat penting

untuk

mempertahankan

kehidupan di bumi. Materi yang ada terus-menerus didaur ulang antara


permukaan dan kerak bumi. Kita memiliki beberapa daratan karena adanya
aktivitas tektonik. Dataran yang muncul di tengah laut mendukung
sejumlah besar kehidupan, dan mungkin memiliki peranan penting pada
asal-usul kehidupan, dan permukaan bumi juga sangat dipengaruhi oleh
letusan gunung berapi untuk membentuk komposisinya.
I. KLASIFIKASI GEMPA BUMI
1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api )
gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum
gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan
menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa
bumi seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1. Gempa bumi vulkanik hanya

20

terasa di sekitar gunung api tersebut.

Gambar 2.1

Aktivitas

vulkanik
2. Gempa bumi tektonik
Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran
lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang
sangat kecil hingga yang sangat besar. Lempeng tektonik dapat dilihat pada
gambar 2.2. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam
di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan
dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan
dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area
dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan
tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama
lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.

Gambar 2.2 Pergerakan Lempeng Tektonik

21

3. Gempa runtuhan
Gempa bumi runtuhan (terban), adalah gempa bumi yang disebabkan oleh
runtuhnya lubang-lubang interior ( bagian dalam bumi ) misalnya runtuhnya
lorong tambang dan lorong sebuah goa. Gempa bumi ini adalah gempa bumi
yang paling kecil getarannya.
4. Howell (1969) telah membagi jenis-jenis gempa bumi berdasarkan kedalaman
hipocentrumnya, yaitu :
a. Gempa bumi dangkal (normal), pusatnya < 70 km.
b. Gempa bumi sedang (intermedier), pusatnya 70 300 km.
c. Gempa bumi dalam, pusatnya 300 700 km.
5. Berdasarkan jarak episentrumnya, dibedakan dua macam gempa, yaitu :
a.

Gempa dekat (lokal), jarak episentrumnya kurang dari 10.000 m.

b.

Gempa jauh, jarak episentrumnya lebih dari 10.000 m

J. TSUNAMI
1. Pengertian Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang, yaitu tsu yang berarti pelabuhan, dan
nami yang berarti gelombang. Sehingga secara umum, tsunami diartikan
sebagai pasang laut yang besar di pelabuhan. Tsunami merupakan suatu
gelombang laut akibat adanya pergeserakan bumi di dasar laut.
Tinggi gelombang laut tsunami disumbernya kurang dari 1 meter. Tapi pada saat
menghempas ke pantai, tinggi gelombang ini bisa lebih dari 5 meter. Tsunami
yang terjadi di Indonesia berkisar antara 1,5 - 4,5 skala Imamura, dengan tinggi
gelombang tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4-24 meter
dan jangkauan gelombang ke darat berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis
pantai.
2. Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami berarti gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi, tanah longsor,
atau letusan gunung berapi yang terjadi di laut. Gelombang tsunami bergerak
dengan kecepatan ratusan kilometer per jam di lautan dalam dan dapat melanda
daratan dengan ketinggian gelombang mencapai 30 m atau lebih.
22

Proses terjadinya tsunami dikarenakan adanya gerakan vertikal pada kerak bumi
yang dapat menggakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba. Akibatnya
terjadi gangguan kesetimbangan air yang berada diatasnya hingga terjadi aliran
energi air laut, dan ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang
mengakibatkan terjadinya tsunami.
Penyebab terjadinya tsunami disebabkan oleh letusan gunung berapi, gempa
bumi, longsor, maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% terjadinya
tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut.
a

Gempa bumi merupakan salah satu penyebab utama terjadinya gelombang

tsunami. Gempa ini biasanya terjadi karena adanya pergeseran lempeng yang
terdapat di dasar laut. Gempa tersebut disebut juga dengan gempa bumi tektonik.
Gempa tektonik adalah jenis gempa bumi khas yang berhubungan dengan
kerusakan kerak bumi. Jika gempa semacam ini terjadi di bawah laut,
maka air yang berada di atas bagian yang rusak akan pindah dari posisi
keseimbangannya. Gelombang terbentuk ketika kumpulan air yang pindah
(yang terjadi karena pengaruh gravitasi) mencoba mendapatkan kembali
posisi kesetimbangannya. Jika dasar laut dengan area yang luas terangkat
atau turun, maka bisa terjadi tsunami.
Tsunami yang diakibatkan gempa dapat terjadi jika:

Gempa besar dengan kekuatan gempa >6.3 SR,

Lokasi pusat gempa dilaut pada kedalaman dangkal <40 Km, serta

Terjadi deformasi vertikal dasar laut.

Meletusnya gunung berapi yang menyebabkan pergerakan air di

laut/perairan sekitarnya menjadi sangat tinggi.


c

Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung berapi

dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami.


d

Benda kosmik atau meteor yang jatuh dari atas, juga dapat mengakibatkan

tsunami. Ukuran meteor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang
tingginya mencapai ratusan meter.
3. Tanda-tanda Datangnya Tsunami

23

Tsunami tidak seperti gelombang lainnya yang disebabkan oleh angin yang
mungkin telah banyak kita amati di danau setempat atau pesisir pantai. Tinggi
gelombang tsunami pada sumbernya kurang dari 1 meter. Tapi pada saat
menghempas ke pantai tinggi gelombang ini bisa lebih dari 5 meter. Gejala yang
terjadi sebelum tsunami adalah biasanya diawali dengan terjadinya gempa bumi
dan perubahan pasang surut permukaan laut secara cepat dan tiba-tiba.
Tanda-tanda alam yang dapat dilihat di sekitar pantai saat akan datangnya tsunami
adalah sebagai berikut:
a

Air laut yang surut secara tiba-tiba.

Bau asin yang sangat menyengat.

Dari kejauhan tampak gelombang putih dan suara gemuruh yang sangat

keras.
d

Burung-burung laut terbang dengan kecepatan tinggi kr arah daratan.

Jika melihat tanda-tanda seperti itu, segeralah selamat diri ke daerah yang lebih
tinggi. Tapi kalau tidak sempat lari sementara tsunami sudah di depan mata,
jangan berlindung di balik bangunan yang terbuat dari tembok atau beton, karena
bisa hancur dan akan mebahayakan orang yang berlindung. Sebisa mungkin
berlindung di balik daerah rimbunan (pohon, tanaman, semak-semak, rawa)
karena kekuatan gelombang jadi terpecah dan tidak memusat jika membentur
semak.
4. Wilayah Rentan Tsunami
Bencana tsunami terjadi di wilayah pesisir atau dekat pantai. Dampak dari
tsunami sangat besar terasa pada wilayah yang ketinggiannya kurang dari 25 m
dpl (di atas permukaan laut) dan jangkauan luas sekitar 1,8 km dari jarak pantai
terdekat.
Untuk mengurangi dampak tsunami, dapat di lakukan persiapan berikut:

Hindari tempat tinggal atau tinggal di daerah sekitar 100 meter daritepi

pantai,

Menanam tanaman yang mampu menahan gelombang seperti palem, waru,

camplung, beringin atau jenis lainya, serta

Ikuti tata guna lahan yang telah ditetapkan pemerintah setempat.

24

Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap tsunami, terutama kepulauan


yang berhadapan langsung dengan pertemuan lempeng, antara lain Barat
Sumatera, Selatan Jawa, Nusa Tenggara, Utara Papua, Sulawesi dan Maluku,
serta Timur Kalimantan.
Gelombang tsunami yang menyebabkan korban jiwa paling banyak di laporkan
saat terjadi peristiwa letusan gunung berapi Krakatau pada 1883. Saat itu
diperkirakan 36 ribu jiwa meninggal akibat letusan gunung yang mengakibatkan
ombak setinggi bangunan 12 tingkat. Ombak akibat letusan gunung yang terletak
di Selat Sunda itu mencapai sekitar 120 kilometer dari pusat letusan.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.

Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi

bisaa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).


2.

Tipe gempa bumi adalah gempa tektonik dan gempa vulkanik.

3.

Gempa bumi disebabkan oleh pelepasan energi yang dihasilkan oleh

tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu
kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi
akan terjadi.
3.2 SARAN
Untuk mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini belum bisa diprediksikan
kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai
berikut :
1.

Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi.

2.

Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.

3.

Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang

25

sangat dibutuhkan di tempat pengungsian.

DAFTAR PUSTAKA
Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di
Indonesia, Set BAKORNAS PBP dan Gempa bumi dan Tsunami, Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Departemen Energi dan
Sumberdaya Mineral. 2010.
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/gempabumi.bmkg
http://www.bnpb.go.id/website/asp/benc.asp?p=6
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/antisipasigempa.bmkg
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/27/analisa-gempa-bumi-indonesia/

26

27

Anda mungkin juga menyukai