OLEH :
KELOMPOK B GENAP
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
FORMAT PENULISAN LAPORAN PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
a. Karakteristik keluarga
Keluarga Tn.S terdiri dari Tn.S, Ny.M, Ny.S, An.T dan An.J. Di dalam keluarga
tersebut, Tn. S dan Ny. M saling menyalahkan satu sama lain ketika An. T dan An. J
melakukan kesalahan, tidak ada perdamaian yang ada malah pertengkaran.
An. T tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan rumahhnya, karena didalam
rumah Ny. M selalu memarahinya, salah satunya ketika An. T sedang membuat blog, dan
pada saat itu Ny. M memarahi An. T, dan An. T disuruh untuk membuat tugas, akan
tetapi An. T tidak mau dan An. T pergi dari rumahnya, dan pergi ke tempat teman-teman
premannya,dan mereka memuji dan mengakui bakat An. T.
Dalam keluarga tersebut keluarga kurang mampu dalam menangani stress dan
ketegangan kehidupan keluarganya sehari-hari dikarenakan dalam keluarga tersebut lebih
mengutamakan emosional dan keegoisan.
Tn. S dan Ny. M tidak bertanggung jawab dalam menjalankan perannya sebagai
orang tua, karena Tn. S dan Ny. M teralu sibuk dalam bekerja tanpa memperhatikan An.
T dan An. J , sedangkan dalam berkomunikasi dengan Tn. S dan Ny. M, An. T dan An. J
hanya menggunakan kertas yang ditempel di kulkas.
Dalam keluarga tersebut harapan Tn. S dan Ny. M terhadap An. T dan An. J
untuk selalu fokus dalam belajar,namun Tn. S dan Ny. M tidak mensupport kelebihan
serta bakat yg dimilki anaknya, Tn. S dan Ny. M malah menjatuhkan kelebihan yang
dimiliki anaknya, seperti saat An. T mendapatkan prestasi menang dalam hal pembuatan
blog, dan Ny. M tidak mendukung dan tidak ada pujian sedikitpun, yang ada malah
ocehan.
a. Metode : Diskusi
b. Media dan Alat :-
c. Waktu dan Tempat : 7 April 2021 Jam 14.00 WIB/Zoom meeting
a. Kriteria Struktur :
Diskusi dilakukan langsung dengan keluarga Tn.S melalui zoom meeting pada hari Rabu,
7 April 2021 pukul 14.00 WIB
b. Kriteria Proses :
1) Waktu pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan
2) Keluarga Tn.S berpartisipasi aktif selama diskusi
3) Keluarga Tn.S tidak meninggalkan zoom meeting selama diskusi
c. Kriteria Hasil :
Keluarga mampu beradaptasi terhadap perubahan peran yang tidak diinginkan.
V. Materi
Pengertian Adaptasi
Adaptasi/penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan deadpan
lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan sifatnya pasif (autoplastik), misalnya
seorang bidan desa harus dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma dan nilainilai
yang dianut masyarakat desa tempat ia bertugas. Sebaliknya, apabila individu berusaha
untuk mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan sendiri sifatnya adalah aktif
(alloplastis), misalnya seorang bidan desa ingin mengubah perilaku ibu-ibu di desa untuk
menyusui bayi sesuai degan menajemen laktasi (Sunaryo, 2002).
Menurut Robbins (2003), adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan
manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi
lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan.
Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan adaptasi merupakan
pertahanan yang didapat sejak lahir atau diperoleh karena belajar dari pengalaman untuk
mengatasi masalah. Yaitu secara individu atau kelompok dituntut beradaptasi ketika
memasuki suatu lingkungan baru, misalnya; keluarga, perusahaan, Bangsa, menata atau
menanggapi lingkungannya.
1. Macam- Macam Adaptasi
2. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan pola perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam situasi dan posisi tertentu. Adapun macam peranan dalam
keluarga antara lain (Istiati, 2010):
a. Peran Ayah
Sebagai seorang suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, ayah berperan sebagai
kepala keluarga, pendidik, pelindung, mencari nafkah, serta pemberi rasa aman bagi anak
dan istrinya dan juga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.
b. Peran Ibu
Sebagai seorang istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, dimana peran ibu sangat
penting dalam keluarga antara lain sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, sebagai
pelindung dari anak-anak saat ayahnya sedang tidak ada dirumah, mengurus rumah
tangga, serta dapat juga berperan sebagai pencari nafkah. Selain itu ibu juga berperan
sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosial serta sebagai anggota
masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.
c. Peran Anak
Peran anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan
baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-
masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
Banyak hal yang mempengaruhi akan perubahan peran dalam keluarga, diantaranya sebagai
berikut
1. Kekacauan
Yaitu pecahnya suatu unit keluarga, terputusnya atau retaknya struktur peran sosial jika
salah satu atau beberapa anggota keluarga gagal menjalankan kewajiban peran mereka
secukupnya.
2. Ketidaksahan
Merupakan unit keluarga yang tak lengkap. Dapat dianggap sama dengan bentuk-bentuk
kegagalan peran lainnya dalam keluarga. Setidak-tidaknya ada satu sumber ketidaksahan
dalam kegagalan anggota-anggota keluarga baik ibu maupun bapak salam menjalankan
kewajiban peranannya. Misalnya ayah-suami tidak ada dan karenanya tidak menjalankan
tugas atau peranannya seperti apa yang ditentukan oleh ibu atau masyarakat.
3. Pembatalan, perpisahan, perceraian dan meninggalkan
Terputusnya keluarga disini karena salah satu atau kedua pasangan dalam keluarga
tersebut memutuskan untuk saling meninggalkan dan dengan demikian berhenti
melaksanakan kewajiban peranannya.
4. Keluarga selaput kosong
Anggota-anggota keluarga tetap tinggal bersama tetapi tidak saling menyapa atau
bekerjasama antara satu dengan yang lain dan terutama gagal memberikan dukungan
emosional satu dengan yang lain. Hal ini menjadikan peranan yang seharusnya dijalankan
sesuai dengan semestinya menjadi terhambat bahkan dapat mengalami perubahan karena
adanya selaput kosong ini.
5. Ketiadaan seorang dari pasangan karena hal yan tidak diinginkan
Beberapa keluarga terpecah karena suami atau istri telah meninggal, dipenjarakan atau
terpisah dari keluarga karena peperangan, depresi atau hal-hal lain. Dengan keadaan
seperti ini menjadikan adanya perubahan peranan. Misalnya ayah yang meninggal dunia,
menjadikan istri dari ayah tersebut untuk mampu berperan ganda sebagai ibu rumah
tangga dan yang menafkahi anak-anaknya (keluarganya)
6. Kegagalan peran penting yang tidak diinginkan
Malapetaka dalam keluarga mungkin mencakup penyakit mental, emosional, atau
badaniah yang parah. Misalnya anak yang mungkin terbelakang mentalnya atau seorang
anak atau suami atau istri mungkin menderita penyakit jiwa, penyakit yang parah dan
terus menerus mungkin juga menyebabkan kegagalan atau perubahan dalam menjalankan
peran utamanya dalam peranannya di keluarga.
7. Adanya konflik dalam keluarga
Suatu konflik menjadikan adanya suatu permasalahan yang dapat memicu suatu
keegoisan diri. Konflik di dalam suatu keluarga sering terjadi yang akhirnya menjadikan
adanya perubahan peranan di dalam keluarga. Misalnya suami dan istri mempunyai
konflik yang berujung istri pergi meninggalkan keluarganya. Hal ini menjadikan suami
harus mampu menjalankan peranannya sebagai ibu untuk anak-anaknya dan harus
mampu menjalani kewajibannya untuk mencari nafkah.
8. Perubahan-perubahan nilai
Biasanya membuat penambahan dalam kegagalan karena ada orang-orang yang dapat
menerima cara-cara baru dan ada yang tidak. Ada ketidaksepahaman mengenai apa
kewajiban peran itu sebenarnya sehingga mengakibatkan adanya banyak orang yang
menilai gagal dalam kewajiban peran mereka, berdasarkan standar baru atau lama.
Misalnya di pedesaan umumnya seorang suami menjadi kepala keluarga di dalam
keluarganya tersebut, namun karena perkembangan zaman dan adanya perubahan sosial
budaya menjadikan adanya perubahan peranan dalam keluarga tersebut yaitu istri yang
lebih tegas dan mampu menguasai, mengatur segala hal dari pada suaminya.
FORMAT EVALUASI PRE-POST CONFERENCE
I. Fase Perkenalan
a. Kunjungan pertama
Memperkenalkan diri, menggunakan nama klien, mendiskusikan kontrak waktu,
hubungan perawat-keluarga, seperti tujuan dan harapan, lama hubungan, frekuensi
kunjungan, lama waktu kunjungan.
b. Kunjungan berikutnya
Memberi salam dan penghargaan, mengklarifikasikan tujuan kunjungan,
memperhatikan perhatian/ minat terhadap masalah sekarang dan saat ini (here and
now) dan melakukan modifikasi rencana sesuai dengan masalah yang dihadapi saat ini.
0 5 10 15 20
0 5 10 15 20
IV.Pendekatan Kolaboratif (Partnership Approach)
Menyertakan klien pada pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi asuhan,
mendorong diskusi hal yang menjadi perhatian klien, menghargai kemampuan klien dalam
diskusi dan peran serta keluarga dalam asuhan.
V. Terminasi
Mengklarifikasi hal yang telah didiskusikan dan disetujui, membuat rencana yang akan datang
dengan klien (misalnya ; jadual, tujuan dan persiapan kunjungan berikut).
Nilai : …………………………..
Padang,
.............................. ………………………
Nama Mahasiswa Nama Pembimbing
Kriteria Nilai