Anda di halaman 1dari 1

ASKA FAUZAN A

ASMA
P1337420921085

Etiologi Patofisiologi
Pemeriksaan Penunjang
Definisi Manisfestasi Klinik
Asma merupakan gangguan radang 1. Batuk 1. Pemeriksaan sputum
11. Fatigue (kelelahan)
kronik saluran napas. Saluran napas yang Faktor Presipitasi 2. Dispnea 12. Tidak toleran terhadap 2. Pemeriksaan darah
Faktor Predisposisi 3. Mengi (whezzing)
mengalami radang kronik bersifat aktivitas: makan, berjalan, 3. Foto rontgen
- Alergen
- Genetik 4. Gangguan kesadaran, bahkan berbicara.
hiperesponsif sehingga apabila terangsang - Perubahan cuaca 4. Pemeriksaan faal paru
hyperinflasi dada 13. Serangan biasanya bermula
oleh factor risiko tertentu, jalan napas 5. Tachicardi dengan batuk dan rasa 5. Elektrokardiografi
- Stress
menjadi tersumbat dan aliran udara 6. Pernafasan cepat dangkal sesak dalam dada disertai
- Lingkungan kerja 7. Takipnea pernafasan lambat.
terhambat karena konstriksi bronkus, - Olah raga/ aktifitas 8. Gelisah 14. Ekspirasi selalu lebih Penatalaksanaan Medis
sumbatan mukus, dan meningkatnya jasmani yang berat 9. Diaphorosis susah dan panjang 1. Pengobatan non farmakologik
proses radang (Almazini, 2012). 10. Nyeri di abdomen karena disbanding inspirasi a. Penyuluhan
terlihat otot abdomen dalam 15. Sianosis sekunder b. Menghindari faktor
pernafasan pencetus
Reaksi antigen dan anti bodi c. Fisioterapi
2. Pengobatan farmakologik
Pengkajian a. Agonis beta.Contohnya :
1. Anamnesa Alupent, metrapel
Merangsang IgE di sel mast, maka terjadi reaksi antigen-antibody 2. Pemeriksaan Fisik b. Metil Xantin.Contohnya :
a. TTV Aminophilin dan Teopilin
b. Antropometri c. Kortikosteroid.Contohnya :
c. Kepala Beclometason Dipropinate
Pelepasan produk-produk selmast (mediator kimiawi) histamin, d. Kromolin. Kromolin
bradikinin, prostaglandin, anafilaksis. Mempengaruhi otot polos dan kelenjar pada d. Mata
e. Hidung merupakan obat pencegah
jalan nafas asthma, khususnya anak-
f. Mulut
g. Leher anak.
h. Jantung e. Ketotifen. Efek kerja sama
i. Paru-paru dengan kromolin
Edema dinding bronkiolus Kontraksi otot polos Spasme otot bronkus Peningkatan produksi mukus f. Iprutropioum bromide
j. Abdomen
k. Ektremitas (Atroven).
3. Pemeriksaan Diagnostik 3. Pengobatan selama serangan
Dipsnea Muncul pada malam hari Rangsangan batuk status asthmatikus
Obstruksi saluran nafas Tubuh lemah a. Infus RL : D5 = 3 : 1 tiap
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka 24 jam
b. Pemberian oksigen 4
Pola nafas tidak efektif (D.0005) Intoleransi aktivitas (D.0056) Gangguan pola tidur (D.0055) Bersihan jalan nafas (D.0001) Almazini,
Almazini, P.
P. 2012.
2012.Bronchial
Bronchial liter/menit melalui nasal
Thermoplasty Pilihan
Themoplasty Pilihan Terapi kanul
Baru untuk
Terapi Asma Asma
Baru untuk Berat. c. Aminophilin
1. Observasi perubahan pada RR 1. Observasi vital sign 1. Ciptakan suasana ruangan yang 1. Auskultasi bunyi nafas ,ca tat Jakarta : Fakultas
Berat.Jakarta: Fakultas d. Terbutalin secara sub kutan.
nyaman dan batasi pengunjung adanya bunyi mengi, ronkhi Kedokteran UI Universitas
Kedokteran
dan dalamnya pernafasan 2. Catat adanya dispnea, peningkatan e. Dexamatason secara intra
2. Rapihkan dan bersihkan tempat tidur 2. Pantau frekuensi pernafasan Tim Pokja SDKI DPP PPNI.
Indonesia vena.
2. Observasi tanda vital, dan warna kelelahan dan perubahan tanda vital setiap hari. 3. Beri posisi nyaman, misal: se mi 2017. Standar Diagnosis
Carpenito, L.J. f. Antibiotik spektrum luas
fowler, duduk pada n Keperawatan Indonesia.
3. Atur posisi yang aman untuk pasien 2000.
membrane mukosa kulit selama dan setelah aktivitas. JakartaDiagnosa
: Dewan Pengurus
beristirahat dan tidur. sandara tempat tidur Keperawatan,
Pusat PPNI
3. Atur pemberian oksigen 3. Berikan kepada pasien aktivitas 4. Beritahu orang tua pentingnya tidur 4. Ajarkan dan berikan dorong an Tim Aplikasi pada Praktik
Pokja SIKI DPP PPNI.
untuk pemulihan penggunaan teknik pernafas an Klinis,
2017. edisi 6.Jakarta:
Standar Intervensi
4. Beri bronkodilator sesuai therapy sesuai kemampuannya dalam dan batuk
5. Delegatif pemberian teraphy sesuai EGC
Keperawatan Indonesia.
5. Beri posisi duduk(fowler) 4. Bantu pasien melakukan aktivitas dosis 5. Instruksikan orang tua n JakartaBuku
Linda
2001. : Dewan Pengurus
Jual
6. Delegatif pemberian O2 pasie untuk menghindari iritan rti Pusat PPNI
Diagnosa
dengan melibatkan keluarga sepe asap, asap rokok, cuaca
7. Libatkan orang tua untuk menemani
Sumber: Nopdin dingin

Anda mungkin juga menyukai