Anda di halaman 1dari 1

Etiologi

1. Kelainan otot jantung

Nama : Aska Fauzan A NIM : P1337420921085 Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan oleh menurunnya kontraktilitas

CHF jantung.
2. Aterosklerosis koroner
Gagal jantung kiri Gagal Jantung kanan
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung.
1. Dispnea, 1. Kongestif Perifer dan visceral
Manifestasi 3. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan after load)
2. Batuk 2. Odema ekstremitas bawah
klinis Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan after load) meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya
3. Mudah Lelah 3. Hepatomegali dan nyeri tekan abdeomen kanan atas mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
4. Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif
4. Kecemasan 4. Anoreksia dan mual
Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif berhubungan dengan jantung karena kondisi ini secara langsung
 
merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun
Pemeriksaan penunjang Intervensi
Foto torax. EKG, Pemeriksaan Lab, Enzim jantung; 1. Pola Nafas Tidak Efektif (D.0005)

 Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi dan ekspansi dada


Pathways  Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafas tambahan
 Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot Bantu nafas
Malformasi kongenital Hipertensi Abnormalitas jantung Penyakit arteri koroner
 Tinggikan kepala dan Bantu untuk mencapai posisi yang senyaman mungkin

Tekanan jantung Afterload Kontrakilitas jantung Terganggunya aliran  Kolaborasi pemberian oksigen
darah ke jantung 2. Penurunan Curah Jantung (D.0008)
Hipertropi jantung Beban jantung Sirkulasi sistemik  Kaji frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot bantu pernafasan.
Hipoksia, asidosis
 Beri posisi semifowler
Kegagalan mekanisme Mekanisme kompensasi
 Kolaborasi pemberian oksigen
pomampaan dan penurunan Iskemik
3.Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009)
Kontraktilitas
Infarak miokard  Monitor frekuensi dan irama jantung
 Observasi perubahan status mental
 Observasi warna dan suhu kulit/ membran mukosa
Gagal jantung
 Pantau pemeriksaan diagnostik dan lab: EKG, elektrolit, GDA (PaO2, PaCO2 dan SaO2), dan
pemeriksaan oksigen
Gagal jantung kanan  Kolaborasi: berikan cairan IV sesuai indikasi
Gagal jantung kiri
4. Hipervolemia (D.0022)
Darah kembali ke atrium, ventrikel dan sirkulasi paru
 Monitor intake output cairan
Hipoksia Penumpukan darah di
anasarka dan paru  Monitor perubahan status jantung yang menunjukan kelebihan cairan
Jantung kanan hipertropi
 Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (peningkatan BUN)
Kontraktilitas
jantung Perpindahan cairan intrasel  Kolaborasi pemberian obat deuretik
ke interstitial Tekanan pulmonal Darah terkumpul di sistem perifer
Referensi :
Penurunan Odema anasarka Edema paru Lisna, 2015. Pathway CHF. Scribe, Yogyakarta.
Volume darah dalam sirkulasi
Curah
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik.
Jantung
Hipervolemia (D.0022) Ekspansi paru
(D.0008) Perfusi Perifer Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tidak Efektif
(D.0009) Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Implementasi
Pola Nafas Tidak Sesak nafas
Efektif (D.0005) Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

Anda mungkin juga menyukai