Anda di halaman 1dari 21

Fisikastudycenter.

com- Contoh soal dan pembahasan fisika SMA kelas 10 (X), materi Vektor;
resultan, jumlah dan selisih vektor, perkalian titik dan silang vektor, penguraian gaya dan
beberapa variasi soal terapan vektor. Penjumlahan dengan rumus kosinus, resultan beberapa
vektor dengan metode penguraian atau analitis.

Soal No. 1
Diberikan dua buah vektor gaya yang sama besar masing-masing vektor besarnya adalah 10
Newton seperti gambar berikut.

Jika sudut yang terbentuk antara kedua vektor adalah 60°, tentukan besar (nilai) resultan kedua
vektor!

Pembahasan
Resultan untuk dua buah vektor yang telah diketahui sudutnya.

Dengan F1 = 10 N, F2 = 10 N, α adalah sudut antara kedua vektor (α = 60°). dan R adalah besar
resultan kedua vektor.

Sehingga:

Soal No. 2
Dua buah vektor masing-masing F1 = 15 satuan dan F2 = 10 satuan mengapit sudut 60°.

Tentukan arah resultan kedua vektor!

Pembahasan
Langkah pertama tentukan dulu besar resultan vektornya:
Yang dimaksud arah resultan adalah sudut β pada gambar di bawah:

Dengan rumus sinus:

diperoleh arah resultan:

Soal No. 3
Dua buah vektor kecepatan P dan Q masing-masing besarnya 40 m/s dan 20 m/s membentuk
sudut 60°.

Tentukan selisih kedua vektor tersebut!


Pembahasan
Menentukan selisih dua buah vektor yang diketahui sudutnya:
Sehingga

Soal No. 4
Dua buah vektor gaya masing – masing 8 N dan 4 N saling mengapit sudut 120°. Tentukan
besar resultan kedua vektor tersebut!

Pembahasan
Data:
F1 = 8 N
F2 = 4 N
α = 120°
R = ........

Seperti soal pertama hanya berbeda sudut antaranya, dengan rumus yang sama:

Diperoleh hasil

Catatan rumus:
cos (180° − α) = − cos α
Sehingga untuk nilai cos 120°:
cos 120° = cos (180° − 60°) = − cos 60° = − 1/2
Soal No. 5
Perhatikan gambar berikut!

Jika satu kotak mewakili 10 Newton, tentukan resultan antara kedua vektor!
Pembahasan
Cari jumlah resultan pada sumbu x dan sumbu y, cukup dengan menghitung kotak dari masing-
masing vektor, F1 adalah 30 ke kanan, 40 ke atas, sementara F2adalah 50 ke kanan, 20 ke atas,
kemudian masukkan rumus resultan:

Soal No. 6
Diberikan 3 buah vektor F1=10 N, F2 =25 N dan F3=15 N seperti gambar berikut.

Tentukan:
a. Resultan ketiga vektor
b. Arah resultan terhadap sumbu X
[Sin 37° = (3/5), Sin 53° = (4/5)]
[Cos 37° = (4/5), Cos 53° = (3/5)]

Pembahasan
a. Ikuti langkah-langkah berikut:
1. Uraikan semua vektor ke sumbu x dan sumbu y (kecuali vektor yang sudah lurus pada
sumbu x atau y seperti F2). Lihat gambar di bawah!
2. Cari jumlah vektor pada sumbu x ( kanan +, kiri -)
3. Cari jumlah vektor pada sumbu y (atas +, bawah -)
4. Masukkan rumus resultan
Vektor yang dalam perhitungan selanjutnya tidak digunakan lagi karena sudah diuraikan tadi,
dihapus saja, agar kelihatan lebih bersih, sisanya seperti ini:

Jumlah komponen vektor-vektor pada sumbu x dan y :

b. Mencari sudut yang terbentuk antara resultan vektor R dengan sumbu x

tan θ = ΣF /ΣF
y x

tan θ = −7/−1 = 7
θ = arc. tan 7 = 81,87°

Thanks to PCP http://journalputrika.blogspot.com atas koreksinya :-)


Soal No. 7
Ditentukan 2 buah vektor F yang sama besarnya. Bila perbandingan antara besar jumlah dan
besar selisih kedua vektor sama dengan √3, tentukan besar sudut yang dibentuk oleh kedua
vektor! (Sumber Soal : SPMB)

Pembahasan
Jumlah dan selisih kedua vektor masing-masing adalah:

Perbandingan jumlah dan selisihnya adalah √3 sehingga:


Kuadratkan ruas kiri dan kanan

Kali silang :

Soal No. 8
Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 180 m dan kecepatan airnya 4 m/s. Bila
perahu diarahkan menyilang tegak lurus dengan kecepatan 3 m/s, tentukan panjang lintasan
yang ditempuh perahu hingga sampai ke seberang sungai! (Sumber Soal : UMPTN)

Pembahasan
Asumsikan bahwa perahu bergerak lurus beraturan menempuh lintasan AD dan resultan
kecepatan perahu dan air adalah 5 m/s (gunakan aturan Phytagoras).

Dengan membandingkan sisi-sisi segitiga ABC dan ADE :

Soal No. 9
Berikut contoh soal diambil dari soal EBTANAS (UN tempo dulu, zaman kakak-kakak kita)
tahun 2000.

Perhatikan gambar gaya-gaya di bawah ini!


Besar resultan ketiga gaya tersebut adalah....
A. 2,0 N
B. 2 √3 N
C. 3,0 N
D. 3 √3 N
E. 4√3 N

Pembahasan
"Untuk dua buah vektor dengan besar yang sama dan membentuk sudut 120o maka resultan
kedua vektor besarnya akan sama dengan besar salah satu vektor"
Berikut ilustrasinya:

Dua buah vektor dengan besar yang sama yaitu 10 N membentuk sudut 120o maka nilai
resultan kedua vektor juga 10 N.

Pada soal di atas, 2 buah vektor (gaya) masing-masing 3 N membentuk sudut 120o, sehingga
resultan kedua gaya juga 3 N. Resultan kedua gaya ini akan segaris dengan gaya 6 N, namun
berlawanan arah. Sehingga dengan mudah soal ini bisa dijawab resultan ketiga gaya adalah 6
N dikurangi 3 N hasilnya adalah 3 N.
Soal No. 10
Diberikan 3 buah vektor :
a = 2i + 3j satuan
b = 4i + 5j satuan
c = 6i + 7j satuan
Tentukan besar resultan ketiga vektor, dan kemiringan sudut antara resultan dan sumbu X

Pembahasan
Data:
Untuk lebih jelas berikut ilustrasinya:

12 pada sumbu x
15 pada sumbu y

Arahnya adalah sudut θ yang bisa dicari dari sin θ, cos θ maupun tan θ. Jika dicari dari tan θ
maka yang dibandingkan nilai pada sumbu y dengan nilai pada sumbu x. Jika dicari dari sin θ
yang dibandingkan nilai pada sumbu y dengan nilai resultan R, jika digunakan cos θ
bandingkan nilai pada sumbu x dengan nilai resultan R.

Soal No. 11

Diberikan 3 buah vektor a, b, c seperti gambar di bawah.

Dengan metode poligon tunjukkan :


(i) d = a + b + c
(ii) d = a + b − c
(iii) d = a − b + c

Pembahasan
Dengan metode poligon :
(i) d = a + b + c
(ii) d = a + b − c

(iii) d = a − b + c

Soal No. 12
Diberikan dua buah vektor masing-masing vektor dan besarnya adalah A = 8 satuan, B = 10
satuan. Kedua vektor ini membentuk sudut 37°. Tentukan hasil dari:
a) A⋅ B
b) A × B

Pembahasan
a) A⋅ B adalah perkalian titik (dot) antara vektor A dan vektor B
Untuk perkalian titik berlaku
A⋅ B = A B cos θ
Sehingga
A⋅ B = A B cos 37° = (8)(10)(0,8) = 64 satuan

b) A × B adalah perkalian silang (cross) vektor A dan vektor B


Untuk perkalian silang berlaku
A × B = A B sin θ
Sehingga
A × B = A B sin 37° = (8)(10)(0,6) = 48 satuan
Soal No. 13
Sebuah gaya F = (2i + 3j) N melakukan usaha dengan titik tangkapnya berpindah menurut r =
(4i + aj) m dan vektor i dan j berturut-turut adalah vektor satuan yang searah dengan sumbu x
dan sumbu y pada koordinat kartesian. Bila usaha itu bernilai 26 J, maka nilai a sama dengan...
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 12
Sumber: Soal UMPTN Tahun 1991

Pembahasan
Soal ini adalah soal penerapan perkalian titik (dot product ) antara vektor gaya F dan vektor
perpindahan r dengan kedua vektor dalam bentuk i dan j atau vektor satuan. Besaran yang
dihasilkan nantinya adalah skalar (usaha termasuk besaran skalar, hanya memiliki besar, tanpa
arah). Usaha dilambangkan dengan W dari kata work.
W=F⋅r
26 = (2i + 3j)⋅ (4i + aj)

Cara perkalian titik dua vektor dalam bentuk i,j adalah yang i kalikan i, yang j kalikan j, hingga
seperti berikut
26 = 8 + 3a
3a = 26 − 8
a = 18/3 = 6
i dan j nya jadi hilang karena i kali i atau j kali j hasilnya adalah satu.
Bagaimana cara perkalian silang dua vektor dalam bentuk i dan j ? ntar kita tambahkan,...IA
Soal No. 14
Diberikan dua buah vektor masing-masing:
A = 4i + 3j − 2k
B = 7i + 2j + 5k
Tentukan hasil dari A × B

Pembahasan
Perkalian silang, A × B
Cara pertama:
Misal :
A = (Ax i + Ay j + Az k) dan B = (Bx i + By j + Bz k)

maka :

A × B = (Ay Bz − Az By) i + (Az Bx − Ax Bz) j + (Ax By − Ay Bx) k



Rumus Perkalian Silang Dua Vektor (cross product ) dalam i, j, k

Data :
A = 4i + 3j − 2k
B = 7i + 2j + 5k

Ax = 4 Bx = 7
Ay = 3 By = 2
Az = − 2 Bz = 5
maka
A × B = (Ay Bz − Az By) i + (Az Bx − Ax Bz) j + (Ax By − Ay Bx) k
A × B = [(3)(5) − (−2)(2)] i + [(−2)(7) − (4)(5)]j + [(4)(2) − (3)(7)] k
A × B = (15 + 4)i + (−14 − 20)j + (8 − 21)k
A × B = 19 i −34 j − 13k

Lumayan repot kalau mau dihafal rumus perkalian di atas, alternatifnya dengan cara yang
kedua,

Cara Kedua:
A = 4i + 3j − 2k
B = 7i + 2j + 5k
Susun dua vektor di atas hingga seperti bentuk berikut:

Untuk mempermudah perkalian, tambahkan dua kolom di sebelah kanan susunan yang telah
dibuat tadi hingga seperti berikut:

Beri tanda plus dan minus, ikuti contoh berikut:

Kalikan menyilang ke bawah terlebih dahulu dengan memperhatikan tanda plus minus yang
telah dibuat, lanjutkan dengan menyilang ke atas,
A × B = (3)(5) i + (−2)(7) j + (4)(2)k − (7)(3)k − (2)(−2) i − (5)(4) j
A × B = 15 i −14 j + 8 k − 21k + 4 i − 20j
A × B = (15 + 4) i + (− 14 − 20) j + (8 − 21) k
A × B = 19 i − 34 j − 13 k
Jawaban no 6

R² = 6² + 6² + 2 (6)(6) cos 120


R² = 36 + 36 + (2x6 x 6 x -1/2)
R² = 36 + 36 - 36
R² = 36
R = √36
R=6N

arah nya
sin β = F2/R x sin α
sin β = 6/6 x 1/2√3
sin β = 1/2√3
sin β = sin 60
β = 60

arahnya 60 derajat dari sumbu x ke vektor F1


Pernahkah Anda membayangkan jika Anda berenang di sungai searah dengan aliran sungai,
kemudian Anda tiba-tiba berbalik arah 90° dari arah pergerakan semula? Apakah posisi terakhir
Anda tepat sesuai keinginan Anda? Tentu tidak, arah akhir posisi Anda tidak akan membentuk sudut
90° dari posisi semula karena terdapat hambatan arus sungai yang membuat arah gerak Anda tidak
tepat atau menyimpang. Anda dapat menentukan posisi akhir Anda dengan cara menjumlahkan
vektor gerak Anda, baik perpindahannya maupun kecepatannya. Apakah Anda mengetahui cara
menjumlahkan dua buah vektor?

Penjumlahan vektor tidak sama dengan penjumlahan skalar. Hal ini karena vektor selain memiliki
nilai, juga memiliki arah. Vektor yang diperoleh dari hasil penjumlahan beberapa vektor disebut
vektor resultan.

Berikut ini akan dibahas metode-metode untuk menentukan vektor resultan.

1. Resultan Dua Vektor Sejajar

Misalnya, Anda bepergian mengelilingi kota Palu dengan mengendarai sepeda motor. Dua jam
pertama, Anda bergerak lurus ke timur dan menempuh jarak sejauh 50 km. Setelah istirahat
secukupnya, Anda kembali melanjutkan perjalanan lurus ke timur sejauh 30 km lagi. Di lihat dari
posisi asal, Anda telah berpindah sejauh sejauh 50 km + 30 km = 80 km ke timur. Dikatakan,
resultan perpindahan Anda adalah 80 km ke timur. Secara grafis, perpindahan Anda seperti
diperlihatkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Menjumlahkan dua vektor searah.

Sedikit berbeda dengan kasus tersebut, misalnya setelah menempuh jarak lurus 50 km ke timur, Anda
kembali lagi ke barat sejauh 30 km. Relatif terhadap titik asal, perpindahan Anda menjadi 50 km – 30
km = 20 km ke timur. Secara grafis, perpindahan Anda diperlihatkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Menjumlahkan dua vektor berlawanan arah.


Dari kedua contoh, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3. dan Gambar 4, menjumlahkan dua
buah vektor sejajar mirip dengan menjumlahkan aljabar biasa. Secara matematis, resultan dua buah
vektor sejajar, yakni, sebagai berikut. Jika vektor A dan B searah, besar vektor resultan R, adalah

R = |A+B| (1-1)

dengan arah vektor R sama dengan arah vektor A dan B. Sebaliknya, jika kedua vektor tersebut
berlawanan, besar resultannya adalah

R = |A-B| (1-2)

dengan arah vektor R sama dengan arah vektor yang terbesar.

2. Resultan Dua Vektor yang Saling Tegak Lurus

Misalnya, Anda memacu kendaraan Anda lurus ke timur sejauh 40 km dan kemudian berbelok tegak
lurus menuju utara sejauh 30 km. Secara grafis, perpindahan Anda seperti diperlihatkan pada Gambar
5.

Gambar 5. Menjumlahkan dua vektor yang saling tegak lurus.

Besar resultan perpindahannya, r, diperoleh menggunakan Dalil Pythagoras, yakni sebagai berikut :

dan arahnya
terhadap sumbu-x positif (atau 37° dari arah timur).

Dari contoh kasus tersebut, jika dua buah vektor, A dan B, yang saling tegak lurus akan
menghasilkan vektor resultan, R, yang besarnya :

(1-3)

dengan arah

(1-4)

terhadap arah vektor A dengan catatan vektor B searah sumbu-y dan vektor A searah sumbu-x.

3. Resultan Dua Vektor yang Mengapit Sudut

Sekarang tinjau dua buah vektor, A dan B, yang satu sama lain mengapit sudut seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 6 (a). Gambar vektor resultannya dapat diperoleh dengan cara
menempatkan pangkal vektor B di ujung vektor A. Selanjutnya, tarik garis dari titik pangkal vektor A
ke titik ujung vektor B dan buatkan panah tepat di ujung yang berimpit dengan ujung vektor B.
Vektor inilah, R, resultan dari vektor A dan B. Hasilnya seperti diperlihatkan pada Gambar 6 (b).

Gambar 6. (a) Vektor A dan vektor B mengapit sudut. (b) Menggambarkan vektor
resultan dari vektor A dan vektor B.

Besar vektor resultan, R, dapat ditentukan secara analitis sebagai berikut.

Perhatikan Gambar 7. Vektor C dan D diberikan sebagai alat bantu sehingga vektor A + C tegak
lurus vektor D dan ketiganya membentuk resultan yang sama dengan resultan dari vektor A dan B,
yakni R.
Gambar 7. Menentukan besar resultan dua buah vektor secara analitis.

Dengan menggunakan Dalil Pythagoras, besarnya vektor resultan R adalah :

Selanjutnya, juga dengan menggunakan Dalil Pythagoras, dari gambar diperoleh :

C2 + D2 = B2

dan dari trigonometri,

Dengan memasukkan dua persamaan terakhir ke persamaan pertama, diperoleh besarnya vektor
resultan R.

(1-5)

4. Selisih Dua Vektor yang Mengapit Sudut

Vektor A dan vektor -A, memiliki besar yang sama, yakni |A| = |–A| = A, tetapi arahnya berlawanan
seperti diperlihatkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Vektor A Negatif dari sebuah vektor A.

Selisih dari dua buah vektor, misalnya vektor A – B, secara grafis sama dengan jumlah antara vektor
A dan vektor –B, seperti diperlihatkan pada Gambar 9.

Gambar 9. Selisih dua buah vektor.

Secara matematis, vektor selisihnya ditulis R = A – B.

Secara analitis, besar vektor selisihnya ditentukan dari Persamaan (1–5) dengan mengganti θ dengan
180–θ. Oleh karena, cos (180° – θ ) = –cosθ sehingga diperoleh :

(1-6)

Catatan Fisika :

cos (180 – θ ) = –cosθ. Hal ini dikarenakan cos (180 – θ) sama dengan cos(180) cosθ + sin (180) sin
θ di mana nilai cos (180) = –1 dan nilai sin (180) = 0.Bagaimana jika cos (180 + θ )? Apakah sama
dengan –cosθ ?

5. Melukis Resultan Beberapa Vektor dengan Metode Poligon

Jika terdapat tiga buah vektor, A, B, dan C, yang besar dan arahnya berbeda seperti diperlihatkan
pada Gambar 10 (a), resultannya dapat diperoleh dengan cara menggunakan metode poligon, yakni
sebagai berikut.

a. Hubungkan titik tangkap vektor B pada ujung vektor A dan titik pangkal vektor C pada ujung
vektor B.

b. Buat vektor resultan, R, dengan titik tangkap sama dengan titik pangkal vektor A dan ujung
panahnya tepat di titik ujung vektor C.

Hasilnya seperti diperlihatkan pada Gambar 10 (b).


Gambar 10. Menggambarkan resultan beberapa vektor dengan metode poligon.

Secara matematis, vektor resultan pada Gambar 10. ditulis sebagai berikut.

R=A+B+C

6. Vektor Nol

Vektor nol adalah vektor hasil penjumlahan beberapa buah vektor yang hasilnya nol. Sebagai contoh,
lima buah vektor, A, B, C, D, dan E, menghasilkan resultan sama dengan nol maka secara matematis
ditulis

A+B+C+D+E=0

Dengan menggunakan metode poligon, secara grafis vektor-vektor tersebut diperlihatkan seperti pada
Gambar 11. Perhatikan bahwa ujung vektor terakhir (vektor E) bertemu kembali dengan titik pangkal
vektor pertama (vektor A).
Gambar 11. Penjumlahan lima buah vektor yang menghasilkan vektor nol.

Contoh Soal 1 :

Dua buah vektor satu sama lain membentuk sudut 60°. Besar kedua vektor tersebut sama, yakni 5
satuan. Tentukanlah :

a. resultan, dan

b. selisih kedua vektor tersebut.

Kunci Jawaban :

Misalnya, kedua vektor tersebut adalah A dan B. Besarnya, A = B = 5 dan sudutnya θ = 60°. Dengan
menggunakan Persamaan (2–5) dan (2–6), diperoleh :

a. resultannya

b. selisihnya

Standar | Posted in Tak Berkategori | Dengan kaitkata Vektor | 0 komentar

09.23.14
by DwiBastiyan

DEFINISI, GAMBAR, DAN NOTASI VEKTOR


Seperti telah disinggung sebelumnya, besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah.
Dalam ilmu Fisika, banyak besaran yang termasuk vektor, di antaranya perpindahan, gaya,
kecepatan, percepatan, dan momentum. Selain besaran vektor, ada juga besaran yang hanya memiliki
nilai. Besaran seperti ini disebut besaran skalar. Besaran yang termasuk besaran skalar, di antaranya
massa, waktu, kuat arus, usaha, energi, dan suhu. Sebuah vektor digambarkan oleh sebuah anak
panah. Panjang anak panah mewakili besar atau nilai vektor, sedangkan arah anak panah mewakili
arah vektor. Notasi atau simbol sebuah vektor dapat menggunakan satu atau dua huruf dengan tanda
panah di atasnya, misalnya

atau . Akan tetapi, dalam buku ini, vektor digambarkan oleh sebuah huruf yang dicetak
tebal dan miring, misalnya A atau B. Gambar 1. menunjukkan gambar beberapa vektor dengan
notasinya.
Gambar 1. Beberapa contoh gambar dan notasi vektor.

Titik A disebut titik pangkal vektor dan titik B disebut ujung vektor. Besar sebuah vektor dapat
ditulis dengan beberapa cara, di antaranya dengan memberi tanda mutlak (||) atau dicetak miring
tanpa ditebalkan. Sebagai contoh, besar vektor A ditulis |A|atau A dan besar vektor B ditulis |B|atau
B. Arah sebuah vektor dinyatakan oleh sudut tertentu terhadap arah acuan tertentu. Umumnya, sudut
yang menyatakan arah sebuah vektor dinyatakan terhadap sumbu-x positif. Gambar 2.
memperlihatkan tiga buah vektor A, B, dan C dengan arah masing-masing membentuk sudut 45°,
90°, dan 225° terhadap sumbu-x positif.

Gambar 2. Arah vektor dinyatakan oleh sudut yang dibentuknya terhadap sumbu positif.

Anda mungkin juga menyukai