Anda di halaman 1dari 39

SKILL LAB RADIOLOGI

KELOMPOK B4
MESIN SINAR X

X-ray merupakan salah satu gelombang


elektromagnetik yang diantaranya adalah cahaya yang
dapat kita lihat. Namun panjang gelombang dari X-ray
sangat kecil sehingga frekuensi yang dimiliki X-ray
sangat besar dan menyebabkan energi yang
dimilikinya pun sangat besar.
 Sinar-X atau sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10
nanometer ke 100 pikometer (sama dengan frekuensi dalam rentang 30
petahertz – 30 exahertz) dan memiliki energi dalam rentang 100 eV – 100
Kev. Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis
Proses terbentuknya X-ray

 Filament dipanaskan untuk menghasilkan elektron, dengan cara


mengalirkan arus listrik pada filament tersebut. Setelah filament berpijar,
maka karena panas elektron-elektron dari katoda (filament) terlepas
sehingga terbentuk awan-awan elektron di sekitar filament tersebut.
 Setelah elektron terbentuk pada filamen, tabung X-ray diberi tegangan
yang tinggi hingga ribuan volt (kilovolt) sehingga memicu elektron untuk
bergerak ke anoda.
 Elektron-elektron yang ditembakkan akan menumbuk target dan akan
berinteraksi dengan atom-atom dari target tersebut. Interaksi elektron
dengan target (anoda) akan menyebabkan terbentuknya panas (99%)
dan sinar X (1%)
 Kegunaan X-ray bagi kesehatan
 SinarRontgen
Sinar X dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kondisi tubuh bagian dalam (tulang)
yakni dalam dunia kedokteran disebut sinar rontgen. Untuk memotret bagian dalam
tubuh, seseorang harus berada di antara tempat penyimpanan film dan tabung yang
memancarkan sinar X tersebut. Sinar X ini akan menembus kulit dan bagian tubuh lain
kecuali tulang. Bayangan sinar ini kemudian direkam pada film. Setelah film tersebut
dicuci, bagian yang tidak dapat ditembus sinar X akan berwarna hitam, sedang
bagian yang dapat ditembus oleh sinar X akan berwarna putih.
 Definisi Radiologi
 Radiologi yaitu pengetahuan kedokteran yang memakai radiasi untuk diagnosis serta
penyembuhan penyakit. Radiasi digunakan untuk therapy atau studi pencitraan.
Untuk arah diagnostik, radiasi jadi sumber daya untuk tes pencitraan. Radiologi
diagnostik juga dikatakan sebagai radioskopi. Dengan radiasi, dokter bisa lihat sisi
pada badan tanpa ada prosedur invasif.
Macam-Macam Tes Radiologi

 Rontgen atau radiografi


Rontgen juga akan hasilkan deskripsi jaringan padat badan dengan hasil yang hitam putih. Uji
pencitraan ini seringkali dipakai karna kecepatan, keringanan, serta cost yang lebih
terjangkau.
 Magnetic resonance imaging (MRI)
Tes ini bisa ambil gambar dari banyak sisi badan, serta begitu baik dalam memperlihatkan
jaringan lunak badan
 Fluoroskopi
Tes untuk menghadirkan gambar sinar-X yang bergerak pada monitor.
 Computed tomography (CT) scan
Tes ini hasilkan gambar 3D dari sisi pada badan. Pertama, alat juga akan ambil gambar 2D
dari beragam pojok. Lalu, gambar-gambar itu dikumpulkan jadi gambar 3D.
 Positron emission tomography (PET) scan
Tes ini bisa hasilkan gambar dari beragam permukaan. Pasien juga akan disuntik dengan
senyawa biologis aktif yang radioaktif. Akibatnya, badan pasien pancarkan daya radiasi.
Daya ini dipakai untuk hasilkan gambar badan.
Bagaimana Sinar-X Bekerja ?

Sinar-X bekerja dengan memindahkan radiasi


frekuensi tinggi ke seluruh tubuh. Sinar kemudian
ditangkap pada gambar, dengan bagian-bagian
tubuh yang berbeda menjadi terlihat karena
perbedaan warna pada gambar. Perbedaan warna
ini didasarkan pada kepadatan bagian tubuh
seseorang, yaitu, sinar-X menunjukkan tulang sebagai
gambar putih dan menunjukkan paru-paru sebagai
gambar yang lebih gelap.
Jenis rontgen kedokteran gigi ?

 Pemeriksaan radiograf dapat dilakukan dengan menggunakan


pengambilan gambar secara digital atau dengan film konvensional
(American Dental Association, 2012). Pemeriksaan radiograf secara
konvensional terbagi menjadi pemeriksaan radiografik proyeksi intraoral
seperti periapikal yang terdiri dari paralel dan bisekting, oklusal, bitewing,
dan ektraoral seperti panoramik, lateral sefalometri dan Postero Anterior
(PA) sefalometri (Miles, dkk, 2009).
Proteksi Radiasi Eksternal Waktu pajanan
Proteksi radiasi eksternal Pembatasan waktu pajanan untuk mengurangi bahaya
adalah upaya proteksi radiasi eksternal didasarkan pada asumsi bahwa untuk
terhadap segala macam suatu laju dosis yang konstan, dosis serap total
sumber radiasi yang berada sebanding dengan lamanya pajanan. Atau,
di luar tubuh manusia, dan
dapat dilakukan dengan Jarak dari sumber
menggunakan satu atau
Jika lama operasi kerja sudah tertentu, upaya pengurangan
beberapa teknik berikut,
bahaya radiasi eksterna dapat dilakukan dengan bekerja sedapat
yaitu membatasi waktu
mungkin pada jarak yang sebesar-besarnya dari sumber.
pajanan, memperbesar jarak
dari sumber, dan
. Penahan radiasi Penahan Radiasi Alfa
menggunakan penahan
radiasi. Energi kinetik partikel alfa yang dipancarkan selama peluruhan radioaktif
umumnya memiliki jarak jangkau sangat pendek. Dengan jarak jangkau yang
pendek itu, pajanan eksternal partikel alfa dapat ditahan cukup dengan
selembar kertas atau bahan lain dengan ketebalan yang cukup tipis. Dengan
kata lain, partikel alfa bukan merupakan persoalan dalam proteksi radiasi
eksternal.
Proteksi Radiasi Internal
Bahaya radiasi interna ldapat timbul akibat penggunaan sumber radiasi terbuka, yaitu sumber
yang tidak terikat dalam suatu bahan atau terbungkus oleh suatu wadah tertutup yang cukup
kuat. Bahan radioaktif yang terlepas dari sumber terbuka ini disebut sebagai kontaminan, sedang
peristiwanya disebut kontaminasi.

 Bahan radioaktif, seperti halnya agen toksik yang lain, dapat masuk ke dalam tubuh
melalui tiga jalan :
 Inhalasi - melalui penghirupan debu atau gas
 Ingesi - melalui makanan atau minuman terkontaminasi yang masuk melalui mulut
 Penyerapan melalui kulit atau luka yang terbuka.
 Proteksi radiasi internal dengan demikian dapat dilakukan dengan menutup jalan
masuk ke dalam tubuh, atau dengan menghalangi kemungkinan diteruskannya
radioaktivitas dari sumber ke manusia. Upaya penghalangan dapat dilakukan pada
sumber - dengan cara menutup atau mengikat sumber, dengan mengendalikan
lingkungan - dengan menggunakan ventilasi dan rancangan ruangan yang baik, atau
pada manusianya sendiri - dengan menggunakan pakaian pelindung dan peralatan
pelindung lain seperti respirator.
 Prinsip dasar proteksi radiasi dalam radiodiagnostik

 Dalam penggunaan radiasi untuk radiografi dalam radiodiagnostik akan memberikan kontribusi radiasi kepada
banyak pihak. Radiasi akan diterima oleh operator, hewan dan lingkungan. Ada 3 prinsip yang telah
direkomendasikan oleh International Commission Radiological Protection (ICRP) untuk dipatuhi, yaitu :

 1. Justifikasi
 Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber lainnya harus didasarkan pada azaz manfaat. Suatu kegiatan yang
mencakup paparan atau potensi paparan hanya disetujui jika kegiatan itu akan menghasilkan keuntungan yang lebih
besar bagi individu atau masyarakat dibandingkan dengan kerugian atau bahaya yang timbul terhadap kesehatan.
Hewan yang memang benar-benar memerlukan uji lanjut dengan radiografi dengan pertimbangan asas manfaat
lebih banyak dapat dilakukan radiografi.

 2. Limitasi
 Dosisi ekivalen yang diterima pekerja radiasi atau masyarakat tidak boleh melalmpaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang
telah ditetapkan. Batas dosis bagi pekerja radiasi dimaksudkan untuk mencegah munculnya efek deterministik (non
stokastik) dan mengurangi peluang terjadinya efek stokastik.

 3. Optimasi
 Semua penyinaran ahrus diusahakan serendah-rendahnya (as low as reasonably achieveable - ALARA), dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus direncanakan dan sumber
radiasi harus dirancang dan dioperasikan untuk menjamin agar paparan radiasi yang terjadi dapat ditekan serendah-
rendahnya.
Prinsip Proteksi Radiasi:

1. Menggunakan Pelindung (Shielding)

Penggunaan perisai/pelindung berupa


apron berlapis Pb, glove Pb, kaca mata Pb
dsb yang merupakan sarana proteksi
radiasi individu. Tidak menghandle hewan
secara langsung, hewan dapat disedasi
atau bila perlu dianestesi.
2. Menjaga Jarak

 Radiasi dipancarkan dari sumber radiasi ke segala arah. Semakin dekat tubuh kita
dengan sumer radiasi maka paparan radiasi yang kita terima akan semakin besar.
Pancaran radiasi sebagian akan menjadi pancaran hamburan saat mengenahi
materi. Radiasi hamburan ini akan menambah jumlah dosis radiasi yang diterima.
Untuk mencegah paparan radiasi tersebut kita dapat menjaga jarak pada tingkat
yang aman dari sumber radiasi.
3. Mempersingkat Waktu Paparan

 Sedapat mungkin diupayakan untuk tidak terlalu lama berada di dekat sumber
radiasi saat proses radiografi. Hal ini untuk mencegah terjadinya paparan radiasi
yang besar
Daftar Pustaka

Ulum MF dan Noviana D. 2008. Pemanfaatan Radiografi sebagai Sarana


Diagnostik Penunjang dalam Dunia Kedokteran Hewan yang Aman bagi
Hewan,manusia dan Lingkungan. Proceedings Joint Meeting of The 3rd
International Meeting on AZWMC 2008 and KIVNAS X PDHI, ISBN 978-979-
18479-0-2. pp 397-398. Bogor.

Yudi. 2008. Apakah ada prinsip dasar yang harus dipatuhi dalam penggunaan
radiasi untuk berbagai keperluan?. Artikel.Sumber:
http://www.infonuklir.com/modules/news/article.php?storyid=21
Bagian- bagian mesin X-Ray
Bagian-bagian dari pesawat dental X-Ray
 Control panel
Berfungsi untukmengatur parameter pesawat. Pada panel control terdapat ekspose switch, lampu
ready, pengatur waktu, dan beberapa panel indikator. Pada pesawat dental, kV dab mA sudah
diatur dari pabrik pembuatan pesawat. kV standar ±70, mA antara 1,0 - 5,0 dan Second ±1
 The Extension Arm
Fungsinya sebagai tiang penyangga dan penghubung antara panel kontrol dan tube head.
Bagian ini dapat berputar dan bergerak vertical melalui kuk yang dapat berputar 360° secara
horizontal dimana ia terhubung.
 Tube head
Sebagai tempat diproduksinya sinar-x. Tabung sinar-x menggunakan anodastatis karena
keterbatasan ruang tube head. Tabung ini memancarkan radiasi dalam bentuk foton (x- ray).
 Silinder conus
Fungsinya untuk meluruskan tube head kepasien dan film. Silinder conus dilengkapi dengan timbal
untuk mencegah penyebaran radiasi. Terdapat dua jenis conus, yaitu silinder ujung terbuka dan
silinder ujung tertutup.
Bagian Kontrol Panel
1. “X – ray eminesion” yellow LED
2. “Ready for x-ray” green LED
3. Exposure enabling “Ready”
4. “Size” selection key
Tombol untuk menentukan besar tubuh pasien sesuai tubuh pasien yang akan diperiksa
5. “Large size” LED
6. “Medium size” LED
7. “Small size” LED
8. Tooth anatomic selection key
Tombol untuk menentukan gigi yang akan diperiksa
9. Bite wring LED
10. “Upper molar” LED
11. “Lower molar” LED
12. “Premolar” LED
13. “Incisors / Caninus” LED
14. Videography selection key
15. “Videography” LED
16. Increase key = tombol untuk menaikkan waktu yang akan digunakan
17. Decrease key = tombol untuk menurunkan waktu yang akan digunakan
18. Three figure display
Tabung Sinar
1.Insert tube (Glass envelope)
Terbuat dari kaca (pyrex) yang tahan panas, karena pada saat pengeksposan hanya ada 1% sinar-X,
dan 99%nya adalah panas.
2.Anoda
Pada pesawat dental menggunakan anoda diam. Pada anoda, terdapat lempengan tangkai
tungsten, yang berfungsi sebagai sasaran elektron yang memiliki nomor atom tinggi, titik lebur, dan
tahan panas. Misalnya : Molibdenum.
3.Katoda
Merupakan sumber elektron, yang terdapat kawat filamen.
4.Filter
Total filter permanen dalam radiografi Dental konvensional dengan tegangan tabung sekitar 70 kV harus
ekivalen 1,5 mm Al.
Ada 2 jenis filter :
a.Filter inhern (bawaan)
Terdiri sari minyak pendingin(oil bath), kaca (pyrex) atau semua yang dilalui oleh sinar-X (window,
tabung).
b. Additional filter (tambahan)
Terdiri dari kepingan / lembaran alumunium
5.Diafragma
Sebagai pengaman tabung. Karena panas membran awan mengembang dan menyentuh atau
mendorong switch dan awan menghambat aliran sinar-x.
6.Filamen
•filamen besar menghasilkan focal spot yang luas, digunakan ketika ekspose lebih cepat
(insensitas tinggi).
•Filamen kecil menghasilkan focal spot kecil, tetapi fokusnya baik.
Filamen pada Katoda harus memiliki sifat sebagai berikut:
- Memiliki Fungsi Kerja yang rendah
- Memiliki titik lebur (Melting Point) yang tinggi
- Memiliki ketahanan mekanis yang tinggi
7.Tungsten Target
Pada target tumbukan, anoda disini bekerja sebagai material untuk berinteraksi dengan elektron
dan sebagai bahan penarik elektron karena diberi tegangan yang tinggi. Ketika elektron bebas
menumbuk target Anoda, maka sinar x akan dihasilkan, baik melalui proses Bremsstrahlung atau proses
Sinar X Karakteristik.
8.Copper Stem
Copper stem adalah tembaga penghantar uap yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik.
9.Cooling Mechanism
Pesawat sinar-x akan memanas jika digunakan, maka cooling mechanism berfungsi untuk
mendinginkan pesawat sinar-x sehingga mengurangi panas pada mekanisme kerja pesawat sehingga
kondisi pesawat stabil
Dosis Efektif Dan Resiko Dari Setiap Teknik
Radiografi Kedokteran Gigi
Dosis Efektif Pada Pemeriksaan Rutin
Gigi
Radiografi Intraoral

 Radiografi intraoral adalah radiografi yang memperlihatkan gigi dan struktur disekitarnya.
Pemeriksaan intraoral adalah pokok dari dental radiografi. Dimana tipe-tipe radiografi
intraoral secara umum terbagi 3 yaitu radiografi periapikal, bite-wing dan oklusal. Dari
masing-masing tipe ini tentu saja memiliki teknik yang berbeda-beda.
 Radiografi Periapikal Tipe radiografi periapikal ini bertujuan untuk memeriksa gigi (mahkota dan
akar) serta jaringan disekitarnya. Tipe ini memiliki 2 teknik yaitu:
 1. Teknik paralleling
 2. Teknik bisekting.
Teknik Paralleling

 Teknik ini juga disebut teknik konus panjang, karena pada teknik ini pembuatannya
menggunakan konus panjang. Pada teknik ini posisi film di dalam mulut pasien terhadap sumbu
panjang gigi yaitu sejajar dan arah sinar tegak lurus pada bidang film, jadi tegak lurus juga
dengan sumbu panjang gigi.
 Teknik ini memiliki beberapa prinsip, yaitu :
 1. Film diletakkan paralel dengan aksis panjang gigi - Pusat sinar-x tegak lurus terhadap film dan
aksis panjang gigi.
 2. Film holder harus dipakai untuk menjaga agar film tetap paralel dengan aksis panjang gigi.
 Keuntungan dari teknik Paralleling yaitu :
 1. Tanpa distorsi, gambar yang dihasilkan sangat representatif dengan gigi sesungguhnya,
jaringan periodontal terlihat dengan jelas, mudah dipelajari dan digunakan serta mempunyai
validitas yang tinggi.
 2. Apabila dipergunakan untuk pembuatan rontgen gigi molar atas, maka tidak terjadi super
impose dengan tulang zigomatikus dan dasar dari sunus maksilaris.

 Kerugian dari teknik Paralleling yaitu :


 1. Sulit meletakkan film holder, terutama pada anak-anak dan pasien yang mempunyai mulut
kecil.
 2. Pada pemakaian film holder, ketika film holder mengenai jaringan sekitarnya dapat
mengakibatkan kurangnya kenyamanan. Untuk membuat keadaan film sejajar dengan aksis gigi
maka diperlukan alat penolong yang sederhana dan siap pakai misalnya seperti cotton roll dan
balok gigit yang dibuat khusus.
Teknik Bisekting

Pada teknik ini dilakukan dengan menggunakan film holder untuk mempertahankan posisi film
dalam mulut pasien, film diletakkan sedekat mungkin dengan gigi, jadi posisi film tidak sejajar
dengan sumbu panjang bidang film, dan pada teknik ini konus yang digunakan adalah konus
pendek
Teknik Bisekting
.
 Teknik ini memiliki beberapa prinsip, yaitu :
 1. Geometri - Film harus diletakkan sepanjang permukaan lingual/palatal dari gigi
 2. Film kontak dengan gigi, kemudian bidang film dan aksis panjang gigi membentuk sudut
 3. Adanya imaginary bisector
 4. Pusat sinar-x tegak lurus terhadap garis bisektris sehingga menghasilkan dua segitiga yang sama
 5. Film holder digunakan untuk menstabilkan film selama penyinaran.
 Keuntungan teknik Bisekting yaitu :
 Dapat digunakan tanpa menggunakan film holder, penempatan film nyaman untuk dilakukan
pada seluruh area rongga mulut, serta penentuan posisi relatif mudah dan sederhana.

 Kerugian teknik Bisekting yaitu :


 Menyebabkan mudah terjadinya distorsi dan masalah angulasi (banyak angulasi yang harus
diperhatikan).
2. Radiografi Bitewing

 Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Raper pada tahun 1925. Tipe radiografi interproksimal ini
bertujuan untuk mendeteksi karies di puncak alveolar yang secara klinis tidak dapat dideteksi,
memeriksa mahkota, kerusakan tulang alveolar di maksila, dan mandibula dalam satu film dan film
yang dipakai pada tipe ini adalah film khusus.
 Teknik ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi karies interproksimal (terutama karies dini) dan
kerusakan tulang antara dua gigi.
Prinsip-prinsip yang digunakan pada teknik Bitewing,
yaitu :
 1. Film diletakkan dalam mulut sejajar dengan mahkota gigi-gigi di
maksila dan mandibula
 2. Film distabilkan dengan pasien menggigit bitewing tab atau bitewing
film holder
 3. Pusat sinar-x diarahkan menembus kontak gigi dengan angulasi
vertikal +100
 Dasar teknik ini adalah teknik paralleling yang sedikit dimodifikasi,
dengan sudut antara bidang vertikal dengan konus sebesar 0-10
derajat.
 Pada teknik ini digunakan film berukuran 3,2 x 4,1 cm. Teknik juga
menggunakan film holder khusus yaitu Rinn XCT bite wing instrumen.2,3
Keuntungan teknik ini adalah dengan satu film dapat digunakan untuk
memeriksa gigi-gigi pada rahang atas dan rahang bawah sekaligus,
selain itu teknik ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan karies
sekunder yang berada di bawah tumpatan.
 Pada teknik Bitewing digunakan film berukuran 3,2 x 4,1 cm. Teknik ini juga menggunakan film
holder khusus yaitu Rinn XCT bite wing instrumen.
 Keuntungan teknik Bitewing, yaitu :
 Dengan satu film dapat digunakan untuk memeriksa gigi-gigi pada rahang atas dan rahang
bawah sekaligus, selain itu teknik ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan karies sekunder
yang berada di bawah tumpatan.
3. Radiografi Oklusal

Adalah teknik radiografi yang digunakan untuk melihat


anatomi tulang maksila maupun mandibula dengan area
luas dalam satu film. Film yang digunakan adalah film
khusus untuk oklusal. Tekniknya dengan cara
mengintruksikan pasien untuk mengoklusi atau menggigit
bagian film yang dicetak pada bidang oklusal. Film
periapikal dapat digunakan sebagai pengganti pada
kasus anak-anak. Jjika tidak ada film oklusal dapat
digunakan film periapikal yang menjadi satu
Standar Maxillary Occlusal Radiography
1. Film diletakkan diantara gigi RA dan RB
mulai dari gigi anterior ke gigi posterior.
2. Pasien diinstruksikan untuk menggigit
ringan film.
3. Tube sinar x diletakkan di tengah-tengah
hidung dengan arah sinar sentral membentuk
sudut 65 o -70o dengan film.
4. Hasilnya terlihat gigi anterior dan
palatum durum, untuk gigi posterior yang
nampak hanya mahkotanya.
5. Tekniknya dilakukan demikian untuk
menghindari tumpukan gambar dari tulang
frontal. Sedangkan titik masuk sinar pada
bagian tengah hidung berguna untuk melihat
gigi posterior dan adanya kelainan pada
palatum. Gigi impaksi dapat dilihat lebih ke
bukal atau palatal.
Fungsi Radiografi Oklusal

 1. Mengetahui tempat yang tepat dari akar gigi , gigi supernumerary, dan
gigi yang impaksi
 2. Mengetahui benda asing dalam tulang rahang
 3. Menunjukkan letak fraktur pada maksila dan mandibula
 4. Memeriksa pasien dengan trismus
 5. Memeriksa bagian medial dan lateral yang terkena kista

Anda mungkin juga menyukai