Anda di halaman 1dari 138

MODUL RADIOLOGI

TRIGGER 1
TUTORIAL 3
Step 1 : clarify unfamiliar terms
1. Uretrografi: pemeriksaan radiologi untuk uretra dengan
menggunakan media kontras positif yang dinjeksikan ke uretra

2. CT-Scan : suatu alat pencitraan/ prosedur medis untuk


menggambarkan bagian tubuh tertentu dengan menggunakan
sinar x khusus

3. MRI : prosedur diagnostik untuk memeriksa dan mendeteksi


kelainan organ didalm tubuh dengan menggunakan media
magnet dengan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar x
atau bahan radio aktif

4. Kateter: sebuah tabung yang di masukan kedalam tubuh untuk


mengeluarkan atau memasukan cairan kedalam rongga tubuh.
Step 2 : define the problem
1. Kenapa dilakukan pemeriksaan radiologi seperti uretrografi,
ct-scan abdomen, foto polos abdomen, foto polos pelvis,
dan foto polos vertebrae?

2. Apakah pemeriksaan ini membahayakan tubuh pasien?


3. Apakah perlu dilakukan pemeriksaan MRI pada pasien ini?
Step 3 : brainstrom possible hypothesis or
explanation
1. pemeriksaan uretrografi : karna pasien dicurigai perdarahan
pada ureternya
 Pemeriksaan ct-scan abdomen : untuk melihat organ
urogenital lainnya dan menyingkirkan DD/ melihat secara
keseluruhan organ didalan rongga abdomen
 Foto polos pelvis : untuk melihat apakah ada fraktur pada
pelvis
 Foto polos vertebrae : untuk mlihat apakah ada fraktur pada
vertebrae
2. Tidak karena radiasi pada pemriksaan ini masih bisa di
toleransi oleh tubuh

3. Tidak
Step 4
RADIOLOGI

radioanatomi Sistem urogenital,


vertebrae dan extremitas

Ct-scan,uretrografi,
MRI

Kelainan
defenisi indikasi Mekanisme kerja
radiologi
Step 5: define learning obejective
1. Dasar-dasar radiologi
2. Radioanatomi pada sistem urogenital, vertebrae dan
extremitas

3. Pemeriksaan radiologi pada sistem urogenital,vertebrae, dan


extremitas

 defenisi
 Indikasi
 Mekanisme kerja
 Kelainan radiologi
Step 6 :

BELAJAR MANDIRI
Step 7

Dasar dasar radiologi


DASAR – DASAR RADIOLOGI
ILMU RADIOLOGI

A. RADIODIAGNOSTIK
B. RADIOTERAPI

11
DASAR – DASAR RADIOLOGI

• RADIODIAGNOSTIK :
1. KONVENTIONAL

A. KONTRAS

B. NON KONTRAS

2. CANGGIH

A. USG

B. CT SCAN

C. INTERVENTIONAL RADIOLOGY

D. KEDOKTERAN NUKLIR

E. MRI 12
RADIOLOGI KONVENTIONAL
 NON KONTRAS :

 PEMERIKSAAN FOTO POLOS DENGAN


MENGGUNAKAN SINAR X TANPA MENGGUNAKAN
BAHAN KONTRAS MEDIA

 CONTOH : FOTO SKELETAL, THORAX,


MAMMOGRAFI, DLL

13
RADIOLOGI KONVENTIONAL
 JENIS ALAT :
a. Pesawat X – Ray Fixed, Mobile unit
b. Mammografi
c. C-Arm, O-Arm
d. Fluoroscopy
e. Tomografi Konventional

14
RADIOLOGI KONVENTIONAL
 KONTRAS :

PEMERIKSAAN RADIOGRAFI DENGAN


MENGGUNAKAN SINAR X DISERTAI
DENGAN BAHAN KONTRAS MEDIA.
CONTOH : GASTROINTESTINAL,
UROGENITALIA, SYSTEM SYARAF

15
RADIOLOGI CANGGIH
A. USG ( ULTRASONOGRAFI )

PEMERIKSAAN RADIOLOGI DENGAN


MENGGUNAKAN GELOMBANG SUARA
BERFREQUENSI TINGGI.
CONTOH :
ABDOMEN, OBGYN, MAMMAE, THYROID,
UROGENITALIA, VASCULER DLL

16
RADIOLOGI CANGGIH
 B. CT SCAN ( COMPUTED TOMOGRAFI SCANNING )

PEMERIKASAAN RADIOLOGI
MENGGUNAKAN SINAR X DENGAN TEHNIK
SCANNING SECARA COMPUTERIZED YANG
DAPAT MENDETEKSI KELAINAN DIDALAM
ORGAN LEBIH DALAM SERTA
PERLUASANNYA

17
RADIOLOGI CANGGIH
• CONTOH : CT SCAN KEPALA, THORAX,
ABDOMEN, PELVIS, EXTREMITAS,
VERTEBRA, LARYNX, NASOPHARYNX, DLL

• TEHNIK :
TANPA KONTRAS MEDIA
DENGAN KONTRAS MEDIA

18
RADIOLOGI CANGGIH
• C. INTERVENTIONAL RADIOLOGY

PEMARIKSAAN RADIOLOGI PEMBULUH


DARAH DAN JANTUNG DENGAN
MENGGUNAKAN BAHAN KONTRAS

CONTOH : P.D CEREBRALIS, CORONARIS,


COELIACA, RENALIS, DLL

19
RADIOLOGI CANGGIH

 D. KEDOKTERAN NUKLIR

PEMERIKSAAN RADIOLOGI DENGAN


MENGGUNAKAN BAHAN
RADIOFARMAKA (BAHAN
RADIOAKTIF+ZAT PEMBAWA)
YANG SELANJUTNYA DIDETEKSI
DENGAN KAMERA GAMA.
20
RADIOLOGI CANGGIH

CONTOH : PENCITRAAN HATI, TULANG, THYROID,


GINJAL, DLL

SIFAT : SENSITIF TETAPI TIDAK SPESIFIK

21
RADIOLOGI CANGGIH

E. MRI ( MAGNETIC RESONANCE IMAGING )

PEMERIKSAAN RADIOLOGI DENGAN


MENGGUNAKAN GELOMBANG
ELEKTROMAGNET BERKEKUATAN BESAR
UNTUK MENGHASILKAN PENCITRAAN

22
RADIOLOGI CANGGIH

CONTOH : VERTEBRA, SSP, MAMMA, SOFT


TISSUE SENDI, THORAX, SYSTEM BILIER,
DLL.

SPESIFIK, SENSITIF
TAT DAPAT MENDETEKSI TULANG

23
Radioanatomi pada sisitem
urogenital, vertebrae dan
extremitas
 Ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh dengan
menggunakan pemeriksaan radiograf
VERTEBRAE
radioanatomi ekstermitas vertebrae – traktus urogenital
CERVICAL
VERTEBRAE THORACAL
LUMBOSACRUM
PELVIS
1. Ilium

2. Bladder

3. Pecten of pubic bone

4. Pubic symphysis
5. Iliac crest

6. Gas bubble in colon

7. Iliopubic eminence
8. Acetabular fossa
9. Head of femur

10. Superior ramus of pubic bone


11. Obturator foramen
EXTREMITAS
1. Upper Border of Scapula

2. Spine of the Scapula


3. Coracoid Process
4. Glenoid cavity
5. Lesser Tubercle
6. Surgical neck of humerus
7. Scapula
8. Clavicle
9. Lateral border of scapula
10. Medial border of scapula
11. Inferior border of scapula
1. Humerus

2. Medial Supracondylar Ridge


3. Coronoid Process of the Ulna
4. Head of the Radius
5. Radius

6. Olecranon Process of the


Ulna
7. Ulna
1. Radius

2. Styloid process of radius

3. Radial tuberosity

4. Radial head
5. Lateral epicondyle

6. Styloid process of ulna

7. Head of ulna
8. Ulna
9. Olecranon

10. Medial epicondyle


11. Humerus
1. Right Lung

2. Heart
3. Right (acute) margin of heart
4. Diaphragm
5. Trachea

6. Left lung
7. Left (obtuse) margin of heart
8. Apex of Heart
1. Proximal phalanx
2. Sesamoid bones
3. 1st metatarsal
bone
Pemeriksaan radiologi pada sistem
urogenital, vertebrae, dan
extremitas
PENCITRAAN PADA
KELAINAN SISTEM
UROGENITALIA

38
INDIKASI

 Hematuri,disuria, retensi urine


 Kolik Ureter
 Mass di abdomen/pinggang, pelvis disertai nyeri dan atau
hematuri.
 Infeksi (yang berulang)
 Kelainan kongenital

39
TRAKTUS URINARIUS (TU)
Pemeriksaan-pemeriksaan Radiologi :
1. Ultrasonografi (USG)
2. BNO
3. IVP
4. Uretrosistografi
5. RPG (Retrograde Pyelografi)
6. CT scan
7. Kedokteran nuklir
8. Arteriografi
9. MCU (Micturation cystouretrografi) 40
Dapat menemukan adanya :
Kelainan kongenital : Ectopic Kidney,
Horse Shoe Kidney,Bipelvic,biureter.
Infeksi saluran kemih (ISK) : PNC, Ureteritis, Sistitis
Batu saluran kemih (Urolitiasis) : Nefrolitiasis, ureterolitiasis,
Vesikolitiasis dan Uretrolitiasis
Tumor Ginjal : Tumor Wilm, Neuroblastoma, Tumor
Grawitz
Post Trauma : Ruptur Ginjal/Vesica Urinaria/ Uretra
Refluks

41
USG TR.URINARIUS
Mudah dilakukan
Pasien disuruh tahan kencing
Dengan mudah bisa melihat urolith
batu ureter tidak bisa dilihat langsungyang terlihat
akibatnya (bendungan) pelebaran ureter
(Hidroureter) dan pelebaran sistem pelviokaliseal
( Hidronefrosis)
Tumor Ginjal, Kista Ginjal, Tumor V.U(tumor disekitar
VU) dan Hipertropi prostat.

42
43
44
BNO = BUIK NIER OVERZICHT
KUB = KIDNEY URETER BLADDER
PLAIN PHOTO ABDOMEN = FOTO
IKHTISAR PERUT=FOTO POLOS PERUT

INDIKASI
 Mendahului foto IVP atau Foto kolon
 Untuk melihat batu berkapur (Kalsifikasi), bayangan mass
intraperitoneal / retroperitoneal /mass ginekologi

45
Persiapan BNO
Usus dibersihkan dengan jalan : laksantia/garam Inggris 30 gr
atau dulcolax 3-4 tablet untuk orang dewasa, kadang-kadang
perlu dulcolax supp atau sejenisnya atau Lavement/klisma
air sabun 12 jam –
1 – 2 jam sebelum pemeriksaan , sementara pasien puasa.
Pasien difoto dalam keadaan berbaring/ AP

46
Hasil BNO yang baik :
● Tidak tampak lagi gas atau sisa-sisa fecal
mass sehingga kontur ginjal, hepar,lien
dan garis psoas jelas kelihatan.
● Bila ada mass atau kalsifikasi dapat
kelihatan .
● Bayangan batu radiopak yang bisa
terlihat .
Penilaian : BNO normal / BNO abnormal

47
48
49
50
IVP =INTRAVENOUS PYELOGRAPHY, PIELOGRAFI INTRA VENA
(PIV)

Syarat :
-Fungsi ginjal (ureum ,kreatinin) normal
-Didahului dengan BNO
-Disuntik IV bahan kontras (Kontras media) yang
mengandung Iodium (Urografin,Ultravist).
-Kemudian diambil foto : 5’bendung; 15’buka;
30’ dan seterusnya, kecuali bila pks belum terlihat 1 jam
(kadang sampai 24 jam.)

51
IVP : melihat fungsi sekresi & ekskresi
- Sekresi-eksresi normal :
5’  kelihatan sistem pelviokaliseal,
15’  sudah terisi ureter dan VU
30’  V.U bertambah banyak.
- Normal ujung kaliks minor bentuk mangkuk (cupping),
bendungan ureter oleh batu -- hidronefrosis dan/ hidro-
ureter.
- Bisa batu di kaliks - Kaliektasis

52
53
54
Macam-macam gambaran urolitiasis, batu VU dan
Hipertropi prostat.

55
56
57
Kelainan yang terlihat pada IVP :

Hidronefrosis (k/ batu pelvis / ureter, pendesakan


massa rongga pelvis,kingking ureter)
Pendesakan pelvis renis (o/ tumor ginjal)
Biureter / bipelvis
Hipertropi prostat (BPH) : indentasi kaudal VU,
bentuk VU seperti pohon pinus (Pine tree
appearance) dan ujung distal ureter seperti mata
kail (Fishhook appearance).
Tumor VU

58
59
60
61
62
63
64
Batu berkapur kelihatan pada BNO sebagai kalsifikasi
sedangkan pada IVP biasanya tidak kelihatan lagi, yang
kelihatan tanda-tanda bendungan.

Sedangkan batu urat (batu lusen) tidak tampak pada BNO


dan pada IVP kelihatan Filling defect dan tanda-tanda
bendungan.

65
URETROSISTOGRAFI
Biasanya dilakukan pada kasus-kasus gangguan miksi
misalnya post trauma atau radang yang menyebabkan ruptur
atau striktur pada uretra. Kontras media dimasukkan dari
bawah, lalu dibuat foto.

66
67
68
69
70
71
72
RETROGRADE PYELOGRAFI(RPG)
 Dilakukan bila :
1.Dengan USG,CT tdk dapat dilakukan
1.Non visualisasi satu/dua ginjal setelah IVP
2.Melihat gambaran kaliks sec.terperinci
yang tidak terlihat pada IVP.
3. Melihat lokasi obstruksi setelah IVP.
4.Kalsifikasi di ureter yang tidak terlihat IVP
5.Alergi terhadap kontras.
■ Kontras masuk via kateter yang terpasang melalui sistoskopi..
73
74
CT SCAN
- Dapat melihat parenkim ginjal.

- Dilakukan bila pada pemeriksaan USG, IVP belum jelas


kelainannya, misalnya pada tumor ginjal, tumor anak ginjal atau
tumor vesica urinaria, dan kista ginjal.

- Dapat menilai & mengukur jenis tumor (HU).

75
76
77
KEDOKTERAN NUKLIR
Terutama pada kasus dengan tanda-tanda gagal ginjal kronik
( CRF) untuk melihat sampai dimana fungsi ginjal terganggu
dengan melihat renogram (pakai kurva)

78
79
ARTERIOGRAFI RENALIS
Dilakukan untuk melihat tumor ganas ginjal sebagai
persiapan operasi
Untuk keperluan transplantasi ginjal, dilakukan
arteriografi renalis untuk donor dan arteriografi
iliakal untuk resepien
Untuk melihat ada tidaknya stenosis arteri renalis
pada kasus yang diduga hipertensi renovaskuler, dan
selanjutnya bisa dilakukan tindakan radiologi
intervensi : Ballooning dan/ Stenting

80
81
82
83
84
MCU (Micturation Cystouretrografi)
 Dilakukan pada pasien ISK berulang-ulang.
 Masukkan kontras sampai VU penuhmiksi foto  lihat
ureter (bendungan / tidak)

85
86
87
88
89
Vertebra
 X foto konvensional : posisi AP-LATERAL
 CT SCAN
 MRI
sekuen T1WI, T2WI

potongan sagital dan axial

90
X foto Konvensional
Evaluasi x foto konvensional :
 Alignment
 Kurvatura
 Struktur tulang. Lesi litik/sklerotik
 Fraktur
 Penyempitan diskus intervertebralis

91
Vertebra Cervical posisi AP

92
Vertebra Lumbal posisi AP

93
Vertebra Lumbal posisi Lateral

94
Vertebra Lumbal posisi obliq

95
MRI
Evaluasi MRI :
 Alignment
 Kurvatura
 Struktur tulang. Lesi litik/sklerotik
 Fraktur
 Penyempitan diskus intervertebralis
 Bulging/protrusio/extrusio/sequestrasi diskus
 Penekanan radix neuralis
 Stenosis canalis spinalis
 Medulla spinalis
 Ligamentum : longitudinal ant-post dan flavum

96
MRI Cervical potongan sagital

97
MRI Thoracal potongan sagital

98
MRI Lumbal potongan sagital

99
MRI lumbal potongan axial

100
Lateral Chest X-Ray
1. Diaphragm

2. Sternum

3. Heart

4. Lung
Chest X-Ray
1. Right Lung

2. Heart

3. Right (acute) margin of heart

4. Diaphragm

5. Trachea

6. Left lung

7. Left (obtuse) margin of heart

8. Apex of Heart
Pelvis
1. Ilium

2. Bladder

3. Pecten of pubic bone

4. Pubic symphysis

5. Iliac crest

6. Gas bubble in colon

7. Iliopubic eminence

8. Acetabular fossa

9. Head of femur

10. Superior ramus of pubic bone

11. Obturator foramen


Mielografi
Cara Pemeriksaan CT-Scan
KELAINAN TULANG DAN
SENDI
1. ANOMALI PERKEMBANGAN/KONGENITAL
2. INFEKSI
3. TRAUMA & FRAKTUR
4. PENYAKIT DEFISIENSI TULANG
5. PENYAKIT DISPLASIA TULANG
6. TUMOR TULANG
7. AVASCULAR NEKROSIS/ASEPTIK NEKROSIS
8. PENYAKIT DEGENERATIF SENDI/METABOLIK
ANOMALI PERKEMBANGAN /KONGENITAL

1. Arthrogriposis Multiple Congenital kegagalanl pembentukan


otot

2. Ekstremitas atas :
a. Absen tulang : hemipelia  distal
Phacomelia  proksimal
b. Synostosis Radius & Ulna
c. Tangan :
 Brachyphalangea ( pendek )
 Brachydactili (metacarpal pendek)
 Tubular bone panjang
 Polydactyli
3. Pelvis :
 Nargle & Robert pelvis :
a. Satu sayap sacrum absen
b. Robert = Nagle bilateral
 Iliac Horns  Prossesus menonjol kearah
dorsal dr permukaan sayap ilium
Teknik radiografi pada extermitas
extermitas atas
1. Teknik radiografi cubiti
a. Posisi Pasen
 Pasen duduk tegak menyamping meja pemeriksaan, dengan obyek
yang akan diperiksa
 diletakkan di atas cassette ( ukuran 18 x 24 Cm )
b. Posisi Obyek
 Posis PA : Posisikan obyek dalam posisi PA sedemikian rupa sehingga obyek
menempel rata
 dengan cassette dan pastikan sudah true PA.
 Posisi Lat : Tekuk jari-jari yang tidak sakit sehingga bebas dari overlapping
dengan jari yang
 lain, bila perlu pakai ganjalan, pastikan sudah dalam posisi true latera
2.Teknik Radiografi Manus

a. Posisi Pasen
 Pasen duduk tegak menyamping meja pemeriksaan, dengan obyek yang
akan diperiksa
 diletakkan di atas cassette ( ukuran 24 x 30 Cm )
b. Posisi Obyek
 Posis PA : Posisikan obyek dalam posisi PA sedemikian rupa sehingga
obyek menempel rata
 dengan cassette dan pastikan sudah true PA.
 Posisi Lat : Tekuk jari-jari sedemikian rupa sehingga jari bebas dari
overlapping dengan jari
 yang lain, bila perlu pakai ganjalan, pastikan sudah dalam posisi true
lateral
3. Teknik Radiografi Antebrachii

a. Posisi Pasen
 Pasen duduk tegak menyamping meja pemeriksaan, dengan
obyek yang akan diperiksa
 diletakkan di atas cassette ( ukuran 24 x 30 Cm )
b. Posisi Obyek
 Posisi PA : Posisikan obyek dalam posisi AP sedemikian rupa
sehingga obyek menempel rata
 dengan cassette dan pastikan sudah true PA.
 Posisi Lat : Tekuk siku dan rendahkan bahu sedemikian rupa
sehingga di pastikan sudah dalam
 posisi true latera
4. Teknik Radiografi Antebrachii

a. Posisi Pasen
 Pasen duduk tegak menyamping meja pemeriksaan, dengan
obyek yang akan diperiksa
 diletakkan di atas cassette ( ukuran 24 x 30 Cm )
b. Posisi Obyek
 Posisi PA : Posisikan obyek dalam posisi AP sedemikian rupa
sehingga obyek menempel rata
 dengan cassette dan pastikan sudah true PA.
 Posisi Lat : Tekuk siku dan rendahkan bahu sedemikian rupa
sehingga di pastikan sudah dalam
 posisi true lateral
5.Teknik Radiografi Humerus

a. Posisi Pasen
 Pasen supine di atas meja pemeriksaan, dengan obyek yang akan
diperiksa diletakkan di atas
 cassette ( ukuran 24 x 30 Cm )
b. Posisi Obyek
 Posisi AP : Posisikan obyek dalam posisi AP ( putar lengan atas
maksimal kearah lateral
 sedemikian rupa sehingga telpak tangan menghadap keatas )
menempel rata dengan cassette
 dan pastikan sudah true PA.
 Posisi Lat : Posisikan obyek dalam posisi Lateral ( putar
lengan atas secara maksimal
 sedemikian rupa sehingga telapak tangan menhadap kearah
lateral ) dan pastikan sudah dalam
 posisi true latera
6.Teknik Radiografi Scapula.

a. Posisi Pasen

1. Pasen supine di atas meja pemeriksaan, dengan obyek yang akan


diperiksa diletakkan di atas cassette ( ukuran 24 x 30 Cm ).

2. Pasen duduk menyender pada wall stand cassette, dengan bahu


menempel pada tengah-tengah bidang cassette

b. Posisi Obyek
 Posisi PA : Posisikan obyek dalam posisi AP, angkat lengan atas
sedemikian rupa sehingga lurus dengan bahu.

c. Posisi Axial : Posisikan obyek dalam posisi Lateral


( angkat lengan atas setinggi kepala kemudian tekuk kedepan secara
maksimal sedemikian rupa sehingga scapula tidak overlaping dengan
tulang iga ) dan pastikan sudah dalam posisi axial.
7. Teknik Radiografi Clavicula

a. Posisi Pasen

1. Pasen supine di atas meja pemeriksaan, dengan obyek yang akan


diperiksa diletakkan di atas cassette ( ukuran 18 x 24 Cm ), letak
casette diatur agak lebih keatas ( 5 Cm diatas bahu ).

2. Atau pasen duduk menyandar pada casstte yang dipasang pada


cassette wallstand.

b. Posisi Obyek
 Posisi AP : Posisikan obyek dalam posisi AP ( angkat lengan atas
maksimal setinggi bahu ) dan menempel rata dengan cassette
dan pastikan sudah true AP.
Extermitas bawah
1.Teknik Radiografi Pedis

a. Posisi pasen duduk pada meja pemeriksaan atau pada bangku


dorong sedemikian rupa sehingga badan pasen berada agak jauh
dari berkas sinar guna.

b. Posisi Obyek
 Posisi AP : Posisikan obyek dalam posisi AP ( telapak kaki
nempel rata dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
 Posisi Oblique : Tempelkan telapak kaki rata dengan permukaan
castte, miringkan kaki kearah media
2. Teknik Radiografi Calcaneus

a. Posisi pasen
 Lateral : pase tidur miring pada sisi kaki yang akan diperiksa, kaki
lainnya diletakan sedemikian rupa sehingga ankle joint menempel
rata pada casette ( true lateral )
 Axial : pasen tidur supine, telapak kaki ditarik kearah caudal.
b. Posisi Obyek
 Posisi Lateral : Posisikan obyek dalam posisi Lateral ( ankle
joint ) nempel rata dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
 Posisi Axial : Tempelkan calcaneus rata dengan permukaan castte,
tarik kaki kearah caudal
3. Teknik Radiografi Ankle

a. Posisi pasen : tidur supine diatas meja pemeriksaan


b. b. Posisi Obyek
 Posisi AP : Posisikan obyek dalam posisi AP ( tumit nempel rata
dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
 Posisi Lateral : Tempelkan pergelangan kaki rata dengan
permukaan castte, miringkan kaki kearah laetral, pastikan true
latera
4. Teknik Radiografi Cruris

a. Posisi pasen : tidur supine diatas meja pemeriksaan

b. Posisi Obyek
 Posisi AP : Posisikan obyek dalam posisi AP ( tungkai bawah
nempel rata dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.

c. Posisi Lateral : Tempelkan tungkai bawah nempelrata dengan


permukaan castte, miringkan kaki kearah lateral, pastikan true
lateral
5.Teknik Radiografi Genu

a. Posisi pasen : tidur supine diatas meja pemeriksaan


b. Posisi Obyek
 Posisi AP : Posisikan obyek dalam posisi AP ( Lutut nempel rata
dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
 Posisi Lateral : miringkan pasen pada sisi kaki yang akan diperiksa
tekuk kaki sedemikian rupa sehingga cruris dan femur membentuk
sudut 90 derajat tempelkan Genu rata dengan permukaan castte,
6. Teknik Radiografi Patella ( Sky Line )
 Posisi Pasien : Tidur supine kaki ditekuk sedemikian rupa
sehingga cruris dan femur membentuk sudut 90 derajat.
 Letakan casette ( 18 x 24 Cm ) pada femur sedemikian rupa
sehingga ujung casete lebih tinggi 10 Cm dari genu. Csette
dipegang oleh pasien agar tidak tutun
7.Teknik Radiografi Femur

a. Posisi pasen : tidur supine diatas meja pemeriksaan

b. Posisi Obyek
 Posisi AP : Posisikan obyek dalam posisi AP ( Femur nempel rata
dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
 Posisi Lateral : miringkan pasen pada sisi kaki yang akan
diperiksa, posisikan kaki yang tidak diperiksa sedemikian rupa
sehingga tidak menghalangi obyek
8. Teknik radiografi pelvis

a. Persiapan Pasien
 Tidak memerlukan persiapan kusus, hanya melepas  atau
menyingkirkan benda yang dapat  mengganggu gambaran radiograf.

b. Teknik Pemeriksaan
 Proyeksi AP
Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine

Posisi Objek :  - kaki ekstensi 


                          - atur pelvis pada posisi true AP (Pedis menghadap ke
atas)

                           - atur pelvis pada pertengahan kaset

             
 - kaki dibuka sekitar 20-24 cm, kemudian ujung jempol kaki
disatukan

   - pastikan nantinya tidak ada gambambaran yang terpotong

     Central point (CP) : pertengahan antara SIAS dan simpisis


pubis

     Central Ray (CR)   : vertikal tegak lurus kaset


Kriteria Radiograf   :
 tampak femur proksimal
 - lesser trochanter tampak bebas di bagian medial femur

 - vertebra berada pada pertangahan kaset 

 - foramen obturator simetris


Kelainan radiologi extermitas
LESI PADA TULANG

Foto polos menunjukan kalsifikasi di dalam kavitas medula akibat tumor kondroid
Foto polos sarkoma osteogenik pada humerus. Terdapat lesi yang menunjukan zona
Transisi yang buruk serta terdapat sunbrust
Reaksi periosteum

Abses prodie pada bagian proksimal tibia memperlihatkan reaksi periosteum tebal
Dengan skeloris di sekitranya
Osteoma oesteoid pada corpus tibia dg reaksi periosteum padat tebal
Dan penebalan korteks
Fraktur

Fraktur tidak stabil pada gelang pelvis yang mengenai ramus pubis kanan dan
Kedua ala sacrum
Fraktur pelvis stabil tampak fraktur stelata ala ossis illiaka kiri

Anda mungkin juga menyukai