TRIGGER 1
TUTORIAL 3
Step 1 : clarify unfamiliar terms
1. Uretrografi: pemeriksaan radiologi untuk uretra dengan
menggunakan media kontras positif yang dinjeksikan ke uretra
3. Tidak
Step 4
RADIOLOGI
Ct-scan,uretrografi,
MRI
Kelainan
defenisi indikasi Mekanisme kerja
radiologi
Step 5: define learning obejective
1. Dasar-dasar radiologi
2. Radioanatomi pada sistem urogenital, vertebrae dan
extremitas
defenisi
Indikasi
Mekanisme kerja
Kelainan radiologi
Step 6 :
BELAJAR MANDIRI
Step 7
A. RADIODIAGNOSTIK
B. RADIOTERAPI
11
DASAR – DASAR RADIOLOGI
• RADIODIAGNOSTIK :
1. KONVENTIONAL
A. KONTRAS
B. NON KONTRAS
2. CANGGIH
A. USG
B. CT SCAN
C. INTERVENTIONAL RADIOLOGY
D. KEDOKTERAN NUKLIR
E. MRI 12
RADIOLOGI KONVENTIONAL
NON KONTRAS :
13
RADIOLOGI KONVENTIONAL
JENIS ALAT :
a. Pesawat X – Ray Fixed, Mobile unit
b. Mammografi
c. C-Arm, O-Arm
d. Fluoroscopy
e. Tomografi Konventional
14
RADIOLOGI KONVENTIONAL
KONTRAS :
15
RADIOLOGI CANGGIH
A. USG ( ULTRASONOGRAFI )
16
RADIOLOGI CANGGIH
B. CT SCAN ( COMPUTED TOMOGRAFI SCANNING )
PEMERIKASAAN RADIOLOGI
MENGGUNAKAN SINAR X DENGAN TEHNIK
SCANNING SECARA COMPUTERIZED YANG
DAPAT MENDETEKSI KELAINAN DIDALAM
ORGAN LEBIH DALAM SERTA
PERLUASANNYA
17
RADIOLOGI CANGGIH
• CONTOH : CT SCAN KEPALA, THORAX,
ABDOMEN, PELVIS, EXTREMITAS,
VERTEBRA, LARYNX, NASOPHARYNX, DLL
• TEHNIK :
TANPA KONTRAS MEDIA
DENGAN KONTRAS MEDIA
18
RADIOLOGI CANGGIH
• C. INTERVENTIONAL RADIOLOGY
19
RADIOLOGI CANGGIH
D. KEDOKTERAN NUKLIR
21
RADIOLOGI CANGGIH
22
RADIOLOGI CANGGIH
SPESIFIK, SENSITIF
TAT DAPAT MENDETEKSI TULANG
23
Radioanatomi pada sisitem
urogenital, vertebrae dan
extremitas
Ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh dengan
menggunakan pemeriksaan radiograf
VERTEBRAE
radioanatomi ekstermitas vertebrae – traktus urogenital
CERVICAL
VERTEBRAE THORACAL
LUMBOSACRUM
PELVIS
1. Ilium
2. Bladder
4. Pubic symphysis
5. Iliac crest
7. Iliopubic eminence
8. Acetabular fossa
9. Head of femur
3. Radial tuberosity
4. Radial head
5. Lateral epicondyle
7. Head of ulna
8. Ulna
9. Olecranon
2. Heart
3. Right (acute) margin of heart
4. Diaphragm
5. Trachea
6. Left lung
7. Left (obtuse) margin of heart
8. Apex of Heart
1. Proximal phalanx
2. Sesamoid bones
3. 1st metatarsal
bone
Pemeriksaan radiologi pada sistem
urogenital, vertebrae, dan
extremitas
PENCITRAAN PADA
KELAINAN SISTEM
UROGENITALIA
38
INDIKASI
39
TRAKTUS URINARIUS (TU)
Pemeriksaan-pemeriksaan Radiologi :
1. Ultrasonografi (USG)
2. BNO
3. IVP
4. Uretrosistografi
5. RPG (Retrograde Pyelografi)
6. CT scan
7. Kedokteran nuklir
8. Arteriografi
9. MCU (Micturation cystouretrografi) 40
Dapat menemukan adanya :
Kelainan kongenital : Ectopic Kidney,
Horse Shoe Kidney,Bipelvic,biureter.
Infeksi saluran kemih (ISK) : PNC, Ureteritis, Sistitis
Batu saluran kemih (Urolitiasis) : Nefrolitiasis, ureterolitiasis,
Vesikolitiasis dan Uretrolitiasis
Tumor Ginjal : Tumor Wilm, Neuroblastoma, Tumor
Grawitz
Post Trauma : Ruptur Ginjal/Vesica Urinaria/ Uretra
Refluks
41
USG TR.URINARIUS
Mudah dilakukan
Pasien disuruh tahan kencing
Dengan mudah bisa melihat urolith
batu ureter tidak bisa dilihat langsungyang terlihat
akibatnya (bendungan) pelebaran ureter
(Hidroureter) dan pelebaran sistem pelviokaliseal
( Hidronefrosis)
Tumor Ginjal, Kista Ginjal, Tumor V.U(tumor disekitar
VU) dan Hipertropi prostat.
42
43
44
BNO = BUIK NIER OVERZICHT
KUB = KIDNEY URETER BLADDER
PLAIN PHOTO ABDOMEN = FOTO
IKHTISAR PERUT=FOTO POLOS PERUT
INDIKASI
Mendahului foto IVP atau Foto kolon
Untuk melihat batu berkapur (Kalsifikasi), bayangan mass
intraperitoneal / retroperitoneal /mass ginekologi
45
Persiapan BNO
Usus dibersihkan dengan jalan : laksantia/garam Inggris 30 gr
atau dulcolax 3-4 tablet untuk orang dewasa, kadang-kadang
perlu dulcolax supp atau sejenisnya atau Lavement/klisma
air sabun 12 jam –
1 – 2 jam sebelum pemeriksaan , sementara pasien puasa.
Pasien difoto dalam keadaan berbaring/ AP
46
Hasil BNO yang baik :
● Tidak tampak lagi gas atau sisa-sisa fecal
mass sehingga kontur ginjal, hepar,lien
dan garis psoas jelas kelihatan.
● Bila ada mass atau kalsifikasi dapat
kelihatan .
● Bayangan batu radiopak yang bisa
terlihat .
Penilaian : BNO normal / BNO abnormal
47
48
49
50
IVP =INTRAVENOUS PYELOGRAPHY, PIELOGRAFI INTRA VENA
(PIV)
Syarat :
-Fungsi ginjal (ureum ,kreatinin) normal
-Didahului dengan BNO
-Disuntik IV bahan kontras (Kontras media) yang
mengandung Iodium (Urografin,Ultravist).
-Kemudian diambil foto : 5’bendung; 15’buka;
30’ dan seterusnya, kecuali bila pks belum terlihat 1 jam
(kadang sampai 24 jam.)
51
IVP : melihat fungsi sekresi & ekskresi
- Sekresi-eksresi normal :
5’ kelihatan sistem pelviokaliseal,
15’ sudah terisi ureter dan VU
30’ V.U bertambah banyak.
- Normal ujung kaliks minor bentuk mangkuk (cupping),
bendungan ureter oleh batu -- hidronefrosis dan/ hidro-
ureter.
- Bisa batu di kaliks - Kaliektasis
52
53
54
Macam-macam gambaran urolitiasis, batu VU dan
Hipertropi prostat.
55
56
57
Kelainan yang terlihat pada IVP :
58
59
60
61
62
63
64
Batu berkapur kelihatan pada BNO sebagai kalsifikasi
sedangkan pada IVP biasanya tidak kelihatan lagi, yang
kelihatan tanda-tanda bendungan.
65
URETROSISTOGRAFI
Biasanya dilakukan pada kasus-kasus gangguan miksi
misalnya post trauma atau radang yang menyebabkan ruptur
atau striktur pada uretra. Kontras media dimasukkan dari
bawah, lalu dibuat foto.
66
67
68
69
70
71
72
RETROGRADE PYELOGRAFI(RPG)
Dilakukan bila :
1.Dengan USG,CT tdk dapat dilakukan
1.Non visualisasi satu/dua ginjal setelah IVP
2.Melihat gambaran kaliks sec.terperinci
yang tidak terlihat pada IVP.
3. Melihat lokasi obstruksi setelah IVP.
4.Kalsifikasi di ureter yang tidak terlihat IVP
5.Alergi terhadap kontras.
■ Kontras masuk via kateter yang terpasang melalui sistoskopi..
73
74
CT SCAN
- Dapat melihat parenkim ginjal.
75
76
77
KEDOKTERAN NUKLIR
Terutama pada kasus dengan tanda-tanda gagal ginjal kronik
( CRF) untuk melihat sampai dimana fungsi ginjal terganggu
dengan melihat renogram (pakai kurva)
78
79
ARTERIOGRAFI RENALIS
Dilakukan untuk melihat tumor ganas ginjal sebagai
persiapan operasi
Untuk keperluan transplantasi ginjal, dilakukan
arteriografi renalis untuk donor dan arteriografi
iliakal untuk resepien
Untuk melihat ada tidaknya stenosis arteri renalis
pada kasus yang diduga hipertensi renovaskuler, dan
selanjutnya bisa dilakukan tindakan radiologi
intervensi : Ballooning dan/ Stenting
80
81
82
83
84
MCU (Micturation Cystouretrografi)
Dilakukan pada pasien ISK berulang-ulang.
Masukkan kontras sampai VU penuhmiksi foto lihat
ureter (bendungan / tidak)
85
86
87
88
89
Vertebra
X foto konvensional : posisi AP-LATERAL
CT SCAN
MRI
sekuen T1WI, T2WI
90
X foto Konvensional
Evaluasi x foto konvensional :
Alignment
Kurvatura
Struktur tulang. Lesi litik/sklerotik
Fraktur
Penyempitan diskus intervertebralis
91
Vertebra Cervical posisi AP
92
Vertebra Lumbal posisi AP
93
Vertebra Lumbal posisi Lateral
94
Vertebra Lumbal posisi obliq
95
MRI
Evaluasi MRI :
Alignment
Kurvatura
Struktur tulang. Lesi litik/sklerotik
Fraktur
Penyempitan diskus intervertebralis
Bulging/protrusio/extrusio/sequestrasi diskus
Penekanan radix neuralis
Stenosis canalis spinalis
Medulla spinalis
Ligamentum : longitudinal ant-post dan flavum
96
MRI Cervical potongan sagital
97
MRI Thoracal potongan sagital
98
MRI Lumbal potongan sagital
99
MRI lumbal potongan axial
100
Lateral Chest X-Ray
1. Diaphragm
2. Sternum
3. Heart
4. Lung
Chest X-Ray
1. Right Lung
2. Heart
4. Diaphragm
5. Trachea
6. Left lung
8. Apex of Heart
Pelvis
1. Ilium
2. Bladder
4. Pubic symphysis
5. Iliac crest
7. Iliopubic eminence
8. Acetabular fossa
9. Head of femur
2. Ekstremitas atas :
a. Absen tulang : hemipelia distal
Phacomelia proksimal
b. Synostosis Radius & Ulna
c. Tangan :
Brachyphalangea ( pendek )
Brachydactili (metacarpal pendek)
Tubular bone panjang
Polydactyli
3. Pelvis :
Nargle & Robert pelvis :
a. Satu sayap sacrum absen
b. Robert = Nagle bilateral
Iliac Horns Prossesus menonjol kearah
dorsal dr permukaan sayap ilium
Teknik radiografi pada extermitas
extermitas atas
1. Teknik radiografi cubiti
a. Posisi Pasen
Pasen duduk tegak menyamping meja pemeriksaan, dengan obyek
yang akan diperiksa
diletakkan di atas cassette ( ukuran 18 x 24 Cm )
b. Posisi Obyek
Posis PA : Posisikan obyek dalam posisi PA sedemikian rupa sehingga obyek
menempel rata
dengan cassette dan pastikan sudah true PA.
Posisi Lat : Tekuk jari-jari yang tidak sakit sehingga bebas dari overlapping
dengan jari yang
lain, bila perlu pakai ganjalan, pastikan sudah dalam posisi true latera
2.Teknik Radiografi Manus
a. Posisi Pasen
Pasen duduk tegak menyamping meja pemeriksaan, dengan obyek yang
akan diperiksa
diletakkan di atas cassette ( ukuran 24 x 30 Cm )
b. Posisi Obyek
Posis PA : Posisikan obyek dalam posisi PA sedemikian rupa sehingga
obyek menempel rata
dengan cassette dan pastikan sudah true PA.
Posisi Lat : Tekuk jari-jari sedemikian rupa sehingga jari bebas dari
overlapping dengan jari
yang lain, bila perlu pakai ganjalan, pastikan sudah dalam posisi true
lateral
3. Teknik Radiografi Antebrachii
a. Posisi Pasen
Pasen duduk tegak menyamping meja pemeriksaan, dengan
obyek yang akan diperiksa
diletakkan di atas cassette ( ukuran 24 x 30 Cm )
b. Posisi Obyek
Posisi PA : Posisikan obyek dalam posisi AP sedemikian rupa
sehingga obyek menempel rata
dengan cassette dan pastikan sudah true PA.
Posisi Lat : Tekuk siku dan rendahkan bahu sedemikian rupa
sehingga di pastikan sudah dalam
posisi true latera
4. Teknik Radiografi Antebrachii
a. Posisi Pasen
Pasen duduk tegak menyamping meja pemeriksaan, dengan
obyek yang akan diperiksa
diletakkan di atas cassette ( ukuran 24 x 30 Cm )
b. Posisi Obyek
Posisi PA : Posisikan obyek dalam posisi AP sedemikian rupa
sehingga obyek menempel rata
dengan cassette dan pastikan sudah true PA.
Posisi Lat : Tekuk siku dan rendahkan bahu sedemikian rupa
sehingga di pastikan sudah dalam
posisi true lateral
5.Teknik Radiografi Humerus
a. Posisi Pasen
Pasen supine di atas meja pemeriksaan, dengan obyek yang akan
diperiksa diletakkan di atas
cassette ( ukuran 24 x 30 Cm )
b. Posisi Obyek
Posisi AP : Posisikan obyek dalam posisi AP ( putar lengan atas
maksimal kearah lateral
sedemikian rupa sehingga telpak tangan menghadap keatas )
menempel rata dengan cassette
dan pastikan sudah true PA.
Posisi Lat : Posisikan obyek dalam posisi Lateral ( putar
lengan atas secara maksimal
sedemikian rupa sehingga telapak tangan menhadap kearah
lateral ) dan pastikan sudah dalam
posisi true latera
6.Teknik Radiografi Scapula.
a. Posisi Pasen
b. Posisi Obyek
Posisi PA : Posisikan obyek dalam posisi AP, angkat lengan atas
sedemikian rupa sehingga lurus dengan bahu.
a. Posisi Pasen
b. Posisi Obyek
Posisi AP : Posisikan obyek dalam posisi AP ( angkat lengan atas
maksimal setinggi bahu ) dan menempel rata dengan cassette
dan pastikan sudah true AP.
Extermitas bawah
1.Teknik Radiografi Pedis
b. Posisi Obyek
Posisi AP : Posisikan obyek dalam posisi AP ( telapak kaki
nempel rata dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
Posisi Oblique : Tempelkan telapak kaki rata dengan permukaan
castte, miringkan kaki kearah media
2. Teknik Radiografi Calcaneus
a. Posisi pasen
Lateral : pase tidur miring pada sisi kaki yang akan diperiksa, kaki
lainnya diletakan sedemikian rupa sehingga ankle joint menempel
rata pada casette ( true lateral )
Axial : pasen tidur supine, telapak kaki ditarik kearah caudal.
b. Posisi Obyek
Posisi Lateral : Posisikan obyek dalam posisi Lateral ( ankle
joint ) nempel rata dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
Posisi Axial : Tempelkan calcaneus rata dengan permukaan castte,
tarik kaki kearah caudal
3. Teknik Radiografi Ankle
b. Posisi Obyek
Posisi AP : Posisikan obyek dalam posisi AP ( tungkai bawah
nempel rata dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
b. Posisi Obyek
Posisi AP : Posisikan obyek dalam posisi AP ( Femur nempel rata
dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
Posisi Lateral : miringkan pasen pada sisi kaki yang akan
diperiksa, posisikan kaki yang tidak diperiksa sedemikian rupa
sehingga tidak menghalangi obyek
8. Teknik radiografi pelvis
a. Persiapan Pasien
Tidak memerlukan persiapan kusus, hanya melepas atau
menyingkirkan benda yang dapat mengganggu gambaran radiograf.
b. Teknik Pemeriksaan
Proyeksi AP
Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine
- kaki dibuka sekitar 20-24 cm, kemudian ujung jempol kaki
disatukan
Foto polos menunjukan kalsifikasi di dalam kavitas medula akibat tumor kondroid
Foto polos sarkoma osteogenik pada humerus. Terdapat lesi yang menunjukan zona
Transisi yang buruk serta terdapat sunbrust
Reaksi periosteum
Abses prodie pada bagian proksimal tibia memperlihatkan reaksi periosteum tebal
Dengan skeloris di sekitranya
Osteoma oesteoid pada corpus tibia dg reaksi periosteum padat tebal
Dan penebalan korteks
Fraktur
Fraktur tidak stabil pada gelang pelvis yang mengenai ramus pubis kanan dan
Kedua ala sacrum
Fraktur pelvis stabil tampak fraktur stelata ala ossis illiaka kiri