Anda di halaman 1dari 13

Studi Eksperimen Penggunaan Kolimator Pada Pesawat Sinar-X Mobile di Rumah

Sakit Islam Faisal Makassar


Ayu Larasati1, Bualkar Abdullah, dan Bidayatul Armynah
1
Jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Hasanuddin

Experimental Studies Using A Collimator Mobile X-Ray Plane at Faisal Islamic


Hospital Makassar
Ayu Larasati1, Bualkar Abdullah, and Bidayatul Armynah
1
Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Science
Hasanuddin University

Abstrak. Telah dilakukan penelitian tentang studi eksperimen penggunaan kolimator pada
pesawat sinar-X mobile di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Pada penelitian ini, penulis
mengukur densitas celah (shutter) pada film radiografi dengan variasi tegangan tabung ( 60
kV, 80 kV dan 90 kV) dan variasi arus tabung (2,5 mAs dan 18 mAs) dengan menggunakan
densitometer, mengukur paparan radiasi celah (shutter) secara langsung dengan variasi
tegangan tabung ( 60 kV, 80 kV dan 90 kV) dan variasi arus tabung (2,5 mAs dan 18 mAs)
dengan menggunakan surveymeter, dan mengukur kuat cahaya lampu kolimator pesawat
sinar-X mobile secara langsung dengan menggunakan luxmeter, dengan tujuan menentukan
efisiensi celah (shutter) melalui film radiografi, menentukan paparan radiasi yang aman bagi
pekerja radiasi berdasarkan faktor eksposi dan menentukan tingkat cahaya lampu kolimator
pesawat sinar-X mobile. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya celah (shutter) pada
diafragma vertikal dan horizontal yang tergambar pada film radiografi adanya penghitaman
pada film radiografi maka celah (shutter) kolimator pesawat sinar-X tidak efisien. Nilai
paparan radiasi yang tidak aman bagi pekerja radiasi ditunjukkan pada penggunaan variasi kV
(60 kV, 80 kV dan 90 kV) dan variasi mAs (2,5 mAs dan 18 mAs) pada diafragma vertikal,
penggunaan variasi 90 kV dan variasi mAs pada diafragma horizontal, penggunaan 60 kV, 80
kV dan 16 mAs padadiafragma horizontal, penggunaan 80 kVdan 16 mAs pada diafragma
tertutup keduanya yang masing-masing menghasilkan nilai paparan radiasi di atas 10 μSv/jam.
Tingkat iluminasi lampu kolimator yang di hasilkan 156,63 lux.
Kata kunci : Celah (shutter), Densitometer,FaktorEksposi, Lux meter, Pesawat Sinar-X
Mobile, Surveymeter.

Abstract. Research on experimental studies using a collimator mobile x-ray plane at Faisal
Islamic Hospital Makassar. In this research, the authors measured the density of the gap
(shutter) on radiographic film with the variation of tube voltage (60 kV , 80 kV , 90 kV) and
variation tube flows (2.5 mAsand 18 mAs) using a densitometer, measured the gap radiation
exposure (shutter) directly with the variation in tube voltage (60 kV , 80 kV , 90 kV) and
variation in tube flows (2.5 mAs and 18 mAs) using surveymeter and strong measure of light
collimatormobile X-ray planedirectly by using luxmeter, with the aim of determining the
efficiency gap (shutter) through radiographic films, determine the safe radiation exposure for
workers based on factors ekspose radiation and determine the level of light collimator mobile
x-ray plane. The results of this study showed a gap (shutter) on the vertical and horizontal
diaphragm depicyed on the radiograph, the presence of radiographic film blackening on the
gap (shutter ) collimator mobile X-ray planeinefficient.Value of safe radiation exposure for
radiation workers is shown the variation usage kV (60 kV , 80 kV , 90 kV) and mAs variation
(2.5 mAsand 18 mAs) at a vertical diaphragm, the variation usage 90 kV and mAs variation
on the horizontal diaphragm, the use of 60 kV, 80 kV and 16 mAs on a horizontal diaphragm,
the use of 80 kV and 16 mAs in both the diaphragm closed each produces radiation exposure
values above 10 μSv/ h. Collimator light illumination level that produced 156.63 lux.
Keywords : Gap (shutter), Densitometer, Eksposure Factor, Lux meter, X-rays Mobile,
Surveymeter.
Pendahuluan ditentukan. Pergeseran tersebut seharusnya
Perkembangan kesehatan sampai saat ini terdeteksi sehingga dapat diatur kembali
telah berkembang dengan pesat, namun seperti semula sesuai dengan nilai standar.
masih banyak hal yang perlu dibenahi Banyak macam cara untuk mendeteksi
terutama dalam menghadapi desentralisasi pergeseran nilai standar peralatan
dan globalisasi saat ini. Salah satu upaya radiografi, salah satunya dengan
yang merupakan prioritas utama adalah menerapkan metode kendali mutu (Quality
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, Control).
yang berkesinambungan akan Kegiatan kendali mutu (Quality Control)
meningkatkan efisiensi pelayanan untuk pesawat sinar-X untuk pengujian
kesehatan, yang pada akhirnya akan terhadap tabung kolimasi terdiri atas tiga
berdampak pada peningkatan kualitas kegiatan pengujian yaitu uji efisiensi celah
hidup individu dan derajat kesehatan (shutter) kolimator, uji iluminasi lampu
masyarakat..[1] kolimator dan uji kesamaan berkas cahaya
Pemeriksaan radiologi merupakan salah kolimator. Dimana untuk uji kesamaan
satu layanan kepada pasien di bidang berkas cahaya kolimator telah diteliti oleh
medis yang sangat penting untuk Andi Pasinringi.[2]
menegakkan diagnosa suatu penyakit dan Pengujian efisiensi celah (shutter)
sebagai terapi suatu penyakit. Hasil kolimator dilakukan untuk keamanan
kualitas citra radiografi yang baik radiasi pada saat muatan kapasitor pada
mempunyai peranan yang sangat penting mobile unit atau pada saat pemanasan
dalam penegakan diagnosa suatu penyakit, pesawat dengan eksposi. Berdasarkan
kualitas citra radiografi yang bagus sangat Menteri Kesehatan RI No. 125 tahun 2009
tergantung pada beberapa faktor antara jika shutter berfungsi dengan
lain: faktor peralatan (unit X-ray, kaset, efisien/efektif maka pada film tidak ada
dan processing film), faktor teknik dan efek kebocoran radiasi/penghitaman film,
faktor sumber daya manusia serta pasien. sedangkan uji illuminensi lampu pada
Radiasi yang digunakan di radiologi di kolimator untuk memastikan lampu
samping bermanfaat untuk membantu kolimator mempunyai kuat cahaya atau
menegakkan diagnosis, juga dapat tingkat kecerahan yang cukup untuk
menimbulkan bahaya bagi pekerja radiasi, menunjukkan bidang berkas sinar-X dan
bahaya radiasi tersebut ditentukan oleh secara mudah terlihat di bawah kondisi
besarnya radiasi, jarak dari sumber dan ada pencahayaan ruangan berdasarkan Menteri
tidaknya pelindung radiasi. Salah satu Kesehatan RI No. 125 tahun 2009. Tingkat
upaya untuk melindungi pekerja radiasi iluminasi dari lampu kolimator tidak boleh
dari ancaman bahaya radiasi dapat kurang dari 100 lux pada jarak fokus –
dilakukan dengan menggunakan pesawat film 100 cm.[1]
radiasi yang memenuhi persyaratan Penelitian ini dilakukan dengan
keamanan radiasi. menentukan hubungan antara celah
Untuk menjamin agar tetap pada (shutter) dengan densitas film radiografi
penilaiannya, salah satu caranya adalah menggunakan densitometer, kemudian
dengan menerapkan metode kendali mutu menentukan hubungan antara celah
(Quality Control). Dengan demikian akan (shutter) dengan nilai paparan radiasi
didapatkan hasil diagnosis yang optimal. dengan menggunakan surveymeter. Untuk
Penggunaan peralatan radiografi yang uji iluminasi lampu kolimator pesawat
digunakan berkali-kali selama kurun sinar-X dengan menggunakan lux meter
waktu yang lama dan jumlah permintaan untuk mengetahui kuat cahaya lampu
foto yang banyak, maka tidak menutup kolimator.
kemungkinan alat tersebut mengalami
pergeseran dari nilai standar yang telah Tinjauan Pustaka
Pesawat Sinar-X Interaksi yang terjadi ketika sinar-X
Pesawat sinar-X adalah pesawat yang melewati suatu bahan, yaitu :
menghasilkan gelombang elektromagnetik a. Efek fotolistrik
frekuensi tinggi untuk digunakan dalam Ketika radiasi elektromagnetik datang
diagnostik atau terapi. Pesawat sinar-X pada suatu permukaan logam tertentu,
digunakan untuk melakukan diagnosis elektron mungkin dikeluarkan dari
medis dengan menggunakan sinar-X, logam. Sebuah foton dengan energi hf
sinar-X yang dipancarkan dari tabung mengenai bahan tersebut dan diserap
diarahkan pada bagian tubuh yang oleh elektron. Jika energi yang tersedia
didiagnosis. Berkas sinar-X tersebut akan cukup, elektron tersebut akan naik
menembus bagian tubuh dan akan hingga ke permukaan dan dilepaskan
ditangkap oleh film, sehingga akan 1 2
dengan suatu energi kinetik m v .
terbentuk gambar dari bagian tubuh yang 2
disinari.Sebelum pengoperasian pesawat
sinar-X perlu dilakukan setting parameter
untuk mendapatkan sinar-X yang
dikehendaki. Parameter-parameter tersebut
adalah tegangan tabung (kV), arus tabung
(mA) dan waktu paparan (s).[3]

Produksi Sinar-X
Dalam tabung sinar-X terdapat dua diode
yaitu katoda dan anoda dengan katoda
bermuatan negatif dan anoda bermuatan
Gambar 2. Skema Efek Fotolistrik [5]
positif.

Oleh karenanya, persamaan fotolistrik


Einstein adalah :
1
m v 2max =hf −ϕ (II.1)
2
elektron yang terlepas dapat
Energi dari
diperoleh dengan menentukan berapa beda
potensial yang harus diberikan untuk
menghentikan gerakannya, maka
Gambar 1. Susunan dalam Tabung Sinar-X [4] 1
Kemudian antara katoda dengan anoda m v 2=e V s
2 . Untuk sebagian besar
diberi beda potensial yang sangat tinggi,
minimal 40 kV (40.000 volt), sehingga elektron:
elektron yang berada di katoda bergerak hf −ϕ = e V s. (II.2)
dengan sangat cepat menuju anoda. V
Dimana S disebut potensial henti.
Kejadian eksitasi dan kembali keposisi
Sinar-X dengan mudah akan
semula akan menyebabkan panas pada
mengeluarkan fotoelektron.
anoda di tabung sinar-X. Secara umum
lebih dari 99% energi dari proyektil
Karena E  m c  p c , jika
2 2 2 2 2
m  0,
elektron ini diubah menjadi energi panas
dan kurang dari 1% yang berubah menjadi maka E=pc , karena E  hf
sinar-X.[4]
h
Interaksi Sinar-X dengan Materi p
 [7]
(II.3)
Dengan : p adalah momentum foton ( dipindah- pindahkan (gambar
kg m/ s) II.4.b).[8]
h adalah konstanta Planch (h =
6,64 × 10−34)
λ adalah panjang gelombang (m)
b. Hamburan Compton
Jika sebuah foton dengan panjang
gelombang awal λ 1 bertumbukan Gambar 4. Pesawat Sinar-X (a) Jenis Mobile (b) Jenis
Fixed [6]
dengan elektron diam dengan massa m 0
yang bebas dan dihamburkan dengan Kolimator
sudut  , maka panjang gelombang Kolimator adalah alat pembatas radiasi
foton yang terhambur meningkat yang umumnya digunakan pada radiografi
menjadi λ 2dimana : yang terdiri dari dua set penutup (shutter)
h timbal yang saling berhadapan dan
2  1  (1  cos  )
m0 c bergerak dengan arah berlawanan secara
(II.4)
berpasangan.
Dengan : λ 1 adalah panjang gelombang
foton sebelum tumbukan (m)
λ 2 adalah panjang gelombang foton
setelah tumbukan (m ¿
h adalah konstanta Planch
−34
(h=6,64 ×10 J . s )
Gambar 5. Bagian-Bagian Kolimator[7]
c adalah kecepatan cahaya ¿
θadalah sudut menyimpang foton Fungsi pembatas kolimator yaitu untuk
hamburan (derajat atau radian) meminimalkan paparan radiasi yang
diterima oleh pasien dan untuk
mengurangi radiasi hambur. [11]
Iluminasi Lampu Kolimator
Dalam instalasi, suatu kuat penerangan
atau iluminasi merupakan suatu ukuran
dari cahaya yang jatuh pada suatu bidang
permukaan. Satuan iluminasi sesuai
Gambar 3. Hamburan Compton [6] dengan satuan internasional (SI) adalah lux
(lx).
Klasifikasi Pesawat Sinar-X Sinar-X tidak dapat terlihat maka dengan
Berdasarkan Cara Penempatan menggunakan cahaya tampak yang
1. Pesawat sinar-X portable diproyeksikan seperti arah dan luas sinar-
Pesawat sinar-X portable adalah X agar mata kita dapat melihat dengan
pesawat sinar-X yang dapat nyaman seberapa luas sinar-X yang keluar
dipindah-pindahkan. Contoh: dari tabung dan akan dimanfaatkan untuk
pesawat sinar-X jenis mobile pemeriksaan.[8]
(gambar II.4.a ). Densitas
2. Pesawat sinar-X fixed Densitas adalah derajat kehitaman pada
Pesawat sinar-X fixed adalah film radiografi, pada dasarnya film sudah
pesawat sinar-X yang tidak dapat memiliki densitas dasar sebesar 0,05. Nilai
densitas atau optical density (OD) 1. Pemanasan tabung
dirumuskan sebagai berikut : (warm up) pesawat sinar-X
I0 2. Tempatkan kaset di atas
OD = Log ( ) Q meja pemeriksaan pada jarak 1 m
It
(II.5) dari fokus tabung sinar-X
Dengan : Io adalah intensitas sinar-X 3. Atur eksposi dengan
sebelum menembus materi penggunaan variasi tegangan (60
It adalah intensitas sinar-X setelah kV, 80 kV dan 90 kV) dan variasi
menembus materi arus tabung (2,5 mAs dan 16 mAs)
dan lakukan eksposi dengan salah
satu sisi shutter kolimator dalam
keadaan tertutup rapat dan
pengaturan sisi shutter kolimator
lainnya dalam keadaan terbuka
penuh
Gambar 6. Skema Pembentukan Nilai Densitas[9]
4. Lakukan prosedur yang
serupa sebagaimana butir 3 di atas
Faktor Eksposi tetapi pengaturan sisi shutter
Faktor eksposi adalah faktor dalam yang kolimator yang tadinya tertutup
mengontrol karakteristik foton sinar-X sebaliknya dibuka penuh dan
dalam aspek kuantitas, kualitas dan durasi seterusnya
dalam pembuatan radiograf. 5. Melakukan pencucian
film
Tegangan Tabung Pesawat Sinar-X 6. Mengukur densitas film
Tegangan tabung dengan satuan tanpa eksposi dan film yang
kilovoltage adalah beda potensial antara dieksposi
kutup anoda dan katoda.
Pengaturan tegangan tabung pada Adapun prosedur penelitian paparan
pembuatan radiograf mengontrol nilai radiasi pada celah (shutter) yang dilakukan
kontras radiograf. Makin tinggi pemilihan sebagai berikut :
nilai tegangan tabung (kV) maka nilai 1. Pemanasan tabung (warm up)
kontras yang dihasilkan makin turun. pesawat sinar-X
Arus Tabung Pesawat Sinar-X 2. Tempatkan surveymeter di atas
Arus tabung satuannya adalah milliampere meja pemeriksaan pada jarak 1 m
(mA) merupakan besarnya arus listrik dari fokus tabung sinar-X
antara anoda dan katoda. Arus tabung yang 3. Atur eksposi dengan penggunaan
menentukan jumlah atau kuantitas sinar-X variasi tegangan (60 kV, 80 kV,
oleh tabung roentgen. Nilai mA dipilih dan 90 kV) dan variasi arus tabung
mengontrol nilai kehitaman film yang (2,5 mAs dan 16 mAs) dan lakukan
dihasilkan agar selalu dalam rentang eksposi dengan salah satu sisi
densitas guna (0,25-2,0). [9] shutter kolimator dalam keadaan
tertutup rapat dan pengaturan sisi
Metode Penelitian shutter kolimator lainnya dalam
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan keadaan terbuka penuh
Februari-Maret 2014 di Rumah Sakit Islam 4. Lakukan prosedur yang serupa
Faisal Makassar. sebagaimana butir 3 di atas tetapi
Adapun prosedur penelitian untuk uji pengaturan sisi shutter kolimator
efisiensi celah (shutter) yang dilakukan yang tadinya tertutup sebaliknya di
sebagai berikut : buka penuh dan seterusnya
5. Mencatat hasil penelitian
Adapun prosedur penelitian untuk uji Kurva Pengukuran Nilai Densitas
iluminasi lampu kolimator yang dilakukan dengan Variasi kV
sebagai berikut:
1. Tempatkan lux meter
100 cm dari fokus tabung sinar-X 2.2
2. Ukur kuat cahaya lampu

Densitas
ruangan 1.2
3. Nyalakan berkas cahaya
pada kolimator dengan area kira- 0.2
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
kira 25 cm x 25 cm
4. Lakukan pengukuran Tegangan (kV)
berkas cahaya dengan
menggunakan lux meter
Gambar 7 Kurva Nilai Densitas Diafragma Vertikal
5. Catat hasil pengukuran dengan Variasi kV dan 2,5 mAs
Gambar 7 memperlihatkan pengukuran
Pembahasan nilai densitas film radiografi dengan
Pesawat sinar-X yang digunakan dalam diafragma vertikal kolimator pesawat
pengukuran ini adalah pesawat sinar-X sinar-X mobile dengan variasi kV dan
mobile merk Hitachi dengan model : sinus mAs tetap yaitu 2,5 mAs, nilai densitas
130 HP yang berada di Instalasi Radiologi tertinggi terdapat pada pengukuran nilai
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. densitas film radiografi dengan
Pesawat ini dapat digunakan untuk penggunaan 90 kV yaitu sebesar 2,895
pemeriksaan general radiography baik sedangkan nilai densitas terendah terdapat
untuk konvensional maupun pemeriksaan pada pengukuran nilai densitas film
dengan bahan kontras. radiografi dengan penggunaan 60 kV
Untuk uji celah (shutter) kolimator, yaitu sebesar 0,254.
pengukuran densitas dilakukan dengan
2
menggunakan film radiografi dengan
Densitas

variasi faktor eksposi tegangan tabung (60 1


kV, 80 kV dan 90 kV) dan arus tabung (16
mAs dan 2,5 mAs) pengukuran dilakukan 0
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
sebanyak 5 (lima) kali dan pengukuran
Tegangan (kV)
paparan radiasi dilakukan sebanyak 5
(lima) kali menggunakan surveymeter.
Untuk uji iluminasi lampu kolimator,
pengukuran dilakukan sebanyak 8 Gambar 8. Kurva Nilai Densitas Diafragma Horizontal
(delapan) kali menggunakan lux meter. dengan Variasi kV dan 2,5 mAs
Adapun hasil pengukuran densitas, Gambar 8 memperlihatkan pengukuran
paparan radiasi dan iluminasi lampu nilai densitas film radiografi dengan
kolimator pada pesawat sinar-X mobile diafragma horizontal kolimator pesawat
yang diuraikan dalam bentuk tabel dan sinar-X mobile dengan variasi kV dan
kurva. mAs tetap yaitu 2,5 mAs, nilai densitas
tertinggi terdapat pada pengukuran film
radiografi dengan penggunaan 90 kV yaitu
sebesar 1,802 sedangkan nilai densitas
terendah terdapat pada pengukuran nilai
densitas film radiografi dengan
penggunaan 60 kV yaitu sebesar 0,1432.
1 3
0.8
2

Densitas
Densitas 0.6
0.4 1
0.2
0 0
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95100 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
Tegangan (kV) Tegangan (kV)

Gambar 9. Kurva Nilai Densitas Diafragma Tertutup


Keduanya Gambar 11. Kurva Nilai Densitas Diafragma Horizontal
dengan Variasi kV dan 2,5 mAs dengan Variasi kV dan 16 mAs
Gambar 9 memperlihatkan pengukuran Gambar 11 memperlihatkan pengukuran
nilai densitas film radiografi dengan nilai densitas film radiografi dengan
diafragma tertutup keduanya pada diafragma horizontal kolimator pesawat
kolimator pesawat sinar-X mobile dengan sinar-X mobile dengan variasi kV dan
variasi kV dan mAs tetap yaitu 2,5 mAs, mAs tetap yaitu 16 mAs, nilai densitas
nilai densitas tertinggi terdapat pada tertinggi terdapat pada pengukuran film
pengukuran film radiografi dengan radiografi dengan penggunaan 90 kV yaitu
penggunaan 90 kV yaitu sebesar 0,842 sebesar 2,449 sedangkan nilai densitas
sedangkan nilai densitas terendah terdapat terendah terdapat pada pengukuran nilai
pada pengukuran nilai densitas film densitas film radiografi dengan
radiografi dengan penggunaan 60 kV yaitu penggunaan 60 kV yaitu sebesar 0,3008.
sebesar 0,106.
3 1
Densitas

2
Densitas

1 0.5

0
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 0
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
Tegangan (kV)
Tegangan (kV)

Gambar 10. Kurva Nilai Densitas Diafragma Vertikal Gambar 12. Kurva Nilai Densitas Diafragma Tertutup
dengan Variasi kV dan 16 mAs Keduanya
dengan Variasi kV dan 16 mAs
Gambar 10 memperlihatkan pengukuran
Gambar 12 memperlihatkan pengukuran
nilai densitas film radiografi dengan
nilai densitas film radiografi dengan
diafragma vertikal kolimator pesawat
diafragma tertutup keduanya pada
sinar-X mobile dengan variasi kV dan
kolimator pesawat sinar-X mobile dengan
mAs tetap yaitu 16 mAs, nilai densitas
variasi kV dan mAs tetap yaitu 16 mAs,
tertinggi terdapat pada pengukuran nilai
nilai densitas tertinggi terdapat pada
densitas film radiografi dengan
pengukuran film radiografi dengan
penggunaan 90 kV yaitu sebesar 3,207
penggunaan 90 kV yaitu sebesar 1,034
sedangkan nilai densitas terendah terdapat
sedangkan nilai densitas terendah terdapat
pada pengukuran nilai densitas film
pada pengukuran nilai densitas film
radiografi dengan penggunaan 60 kV yaitu
radiografi dengan penggunaan 60 kV yaitu
sebesar 0,986.
sebesar 0,1908.
Berdasarkan gambar 7 sampai dengan
gambar 12 terlihat bahwa bagian
diafragma vertikal dari kolimator pesawat
sinar-X mobile menghasilkan nilai densitas
yang lebih besar jika dibandingkan dengan
diafragma horizontal maupun diafragma dengan variasi kV dan mAs tetap yaitu 2,5
tertutup keduanya, pengukuran nilai mAs, nilai paparan radiasi tertinggi
densitas tersebut diawali pada pengujian terdapat pada pengukuran dengan
diafragma vertikal dengan menggunakan penggunaan 90 kV yaitu sebesar 573,4
60 kV, 80 kV, 90 kV dan kemudian diikuti μSv/jam sedangkan nilai paparan radiasi
oleh diafragma horizontal dan diafragma terendah terdapat pada pengukuran dengan
tertutup keduanya, yang secara berturut- penggunaan 60 kV yaitu sebesar 123,4
turut nilai densitasnya mengalami μSv/jam dan hubungan tegangan tabung
penurunan, ini disebabkan karena (kV) terhadap paparan radiasi
diafragma vertikal ketika dilakukan menghampiri garis linear dengan nilai
penutupan antara lempengan timbal bagian korelasi 0,889.
kanan dan bagian kiri tidak tertutup rapat

Paparan radiasi (μSv/jam)


sehingga terdapat celah diantara kedua 20
f(x) = 0.69 x − 42.69
lempengan timbal tersebut, dengan adanya 10 R² = 0.89
celah yang tergambar pada film radiografi
menghasilkan nilai densitas yang terukur 0
dengan densitometer. 50 60 70 80 90 10
0
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. Tegangan ( kV)
1250 Tahun 2009, bahwa celah (shutter)
kolimator dikatakan efisien apabila pada
Gambar 14. Kurva Nilai Paparan Radiasi Diafragma
film radiografi tidak terdapat efek Horizontal
kebocoran radiasi atau penghitaman film.[1] dengan Variasi kV dan 2,5 mAs
Nilai densitas ditunjukkan pada film Gambar 14 memperlihatkan pengukuran
radiografi dengan celah diafragma vertikal nilai paparan radiasi pada diafragma
dengan variasi kV dan variasi mAs, celah horizontal kolimator pesawat sinar-X
diafragma horizontal dengan 90 kV dan mobile dengan variasi kV dan mAs tetap
2,5 mAs, diafragma horizontal dengan 80 yaitu 2,5 mAs, nilai paparan radiasi
kV, 90 kV dan 16 mAs sedangkan untuk tertinggi terdapat pada pengukuran dengan
diafragma tertutup keduanya tidak terdapat penggunaan 90 kV yaitu sebesar 22,18
celah penghitaman pada film radiografii μSv/jam sedangkan nilai paparan radiasi
namun memiliki nilai densitas yang terendah terdapat pada pengukuran dengan
terukur menggunakan densitometer. penggunaan 60 kV yaitu sebesar 0,1009
μSv/jam dan hubungan tegangan tabung
Kurva Pengukuran Nilai Paparan (kV) terhadap paparan radiasi
Radiasi dengan Variasi kV menghampiri garis linear dengan nilai
korelasi 0,945
Paparan radiasi (μSv/jam)

650
Paparan radiasi (μSv/jam)

450 15
f(x) = 13.65 x − 736.19
250 R² = 0.79 10 f(x) = 0.44 x − 27.48
R² = 0.77
5
50
40 50 60 70 80 90 100 0
Tegangan ( kV) 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
Tegangan ( kV)
Gambar 13. Kurva Nilai Paparan Radiasi Diafragma
Vertikal Gambar 15. Kurva Nilai Paparan Radiasi Diafragma
dengan Variasi kV dan 2,5 mAs Tertutup Keduanya
dengan Variasi kV dan 2,5 mAs
Gambar 13 memperlihatkan pengukuran
nilai paparan radiasi pada diafragma Gambar 15 memperlihatkan pengukuran
vertikal kolimator pesawat sinar-X mobile nilai paparan radiasi pada diafragma
tertutup keduanya pada kolimator pesawat Gambar 17 memperlihatkan pengukuran
sinar-X mobile dengan variasi kV dan nilai paparan radiasi pada diafragma
mAs tetap yaitu 2,5 mAs, nilai paparan horizontal kolimator pesawat sinar-X
radiasi tertinggi terdapat pada pengukuran mobile dengan variasi kV dan mAs tetap
dengan penggunaan 90 kV yaitu sebesar yaitu 16 mAs, nilai paparan radiasi
14,46 μSv/jam sedangkan nilai paparan tertinggi terdapat pada pengukuran dengan
radiasi terendah terdapat pada pengukuran penggunaan 90 kV yaitu sebesar 176,1
dengan penggunaan 60 kV yaitu sebesar μSv/jam sedangkan nilai paparan radiasi
0,017 μSv/jam dan hubungan tegangan terendah terdapat pada pengukuran dengan
tabung (kV) terhadap paparan radiasi penggunaan 60 kV yaitu sebesar 15,56
menghampiri garis linear dengan nilai μSv/jam dan hubungan tegangan tabung
korelasi 0,875. (kV) terhadap paparan radiasi
menghampiri garis linear dengan nilai
Paparan radiasi (μSv/jam)

4030
f(x) = 88.81 x − 4208.43 korelasi 0,973.
2030 R² = 1

Paparan radiasi (μSv/jam)


155
30 105
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
f(x) = 3.02 x − 175.54
Tegangan ( kV) 55 R² = 0.99

5
Gambar 16. Kurva Nilai Paparan Radiasi Diafragma 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
Vertikal
dengan Variasi kV dan 16 mAs
Tegangan ( kV)

Gambar 16 memperlihatkan pengukuran Gambar 18. Kurva Nilai Paparan Radiasi Diafragma
Tertutup Keduanya dengan Variasi kV dan 16 mAs
nilai paparan radiasi pada diafragma
vertikal kolimator pesawat sinar-X mobile Gambar 18 memperlihatkan pengukuran
dengan variasi kV dan mAs tetap yaitu 16 nilai paparan radiasi pada diafragma
mAs, nilai paparan radiasi tertinggi tertutup keduanya pada kolimator pesawat
terdapat pada pengukuran dengan sinar-X mobile dengan variasi kV dan
penggunaan 90 kV yaitu sebesar 3732 mAs tetap yaitu 16 mAs, nilai paparan
μSv/jam sedangkan nilai paparan radiasi radiasi tertinggi terdapat pada pengukuran
terendah terdapat pada pengukuran dengan dengan penggunaan 90 kV yaitu sebesar
penggunaan 60 kV yaitu sebesar 1094 100,27 μSv/jam sedangkan nilai paparan
μSv/jam dan hubungan tegangan tabung radiasi terendah terdapat pada pengukuran
(kV) terhadap paparan radiasi dengan penggunaan 60 kV yaitu sebesar
menghampiri garis linear dengan nilai 7,63 μSv/jam dan hubungan tegangan
korelasi 0,998. tabung (kV) terhadap paparan radiasi
menghampiri garis linear dengan nilai
Paparan radiasi (μSv/jam)

200
korelasi 0,992.
f(x) = 5.12 x − 298.47
100
R² = 0.95 Berdasarkan gambar 13 sampai dengan
0 gambar 18 pengukuran paparan radiasi,
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 tampak hubungan antara tegangan tabung
Tegangan ( kV) (kV) dan nilai paparan radiasi yang
disebabkan karena adanya celah
diafragma. Dari hasil pengukuran dengan
Gambar 17. Kurva Nilai Paparan Radiasi Diafragma
Horizontal
variasi tegangan tabung 60 kV, 80 kV, 90
dengan Variasi kV dan 16 mAs kV berdasarkan SK BAPPETEN No.1-
P/K.A.BAPPETEN/IV-1999 untuk
keselamatan kerja operasional radiologi
diagnostik dengan ketentuan nilai batas 20
dosis (NBD) untuk pekerja sebesar 10 15
μSv/jam.[16] Nilai paparan radiasi tidak 10

mAs
aman ditunjukkan pada penggunaan
5
variasi kV dan variasi mAs pada
diafrgama vertikal, penggunaan 60 kV, 80 0
-0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4
kV dan 16 mAs pada diafragma horizontal,
penggunaan 90 kV dan variasi mAs pada Log Eksposure
diafragma vertikal, horizontal dan tertutup
Gambar 20. Kurva Nilai Densitas Diafragma Vertikal,
keduanya sedangkan untuk diafragma Diafragma Horizontal dan Diafragma Tertutup Keduanya
horizontal dan tertutup keduanya yang dengan Variasi mAs dan 80 kV
masing-masing dengan 60 kV dan 80 kV
masih dibawah batas dosis yang diizinkan. Gambar 20 memperlihatkan hasil
pengukuran nilai densitas film radiografi
Kurva Pengukuran Nilai Densitas diafragma vertikal, diafragma horizontal
dengan Variasi mAs dan diafragma tertutup keduanya pada
20 kolimator pesawat sinar-X mobile dengan
15 variasi mAs dan kV tetap yaitu 80 kV,
10 nilai densitas tertinggi terdapat pada
mAs

5 pengukuran nilai densitas film radiografi


0 dengan diafragma vertikal yaitu sebesar
-1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 2,161 sedangkan nilai densitas terendah
Log Eksposure
terdapat pada pengukuran nilai densitas
dengan diafragma tertutup keduanya yaitu
0,349 dan hubungan arus tabung (mA) dan
Gambar 19. Kurva Nilai Densitas Diafragma Vertikal, waktu (s) terhadap densitas untuk masing-
Diafragma Horizontal dan Diafragma Tertutup Keduanya masing diafragma menghasilkan garis
dengan Variasi mAs dan 60 kV linear dengan nilai korelasi = 1.
Gambar 19 memperlihatkan hasil 20
pengukuran nilai densitas film radiografi 15
dengan diafragma vertikal, diafragma
horizontal dan diafragma tertutup 10
mAs

keduanya pada kolimator pesawat sinar-X 5


mobile dengan variasi mAs dan kV tetap
yaitu 60 kV, nilai densitas tertinggi 0
-0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
terdapat pada pengukuran nilai densitas
film radiografi diafragma vertikal yaitu Log Eksposure
sebesar 0,986 sedangkan nilai densitas
terendah terdapat pada pengukuran nilai
densitas diafragma tertutup keduanya yaitu Gambar 21. Kurva Nilai Densitas Vertikal, Diafragma
Horizontal dan Diafragma Tertutup Keduanya dengan
0,106 dan hubungan arus tabung (mA) dan Variasi mAs dan 90 kV
waktu (s) terhadap densitas untuk masing-
masing diafragma menghasilkan garis Gambar 21 memperlihatkan hasil
linear dengan nilai korelasi = 1. pengukuran nilai densitas film radiografi
diafragma vertikal, diafragma horizontal
dan diafragma tertutup keduanya pada
kolimator pesawat sinar-X mobile dengan
variasi mAs dan kV tetap yaitu 90 kV,
nilai densitas tertinggi terdapat pada
pengukuran nilai densitas film radiografi
dengan diafragma vertikal yaitu sebesar paparan radiasi dengan diafragma tertutup
3,207 sedangkan nilai densitas terendah keduanya yaitu 0,017 μSv/jam dan
terdapat pada pengukuran nilai densitas hubungan arus tabung (mA) dan waktu (s)
dengan diafragma tertutup keduanya yaitu terhadap paparan radiasi untuk masing-
0,842 dan hubungan arus tabung (mA) dan masing diafragma menghasilkan garis
waktu (s) terhadap densitas untuk masing- linear dengan nilai korelasi = 1.
masing diafragma menghasilkan garis
linear dengan nilai korelasi = 1. 20

Berdasarkan gambar 19 sampai dengan 15


gambar 21 terlihat bahwa bagian 10

mAs
diafragma vertikal dari kolimator pesawat
5
sinar-X mobile menghasilkan densitas
yang lebih besar jika dibandingkan dengan 0
diafragma horizontal maupun diafragma 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
tertutup keduanya, nilai densitas yang Log Eksposure
tinggi disebabkan oleh adanya celah
(shutter) pada kolimator yang Gambar 23. Kurva Nilai Paparan Radiasi Diafragma
menimbulkan kebocoran radiasi. Vertikal, Diafragma Horizontal dan Diafragma Tertutup
Keduanya dengan Variasi mAs dan 80 kV
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan No.
1250 Tahun 2009, bahwa celah (shutter)
kolimator dikatakan efisien apabila pada Gambar 23 memperlihatkan hasil
film radiografi tidak terdapat efek pengukuran nilai paparan radiasi pada
kebocoran radiasi atau penghitam film.[1] diafragma vertikal, diafragma horizontal
dan diafragma tertutup keduanya
Kurva Pengukuran Nilai Paparan kolimator pesawat sinar-X mobile dengan
Radiasi dengan Variasi mAs variasi mAs dan kV tetap yaitu 80 kV,
nilai densitas tertinggi terdapat pada
20
pengukuran nilai paparan radiasi dengan
15 diafragma vertikal yaitu sebesar 2976
10 μSv/jam sedangkan nilai paparan radiasi
mAs

5 terendah terdapat pada pengukuran nilai


0 paparan radiasi dengan diafragma tertutup
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 keduanya yaitu 3,17 μSv/jam dan
Log Eksposure
hubungan arus tabung (mA) dan waktu (s)
terhadap densitas untuk masing-masing
Gambar 22. Kurva Nilai Paparan Radiasi Diafragma diafragma menghasilkan garis linear
Vertikal, Diafragma Horizontal dan Diafragma Tertutup dengan nilai korelasi = 1.
Keduanya dengan Variasi mAs dan 60 kV
20
Gambar 22 memperlihatkan hasil 15
pengukuran nilai paparan radiasi pada 10
mAs

diafragma vertikal, diafragma horizontal 5


dan diafragma tertutup keduanya
0
kolimator pesawat sinar-X mobile dengan 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
variasi mAs dan kV tetap yaitu 60 kV,
Log Eksposure
nilai densitas tertinggi terdapat pada
pengukuran nilai paparan radiasi dengan Gambar 24. Kurva Nilai Paparan Radiasi Diafragma
diafragma vertikal yaitu sebesar 1097 Vertikal, Diafragma Horizontal dan Diafragma Tertutup
μSv/jam sedangkan nilai paparan radiasi Keduanya dengan Variasi mAs dan 90 kV
terendah terdapat pada pengukuran nilai
Gambar 24 memperlihatkan hasil dengan SK Menteri Kesehatan Nomor
pengukuran nilai paparan radiasi dengan 1250 Tahun 2009 yaitu kuat cahaya lampu
diafragma vertikal, diafragma horizontal kolimator harus lebih dari 100 lux.[1]
dan diafragma tertutup keduanya
kolimator pesawat sinar-X mobile dengan Kesimpulan
variasi mAs dan kV tetap yaitu 90 kV, 1. Dengan penggunaan faktor eksposi
nilai densitas tertinggi terdapat pada variasi kV dan variasi mAs, nilai
pengukuran nilai paparan radiasi dengan densitas pada film radiografi dengan
diafragma vertikal yaitu sebesar 3732 diafragma vertikal lebih besar
μSv/jam sedangkan nilai paparan radiasi dibanding film radiografi dengan
terendah terdapat pada pengukuran nilai diafragma horizontal dan diafragma
paparan radiasi dengan diafragma tertutup yang tertutup keduanya, hal ini
keduanya yaitu 14,46 μSv/jam dan disebabkan oleh diafragma yang tidak
hubungan arus tabung (mA) dan waktu (s) tertutup rapat akan menghasilkan
terhadap densitas untuk masing-masing celah yang tergambar pada film
diafragma menghasilkan garis linear radiografi.
dengan nilai korelasi = 1. 2. Dengan penggunaan faktor eksposi
variasi kV dan variasi mAs, paparan
Berdasarkan gambar 22 sampai gambar 24 radiasi yang diukur menggunakan
terlihat bahwa bagian diafragma vertikal surveymeter pada diafragma vertikal
dari kolimator pesawat sinar-X mobile lebih besar dibanding paparan radiasi
menghasilkan nilai paparan radiasi yang pada diafragma horizontal dan
lebih besar dibandingkan dengan diafragma yang tertutup keduanya. Hal
diafragma horizontal maupun diafragma ini disebabkan diafragma yang tidak
tertutup keduanya. Hasil pengukuran tertutup rapat menghasilkan celah yang
dengan variasi mAs, berdasarkan SK menimbulkan kebocoran radiasi
BAPPETEN No.1-P/K.A BAPPETEN/IV- sehingga nilai paparan radiasi besar.
1999 untuk keselamatan kerja operasional Semakin tinggi faktor eksposi maka
radiologi diagnostik, dengan ketentuan semakin besar jumlah paparan radiasi
nilai batas dosis (NBD) untuk pekerja
radiasi sebesar 10 μSv/jam.[16] Nilai 3. Tingkat iluminasi lampu kolimator
paparan radiasi yang tidak aman di pesawat sinar-X mobile di Rumah
tunjukkan pada pada diafragma vertikal Sakit Islam Faisal Makassar adalah
dengan variasi mAs dan 60 kV, diafragma 156,63 lux. Hasil pengukuran masih
horizontal dengan 16 mAs dan 60 kV, sesuai dengan SK Menteri Kesehatan
diafragma vertikal dengan variasi mAs dan Nomor 1250 Tahun 2009 yaitu kuat
80 kV, diafragma horizontal dengan 16 cahaya lampu kolimator harus lebih
mAs dan 80 kV, diafragma vertikal, dari 100 lux.
horizontal dan tertutup keduanya dengan
variasi mAs dan 90 kV sedangkan untuk Daftar Pustaka
diafragma horizontal dan tertutup 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
keduanya masing-masing dengan 60 kV Indonesia Nomor 1250/MENKES/SK/XII/
2009. Pedoman Kendali Mutu (Quality
dan 80 kV masih di bawah dosis yang Control) Peralatan Radiodiagnostik. Jakarta
diizinkan.
Kuat Cahaya Lampu Kolimator 2. Pasinringi, Andi. 2012. Pengujian Kesesuaian
Antara Lapangan Penyinaran Kolimator
Berdasarkan tabel IV.11 menunjukkan Dengan Berkas Radiasi Yang Dihasilkan Pada
hasil pengukuran untuk kuat cahaya lampu Pesawat Sinar-X Mobile Di Rumah Sakit
kolimator di setiap kuadran I, II, III dan IV Umum Daerah Tani Dan Nelayan Gorontalo,
memiliki kuat cahaya yang hampir sama Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika
dan hasil pengukuran 156,63 lux sesuai Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Hasanuddin Makassar
3. Sugiratu, A. B. 2012. Analisis Dosis Radiasi
Untuk Aplikasi Ruang ICU, Konsentrasi
Fisika Medik Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin Makassar

4. Rahman, Nova. 2008. Radiofotografi.


Universitas Baiturahman. Padang

5. Krane, Kenneth Terjemahan Hans, J,


Wospakrik. 1982. Fisika Modern. UI Press:
Jakarta

6. Nana Waris Mahdi. 1996. Teknik Pesawat


Radiologi

7. Charlton, Richard R and Mc Kenne, Arlene.


1992. Principles of Radiographic Imaging An
Art and Science, Delmar Publisher Inc

8. Haryanto, Dedy, dkk. 2008. Kuat penerangan


(Iluminasi) Ruang kendali tama Uji
Termohidrolika. PTRKN-BATAN

9. Fridawanty, Astuty. 2012. Variasi Pemilihan


Faktor Eksposi Terhadap Kontras Pada
Teknik Radiografi Jaringan Lunak.
Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Univeritas Hasanuddin Makassar

Anda mungkin juga menyukai