Abstrak. Telah dilakukan penelitian tentang studi eksperimen penggunaan kolimator pada
pesawat sinar-X mobile di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Pada penelitian ini, penulis
mengukur densitas celah (shutter) pada film radiografi dengan variasi tegangan tabung ( 60
kV, 80 kV dan 90 kV) dan variasi arus tabung (2,5 mAs dan 18 mAs) dengan menggunakan
densitometer, mengukur paparan radiasi celah (shutter) secara langsung dengan variasi
tegangan tabung ( 60 kV, 80 kV dan 90 kV) dan variasi arus tabung (2,5 mAs dan 18 mAs)
dengan menggunakan surveymeter, dan mengukur kuat cahaya lampu kolimator pesawat
sinar-X mobile secara langsung dengan menggunakan luxmeter, dengan tujuan menentukan
efisiensi celah (shutter) melalui film radiografi, menentukan paparan radiasi yang aman bagi
pekerja radiasi berdasarkan faktor eksposi dan menentukan tingkat cahaya lampu kolimator
pesawat sinar-X mobile. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya celah (shutter) pada
diafragma vertikal dan horizontal yang tergambar pada film radiografi adanya penghitaman
pada film radiografi maka celah (shutter) kolimator pesawat sinar-X tidak efisien. Nilai
paparan radiasi yang tidak aman bagi pekerja radiasi ditunjukkan pada penggunaan variasi kV
(60 kV, 80 kV dan 90 kV) dan variasi mAs (2,5 mAs dan 18 mAs) pada diafragma vertikal,
penggunaan variasi 90 kV dan variasi mAs pada diafragma horizontal, penggunaan 60 kV, 80
kV dan 16 mAs padadiafragma horizontal, penggunaan 80 kVdan 16 mAs pada diafragma
tertutup keduanya yang masing-masing menghasilkan nilai paparan radiasi di atas 10 μSv/jam.
Tingkat iluminasi lampu kolimator yang di hasilkan 156,63 lux.
Kata kunci : Celah (shutter), Densitometer,FaktorEksposi, Lux meter, Pesawat Sinar-X
Mobile, Surveymeter.
Abstract. Research on experimental studies using a collimator mobile x-ray plane at Faisal
Islamic Hospital Makassar. In this research, the authors measured the density of the gap
(shutter) on radiographic film with the variation of tube voltage (60 kV , 80 kV , 90 kV) and
variation tube flows (2.5 mAsand 18 mAs) using a densitometer, measured the gap radiation
exposure (shutter) directly with the variation in tube voltage (60 kV , 80 kV , 90 kV) and
variation in tube flows (2.5 mAs and 18 mAs) using surveymeter and strong measure of light
collimatormobile X-ray planedirectly by using luxmeter, with the aim of determining the
efficiency gap (shutter) through radiographic films, determine the safe radiation exposure for
workers based on factors ekspose radiation and determine the level of light collimator mobile
x-ray plane. The results of this study showed a gap (shutter) on the vertical and horizontal
diaphragm depicyed on the radiograph, the presence of radiographic film blackening on the
gap (shutter ) collimator mobile X-ray planeinefficient.Value of safe radiation exposure for
radiation workers is shown the variation usage kV (60 kV , 80 kV , 90 kV) and mAs variation
(2.5 mAsand 18 mAs) at a vertical diaphragm, the variation usage 90 kV and mAs variation
on the horizontal diaphragm, the use of 60 kV, 80 kV and 16 mAs on a horizontal diaphragm,
the use of 80 kV and 16 mAs in both the diaphragm closed each produces radiation exposure
values above 10 μSv/ h. Collimator light illumination level that produced 156.63 lux.
Keywords : Gap (shutter), Densitometer, Eksposure Factor, Lux meter, X-rays Mobile,
Surveymeter.
Pendahuluan ditentukan. Pergeseran tersebut seharusnya
Perkembangan kesehatan sampai saat ini terdeteksi sehingga dapat diatur kembali
telah berkembang dengan pesat, namun seperti semula sesuai dengan nilai standar.
masih banyak hal yang perlu dibenahi Banyak macam cara untuk mendeteksi
terutama dalam menghadapi desentralisasi pergeseran nilai standar peralatan
dan globalisasi saat ini. Salah satu upaya radiografi, salah satunya dengan
yang merupakan prioritas utama adalah menerapkan metode kendali mutu (Quality
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, Control).
yang berkesinambungan akan Kegiatan kendali mutu (Quality Control)
meningkatkan efisiensi pelayanan untuk pesawat sinar-X untuk pengujian
kesehatan, yang pada akhirnya akan terhadap tabung kolimasi terdiri atas tiga
berdampak pada peningkatan kualitas kegiatan pengujian yaitu uji efisiensi celah
hidup individu dan derajat kesehatan (shutter) kolimator, uji iluminasi lampu
masyarakat..[1] kolimator dan uji kesamaan berkas cahaya
Pemeriksaan radiologi merupakan salah kolimator. Dimana untuk uji kesamaan
satu layanan kepada pasien di bidang berkas cahaya kolimator telah diteliti oleh
medis yang sangat penting untuk Andi Pasinringi.[2]
menegakkan diagnosa suatu penyakit dan Pengujian efisiensi celah (shutter)
sebagai terapi suatu penyakit. Hasil kolimator dilakukan untuk keamanan
kualitas citra radiografi yang baik radiasi pada saat muatan kapasitor pada
mempunyai peranan yang sangat penting mobile unit atau pada saat pemanasan
dalam penegakan diagnosa suatu penyakit, pesawat dengan eksposi. Berdasarkan
kualitas citra radiografi yang bagus sangat Menteri Kesehatan RI No. 125 tahun 2009
tergantung pada beberapa faktor antara jika shutter berfungsi dengan
lain: faktor peralatan (unit X-ray, kaset, efisien/efektif maka pada film tidak ada
dan processing film), faktor teknik dan efek kebocoran radiasi/penghitaman film,
faktor sumber daya manusia serta pasien. sedangkan uji illuminensi lampu pada
Radiasi yang digunakan di radiologi di kolimator untuk memastikan lampu
samping bermanfaat untuk membantu kolimator mempunyai kuat cahaya atau
menegakkan diagnosis, juga dapat tingkat kecerahan yang cukup untuk
menimbulkan bahaya bagi pekerja radiasi, menunjukkan bidang berkas sinar-X dan
bahaya radiasi tersebut ditentukan oleh secara mudah terlihat di bawah kondisi
besarnya radiasi, jarak dari sumber dan ada pencahayaan ruangan berdasarkan Menteri
tidaknya pelindung radiasi. Salah satu Kesehatan RI No. 125 tahun 2009. Tingkat
upaya untuk melindungi pekerja radiasi iluminasi dari lampu kolimator tidak boleh
dari ancaman bahaya radiasi dapat kurang dari 100 lux pada jarak fokus –
dilakukan dengan menggunakan pesawat film 100 cm.[1]
radiasi yang memenuhi persyaratan Penelitian ini dilakukan dengan
keamanan radiasi. menentukan hubungan antara celah
Untuk menjamin agar tetap pada (shutter) dengan densitas film radiografi
penilaiannya, salah satu caranya adalah menggunakan densitometer, kemudian
dengan menerapkan metode kendali mutu menentukan hubungan antara celah
(Quality Control). Dengan demikian akan (shutter) dengan nilai paparan radiasi
didapatkan hasil diagnosis yang optimal. dengan menggunakan surveymeter. Untuk
Penggunaan peralatan radiografi yang uji iluminasi lampu kolimator pesawat
digunakan berkali-kali selama kurun sinar-X dengan menggunakan lux meter
waktu yang lama dan jumlah permintaan untuk mengetahui kuat cahaya lampu
foto yang banyak, maka tidak menutup kolimator.
kemungkinan alat tersebut mengalami
pergeseran dari nilai standar yang telah Tinjauan Pustaka
Pesawat Sinar-X Interaksi yang terjadi ketika sinar-X
Pesawat sinar-X adalah pesawat yang melewati suatu bahan, yaitu :
menghasilkan gelombang elektromagnetik a. Efek fotolistrik
frekuensi tinggi untuk digunakan dalam Ketika radiasi elektromagnetik datang
diagnostik atau terapi. Pesawat sinar-X pada suatu permukaan logam tertentu,
digunakan untuk melakukan diagnosis elektron mungkin dikeluarkan dari
medis dengan menggunakan sinar-X, logam. Sebuah foton dengan energi hf
sinar-X yang dipancarkan dari tabung mengenai bahan tersebut dan diserap
diarahkan pada bagian tubuh yang oleh elektron. Jika energi yang tersedia
didiagnosis. Berkas sinar-X tersebut akan cukup, elektron tersebut akan naik
menembus bagian tubuh dan akan hingga ke permukaan dan dilepaskan
ditangkap oleh film, sehingga akan 1 2
dengan suatu energi kinetik m v .
terbentuk gambar dari bagian tubuh yang 2
disinari.Sebelum pengoperasian pesawat
sinar-X perlu dilakukan setting parameter
untuk mendapatkan sinar-X yang
dikehendaki. Parameter-parameter tersebut
adalah tegangan tabung (kV), arus tabung
(mA) dan waktu paparan (s).[3]
Produksi Sinar-X
Dalam tabung sinar-X terdapat dua diode
yaitu katoda dan anoda dengan katoda
bermuatan negatif dan anoda bermuatan
Gambar 2. Skema Efek Fotolistrik [5]
positif.
Densitas
ruangan 1.2
3. Nyalakan berkas cahaya
pada kolimator dengan area kira- 0.2
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
kira 25 cm x 25 cm
4. Lakukan pengukuran Tegangan (kV)
berkas cahaya dengan
menggunakan lux meter
Gambar 7 Kurva Nilai Densitas Diafragma Vertikal
5. Catat hasil pengukuran dengan Variasi kV dan 2,5 mAs
Gambar 7 memperlihatkan pengukuran
Pembahasan nilai densitas film radiografi dengan
Pesawat sinar-X yang digunakan dalam diafragma vertikal kolimator pesawat
pengukuran ini adalah pesawat sinar-X sinar-X mobile dengan variasi kV dan
mobile merk Hitachi dengan model : sinus mAs tetap yaitu 2,5 mAs, nilai densitas
130 HP yang berada di Instalasi Radiologi tertinggi terdapat pada pengukuran nilai
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. densitas film radiografi dengan
Pesawat ini dapat digunakan untuk penggunaan 90 kV yaitu sebesar 2,895
pemeriksaan general radiography baik sedangkan nilai densitas terendah terdapat
untuk konvensional maupun pemeriksaan pada pengukuran nilai densitas film
dengan bahan kontras. radiografi dengan penggunaan 60 kV
Untuk uji celah (shutter) kolimator, yaitu sebesar 0,254.
pengukuran densitas dilakukan dengan
2
menggunakan film radiografi dengan
Densitas
Densitas
Densitas 0.6
0.4 1
0.2
0 0
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95100 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
Tegangan (kV) Tegangan (kV)
2
Densitas
1 0.5
0
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 0
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
Tegangan (kV)
Tegangan (kV)
Gambar 10. Kurva Nilai Densitas Diafragma Vertikal Gambar 12. Kurva Nilai Densitas Diafragma Tertutup
dengan Variasi kV dan 16 mAs Keduanya
dengan Variasi kV dan 16 mAs
Gambar 10 memperlihatkan pengukuran
Gambar 12 memperlihatkan pengukuran
nilai densitas film radiografi dengan
nilai densitas film radiografi dengan
diafragma vertikal kolimator pesawat
diafragma tertutup keduanya pada
sinar-X mobile dengan variasi kV dan
kolimator pesawat sinar-X mobile dengan
mAs tetap yaitu 16 mAs, nilai densitas
variasi kV dan mAs tetap yaitu 16 mAs,
tertinggi terdapat pada pengukuran nilai
nilai densitas tertinggi terdapat pada
densitas film radiografi dengan
pengukuran film radiografi dengan
penggunaan 90 kV yaitu sebesar 3,207
penggunaan 90 kV yaitu sebesar 1,034
sedangkan nilai densitas terendah terdapat
sedangkan nilai densitas terendah terdapat
pada pengukuran nilai densitas film
pada pengukuran nilai densitas film
radiografi dengan penggunaan 60 kV yaitu
radiografi dengan penggunaan 60 kV yaitu
sebesar 0,986.
sebesar 0,1908.
Berdasarkan gambar 7 sampai dengan
gambar 12 terlihat bahwa bagian
diafragma vertikal dari kolimator pesawat
sinar-X mobile menghasilkan nilai densitas
yang lebih besar jika dibandingkan dengan
diafragma horizontal maupun diafragma dengan variasi kV dan mAs tetap yaitu 2,5
tertutup keduanya, pengukuran nilai mAs, nilai paparan radiasi tertinggi
densitas tersebut diawali pada pengujian terdapat pada pengukuran dengan
diafragma vertikal dengan menggunakan penggunaan 90 kV yaitu sebesar 573,4
60 kV, 80 kV, 90 kV dan kemudian diikuti μSv/jam sedangkan nilai paparan radiasi
oleh diafragma horizontal dan diafragma terendah terdapat pada pengukuran dengan
tertutup keduanya, yang secara berturut- penggunaan 60 kV yaitu sebesar 123,4
turut nilai densitasnya mengalami μSv/jam dan hubungan tegangan tabung
penurunan, ini disebabkan karena (kV) terhadap paparan radiasi
diafragma vertikal ketika dilakukan menghampiri garis linear dengan nilai
penutupan antara lempengan timbal bagian korelasi 0,889.
kanan dan bagian kiri tidak tertutup rapat
650
Paparan radiasi (μSv/jam)
450 15
f(x) = 13.65 x − 736.19
250 R² = 0.79 10 f(x) = 0.44 x − 27.48
R² = 0.77
5
50
40 50 60 70 80 90 100 0
Tegangan ( kV) 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
Tegangan ( kV)
Gambar 13. Kurva Nilai Paparan Radiasi Diafragma
Vertikal Gambar 15. Kurva Nilai Paparan Radiasi Diafragma
dengan Variasi kV dan 2,5 mAs Tertutup Keduanya
dengan Variasi kV dan 2,5 mAs
Gambar 13 memperlihatkan pengukuran
nilai paparan radiasi pada diafragma Gambar 15 memperlihatkan pengukuran
vertikal kolimator pesawat sinar-X mobile nilai paparan radiasi pada diafragma
tertutup keduanya pada kolimator pesawat Gambar 17 memperlihatkan pengukuran
sinar-X mobile dengan variasi kV dan nilai paparan radiasi pada diafragma
mAs tetap yaitu 2,5 mAs, nilai paparan horizontal kolimator pesawat sinar-X
radiasi tertinggi terdapat pada pengukuran mobile dengan variasi kV dan mAs tetap
dengan penggunaan 90 kV yaitu sebesar yaitu 16 mAs, nilai paparan radiasi
14,46 μSv/jam sedangkan nilai paparan tertinggi terdapat pada pengukuran dengan
radiasi terendah terdapat pada pengukuran penggunaan 90 kV yaitu sebesar 176,1
dengan penggunaan 60 kV yaitu sebesar μSv/jam sedangkan nilai paparan radiasi
0,017 μSv/jam dan hubungan tegangan terendah terdapat pada pengukuran dengan
tabung (kV) terhadap paparan radiasi penggunaan 60 kV yaitu sebesar 15,56
menghampiri garis linear dengan nilai μSv/jam dan hubungan tegangan tabung
korelasi 0,875. (kV) terhadap paparan radiasi
menghampiri garis linear dengan nilai
Paparan radiasi (μSv/jam)
4030
f(x) = 88.81 x − 4208.43 korelasi 0,973.
2030 R² = 1
5
Gambar 16. Kurva Nilai Paparan Radiasi Diafragma 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
Vertikal
dengan Variasi kV dan 16 mAs
Tegangan ( kV)
Gambar 16 memperlihatkan pengukuran Gambar 18. Kurva Nilai Paparan Radiasi Diafragma
Tertutup Keduanya dengan Variasi kV dan 16 mAs
nilai paparan radiasi pada diafragma
vertikal kolimator pesawat sinar-X mobile Gambar 18 memperlihatkan pengukuran
dengan variasi kV dan mAs tetap yaitu 16 nilai paparan radiasi pada diafragma
mAs, nilai paparan radiasi tertinggi tertutup keduanya pada kolimator pesawat
terdapat pada pengukuran dengan sinar-X mobile dengan variasi kV dan
penggunaan 90 kV yaitu sebesar 3732 mAs tetap yaitu 16 mAs, nilai paparan
μSv/jam sedangkan nilai paparan radiasi radiasi tertinggi terdapat pada pengukuran
terendah terdapat pada pengukuran dengan dengan penggunaan 90 kV yaitu sebesar
penggunaan 60 kV yaitu sebesar 1094 100,27 μSv/jam sedangkan nilai paparan
μSv/jam dan hubungan tegangan tabung radiasi terendah terdapat pada pengukuran
(kV) terhadap paparan radiasi dengan penggunaan 60 kV yaitu sebesar
menghampiri garis linear dengan nilai 7,63 μSv/jam dan hubungan tegangan
korelasi 0,998. tabung (kV) terhadap paparan radiasi
menghampiri garis linear dengan nilai
Paparan radiasi (μSv/jam)
200
korelasi 0,992.
f(x) = 5.12 x − 298.47
100
R² = 0.95 Berdasarkan gambar 13 sampai dengan
0 gambar 18 pengukuran paparan radiasi,
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 tampak hubungan antara tegangan tabung
Tegangan ( kV) (kV) dan nilai paparan radiasi yang
disebabkan karena adanya celah
diafragma. Dari hasil pengukuran dengan
Gambar 17. Kurva Nilai Paparan Radiasi Diafragma
Horizontal
variasi tegangan tabung 60 kV, 80 kV, 90
dengan Variasi kV dan 16 mAs kV berdasarkan SK BAPPETEN No.1-
P/K.A.BAPPETEN/IV-1999 untuk
keselamatan kerja operasional radiologi
diagnostik dengan ketentuan nilai batas 20
dosis (NBD) untuk pekerja sebesar 10 15
μSv/jam.[16] Nilai paparan radiasi tidak 10
mAs
aman ditunjukkan pada penggunaan
5
variasi kV dan variasi mAs pada
diafrgama vertikal, penggunaan 60 kV, 80 0
-0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4
kV dan 16 mAs pada diafragma horizontal,
penggunaan 90 kV dan variasi mAs pada Log Eksposure
diafragma vertikal, horizontal dan tertutup
Gambar 20. Kurva Nilai Densitas Diafragma Vertikal,
keduanya sedangkan untuk diafragma Diafragma Horizontal dan Diafragma Tertutup Keduanya
horizontal dan tertutup keduanya yang dengan Variasi mAs dan 80 kV
masing-masing dengan 60 kV dan 80 kV
masih dibawah batas dosis yang diizinkan. Gambar 20 memperlihatkan hasil
pengukuran nilai densitas film radiografi
Kurva Pengukuran Nilai Densitas diafragma vertikal, diafragma horizontal
dengan Variasi mAs dan diafragma tertutup keduanya pada
20 kolimator pesawat sinar-X mobile dengan
15 variasi mAs dan kV tetap yaitu 80 kV,
10 nilai densitas tertinggi terdapat pada
mAs
mAs
diafragma vertikal dari kolimator pesawat
5
sinar-X mobile menghasilkan densitas
yang lebih besar jika dibandingkan dengan 0
diafragma horizontal maupun diafragma 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
tertutup keduanya, nilai densitas yang Log Eksposure
tinggi disebabkan oleh adanya celah
(shutter) pada kolimator yang Gambar 23. Kurva Nilai Paparan Radiasi Diafragma
menimbulkan kebocoran radiasi. Vertikal, Diafragma Horizontal dan Diafragma Tertutup
Keduanya dengan Variasi mAs dan 80 kV
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan No.
1250 Tahun 2009, bahwa celah (shutter)
kolimator dikatakan efisien apabila pada Gambar 23 memperlihatkan hasil
film radiografi tidak terdapat efek pengukuran nilai paparan radiasi pada
kebocoran radiasi atau penghitam film.[1] diafragma vertikal, diafragma horizontal
dan diafragma tertutup keduanya
Kurva Pengukuran Nilai Paparan kolimator pesawat sinar-X mobile dengan
Radiasi dengan Variasi mAs variasi mAs dan kV tetap yaitu 80 kV,
nilai densitas tertinggi terdapat pada
20
pengukuran nilai paparan radiasi dengan
15 diafragma vertikal yaitu sebesar 2976
10 μSv/jam sedangkan nilai paparan radiasi
mAs