JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
KARYA ILMIAH
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
i
ABSTRAK
Pada pengambilan photo Roentgen sangat bergantung pada pengaturan tegangan, arus, dan
waktu. Pengaturan tegangan, arus, dan waktu berpengaruh terhadap energy radiasi,
intensitas, dandosis yang dihasilkan pesawat sinar-X. Dalam pengambilan photo Roentgen
penentuan tegangan, arus, dan waktu harus disesuaikan dengan factor expose pasien yaitu
jarak dan ketebalan tubuh yang mau di ber iradiasi sinar-X.
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatken kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalh ini penulis susun
untuk karya tulis ilmiah yang diberi judul: Menentukan Lama Penyinaran Terhadap
Pemeriksaan Radiologi dengan Radiasi Sinat-X.
Pada kesempatan ini penulis penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Ir. S. Poniman , M.Si selaku ketua jurusan Fisika FMIPA Universitas
udayana.
2. Bapak Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si selaku Dekan FMIPA Universitas
Udayana.
3. Teman-teman sejawat di Jurusan Fisika Universitas Udayana atas sumbang
sarannya, serta semua pihak yang yang turut mendukung demi kelancaran
penulisan karya tulis ilmiah ini.
Bukit Jimbaran,
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................v
6.2 Saran .........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Radiologi adalah suatu cara pemeriksaan yang menghasilkan gambar dari bagian
Radiologi merupakan ilmu tentang penggunaan alat-alat radio yang dapat digunakan
untuk melihat bagian tubuh dengan menggunakan pancaran atau radiasi gelombang
elektromagnetik.
sangat diperlukan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakay. Perlu diatur suatu
sistem pelayanan kepada masyarakat. Perlu diatur suatu sistem pelayanan yang baik
yang berhubungan dengan ketepatan diagnosa pada pasien pada salah satu klinik dibali
saat ini telah memiliki fasilitas sangat baik diantaranya pesawat sinar-x. Optimalisasi
hasil pemeriksaan dengan pesawat sinar-x ini sangat diperlukan agar citra yang
dihasilkan memiliki kualitas baik dengan radiasi yang diberikan pada pasien tetap dalam
1
jumlah sekecil mungkin yang berada dalam nilai batasan yang aman. Prembentukan
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan penulisan karya tulis ini adalah :
2
B A B II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel - sel hidup khususnya sel - sel gonad dan embrional yang belum dewasa dapat
dapat menyebabkan destruksi terhadap sel - sel seecara langsung serta sinar - X
keuntungaan pada penggunaan sinar - X untuk tujuan terapi dan juga untuk pengobatan
lesi malignan. Sinar-X untuk kepentingan diagnostik, dapat menembus hampir setiap
unsur meliiputi aluminium dan mampu menghasilkaan perubahan kimia pada film
gambarsinar-x adalah hasil potografik yang dihasilkaan oleh sinar - X yang mennembus
objek atau tubuh dan direkam oleh fiilm khusus. (Akhdi, M. 2000)
dikenal bremstrahlung, yaitu istilah bahaasa jerman yang mengandung arti radiasi
bergerak dengan kecepatan tinnggi, apabila menuju dekat ke inti pada suatu atom, maka
gayatarik eleektrostatik inti atom yang kuat akan menyebaabkan elecktron membelok
Sinar - X dapat pula terbentuk mellui prosess perpindahan elecktron atom dari tingkat
3
yang lebih tingi menuju ketingkat enrgi yang lebih rendah. Peristiwa dasar terbentuknya
2.2.1 SpektrumDSinar - X
dihasilkan oleh berkas sinar -X. Sinar -X timbul akibat adanya pemberhentiian elecktro-
elecktron dengan energi kinetik tinggi oleh anoda.. Sinar -X yang lebih bermanfat dan
karakteristiks) ini dapat timbul akibat adanya prosses transissi eksitasi elecktron didalam
karakterisstik ini tidak tergantung pada besarnya tegangan yang digunakan tetapi hanya
4
Sinar -X bremstrahlung mempunyai specktrum energi kontiyu yang lebar,
tinggi menuju ketingkat energi yang lebih rendah (Beiser, A., 1987)
Panjang Gelombang
GambarD2.2. SpektrumDSinar-X
5
2.2.2 Pembangkit Sinar-X
elektron disiniberupa filamem yang dipanaskan disebut dengan katoda atau elektron
negatif. Jika filamen ini dalam keadaan panas elektron elektron-elektron akan mudah
lintasanya. Lempeng logam berfungsi sebagai alat memperlambat elektyron atau disebut
anoda. Bagian anoda yang ditumbuk oleh elektron disebut titik fokus, titik fokus ini
merupakan sumber radiasi sinar-x yang dipancarkan oleh tabung sinar-x. Kedua
elektroda berada didalam tabung gelas yang hampa udara. Pembangkit pesawat sinar-x
GambarD2.3. PembangkitDSinar -X
Katoda adalah elektron negatif pada tabung sinar-x yang terdiri dari
struktur logam yang berfngsi sebagai sumber elektron dan memfokuskan berkas
b. Filamen Pemanas
6
Filamen pemanas terbuat dari bahan tungsen, yang berfungsi sebagai
pemanas katoda. Dimana filamen yang terbuat dari kawat tungsen ini dapat
sinar-x dan daerah tersebut harus sekecil mungkin agar diperoleh gambaran
c. Anoda
sebagian besar energi menjadi energi panas dengan sedikit mengemisikan sinar –X.
Sudut targert adalah sudut yang terbentuk oleh permukan target dengan
7
garis veertikal. Sudut yang biasa digunaakan dalam tabung sinar -X adalah
antara 7o - 20o. Rata - rata dalam diagnostik adalah 17˚dari garis vertikal.
sudut(12-17)o.
e. Pemisah/filter
kemudian harus melalui jendela tipis dalam selubung kaca, minyak di dalam
tabung dan lubang tertutup plastik dalam pelindung berlapis timbul (disebut
8
e. Berkas sinar -X yang dihasilkan, yaitu sinar -X karackteristik bremstrahlung,
elektron dengan cepat melalui tabung sinar-X adalah sebuah transformator yang
sering disebut Trafo tegangan tinggi. Fungsi dari trafo tegangan tinggi adalah
mengubah tegangan jala menjadi tegangan yang berorde 103 volt yang
diperlukan untuk menjalankan tabung sinar-X. Trafo ini merupakan trafo step-
up.
b. Pengatur Tegangan
diantara katoda dan anoda yang sangat berpengaruh terhadap daya tembus
berkas sinar-X yang keluar. Semakin besar teganganyang diberikan maka medan
listrik diantara anoda dan katoda juga semakin besar sehingga mempercepat
elektron yang dihasilkan katoda menuju anoda. Secara tidak langsung jumlah
elektron di anoda juga bertambah. Semakin banyak elektron yang terdapat pada
menuju anoda. Arus yang melalui katoda dapat memanaskan filamen (kawat
Semakin besar arus yang diberikan pada katod, elektron akan semakin mudah
9
bergerak menuju anoda. Banyaknya elektron dapat berubah dengan mengubah
suhu pada filamen yaitu dengan cara mengatur arus yang melalui tabung sinar-
Faktor eksposi (Faktor penyinaran) terdiri dari tegangan, arus, dan waaktu yang
diberikan antara kattoda dan anoda di dalam tabung Rontgen. Tegangan akan
menentukan kualitas sinar -X. mA adalah satuan arus tabung, dan s adalah satuan waktu
a. Jenis pemotrettan.
b. Kettebalan objek.
c. JarakDpemotretan.
d. PerlengkapanDyangDdigunakan.
akan meningkat.
10
c. Mengurangi dosis radiasi pada kulit sedangkan pada gonat
meningkat.
1. Fillter
heret dan biasanya ditambah dengan fillter tambahan berupa aluminium yang
2. JarakDPemotretan
11
c. Jarak fokuss ke film (FFD = focus film distance)
geometriik.
pemotrretan torax
- MengurangiDdosisDkulit padaDpasien
- MenaikkanDarusDdan waktuDpenyinaran
4. Besaran Fokus
6. Grid
fillm. Grid terdiri dari lajur-lajur lapisan tipis timbal yang disusun selang-
12
seling diantara bahan yang tembus radiasi, misalnya plastik dan kahyu. Grid
7. Jenis Pemotretan
digunakan air yang mengalir sampai bersih. untuk meghasikan gambar yang
bagus disini yang paling penting adalah lama penyinaran proses pencucian
13
B A B III
METODEDPENELITIAN
Dalam penuliisan makalah karya ilmiah ini dikumpulkan data dalam metode
sebagai berikut :
1. Wawancara
Yaitu mengadakanDtanya jawab atauDwawancaraDsecara langsungDdengan
tenaga ahli serta para staf dilaboratorium Roentgen di Klinik Kuantum.
2. pengamatan
Yang mengadakan pengamatan secar langsung untuk mendapatkan gambaran
secara lengkap tentang cara pengoperasian pesawat sinar-x.
3. Studi Literatur
Yaitu dengan membaca berbagai literatur yang berhubungann dengan sinar-x.
3. Sinar-x yang diterima pasien akan diserap oleh pasien kemudian paparan sinar-x
4. Film diproses.
14
3.3. Skema kerja
Menghidupkan
Pesawat sinar X
Pemaparan pasien
Radiasi diterima
Film R adiografi
Pemrosesan film
HasilphotoRontgen
15
B A B IV
HASILDDANDPEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Nilai standard parameter tegangan, arus dan waktu pada pesawat sinar-X
yang digunakan untuk pengambilan photo thorax
Berdasarkan Tabel 4.1 adalah parameter yang digunakan pada Klinik Quantum,
data pada Tabel 4.1 merupakan standar Nasional pada pesawat sinar-X. Data standar
16
Dari tabel data pengamatan pada Lampiran 2 tampak bahwa pesawat sinar-X
diopersikan pada tegangan 45 - 95 kV. Data diambil selama bulan Agustus - September
80 15 Saluran Pencernaan
90 4
Tulang pinggang posisi lateral (tipesedang)
95 1
Tulangpinggangposisi lateral (tipegemuk)
17
Dari data pada Tabel 4.2 dapat dibuat grafik antara tegangan dan jumlah penggunaan
pesawat sinar-X.
Gambar 4.1. Grafikn hubungan tegangan dengan jumlah penggunaan pesawat sinar-X.
Pada Grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah pemakaian tegangan yang paling
tinggi pada pemeriksaan radiologi selama 1 bulan padak linik Quantum yaitu pada
tegangan 70 kV
18
4. 2DDPembahasan
4.2.1 OperasionalDsinar-X
Pada proses pengoperasiannya tabung sinar -X dapat dilihat pada Gambar 4.3
L= Perisai Timbal
R= Filamen
W= JendelaTabung
G= Transformator
X= Transformatorutama
Pada ujung tabung gelas silindris (B) yang telah dibuat hampa udara, direkatkan
kawat (filamen) yang dihubungkan dengan kumparan kawat yang mempunyai hambatan
tinggi (R). Kumparan ini dipanaskan menggunakan arus listrik yang berasal dari
transformator (G), sehingga filamen yang sekaligus sebagai katoda dapat dengan mudah
19
melepaskan elektron. Besarnya arus listrik yang diinginkan diatur pada meja
pengendali. Semakin besar arus listrik yang dipergunakan, filamen akan bertambah
Target (T) adalah sasaran berupa logam bernomor atom 59 yaitu praseodimium
filamen. Perisai timbal (L) mencegah keluarnya sinar-X dari tabung kecuali hanya
menaikkan tegangan dengan bilangan yang berorde 103 volt. Besarnya tegangan diatur
Filamen (R) dan target (T) dihubungkan dengan ujung sekunder transformator
yang dilepaskan oleh filamen akan bergerak kearah target. Semakin besar tegangan
yang diberikan maka semakin cepat pula elektron yang sampai ke target. Ketika
elektron berenergi tinggi itu menumbuk target logam, sebagian besar (99%) energi
elektron tersebut diubah menjadi panas dan sebagian kecil (1%) diubah menjadi sinar-
X. Tumbukan yang terjadi menyebabkan naiknya suhu target dan didinginkan dengan
radiator. Karena struktur katoda tidak bergerak dan satu-satunya gerakan dilakukan oleh
anoda secara rotasi, maka berka selektron yang difokuskan dibawah sumbu pusat kearah
keliling lingkaran.
sehingga dihasilkan elektron dengan kecepatan yang lebih tinggi, jadi akan lebih besar
juga berkas elektron yang diubah menjadi sinar-X. Selanjutnya sinar-X yang terpancar
difokuskan melalui suatu filter alumunium dengan tebal 0,7 mm yang berfungsi
menghilangkan panjang gelombang yang panjang dari berkas sinar-X. Berkas sinar-X
20
yang tersaring akan melalui window (jendela tabung dengan pelindung berlapis timbal)
5.2.2 Menentukan photo roentgen dengan mengatur Tegangan, Arus, dan Waktu.
a. Tegangan
adalah:
21
Jadi tegangan yang digunakan adalah sebesar 39 mA.s, sehingga hubungan
dalam penggunaan tegangan dengan arus setiap kenaikan 10 kV, arus harus
Misalkan:
Jika tegangan 60 kV dan arus 20 mA.s akan mendapaatkan hasil yang sama
Dapat dilihat pada Tabel 4.1 bahwa pada penggunaan tegangan di Klinik
Quantum pada thorax anak-anak gemuk yaitu pada tegangan 55 kV, sedangkan pada
teoritisnya bahwa tegangan yang menghasilkan photo Rontgen yang baik adalah
menggunakan tegangan 58, Jadi penggunaan tegangan pada pengambilan photo thorax
22
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
mA.s.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
Lampiran 1
No Proyeksi kV mA S
Senin, 11 Agustus 2014
1 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2
2 Pelvis ( LAT ) 75 150 0,2
3 Cruris (AP ) 55 50 0,06
4 BOF 65 60 0,16
5 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2
6 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3
8 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3
9 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2
10 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2
11 Pelvis( LAT ) 75 150 0,2
12 Thorax ( sedang ) 65 100 0,15
Selasa, 12 Agustus 2014
1 Thorax( gemuk ) 70 150 0,2
2 Thorax( gemuk ) 70 150 0,2
3 Thorax( gemuk ) 70 150 0,3
4 Thorax anak 55 50 0,09
5 BOF 65 50 0,15
6 Thorax ( gemuk ) 70 100 0,16
7 Tharaco lumbal ( sedang ) 70 150 0,2
8 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2
9 Thorax( gemuk ) 70 150 0,3
10 Thorax anak 55 50 0,09
Rabu, 13 Agustus 2014
1 Cruris AP 55 50 0,04
LAT 55 50 0,04
2 BNO ( gemuk ) 80 150 0,3
25
3 IVP 80 150 0,3
4 Genu (AP) 60 50 0,04
5 Genu (LAT) 60 50 0,04
Kamis, 14 agustus 2014
1 Lumbo Sacral Ap ( gemuk ) 75 150 0,2
LAT 90 150 0,3
2 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2
3 Antebrachi ( LAT) 47 50 0,04
4 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2
5 Cruris AP 50 50 0,06
6 LAT 50 50 0,05
Jumat, 15 Agustus 2014
1 BOF AP 55 50 0,03
LAT 55 50 0,02
2 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2
3 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3
4 Thorax( kurus ) 60 100 0,2
5 Tangan AP 55 50 0,03
LAT 55 50 0,03
Sabtu, 16 Agustus 2015
1 Thorax Ap 60 50 0,05
2 Thorax AP 55 50 0,06
3 Waters 75 100 0,2
Senin, 18 agustus 2014
1 Thorax AP ( kurus ) 60 100 0,3
2 Thorax AP ( gemuk ) 70 150 0,3
3 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3
4 Thorax (sedang) 65 100 0,14
5 Thorax(sedang) 65 100 0,15
6 BOF 65 50 0,16
7 Thorax AP ( gemuk ) 75 150 0,3
8 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,2
26
9 Kepala AP 70 150 0,2
LAT 70 150 0,2
10 Kepala AP 70 150 0,2
LAT 70 150 0,2
11 Lumbo Sacral AP ( gemuk ) 80 150 0,3
LAT ( gemuk ) 90 200 0,4
Selasa, 19 Agustus 2014
1 Thorax (sedang) 65 100 0,15
2 Angkle D/S ( AP ) 60 50 0,06
3 Thorax (sedang) 65 100 0,15
4 Cruris join AP 50 50 0,06
LAT 55 50 0,07
Rabu, 20 Agustus 2014
1 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3
2 Pelvis 75 150 0,6
3 Lumbo Sacral 75 150 0,2
4 Genu AP 60 50 0,04
5 LAT 60 50 0,04
Kamis, 21 Agustus 2014
1 Anthebrachi 50 50 0,04
2 Anthebrachi 50 50 0,04
3 Manus 47 50 0,03
4 Thorax (sedang) 65 100 0,2
5 Penis AP 85 150 0,25
6 LAT 75 100 0,18
7 Lumbo Sacral 64 150 0,2
8 Cervikal (LAT) 66 100 0,14
Jumat, 22 Agustus 2014
1 Thorax (sedang) 65 100 0,2
2 Thorax (sedang) 65 100 0,2
3 Pelvis 75 150 0,2
4 Waters 75 100 0,2
27
5 Thorax (sedang) 65 100 0,2
6 Waters 75 15 0,25
7 Lumbo Sacral AP 80 150 0,3
LAT 85 150 0,2
Sabtu, 23 Agustus 2014
1 Lumbo Sacral AP 80 150 0,3
2 Thorax (sedang) 65 100 0,2
3 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3
4 Femur 60 100 0,13
5 Lumbo Sacral AP 80 150 0,3
LAT 85 150 0,3
Senin, 25 Agustus 2014
1 BNO/ IVP 80 150 0,3
80 150 0,3
80 150 0,3
80 150 0,3
80 150 0,3
2 Lumbo Sacral 80 150 0,3
3 Manus 47 50 0,03
LAT 47 50 0,03
4 Femur 65 100 0,12
Selasa, 26 Agustus 2014
1 Thorax AP (sedang) 65 100 0,3
2 Thorax AP ( gemuk ) 70 150 0,3
3 Thorax AP (sedang) 65 100 0,3
4 BOF 65 50 0,16
5 Thorax (sedang) 65 100 0,3
6 Cervikal AP 66 100 0,14
LAT 68 100 0,13
7 Thorax AP (sedang) 65 100 0,3
LAT (sedang) 65 100 0,3
8 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3
28
Rabu, 27 Agustus 2014
1 Thorax (sedang) 65 100 0,2
2 BOF 65 50 0,16
3 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3
4 BNO/ IVP 80 150 0,3
5 Thorax (sedang) 65 100 0,2
6 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3
7 Kepala AP 70 150 0,2
LAT 70 150 0,2
8 Thorax (sedang) 65 100 0,2
Kamis,28 Agustus 2014
1 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3
2 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3
3 BOF 65 50 0,16
4 BOF 65 50 0,16
5 Thorax (sedang) 65 100 0,2
6 Lumbo Sacral AP 80 150 0,3
LAT 90 200 0,4
7 Articulus Genue 60 50 0,08
8 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3
9 BOF 65 50 0,16
Jumat, 29 Agustus 2014
1 Kepala AP 70 150 0,2
LAT 70 150 0,2
2 Lumbo SAcral 80 150 0,3
3 Pelvis 75 150 0,2
4 Cruris AP 50 55 0,08
Lat 50 55 0,08
5 Thorax (kurus) 60 100 0,2
6 Thorax 60 100 0,2
7 Thorax AP (sedang) 65 100 0,3
8 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3
29
9 Thorax AP (sedang) 65 100 0,3
10 BOF 65 50 0,16
11 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3
12 Manus 45 50 0,04
Sabtu, 30 Agustus 2014
1 BOF 55 50 0,3
2 BOF 45 50 0,08
3 Lumbo Sacral AP 80 150 0,3
LAT 90 150 0,3
4 Thorax AP ( gemuk ) 70 150 0,3
5 Thorax (kurus) 60 100 0,2
6 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3
7 Thorax AP ( gemuk ) 70 150 0,3
8 Thorax AP 70 150 0,3
9 BOF 60 50 0,3
10 Thorax (sedang) 65 100 0,2
30