Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FISIKA

Pengaruh Radiasi Elektromagnetik Terhadap

Kehidupan Manusia

Disusun oleh

1. Nabila Rochmatin

2. Nadine Mutiara Hartono

3. Nur Fadilah

4. Salzabila Ananda Putri


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Fisikaini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan juga kita semua para umatnya sampaiakhir
zaman.

Makalah ini kami buat sebagai tugas mata pelajaran Fisika kelas XII semester ganjil, dengan
judul makalah “Pengaruh radiasi elektromagnetik terhadap kehidupan manusia", yang kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu di makalah ini.

Terlepas dari semua itu. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah fisika ini.Semoga
makalah Fisika tentang Pengaruh radiasi elektromagnetik terhadap kehidupan manusia ini
bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Terima
Kasih.

Sidoarjo, 12 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. 1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… 2

BAB 1 : PENDAHULUAN……………………………………………………………. 3

1. Latar Belakang………………………………………………………………….. 3
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………. 4

BAB 2 : PEMBAHASAN……………………………………………………………… 5

A. Pengertian Radiasi (Gelombang) Elektromagnetik ………………………… 5


B. sejarah singkat………………………………………….. .……………………. 5
C. Sifat gelombang elektromagnetik ……………………………………............ 7
D. sumber yg bisa menghasilkan elektromagnetik…………………………….. 7
E. spektrum/jenis…………………………………………………………………… 8
1. Sinar gamma ………..……………………………………………………… 8
2. Sinar x ……………….……………………………………………………… 10
3. Sinar UV…………….……………………………………………………..... 11
4. Sinar Tampak………………………………………………………………. 12
5. Sinar infa merah……………………….…………………………………… 15
6. Gelombang Readiasi……………………………………………………….. 16
7. Gelombang TV……………………………………………………………… 17
8. Gelombang Radio………………………………………………………….. 18
F. Manfaat Elektromagnetik…………….…………………………………..…….. 19

BAB 3 : PENUTUP…………………………………………………………………….. 20

1. Kesimpulan……………………………………………………………………… 20
2. Saran……………………………………………………………………………. 20

Daftar Pustaka………………………………………………………………………….. 21
Bab I

1.1 Latar Belakang

Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas,
partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton). Radiasi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai
massa dan muatan listrik,misalnya adalah sinar gamma dan sinar-x. Beberapa modalitas
pencitraan yang menggunakan sinar-x adalah pesawat sinar-x, mamografi, dental, CT-Scan
dan flouroskopi(Akhadi, 2000).

Flouroskopi adalah suatu alat yang digunakan untuk studi visual (langsung) jatuhnya
bayangan laten dari tabir flouroskopi menjadi bayangan permanen pada film atau spot film,
dalam aplikasi medik fluoroskopi digunakan untuk memvisualisasikan gerakan dari struktur-
struktur internal. Menurut Silverman dkk,fluoroskopi intervensional adalah alat yang semakin
berharga untuk diagnosis dan pengobatan, namun dosis radiasi untuk pasien bisa sangat
besar. CT fluoroscopy digunakan sebagai panduan pencitraan menghasilkan dosis radiasi
sekitar 10 kali dari dosis CT konvensional. Fluoroskopi intervensional secara luas digunakan
dalam kardiologi pediatrik, urologi, dan prosedur neurointerventional. Seorang radiografer
maupun dokter radiologi dapat mengamati gambaran struktur organ secara dinamik (real
time imaging)mengikuti kebutuhan pencitraan yang diinginkan, dan menggunakan waktu
yang lama. Sehingga dosis radiasi yang diterima juga akan semakin besar yang
mengakibatkan kemunculan efek juga akan semakin besar. Untuk mencegah terjadinya efek
maka perlu dilakukan keselamatan radiasi atau proteksi radiasi. (Akhadi, 2000)

Efek radiasi terbagi menjadi dua yaitu efek deterministik dan efek stokastik. Efek
deterministik muncul seketika atau beberapa minggu setelah terkena radiasi yang ditandai
dengan keluhan, baik umum maupun lokal yang sulit dibedakan dengan penyakit lainnya,
dimana keluhan umum seperti nafsu makan berkurang, mual, lesu, lemah, demam, keringat
berlebih hingga menyebabkan kematian, sedangkan keluhan lokal adalah erythema atau kulit
memerah, pedih, gatal, bengkak, melepuh, memborok, dan kerontokan rambut. Efek
stokastik munculnya berlangsung lama setelah penyinaran radiasi seperti kanker (kerusakan
somatik), cacat pada keturunan (kerusakan genetik), katarak hingga kemandulan(Akhadi,
2000).
Secara internasional, komite ilmiah PBB untuk efek radiasi atom (UNSCEAR, United
Nations Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation) pada tahun 2010
menyatakan bahwa lebih dari 80% penerimaan dosis populasi dunia dari paparan radiasi
buatan berasal dari aplikasi radiasi bidang medik, terutama diagnostik fluoroskopi dan
intervensional. Organ-organ sensitif seperti gonad, payudara, paru –paru, lambung, hati,
kerongkongan, tiroid dan mata perlu mendapat perhatian serius agar pada saat penyinaran
radiasi tidak menimbulkan kekhawatiran. World Health Organization (WHO)
(2012)memperkirakan sekitar 750 juta penduduk dunia mengalami gangguan tiroid dan
berdasarkan hasil censuswide (2017) menyatakan bahwa indonesia merupakan Negara
dengan gangguan tiroid tertinggi di Asia Tenggara. Gangguan tiroid adalah gangguan yang
menyerang kelenjar tiroid baik gangguan fungsi dalam memproduksi hormon tiroid maupun
adanya kelainan kelenjar tiroid tanpa gangguan fungsi. Hormon tiroid sangat diperlukan
dalam metabolisme tubuh, untuk membantu tubuh menggunakan energi agar tetap hangat,
serta membuat otak, jantung, otot dan organ lainnya bekerja sebagaimana mestinya.
Gangguan tiroid yang tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat mempengaruhi kualitas
kehidupan sehari-hari dan memiliki dampak psikologis yang memberatkan.Menurut Anyani G
(2008), masalah matamerupakan masalah kesehatan di seluruh duniakarena mata
merupakan organ sensorisyang sangat vital. Delapan puluh perseninformasi diperoleh dari
penglihatan. Gangguan penglihatan diperkirakan diderita oleh 285 juta orang di dunia (WHO,
2012). Menurut data Riskesdas Kemenkes RI tahun 2013 Katarak merupakan salah satu
penyebab kebutaan terbanyak di Indonesia, bahkan hingga mencapai 50 persen, dimana
setiap 1,000 jiwa ada 1 orang penderita baru katarak. Adapun faktor-faktor pendukung
terjadinya katarak antara lain orang yang mempunyai penyakit diabetes, orang yang pernah
cidera/trauma dibagian mata maupun kepala, pemakaiaan steroid yang lama, perokok dan
orang yang sering terpapar radiasi baik yang cahaya maupun sinar (Hamidi,2017).

Pada saat pemeriksaan sering ditemukan bahwa pekerja maupun pasien tidak
menggunakan pelindung atau apron radiasi untuk melindungi organ-organ sensitif tersebut,
terutama pada bagian tiroid dan mata. Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
peneliti“Pengukuran dosis radiasi pada organ tiroid dan mata pekerja saat pemeriksaan
flouroskopi di rumah sakit islam siti rahmah.
TUJUAN

1.Memahami radiasi gelombang elektromagnetik

2.Mengetahui sejarah singkat

3. Mengetahui sifat gelombang elektromagnetik

4. Mengetahui sumber yg bisa menghasilkan elektromagnetik- spektrum/jenis :

 a. Sinar gamma
 b. Sinar x
 c. Sinar uv
 d. Sinar tampak
 e. Sinar infra merah
 f. Gelombang radiasi
 g. Gelombang tv
 h. Gelombang radio

5. Mengetahui manfaat elektromagnetik

6. Mengetahui bahaya radiasi elektromagnetik


Bab II

Landasan Teori

Aplikasi Gelombang Elektromagnetik serta Dampak terhadap Kesehatan Manusia.

Kemajuan teknologi komunikasi akan diikutioleh tingkat kehidupan yang lebih baik, yang
akan menuju ke tingkat kemudahan-kemudahan dalam berkomunikasi, dengan
diciptakannya telepon seluler (ponsel). Ponsel merupakan alat komunikasi dua arah dengan
menggunakan gelombang radio yang juga dikenal dengan radio frequency (RF), dimanapun
Anda melakukan panggilan, suara akan ditulis dalam sebuah kode tertentu ke dalam
gelombang radio dan selanjutnya diteruskan melalui antena ponsel menuju ke base station
terdekat dimana anda melakukan panggilan. Gelombang radio inilah yang

menimbulkan radiasi dan banyak kontroversi dari berbagai kalangan tentang keamanan
dalam menggunakan ponsel. Secara garis besar, radiasi total yang diserap oleh tubuh
manusia adalah tergantung pada beberapa hal:

1. frekuensi dan panjang gelombang medan

elektromagnetik

2. polarisasi medan elektromagnetik

3. . jarak antara badan dan sumber radiasi elektromagnetik dalam hal ini handphone

4. keadaan paparan radiasi, seperti adanya benda lain disekitar sumber radiasi

5. sifat-sifat elektrik tubuh. Hal ini sangat tergantung pada kadar air didalam tubuh, radiasi
akan lebih banyak diserap pada media dengan konstan dielektri tinggi seperti otak, otot dan
jaringan lainnya dengan kadar air tinggi.

Efek yang ditimbulkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik dari telepon seluler dibagi
menjadi dua yaitu :

1. Efek fisiologis
Efek fisiologis merupakan efek yang ditimbulkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik
tersebut yang mengakibatkan gangguan pada organ-organ tubuh manusia berupa, kangker
otak dan pendengaran, tumor,perubahan pada jaringan mata, termasuk retina dan lensa
mata, gangguan pada reproduksi, hilang ingatan, kepala pening.

2. Efek psikologis

Merupakan efek kejiwaan yang ditimbulkan oleh radiasi tersebut misalnya timbulnya stress
dan ketaknyamanan karena penyinaran radiasi berulang-ulang.

Sejarah singkat Gelombang Elektromagnetik

Sebelum abad ke-19, orang-orang hanya mengetahui cahaya tampak. Barulah pada
1800, seorang astronom Inggris yang lahir di Jerman bernama William Herschel menyatakan
ada sinar lain di luar cahaya tampak. Fakta ini ia sampaikan usai bereksperimen dengan
memfraksikan berkas sinar matahari menggunakan prisma. Dari percobaan tersebut, terlihat
cahaya tak kasat mata di luar warna merah yang menyebabkan suhu termometer menjadi
tinggi. Cahaya ini kemudian dinamakan sinar infrared atau inframerah.

Setahun setelahnya, seorang fisikawan Jerman bernama Johann Wilhelm Ritter


melakukan eksperimen serupa. Hasilnya, ditemukan berkas sinar tak kasat mata dekat
warna ungu yang menyebabkan pelat perak klorida menghitam. Cahaya ini lantas disebut
sebagai infraungu atau ultraviolet.

Usai penemuan Ritter, terbitlah teori Maxwell sebagaimana yang telah disinggung
sebelumnya. Temuan Maxwell ini lantas dibuktikan oleh Heinrich Hertz pada 1887. Hasilnya,
terbukti terdapat gelombang di luar rentang sinar inframerah yang selanjutnya disebut
sebagai gelombang mikro dan radio.

Penelitian demi penelitian terus berlanjut, hingga akhirnya fisikawan Jerman bernama
Wilhelm Rontgen menemukan sinar X-ray pada 1895. Berkas sinar ini dapat menembus
benda padat. Lima tahun setelahnya, atau lebih tepatnya pada 1890, Rutherford menemukan
sinar alfa dan beta. Beranjak dari temuan itu, seorang fisikawan dan kimiawan asal Prancis
bernama Paul Ulrich Villard menemukan sinar gamma. Cahaya ini berisfat netral, memiliki
energi yang lebih tinggi daripada sinar X-ray, serta memiliki frekuensi tertinggi. Teori
gelombang elektromagnetik ini akhirnya disempurnakan oleh Albert Einstein. Pada 1905, ia
menemukan konsep relativitas khusus.
Sinar Gamma

Sinar gamma adalah bentuk energi tertinggi di semesta.


Radiasi elektromagnetik ditransmisikan dalam gelombang atau
partikel gelombang dan frekuensi yang berbeda. Sinar gamma
memiliki frekuensi lebih besar yaitu sekitar 10^19 siklus per
detik, atau hertz (Hz), dan panjang gelombang kurang dari 100
pikometer (pm), atau 4×10^9 inci. (Pikometer adalah satu per triliun meter). Sinar gamma
tidak memiliki warna sama sekali.

Sinar gamma pertama kali diamati pada tahun 1900 oleh ahli kimia Prancis Paul
Villard, saat menyelidiki radiasi dari radium. Selanjutnya ahli kimia dan fisikawan Selandia
Baru Ernest Rutherford mengusulkan nama sinar gamma, karena mengikuti urutan sinar
alpha. Sinar gamma diproduksi oleh empat reaksi nuklir yang berbeda, yaitu fusi, fisi,
peluruhan alfa, dan peluruhan gamma.

Sinar gamma kini digunakan untuk mengobati tumor dan kanker dalam tubuh. Namun
penggunaan ini harus dilakukan oleh ahlinya, karena sinar gamma bisa juga merusak DNA
sel jaringan sehat. Untuk memaksimalkan dosis sel kanker dengan mengarahkan langsung
sinar gamma menggunakan alat medis seperti linac. Sinar gamma juga dapat digunakan
sebagai prosedur bedah otak dan saraf, dan sterilisasi peralatan medis.

Radiasi sinar gamma dapat berasal dari berbagai sumber, baik radiasi kosmik,
sumber radioaktif di bumi, dan buatan manusia. sinar gamma bisa berbahaya bagi kehidupan
di Bumi. Untungnya, atmosfer Bumi menyerap sinar gamma, sehingga penghuni bumi tidak
terpapar langsung. Pengamatan sinar gamma hanya bisa dilakukan dengan balon atau
satelit yang berada di atas selimut pelindung atmosfer Bumi.

Sinar – X

Sinar-X adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang


gelombang 0,01 hingga 10 nanometer.Sinar-X umumnya digunakan
dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah
bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya.
Sinar - X diproduksi dari perpindahan energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Elektron
yang bergerak cepat mempunyai energi kinetik, dan energi kinetik tersebut diubah menjadi
energi panas dan energi radiasi ketika elektron tersebut secara tiba - tiba terhenti oleh target.

Sinar-X memiliki sifat dualisme cahaya sehingga dapat disebut juga sebagai paket
foton-foton dari awan elektron suatu atom. Sinar-X memiliki energi yang memungkinkannya
menembus bagian tubuh manusia kecuali tulang. Daya tembus sinar-X membuatnya
digunakan dalam pencitraan berbagai macam benda yang tidak dapat dilihat langsung oleh
mata manusia.

Contoh penggunaan sinar-X adalah mengidentifikasi retakan pada struktur bangunan,


mengidentifikasi cacat pada suatu benda padat, pengecekan kualitas logam, identifikasi isi
tas, paket, dan benda lainnya di bandara ataupun dalam sektor keamanan, Serta keperluan
medis, seperti mengidentifikasi kanker, tumor, penyumbatan pembuluh darah, patah tulang,
kerusakan gigi, peradangan sendi, penciteraan organ dalam, dan identifikasi barang asing
dalam tubuh. 

Walupun kegunaan sinar-X sangatlah banyak, namun sinar-X tetaplah radiasi


elektromagnetik yang bisa memberikan dampak buruk bagi tubuh. paparan sinar-X pada
tubuh dapat menyebabkan kulit memerah, rambut rontok, katarak pada mata, bahkan
mengembangkan kanker dan tumor dalam jangka waktu panjang.

Sinar UV

Sinar UV adalah radiasi pengion, artinya sinar tersebut


membebaskan elektron dari atom atau molekul, yang dapat
menyebabkan reaksi kimia.

Sinar UV dapat bermanfaat bagi tubuh karena memberikan sejumlah manfaat


kesehatan. Namun bila sinar uv terpapar secara berlebihan, justru bisa menimbulkan
gangguan kesehatan dan berbahaya bagi tubuh.

Salah satu sumber sinar UV yang terbesar adalah matahari. Seperti yang kita tahu,
sinar UV dibutuhkan untuk memproduksi vitamin D yang sangat baik untuk penyerapan
kalsium dalam tubuh. Sinar UV dari Matahari dapat mengionisasi partikel-partikel di atmosfer
yang berada pada ketinggian sekitar 80 km yang disebut lapisan ionosfer.

Sinar UV dibagi menjadi tiga kategori yang terdaftar dalam urutan peningkatan energi,
yaitu UV A, UV B, UV C. UV C adalah yang paling berbahaya, tetapi beruntungnya, bumi
memiliki lapisan ozon dan komponen atmosfer lainnya yang dapat menyaring semuanya
sebelum mencapai bumi.

UV A memiliki energi paling sedikit di antara sinar UV lainnya. Sinar ini dapat
menyebabkan sel-sel kulit menua dan dapat menyebabkan beberapa kerusakan tidak
langsung pada sel DNA. Sinar UV A dapat memicu kerusakan kulit jangka panjang seperti
keriput, tetapi juga bisa berperan sebagai pemicu bagi beberapa jenis kanker kulit.

UV B memiliki energi yang sedikit lebih banyak daripada sinar UVA. Mereka dapat
merusak DNA di sel kulit secara langsung, dan merupakan sinar utama yang menyebabkan
kulit terbakar. Mereka juga dianggap menyebabkan sebagian besar kanker kulit.

UV C memiliki lebih banyak energi dibandingkan jenis sinar UV lainnya. sinar UV C


juga bisa berasal dari beberapa sumber buatan manusia, seperti obor las busur, lampu
merkuri, dan lampu sanitasi UV yang digunakan untuk membunuh bakteri dan kuman lainnya
(seperti di air, udara, makanan, atau pada permukaan).

sinar UV juga memiliki manfaat bagi dunia kesehatan seperti sunlamps dan sunbeds
(Tranning bed), fototerapi (terapi UV), UV Germicidal Lights.

Jika tubuh terkena paparan sinar UV secara berlebihan, maka permasalahan


kesehatan yang bisa muncul meliputi :

1. Sunburn atau kulit terbakar

Kondisi biasanya ditunjukkan dengan gejala awal yaitu, kulit tampak kemerahan, serta
terasa hangat dan nyeri ketika disentuh. Gejala kulit terbakar umumnya muncul dalam waktu
beberapa jam setelah kulit terpapar sinar UV secara berlebihan, tetapi bisa juga 1–2 hari
kemudian. Dan akan semakin parah jika kondisi kulit kering dan kurang lembab.

2. Kanker kulit

Kanker kulit akibat sinar UV sering kali menyerang bagian tubuh yang terpapar
langsung sinar UV, seperti wajah, leher, dan tangan.

3. Kerusakan mata

Mata adalah salah satu organ paling rentan mengalami kerusakan dari radiasi sinar
UV. Umumnya, kerusakan mata akibat sinar UV akan menyebabkan mata perih, pandangan
kabur, hingga kehilangan kemampuan melihat warna, atau bahkan kebutaan.
Sinar Tampak

Sinar tampak atau cahaya merupakan gelombang


elektromagnetik yang dapat dilihat dan sangat membantu dalam
penglihatan. Sinar tampak memiliki jangkauan panjang gelombang
yang sempit, mulai dari 400 nm sampai dengan 700 nm. Sinar
tampak terdiri atas tujuh spektrum warna, jika diurutkan dari frekuensi terkecil ke frekuensi
terbesar, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu (disingkat mejikuhibiniu). 

penglihatan dan kepekaan seseorang terhadap cahaya bervariasi sepanjang hidupnya


karena proses penuaan pada mata. Khusus untuk bagian panjang gelombang pendek dari
spektrum tampak cahaya biru, transparansi lensa menurun seiring bertambahnya usia.
Sumber radiasi alami utama untuk cahaya adalah matahari, tetapi kehidupan kita sehari-hari
juga menampilkan banyak sumber cahaya buatan.

Manfaat dari cahaya tampak ialah sebagai sinar laser yang digunakan pada bidang
telekomunikasi untuk menyiarkan suara, gambar, atau sinyal melalui serat optik. Senar laser
digunakan juga di bidang kedokteran untuk mendiagnosis penyakit. Di bidang industri, sinar
laser digunakan untuk mengelas dan memotong lembengan baja.

Dampak negatif dari sinar tampak antara lain

1. Pigmentasi dan eritema

efek pigmentasi yang disebabkan oleh bluelight sama dengan efek pigmentasi yang


disebabkan oleh UVB. Namun, efek eritema yang dihasilkan oleh UVB lebih tinggi
dibandingkan efek eritema yang dihasilkan oleh bluelight.

2. Penuaan kulit dan kerusakan DNA

Kelompok radikal bebas yang berbahaya apabila adanya ketidakseimbangan antara


jumlah radikal bebas dengan antioksidan. Hal ini disebut stres oksidatif yang akan
menyebabkan kerusakan oksidatif pada sel. radiasi UVB dapat menyebabkan kerusakan
DNA yang dihasilkan dari reaksi fotokimia yang diakibatkan oleh penyerapan langsung foton
oleh basa DNA, sedangkan sinar tampak mungkin tidak diserap secara langsung oleh basa
DNA tetapi masih bisa merusak DNA dalam bentuk lain.

3. Terganggunya regenerasi kulit pada malam hari

produksi ROS Reactive Oxygen Species (ROS) adalah radikal bebas yang berperan
penting pada beberapa proses fisiologis organ tubuh. bisa menyebabkan stres oksidatif
apabila jumahnya tidak seimbang dengan jumlah antioksidan dalam tubuh dan
mengakibatkan penuaan dini pada kulit.

Bahaya Radiasi Elektromagnetik

1. Pada tumbuhan, radiasi UV-B dapat menyebabkan pertumbuhan berbagai jenis


tanaman menjadi lambat dan beberapa bahkan menjadi kerdil. Sebagai akibatnya,
hasil panen sejumlah tanaman budidaya akan menurun serta tanaman hutan menjadi
rusak.
2. Pulsa microwaves dapat menimbulkan efek stres pada kimia syaraf otak.
3. Apabila terjadi lubang ozon, maka sinar UV, khususnya yang jenis UV tipe B yang
memiliki panjang gelombang 290 nm, yang menembus ke permukaan bumi dan
kemudian mengenai orang, dapat menyebabkan kulit manusia tersengat, merubah
molekul DNA, dan bahkan bila berlangsung menerus dalam jangka lama dapat
memicu kanker kulit, termasuk terhadap mahluk hidup lainnya.
4. Radiasi HP dapat mengacaukan gelombang otak, menyebabkan sakit kepala,
kelelahan, dan hilang memori, pemakaian HP bisa menyebabkan kanker otak.
5. Beberapa efek negatif yang bisa muncul sebagai akibat radiasi HP antara lain
kerusakan sel saraf, menurunnya atau bahkan hilangnya konsentrasi, merusak sistem
kekebalan tubuh, meningkatkan tekanan darah, hingga gangguan tidur dan perubahan
aktivitas otak.
6. Sebagian besar garis-garis wajah dan kerut/keriput disebabkan oleh pemaparan
berlebihan terhadap sinar UV, baik UVA yang bertanggung jawab atas noda gelap,
kerut/keriput, dan melanoma maupun UVB yang bertanggung jawab atas kulit terbakar
dan karsinoma.
7. Dampak negatif wi-fi sehubungan dengan radiasi elektromagnetik: keluhan nyeri di
bagian kepala, telinga, tenggorokan dan beberapa bagian tubuh lain bila berada dekat
dengan peralatan elektronik atau menara pemancar.
8. Dapat menyebabkan kanker kulit (Sinar ultraviolet).
9. Dapat menyebabkan katarak mata(Sinar ultraviolet).
10. Dapat menghitamkan warna kulit (Sinar ultraviolet).
11. Dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh (Sinar ultraviolet).
12. Dapat menyebabkan kemandulan (Sinar gamma).
13. Dapat menyebabkan kerusakan sel/jaringan hidup manusia (Sinar X dan terutama
sinar gamma).

Daftar Pustaka

https:///amp/5b2GXXVk-gelombang-elektromagnetik-pengertian-sejarah-sifat-dan-jenis

https:///skola/read/2019/12/10/123511669/apa-itu-sinar-gamma

https:///skola/read/2021/03/30/161724969/sinar-x-pengertian-proses-kecepatan-manfaat-
dan-bahayanya
https:///magazine/amp/sinar-uv

Anda mungkin juga menyukai