Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi Terhadap Entrasce Skin Exposure

(ESE) dan Laju Paparan Radiasi Hambur pada Pemeriksaan Abdomen


Evaluasi Ukuran Titik Fokus (Focal Spot) dan Entrance Surface
Exposure (Ese) Sebagai Parameter Quality Control
Variasi Nilai Eksposi Aturan 15 Persen pada Radiografi Menggunakan
Imaging Plate untuk Mendapatkan Kontras Tertinggi
http://itubaruinfo.blogspot.co.id/2015/10/uji-kebocoran-radisi-pesawat-sinarx.html

Pesawat sinar-x terdiri dari sistem dan subsistem sinar-x atau komponen. Sistem sinar-x
adalah seperangkat komponen untuk menghasilkan radiasi dengan cara terkendali. Sedangkan
subsistem berarti setiap kombinasi dari dua atau lebih komponen sistem sinar-x. Pesawat
sinar-x diagnostik yang lengkap terdiri dari sekurang-kurangnya generator tegangan tinggi,
panel kontrol, tabung sinar-x, kolimator, dan tiang penyanggah tabung.
Apabila ditinjau dari segi bentuk fisik dan penginstalasiannya, maka pesawat sinar-x
dapat diklasifikasi dalam 3 (tiga) jenis, meliputi:
1. Pesawat Sinar-x Dapat Dijinjing/Portabel (Portable)
2. Pesawat Sinar-x Mudah Dipindahkan (Mobile)
3. Pesawat Sinar-x Terpasang Tetap (Stationery)

1.
1)
-

2)
3)
-

Adapun spesifikasi dan parameter dari pesawat sinar-x diagnostik untuk radiografi
maupun fluoroskopi harus dipasang secara lengkap meliputi, yakni :
Spesifikasi Radiografi
Wadah Tabung
Setiap wadah tabung pesawat sinar-x diagnostik harus dibuat sedemikian rupa
sehingga kebocoran radiasi yang keluar dari berbagai arah tabung, dengan luas tidak lebih
besar 100 cm, paparan di udara 1 mGy dalam 1 jam pada jarak 1 m dari sumber radiasi sinarx pada saat dioperasikan tiap tingkat yang dispesifikasi oleh pabrik.
Harus nampak dengan jelas setiap tanda wadah tabung untuk menunjukkan letak fokus.
Diafragma
Wadah tabung pesawat sinar-x stationery harus dilengkapi dengan kolimator yang
ada lampunya.
Sedangkan untuk pesawat sinar-x mobile, lampu kolimatornya lebih baik yang
berbentuk konus jika mungkin.
Diafragma yang membatasi luas lapangan atau konus harus dilengkapi dengan
persyaratan tingkat kebocoran radiasi yang menjelaskan wadah tabung.
Setiap diafragma harus diberi tanda yang tidak mudah hapus dengan luas lapangan
yang menunjukkan jarak fokus ke film.
Filter
Tabung pesawat sinar-x dengan kemampuan rata-rata di atas 100 kV harus mengggunakan
total filter setara 2,5 mm Al dengan 1,5 mm Al filter permanen atau bawaan.

Wadah tabung harus mempunyai total filter yang ekivalen dengan 2, 0 mm Al (dengan
1,5 mm filter permanen) untuk pesawat sinar-x yang pengoperasiannya di atas 100 kV
kecuali untuk pesawat mammografi atau dental.
- Mammografi harus mempunyai filter permanen ekivalen 0,5 mm Al atau 0,03
molybdenum (Mo) dalam berkas guna.
- Total filter permanen dalam radiografi Dental konvensional dengan tegangan tabung sekitar
70 kV harus ekivalen 1,5 mm Al.
- Sedangkan untuk pesawat gigi extra-oral (Panoramic dan Chepalometri) tegangan
tabung lebih besar 70 kV (sekitar 90 kV), total filter harus ekivalen 2,5 mm Al.
- Filter bawaan harus diberi tanda di tabungnya. Filter tambahan juga harus diberi tanda
yang jelas, misalnya pada diafragma.
4) Konus Khusus
- Konus dental radiografi atau mammografi harus dibuat sedemikian sehingga jarak
fokus dengan kulit paling tidak 20 cm untuk pesawat yang beroperasi di atas 60 kV dan
sekurang-kurangnya 10 cm untuk pesawat hingga 60 kV.
- Konus dental radiografi harus membatasi luas lapangan pada jarak kurang dari 7,5 cm
pada bagian ujung konus.
- Untuk Tomografi Panoramic, ukuran berkas pada holder kaset tidak boleh melebihi
ukuran 10 mm x 150 mm.
- Luas berkas total tersebut hendaknya tidak melebihi dari luas celah penerimaan
pemegang (holder) kaset, artinya kelebihan luas tidak boleh lebih dari 20 %.
- Sedangkan untuk Chepalometri harus dilengkapi dengan diafragma atau kolimasi.
- Tempat kedudukan fokus dalam arah sumbu berkas sinar-x harus mudah terlihat.
2. Spesifikasi Fluoroskopi
1) Tabung dan Filter Fluoroskopi
- Wadah tabung harus sesuai dengan tingkat kebocoran radiasi yang telah dijelaskan
padapesawat radiografi.
- Berkas guna harus menggunakan total filter tidak kurang dari 2,0 mm Al untuk
fluorokopi umum dan tidak kurang dari 2,5 mm Al untuk pemeriksaan kardiovaskuler.
2) Kaca Timah Hitam Penahan Radiasi
- Kaca timah hitam yang ada pada screen fluoroskopi harus setara dengan 2,0 mm Pb
untuk operasi hingga 100 kV.
- Untuk peralatan hingga ribuan volt maka timah hitam ekivalensinya 0,01 mm per kV.
3) Penutup Karet Timah Hitam
- Meja & penyangga pesawat sinar-x harus disediakan dengan perlengkapan proteksi
radiasi Dokter Spesialis Radiologi (DSR) dan petugas lainnya.
- Tabir timah hitam ini tebalnya tidak kurang dari 0,5 mm.
- Bucky slot harus disediakan dengan timah hitam setebal 0,5 mm pada bagian samping DSR.

Prinsip Kerja Pesawat Sinar-x


Sinar-x bisa dihasilkan oleh seperangkat alat yang desebut pesawat sinar-x. Pesawat
sinar-x banyak digunakan di bidang kesehatan untuk keperluan diagnostik dan terapi dan di
bidang industri, antara lain untuk radiografi. Sinar-x ditemukan pertama kali oleh fisikawan
berkebangsaan Jerman Wilhelm Conrad Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Saat itu
Roentgen bekerja menggunakan tabung Crookes di laboratoriumnya di Universitas
Wurzburg.
Proses pembuatan gambar anatomi tubuh manusia dengan sinar-x dapat dilakukan pada
permukaan film fotografi. Gambar terbentuk karena adanya perbedaan intensitas sinar- X
yang mengenai permukaan film setelah terjadinya penyerapan sebagian sinar-x oleh bagain
tubuh manusia.
Daya serap tubuh terhadap sinar-x sangat bergantung pada kandungan unsur-unsur yang
ada di dalam organ. Tulang manusia yang didominasi oleh unsur Ca mempunyai kemampuan
menyerap yang tinggi terhadap sinar-x. Karena penyerapan itu maka sinar-x yang melewati
tulang akan memberikan bayangan gambar pada film yang berbeda dibandingkan bayangan
gambar dari organ tubuh yang hanya berisi udara seperti paru-paru ato air seperti jaringan
lunak pada umumnya.
Pada aplikasinya, penciptaan sinar-x tak lagi mengandalkan mekanisme tabung
crookes, melakinkan dengan menggunakan pesawat sinar-x modern. Pesawat sinar-x modern
pada dasarnya membangkitkan sinar-x dengan membombardir target logam dengan elektron
berkecepatan tinggi. Elektron yang berkecepatan tinggi tentunya memiliki energi yang tinggi,
dan karenanya mampu menembus elektron-elektron orbital luar pada materi target hingga
menumbuk elektron orbital pada kulit k (terdekat dengan inti).
Elektron yang tertumbuk akan terpental dari orbitnya, meninggalkan hole pada
tempatnya semula. Hole yang ditinggalkannya itu akan diisi oleh elektron dari kulit luar dan
proses itu melibatkan pelepasan foton (cahaya elektromagnetik) dari elektron pengisi
tersebut. Foton yang keluar itulah yang kemudian disebut sinar-x, dan keseluruhan proses
terbentuknya sinar-x melalui mekanisme tersebut disebut mekanisme sinar-x karakteristik.
Adapun mekanisme lain yang mungkin terjadi adalah emisi foton yang dialami oleh
elektron cepat yang dibelokkan oleh inti atom target atas konsekuensi dari interaksi coulomb
antara inti atom target dengan elektron cepat. Proses pembelokkan ini melibatkan
perlambatan dan karenanya memerlukan emisi energi berupa foton. Mekanisme ini disebut
bremsstrahlung (bahasa jerman dari radiasi pengereman).

Selanjutnya, pesawat sinar-x modern memanfaatkan kedua kemungkinan di atas untuk


memungkinkan produksi sinar-x. Seperti terlihat pada gambar ilustrasi, beda potensial antara
anoda dan katoda dibuat sedemikian rupa sehingga mencapai angka yang cukup untuk
membuat elektron melompat dengan kecepatan tinggi setelah katoda diberi energy (biasanya
1000 volt). Setelah elektron pada katoda melompat dan menghantam filamen pada anoda,
terjadilah sinar-x yang terjadi dengan mekanisme sinar-x karakteristik ataupun
bremsstrahlung.
Karena filamen pada anoda dimiringkan ke bawah, foton sinar-x akan menuju ke
bawah, keluar dari pesawat sinar-x lalu melewati jaringan yang dipotret. Bayangan/citrapun
terbentuk pada film yang diletakkan di bawahnya.

Uji Kebocoran Pesawat Sinar-X di Laboratorium PKR STTN - BATAN


Kebocoran rumah tabung pesawat sinar-x adalah laju dosis radiasi pada jarak 1 meter
dari focal spot pada kondisi tegangan kerja dan arus maksimum. Kriteria kebocoran rumah
tabung berdasarkan NCRP dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu untuk kelompok medis dan
kelompok non-medis. Radiografi industri termasuk non-medis. Berdasarkan kriteria ini,
radiasi bocor rumah tabung pada jarak 1 meter dari focal spot tidak lebih dari 1 R/jam bila
tabung
dioperasikan pada tiap mA dan tegangan kerja yang telah dispesifikasikan atau
kondisi maskimum.

Penentuan tingkat kebocoran radiasi dari rumah tabung berdasarkan pangukuran laju
dosis radiasi pada jarak 1 meter dari focal spot. Pada saat pengukuran, jendela tabung ditutup
dengan bahan yang jenis dan tebalnya sama dengan rumah tabung. Diambil harga rata-rata
pada daerah seluas 100 cm2. Laju paparan radiasinya diukur dengan menggunakan
surveimeter, sebaiknya yang bisa mengukur paparan radiasi secara kumulatif dan selang
waktu tertentu. Pengukuran dilakukan pada kondisi tegangan kerja dan arus maksimum, serta
biasanya memakan waktu yang cukup lama, oleh karena itu, lama pengoperasian pesawat
sinar-x harus diperhatikan berdasarkan kemampuan sistem pendinginnya supaya tidak
mengakibatkan rusaknya tabung sinar-x.
Sebelum melakukan praktikum uji kebocoran sinar-x, terlebih dahulu praktikan
melengkapi perlindungan pribadi dengan APD atau alat pelindung diri. Dengan
menggunakan film badge, dosimeter saku, dan surveymeter yang sudah dicek dan
dipersiapkan sesuai prosedur kerja, maka praktikum uji kebocoran baru bisa dilakukan.
Sebelum praktik dilakukan, terlebih dahulu dilakukan proses pemanasan (aging)
terhadap pesawat sinar-x dengan mengikuti kriteria yang disarankan asisten. Dimulai dengan
tegangan awal 110 kV dengan waktu operasi 1 menit setelah lampu indikasi padam maka
tegangan dinaikkan sampai lampu menyala lagi yaitu pada tegangan 150 kV. Lalu proses
pemanasan (aging) dilakukan lagi sampai lampu mati dengan waktu operasi 1 menit.
Range terbentuknya sinar-x adalah antara 200 kV sampai 250 kV. Dalam
pengaturannya setelah tegangan dinaikkan jangan langsung menggunakan pesawat sinar-x,
karena harus menunggu waktu agar tegangan tersebut dapat naik secara perlahan dan
mencapai tegangan kerja yang diinginkan supaya dapat digunakan secara maksimal. Pada
pesawat sinar-x sendiri sudah terdapat indikator apabila tegangan yang diinginkan sudah
cukup untuk dapat menggunakan pesawat sinar-x.
Dalam penentuan kebocoran, batas yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1
R/jam, mengikuti batas yang ditetapkan untuk kelompok non medik. Batas ini digunakan
untuk pengukuran pada tegangan dan arus maksimum alat pada jarak 1 m dari focal spot.
Pengukuran ini tidak hanya dilakukan pada satu titik saja, namun keseluruhan arah dari titik
focal spot. Hal ini dimaksudkan agar mengetahui tingkat keamanan ataupun tingkat
kebocoran, serta titik pasti kebocoran pesawat sinar-x.
Pengontrolan dalam penembakan pesawat sinar-x pada praktikum ini yakni setiap 4
menit diistirahatkan untuk menjaga agar pesawat sinar-x tetap awet. Pengukuran tingkat
radiasi juga dilakukan di empat tempat berbeda dan juga variasi bukan jendela pada pesawat
sinar-x. Setiap kali dilakukan pengukuran radiasi maka paparan yang diterima dilakukan
pengukuran dan dicatat.

Pada praktikum kali ini, dilakukan pengukuran pada tiga titik dari focal spot
yakni dibelakang peasawat sinar-x dengan jarak 1 meter, ke arah kiri dari posisi belakang
sebelumnya 450, dan ke kiri lagi posisi lurus dengan pesawat sinar-x. Dan tidak diabaikan
pengukuran tingkat radiasi di luar ruangan dengan empat titik pengukuran pula yakni A (di
belakang ruangan), B (daerah pintu ruangan), C (dinding sebelah pintu) dan D (di depan
ruangan). Hal inijuga dimasudkan untuk mengetahui daya tahan ruangan dalam menghalangi
paparan radiasi sinar-x ke lingkungan luar. Berikut ini adalah skema atau gambar titik-titik
yang dilakukan pengukuran, yakni :
Pada saat pewasat sinar-x dioperasikan dilakukan pengukuran pada tempat-tempat
tertentu. Untuk tempat A yaitu berada di sebelah selatan bangunan , tempat B berada di depan
pintu ruang praktikum, untuk tempat C berada di sebelah utara kontrol x-ray, dan untuk
tempat D berada di sebelah utara ruang praktikum. Setelah dilakukan pengukuran didapat
hasil, yakni:

Dimana, faktor kalibrasi alat surveymeter :


Depan Pntu : 1,09
Daerah B
: - x100 = 0,962
- x10 = 1,05
Daerah C
: 0,970
Daerah A
: di gunakan adalah skala x1 (tidak ada faktor kalibrasi)
Laju Dosis Sebelum di kalibrasi

Laju Dosis Setelah di kalibrasi (Sv/h)

(Sv/h)
Dekat

pintu

Dekat

pintu

1,03

0,02

0,253

0,2

1,122

0,0210

0,245

0,2

0,589

0,01

0,355

0,2

0,642

0,105

0,344

0,2

0,850

0,03

0,610

0,2

0,926

0,0315

0,591

0,2

0,875

0,7

0,386

0,2

0,953

0,673

0,374

0,2

0,720

0,04

0,401

0,4

0,784

0,042

0,388

0,4

0,530

0,025

0,535

0,4

0,577

0,0262

0,518

0,4

0,960

0,02

0,330

0,3

1,05

0,0210

0,320

0,3

Dari hasil pengamatan didapatkan kesimpulan bahwa daerah dekat pintu memiliki
nilai paparan yang paling tinggi karena berada segaris dengan arah saat sinar-x tersebut
beroperasi. Sedangkan di tempat lainnya memiliki dosis paparan yang relative rendah
dikarenakan tidak berada segaris dengan arah pesawat tersebut beroperasi memancarkan
sinar-x. nilai paparan berbeda-beda di setiap tempat karena radiasi bersifat random / acak
selain itu di tempat-tempat tertentu tidak diberikan shielding atau penahan sehingga dosis
paparannya tinggi.
Kemudian, dosimeter saku pada jarak 1 meter di empat titik sekeliling focal spot
pesawat sinar-x. Dengan 4 buah dosimeter tera, sehingga dosimeter dipindahpindah ke tempat sudut-sudut tertentu. Dari percobaan yang dilakukan
didapatkan data sebagai berikut :

Sudut

Dosis rate ( laju dosis) (Sv/h)


Titik 1

Titik 2

Titik3

Titik 4

0O Awal

0,005

90 Awal

0,007

0,001

0,001

0,011

180 Awal

0,05

0,007

0,001

0,015

Titik di rubah menyilang dengan sudut sama :


Sudut

Dosis Rate (Laju Dosis) (Sv/h)


Titik 1

Titik 2

Titik3

Titik 4

270

0,019

0,013

0,014

0,003

180

0,022

0,018

0,017

0,006

90
0

0,024
0,027

0,021
0,024

0,018
0,021

0,007
0,011

Dari data tersebut diatas diketahui bahwa pesawat sinar-x tidak mengalami kebocoran, di
katakan bocor jika paparan melebihi 1 R/Jam dalam jarak 1 m, dan juga karena untuk aman
yakni 1 R/jam sedangkan dari hasil perhitungan didapatkan 1/1000000 atau 110-6 nya.
ilter??? ya filter itu saringan atau penyaring. Nah Sebetulnya apa sih filter pada radiografi??
Apanya yang disaring dalam proses radiografi? Nah lebih jelasnya simak terus ya....
Mulai dari pengertian filter dulu ya. Filter merupakan suatu bahan yang dapat meningkatkan
kehomogenitasan energi radiasi polikromatik, yang dipancarkan oleh anoda tabung tanpa
absorsbsi. Radiasi Polikromatik sendiri adalah radiasi sinar-x yang terdiri dari foton-foton
yang mempunyai spektrum yang bermacam-macam.

Nah dalam Radiografi kita mengenal ada dua jenis filter yang digunakan yaitu filter bawaan
(inherent) dan filter tambahan (additional).
Jenis filter
1. Filter Bawaan (inherent)
Filter bawaan adalah filter oleh tabung sinar-X itu sendiri, misalnya tabung kaca, oli
pendingin dan jendela tabung. Untuk tabung sinar-X pada pesawat mamografi, saringan
bawaannya
berkisar
0,1
mm
Al
ekivalen.
Untuk memenuhi kebutuhan akan kualitas radiasi yang tetap rendah dan dosis pasien yang
minimal pada mamografi, maka dipilih suatu bahan khusus. Bahan tersebut adalah logam
Baryllium. Karena nomor atomnya kecil (Z=4), maka efek penyaringannya lebih kecil
daripada efek penyaringan kaca pyrex atau borosilicate. Ketebalan 0,8 mm Beryllium (0,028
mm Al ekivalen pada 30 kv) dapat digunakan sebagai jendela tabung sinar-X pesawat
mamografi
2. Filter Tambahan (additional)
Filter tambahan merupakan bahan penyerap yang terletak pada jalur berkas sinar-x, dari
tabung menuju pasien. Filter tambahan biasanya berupa lembaran dengan ketebalan tertentu.
Bahan filter yang digunakan dalam radiologi diagnostic adalah alumunium dengan no.atom
13, bahan filter ini paling baik untuk menyerap semua radiasi berenergi rendah.
Selain pelat aluminium, tembaga juga bisa digunakan untuk filter. Untuk tabung sinar-X
pesawat mamografi digunakan Molybdenum. Ketebalan 30 m Mo dapat digunakan pada
tabung
sinar-X
pesawat
mamografi.
Pemakaian kolimator sebagai pembatas lapangan penyinaran pada pesawat mamografi
ternyata kurang menguntungkan. Hal ini karena struktur kolimator (misalnya mika dan
cermin) juga merupakan Filter yang ekivalen dengan 1 mm Al. oleh karena itu lebih disukai
pemakaian
konus
berbentuk
D.
Dengan Filter total 0,5 mm Al ekivalen, diharapkan kualitas sinar-X yang dihasilkan tabung
sinar-X pesawat mamografi dapat tetap rendah.
Bahan Filter
Tegangan
30-120 kVp
120-250 kVp
250-600 kVp
600-2MV
>2 MV

Jenis Bahan Filter


Aluminium
Tembaga
Timah
PB

Ketebalan Filter
kVp
Di Bawah 50 kVp
50-70 kVp
Di atas 70 kVp

Total Filtrasi
0.5 mm Alumunium
1.5 mm Alumunium
2.5 mm Alumunium

Efek Pemakaian Filter


Mengurangi Intensitas berkas Sinar-X
Meningkatkan rata-rata energi foton berkas sinar-X (Hardening x-ray beam)
Mengurangi Kontras Radiograf
Mengurangi dosis Pasien

Sebenarnya apa hubungan antara Filter dengan Kuantitas dan Kualitas Radiograf??

Penambahan filter atau filtrasi akan dapat mempengaruhi kuantitas sinar-x. Apabila filter bertambah maka
kuantitas sinar-x akan berkurang sehingga terjadi penurunan kontras pada gambaran radiografi. Filtrasi
atau filter juga mempengaruhi kualitas sinar-x. Apabila filtrasi bertambah maka kualitas sinar-x akan
bertambah sehingga filter ini berfungsi untuk menghilangkan sinar-x berenergi rendah dan bergelombang
panjang yang tidak berguna dalam film.
Terus pengaruh filter terhadap dosis Radiasi Sinar-X pada Pasien Bagaimana??
Dosis radiasi?
Dosis radiasi adalah jumlah energi yang dipindahkan dengan jalur ionisasi kepada suatu volume tertentu
atau kepada seluruh tubuh yang biasanya disamakan dengan jumlah energi yang diserap oleh jaringan
atau zat lainnya tiap satuan massa pada tempat pengukuran, satuannya adalah Rad.
Bila suatu berkas sinar-x melewati suatu bahan maka akan terjadi atenuasi absorbsi dan hamburan. Sinar
lunak atau berenergi rendah lebih mudah diserap sehingga hanya melewatkan berkas berenergi tinggi.
Pada pesawat sinar-x radiodiagnostik, filter digunakan untuk menfiltrasi pancaran sinar radiografi,dapat
mengurangi pada kulit pasien dan jaringan superficial dengan menyerap sebagian energy foton berenergi
rendah (dan bergelombang panjang) dari pancaran heterogeneous sehingga kualitas sinar dan energy
rata-rata bertambah.
Nah dengan penggunaan filter maka sina-x ber energi rendah akan diserap dan yang berenergi tinggi akan
diteruskan sehingga akan mengurangi radiasi rendah yang diserap pasien. Dengan kata lain dosis yang
diterima pasien akan berkurang.

Anda mungkin juga menyukai