Anda di halaman 1dari 19

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Data Alat
 Nama Alat : X- Ray
 Merk : Luminos Fusion RF
 Type : Luminos Fusion 10847610
 Serial Number : 10010
 Tegangan Input : 380V - 400V (3 Phase)
 Generator power Kw : 80 kW (100kV 800mA, 0,1s)
 Frekuensi : 50 – 60 Hz
 Preferred x-ray tubes : Polydoros/Optitop
 Radiographic kVp :40 kV to 150 kV
 Radiographic mA range :1 mA to 800 mA
 Fluoroscopic kVp : 40 kV to 110 kV
 Fluoroscopic mA range : 0.2 mA to 4,1 mA
 Berat pasien : maximal 200kg
 Temperature range :+10 -+35
 Relative humidity :20%-75%
 Ruangan : Radiologi
 Buatan : Jerman (European)
3.2 Dasar Teori

Radiografi pertama kali dikemukakan oleh Wilhelm Conrad Roentgen,


seorang professor fisika dari Universitas Wurzburg, Jerman pada November
1895. Pada Januari 1896, Beliau mengunakan tabung Geslier yaitu tabung
yang terbuat dari Glass Envelope yang didalamnya terdapat gas Argon atau
Xenon yang jika ada perbedaan potensial diantara anoda dan katoda maka
gas–gas ini akan terionisasi dan elektron-elektron akan membebaskan diri
dari ikatan atomnya.

Fluoroscopy awalnyal hanyalah saluran karton, terbuka pada ujung


sempit untuk mata pengamat, sedangkan ujung lebar ditutup dengan
sepotong karton tipis yang telah dilapisi di dalam dengan lapisan garam
logam neon. Gambar fluoroscopic diperoleh dengan cara ini agak samar.
Thomas Edison dengan cepat menemukan bahwa kalsium tungsten layar
menghasilkan gambar lebih terang dan dikreditkan dengan merancang dan
memproduksi fluoroskop komersial pertama yang tersedia. Dalam masa
pertumbuhan, banyak salah memperkirakan bahwa gambar bergerak dari
fluoroskopi sepenuhnya akan menggantikan x-ray radiografi , tetapi kualitas
diagnostik unggul dari radiografi sebelumnya dicegah ini terjadi.
Ketidaktahuan dari efek berbahaya dari x-rays mengakibatkan tidak adanya
prosedur keselamatan radiasi standar yang digunakan saat ini. Para ilmuwan
dan dokter seringkali akan menempatkan tangan mereka langsung di sinar
x-ray yang mengakibatkan luka bakar radiasi .

Perkembangan intensifier gambar X-ray oleh Westinghouse pada tahun


1940-an dalam kombinasi dengan sirkuit tertutup kamera TV pada 1950-an
merevolusi fluoroskopi. Para kacamata adaptasi merah menjadi usang
sebagai penguat citra memungkinkan cahaya yang dihasilkan oleh layar
neon yang akan diperkuat, yang memungkinkan untuk dilihat bahkan di
ruang terang. Penambahan kamera memungkinkan tampilan gambar pada
monitor, memungkinkan ahli radiologi untuk melihat gambar dalam ruang
yang terpisah jauh dari risiko paparan radiasi .

Perbaikan yang lebih modern di layar fosfor , penguat gambar dan


bahkan detektor panel datar telah memungkinkan untuk kualitas gambar
meningkat dan meminimalkan dosis radiasi kepada pasien. Fluoroscopes
modern menggunakan CsI layar dan menghasilkan noise-terbatas gambar,
memastikan bahwa hasil dosis radiasi minimal sementara masih
mendapatkan gambar dari kualitas yang dapat diterima.

3.3 Luminos Fusion RF


Luminos fusion RF adalah jenis alat radiologi x-ray yang digunakan
untuk radiologi diagnostik . alat ini memiliki dua fungsi sekaligus yaitu
sebagai pemeriksaa radiography dan fluroskopi
3.3.1 Luminos Fusion Radiography
Luminos Fusion Radiography pesawat radiologi yang digunakan
memperlihatkan gambaran struktur tubuh melalui pemanfaatan paparan
sinar-x untuk mendiagnosa
3.3.2 Luminos Fusion Fluoroskopi
Fluoroskopi adalah cara pemeriksaan yang menggunakan sifat
tembus sinar roentgen dan suatu tabir yang bersifat luminisensi bila
terkena sinar tersebut. Fluoroskopi utamanya diperlukan untuk
menyelidiki fungsi serta pergerakan suatu organ atau sistem tubuh seperti
dinamika alat peredaran darah, misalnya jantung, dan pembuluh darah
besar, serta pernafasan berupa pergerakan diafragma dan aerasi paru-paru.
(Sjahriar Rasad, 1998).

3.3.3 Bagian Utama Fluoroskopi


Ada tiga komponen utama yang merupakan bagian dari unit
fluoroskopi yakni, X-ray tube beserta generator, Image Intensifier, dan
sistem monitoring video berupa monitor dan kamera. Bagian utama unit
fluoroskopi adalah :
3.3.3.1 X – Ray Tube dan Generator

Tube sinar-X fluoroskopi sangat mirip desainnya dengan


tube sinar-X diagnostik konvesional kecuali bahwa tube sinar-X
fluoroskopi dirancang untuk dapat mengeluarkan sinar-X lebih
lama dari pada tube diagnostik konvensional dengan mA yang jauh
lebih kecil. Dimana tipe tube diagnostik konvensional memiliki
range mA antara 50-1200 mA sedangkan range mA pada tube
sinar-X fluoroskopi antara 0,5-5,0 mA. Sebuah Intensification
Tube (talang penguat) dirancang untuk menambah kecerahan
gambar secara elektronik Pencerah gambar modern sekarang ini
mampu mencerahkan gambar hingga 500-8000 kali lipat.
Generator X-ray pada fluoroskopi unit menggunakan tiga
phase atau high frequency units, untuk efisiensi maksimum
fluoroskopi unit dilengkapi dengan cine fluorography yang
memiliki waktu eksposi yang sangat cepat, berkisar antara 5/6 ms
untuk pengambilan gambar sebanyak 48 gambar/detik. Maka dari
itu generator X-ray tube biasanya merupakan tabung berkapasitas
tinggi (paling tidak 500.000 heat unit) dibandingkan dengan tabung
X-ray radiografi biasa (300.000 heat units).

3.3.3.2 Image Intensifier

Semua sistem fluoroskopi menggunakan Image Intensifier


yang menghasilkan gambar selama fluoroskopi dengan
mengkonversi low intensity full size image ke high-intensity
minified image. Image Intisifier adalah alat yang berupa detektor
dan PMT (di dalamnya terdapat photocatoda, focusing electroda,
dinode, dan output phospor). Sehingga memungkinkan untuk
melakukan fluoroskopi dalam kamar dengan keadaan terang dan
tanpa perlu adaptasi gelap. Image Intisifier terdiri dari:

1. Detektor
Terbuat dari crystals iodide (CsI) yang mempunyai sifat
memendarkan cahaya apabila terkena radiasi sinar-X. Absorpsi
dari detektor sebesar 60% dari radiasi sinar-X.
a. PMT ( Photo Multiplier Tube )
Terdiri Dari :
a) Photokatoda.
Terletak setelah input phospor. Memiliki fungsi untuk
merubah cahaya tampak yang diserap dari input phospor
menjadi berkas elektron.

b) Focusing Electroda.
Elektroda dalam focus Image Intensifier meneruskan
elektron-elektron negatif dari photochatode ke output
phospor.
c) Anode dan Output Phospor
Elektron dari photochatode diakselerasikan secara
cepat ke anoda karena adanya beda tegangan
serta merubah berkas elektron tadi menjadi sinyal listrik.
d) Photomultiplier Tube (PMT).
Cara kerja PMT mirip Phototube, terdiri dari
photocathode dan beberapa buah anode (tidak seperti pada
phototube yang hanya terdiri dari satu buah anode) yang
disusun secara serie (disebut dynode). Sinar UV (photons)
yang ditembakan ke cathode akan menyebabkan emisi
electron dari cathode ke anode. Anode yang satu dengan
yang lainya diberi beda potensial, sehingga apabila emisi
electron dari cathode sampai di dynode pertama, akan ada
tambahan electron yang diteruskan ke dynode berikutnya,
dan seterusnya sehingga secara akumulasi jumlah electron
yang emisi di dynode terakhir semakin banyak (arusnya
semakin besar), itu sebabnya mengapa PMT lebih sensitif
dibandingkan dengan phototube.
2. Sistem Monitoring dan Video

Beberapa sistem penampil gambar (viewing system) telah


mampu mengirim gambar dari output screen menuju alat
penampil gambar (Viewer). Dikarenakan output phospor hanya
berdiameter 1 inch (2,54 cm), gambar yang dihasilkan relatif
kecil, karena itu harus diperbesar dan di monitor oleh sistem
tambahan. Termasuk diantaranya Optical Mirror, Video, Cine,
dan sistem spot film. Beberapa dari sistem penampil gambar
tersebut mampu menampilkan gambar bergerak secara langsung
(Real-Time Viewing) dan beberapa yang lainnya untuk gambar
diam (Static Image). Waktu melihat gambar, resolusi dan waktu
processing bervariasi antar alat-alat tersebut. Pada saat
pemeriksaan fluoroskopi memungkinkan untuk dilakukan
proses merekam gambar bergerak maupun gambar yang tidak
bergerak (statis).
3.3.4 Bagian – Bagian Luminos Fusion RF

N Keterangan Fungsi
O
1 Luminos Fusion Tempat untuk melakukan pemeriksaan
Examination Unit fluroskopi maupun radiografi

2 Display Trolley Untuk menampilkan gambar hasil


fluoroskopi atau radaiography
3 System Control Console Mengatur semua sistem pada saat
melakukan fluroskopi atau
radiography
4 Fluorospot Compac Pengaturan saat melakukan
Keyboard fluoroscopy
5 Foot switch Tombol kaki yang digunakan pada saat
melakukan flouroskopi maupun
radiography
6 Desk for operating consoles Meja untuk operator

7 Tableside control console Meja untuk meletakkan control


with foot switch fluoroskopi dan radiography

8 Bucky wall stand Tempat kaset saat melakukan


radiography saja
9 Ceiling mounted tube Tempat untuk tabung x- ray tube untuk
support with manual pengoperasian manual
operation

3.3.4.1 Bagian – Bagian dari Luminos Fusion RF Examination Unit

NO Keterangan Fungsi
1 Image intensifier Mengubah sinar x menjadi cahaya
tampak dan memperkuat berkaas-
berkas cahaya sehingga gambar
yang dihasilkan lebih tajam.
2 Adjustable handgrip Tempat pegangan tangan pasien
3 cassete spotfilm device with Tempat untuk memasukkan film,
tableside control panel and dengan control panel untuk
removable scatterd radiation mengatur posisi pada saat alat
grid digunakan dan grid untuk
menyerap radiasi hambur dan
radiasi yang energinya lemah
sehingga dapat mempertajam
gambar yang dihasilkan

4 Detachable grip protection Untuk posisi bagaian kepala


strip (head end)

5 adjustable handgrip strip Untuk melindungi atau


(located on back), secure in mengamankan posisi pasien pada
all patient positions saat alat digunakan

6 compression device for penyaring berkas sinar-X yang


inserting a compression mempunyai panjang gelombang
cone, continuously pendek. Dimana jenis panjang
adjustable compression gelombang tersebut dapat
force mengakibatkan kanker kulit.

7 Colimator untuk menentukan luas area


penyinaran
8 air-cooled x- ray tube Untuk mendinginkan x- ray tube,
assembly, partly enclosed, sebagian tertutup dan dapat
can be swiveled bergerak

9 handle Pegangan pada saat x- ray tube


berputar
10 tube assembly Tempat pembentukan x-ray

11 longitudinal carriage with Penopang tabung x-ray


attached tube assembly
stand
12 tabletop with flat accesory Tempat tidur pada saat melakukan
rail, motor-driven pemeriksaan fluoroscopy maupun
longitudinal and radiogrraphy
transversetravel

13 footrest, adjustable for use Untuk posisi bagian kaki.


as seat, with attachment
points for foot holder, can
be changed over from foot
end to head end

14 table frame, can be tilted Untuk menggatur posisi meja

+90 /-17 pasien dapat dimiringkan +90 /-

17
15 unit base with tilting drive Untuk menggatur maju mundur
on installation plate meja pasien

3.3.4.2 Bagian – bagian Control panel luminos fusion RF

Control panel luminos fusion RF terdiri dari tiga bagian utama:


1. touch use interface (TUI) => berupa display
2. Hardware buttons panel => berupa tombol
3. Joystick panel => berupa joystick

A. Touch Use Interface :

1. status area ukuran area penyinaran


2. organ program selection Tampilan pememilih bagian yang
akan diperiksa
3. tab cards image, tools and Untuk pemilihan menu
setup
4. zoom format selection Tampilan untuk memperbesar gambar
hasil fluoroskopi atau radiography

5. message area Tampilan perintah untuk siap


melakukan untuk pengambilan
fluoroskopi atau radiography

6. Acquisition Tampilan kv, ma dan second pada


radiography
7. Fluoro Tampilan kv, ma dan second pada
fluoroskopi

B. Hardware buttons panel

1. on button untuk menghidupkan alat

2. off button untuk mematikan alat

3. moving tube/detector into 0 untuk mengatur posisi tabung/detektor

position ke 0
4. joistick for the oblique beam untuk mengatur kemiringan meja
angulation pasien
5. red emergency stop button mematikan semua alat pada saat
terjadi keadaan darurat
6. bucky mode tombol untuk memasukan kaset
7. move cassete into the untuk memindahkan kaset ke posisi
unloading position only with spotfilm device
cassete spotfilm device
8. moving compression cone up mengerakkan compression cone
(deadman function) keatas
9. moving compression cone menggerakkan compression cone
down (deadman function) kebawah

10. fulcrum height for oblique Pengaturan kemiringan


projection (=isocenter)
11. tomographic height setting Pengaturan tomography
above tabletop

12. increasing SID up to 150 cm meningkatkan SID hingga 150 cm


with indication when reached saat indikasi mencapai

13. decreasing SID up to 115 cm menurunkan SID hingga 150 cm saat


with indication when reached indikasi mencapai
14. automatic system positioning Sistem otomatis saat posisi pasien
for upright patient transfer beridiri
15. automatic system positioning Sistem otomatis saat posisi pasien
for horizontal patient transfer horizontal

16. Radiation ON indicator untuk mengetahuai kalau sedang


melakukan fluoroskopi atau
radiagraphy

17. exposure release button with tombol untuk melakukan expose


pre-andmain contact

C. joistick user interface


bagian – bagian joistick user interface
1. collimator functions: untuk menentukan luas lapangan
penyinaran.

2. ST filter functions untuk mengatur ketajaman gambar

3. Tabletop movement untuk mengatur posisi meja pasien

4. Table tilt mengatur kemiringan meja

5. System movement untuk menggatur penggerakan meja

3.3.5 SOP Flouroskopi Luminos Fusion RF


3.3.5.1 Pengoperasian
1. Hidupkan pesawat luminos fusion RF x-ray
2. Pilih jenis pemeriksaan yang akan di gunakan ( Radiography
atau Flouroscopy)
 Untuk fluoroskopi
 Memasukkan film kedalam bucky caset, dengan menekan
bucky mode pada tableside control panel atau hardware
buttons panel
 Memasukkan biodata pasien dengan menekan tab cards
image, tools dan setup
 Menenukan bagian tubuh yang hendak difoto dengan
memilih mode organ program selection
 Menggatur posisi meja pasien, sesuai dengan yang akan
diperiksa dengan memutar tabletop movement pada
system control console
 Memutar mode collimator functions pada joystick user
inteface atau pada tableop control panel untuk
menentukan besarnya lapangan penyinaran saat exposure
 Memilih kv dan ma
 Tekan tombol expose pada hardware button panel atau
menekan foot swicth untuk fluoroskopi (only with cassette
spotfilm device)
3.3.5.2 Maintenance
Pelaksanaan Pemeliharaan Meliputi:
a) Safety Inspections Pemeriksaan system keamanan pada
peralatan untuk menghindari dari bahaya bahaya, mechanik,
listrik dan radiasi
a. Pengendalian Potensi bahaya mekanik.
 Pergerakan peralatan melampoi batas maksimum.
 Pastikan collision protection bekerja dengan baik
 Bagian peralatan lepas/ jatuh Pastikan baut dan mur
tidak kendor
 Kabel baja putus Pastikan serat kabel baja tidak ada
yang putus.
b. Pengendalian Potensi Bahaya Listrik
 Kontak body, pastikan pengaman kebocoran
Listrik(ELCB) dan System grounding berfungsi
(tidak nyetrum)
 Hubungan singkat , korsleting atau short Circuit
Pastikan sekering (Fuse) sesuai dengan data
c. Pengendalian Potensi bahaya Radiasi
 Radiasi hambur Pastikan pelindung radiasi terpasang
dan masih berfungsi
 Lapangan Radiasi, Pastikan bahwa kolimator
berfungsi dengan baik
 Indicator radiasi, Pastikan lampu indikator radiasi
menyala pada saat exposure Preventive Maintenance
Pada Pesawat x-ray
b) Preventive maintenance Pemeriksaan kondisi alat secara
berkala untuk menjaga pesawat dari Kebersihan, Pelumasan
dan Keausan serta pengukuran-pengukuran agar output
Pesawat selalu stabil
1. Kebersihan, Setelah digunakan Pesawat selalu
dibersihkan dari cairan yang tumpah dari pasien karena
akan membuat peralatan menjadi cepat berkarat, atau sisa

bahan kontras dapat membuat cacat pada gambar.


Gunakan bahan pembersih sesuai rekomendasi pabrik
2. Pelumasan, Bagian bagian yang bergerak perlu diberi
pelumas seperti roda gigi serta roda penggerak lainnya.
Bahan pelumas harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik
3. Pengukuran-pengukuran, Pengukuran Power Supply,
Pastikan semua power supply masih sesuai dengan
kebutuhan. Apabila terjadi penyimpangan harus diset
kembali sesuai dengan toleransi yang diperbolehkan.
Pengukuran lain-lainnya sesuai dengan petuntuk
pemeliharaan pesawat tersebu (service manual).
4. Pemeriksaan Fungsi Pesawat Pastikan semua fungsi pada
pesawat tersebut dapat berfungsi dengan baik, sesuai
dengan batas toleransi yang diizinkan.
c) Image Quality Check Pemeriksaan Image quality secara
berkala untuk menjaga kwalitas sehingga tidak ada catat atau
penurunan kwalitas selama peralatan masih digunakan
d) Corrective Maintenance Melakukan perbaikan dengan cepat
dan tepat bila terjadi kerusakan dengan penggantian spare
part yang asli bila diperlukan
e) System Upgrade Pelaksanakan modifikasi pada peralatan
sesuai perintah atau anjuran dari pabrik agar hardware dan
software dapat mengikuti perkembangan teknologi
f) System Dokumentasi Semua aktifitas pemeliharaan harus
terdokumentasi
3.3.5.3 Troubleshooting

N Problem Penyebab Solusi


o
1 Alat  Alat tidak terhubung  Hubungkan dengan
. flouroscopy dengan PLN PLN
tidak  Fuse putus  Ganti fuse
 Input tidak sesuai  Cek inputan
bekerja total
2 Control  Control table unit tidak  Hubungkan kabel
. table unit terhubung ke alat control unit ke alat
tidak flouroscopy flouroscopy
bekerja  Control unit tidak bekerja  Hubungi teknisi
perusahaan
3 X – Ray  Setting pemilihan mA tidak  Setting ulang
. bekerja, sesuai
 Pasang grid
tetapi hasil  Grid belum terpasang

tidak jelas
4 X ray tidak  Kolimator tertutup  Buka kolimator
. keluar  Tidak ada pemanas filamen  Cek sambungan
 Kontaktor expose tidak filamen
bekerja  Cek sambungan
kontaktor
5 Film terlalu  Film atau layar kurang sensitif  Penggaturan kv dan ma
terang dari biasanya tidak sesuai
 sensitisasi Film tidak cocok  Mengganti film
 Mengganti SID
untuk layar
 SID yang lebih besar dari  Menggatur mensesuai

biasanya tegangannya
 respon tegangan layar tidak  Menggatur suhu

diperhitungkan developer
 suhu developer terlalu rendah

5. Hasil  ilm atau layar lebih sensitif  mengganti film


terlalu gelap  memasang grid
dari biasanya
 kurang menyerap atau tidak  mengganti SID
 menggatur suhu
ada grid
 SID lebih kecil dari biasanya developer
 suhu developer terlalu rendah
7 Film kurang  tegangan yang dipilih  menambah kv
. jelas  menggurangi kv
terlalu rendah
Film  tegangan yang dipilih  menggatur kembali
/gambar terlalu tinggi pemasangan grid
 salah memasang grid  membersihkan layar
terlalu
devel spoty film
hitam
Hasil  Layar spotty film kotor;  menutup bucky kaset

filmnya  Film tersentuh oleh jari dengan rapat


 memilih fokus dengan
kurang jelas yang lembab
 bucky kaset tidak tertutup benar
dan
dengan rapat
kecoklatan
 salah memilih fokus

http://digilib.batan.go.id/e-prosiding/File%20Prosiding/fisika/Prpn/artikel/Ferry-
Suyatno-220.pdf

http://wahyumaggalatung.blogspot.co.id/2013/05/pesawat-fluoroscopy.html

Anda mungkin juga menyukai