Anda di halaman 1dari 14

013

FLOROUSCOPY
1. Pengertian
Fluoroskopi adalah cara pemeriksaan yang menggunakan sifat tembus
sinar rontgen dan suatu tabir yang bersifat luminisensi bila
terkena sinar tersebut. Fluoroskopi adalah aplikasi khusus
pencitraan sinar-X, di mana layar fluoresen dan tabung penegas
gambar dihubungkan ke sistem televisi sirkuit tertutup. Hal ini
memungkinkan pencitraan real-time dari gerakan dalam struktur
atau pengumpulan agen radiokontras (Kamus Kesehatan). Fluoroskopi
adalah alat yang dilengkapi dengan sebuah layar yang dapat
berfluoresensi (Kamus Bahasa Indonesia).
Pesawat Flourouscopy

2. Sejarah
Awal fluoroskopi dapat ditelusuri kembali ke 8 November 1895
ketika Wilhelm Rntgen melihat barium platinosianida layar
fluorescing akibat terkena apa yang ia kemudian akan memanggil x-
ray . Dalam beberapa bulan dari penemuan ini, para fluoroscopes
pertama diciptakan. Fluoroscopy awalnyal hanyalah saluran karton,
terbuka pada ujung sempit untuk mata pengamat, sedangkan ujung
lebar ditutup dengan sepotong karton tipis yang telah dilapisi di
dalam dengan lapisan garam logam neon. Gambar fluoroscopic
diperoleh dengan cara ini agak samar. Thomas Edison dengan cepat
menemukan bahwa kalsium tungsten layar menghasilkan gambar lebih
terang dan dikreditkan dengan merancang dan memproduksi
fluoroskop komersial pertama yang tersedia. Dalam masa
pertumbuhan, banyak salah memperkirakan bahwa gambar bergerak
dari fluoroskopi sepenuhnya akan menggantikan masih x-ray
radiografi , tetapi kualitas diagnostik unggul dari radiografi
sebelumnya dicegah ini terjadi. Ketidaktahuan dari efek berbahaya
dari x-rays mengakibatkan tidak adanya prosedur keselamatan
radiasi standar yang digunakan saat ini. Para ilmuwan dan dokter
seringkali akan menempatkan tangan mereka langsung di sinar x-ray
yang mengakibatkan luka bakar radiasi . Edison asisten Clarence
Dally Madison (1865-1904) meninggal sebagai akibat dari paparan
radiasi dari fluoroscopes, dan pada tahun 1903, Edison
meninggalkan karyanya pada fluoroscopes, mengatakan "Jangan
bicara dengan saya tentang X-ray, saya takut mereka menggunakan
Trivial untuk teknologi juga mengakibatkan, termasuk fluoroskop
sepatu pas digunakan oleh toko sepatu di tahun 1930-1950-an.
Karena cahaya yang terbatas yang dihasilkan dari layar neon, awal
ahli radiologi yang diperlukan untuk duduk di sebuah ruangan yang
gelap, di mana prosedur itu harus dilakukan, accustomizing mata
mereka ke gelap dan dengan demikian meningkatkan sensitivitas
mereka terhadap cahaya. Penempatan ahli radiologi di belakang
layar mengakibatkan signifikan dosis radiasi untuk ahli
radiologi. kacamata adaptasi Red dikembangkan oleh Wilhelm
Trendelenburg pada tahun 1916 untuk mengatasi masalah adaptasi
gelap pada mata, yang sebelumnya dipelajari oleh Antoine
Beclere . Lampu merah yang dihasilkan dari penyaringan kacamata
'mata dokter benar peka sebelum prosedur sementara masih
memungkinkan dia untuk menerima cahaya yang cukup untuk berfungsi
secara normal.
Perkembangan intensifier gambar X-ray oleh Westinghouse pada
tahun 1940-an dalam kombinasi dengan sirkuit tertutup kamera TV
pada 1950-an merevolusi fluoroskopi. Para kacamata adaptasi merah
menjadi usang sebagai penguat citra memungkinkan cahaya yang
dihasilkan oleh layar neon yang akan diperkuat, yang memungkinkan
untuk dilihat bahkan di ruang terang. Penambahan kamera
memungkinkan tampilan gambar pada monitor, memungkinkan ahli
radiologi untuk melihat gambar dalam ruang yang terpisah jauh
dari risiko paparan radiasi .
Perbaikan yang lebih modern di layar fosfor , penguat gambar dan
bahkan detektor panel datar telah memungkinkan untuk kualitas
gambar meningkat dan meminimalkan dosis radiasi kepada pasien.
Fluoroscopes modern menggunakan CsI layar dan menghasilkan noise-
terbatas gambar, memastikan bahwa hasil dosis radiasi minimal
sementara masih mendapatkan gambar dari kualitas yang dapat
diterima.
3. Fungsi
Fluoroskopi terutama diperlukan untuk menyelidiki fungsi serta
pergerakan suatu organ atau sistem tubuh seperti dinamika alat
peredaran darah, misalnya jantung, dan pembuluh darah besar,
serta pernafasan berupa pergerakan diafragma dan aerasi paru-
paru.
4. Modalitas Citra Fluoroskopi
Fluoroskopi digunakan untuk observasi obyek dalam tubuh real
time, sehingga dapat mengamati gerakan berbagai organ. Untuk
fluoroskopi digunakan tabung intensifikasi pencitraan (image
intensifyer, II), yang memiliki komponen detector layar
fluoresensi. Pada mulanya citra yang dibentuk oleh layar
fluoresensi dilihat langsung oleh pengamat (dokter). Dengan
kemajuan ilmu dan teknologi, citra yang dihasilkan oleh layar
fluoresensi ditangkap oleh system kamera yang langsung
dihubungkan dengan TV, dan/atau oleh system video. Selain itu
dapat pula hasil citra di ubah menjadi sampel digit yang kemudian
diteruskan ke computer. Dengan demikian citra yang ditayangkan TV
adalah hasil rekonstruksi computer.
5. Komponen

Ada tiga komponen utama yang merupakan bagian dari unit


fluoroskopi yakni, X-ray tube beserta generator, Image
Intensifier, dan sistem monitoring video berupa monitor dan
kamera. Bagian utama unit fluoroskopi adalah :

a. X-ray tube dan generator.


Tube sinar-X fluoroskopi sangat mirip desainnya dengan tube
sinar-X diagnostik konvesional kecuali bahwa tube sinar-X
fluoroskopi dirancang untuk dapat mengeluarkan sinar-X lebih lama
dari pada tube diagnostik konvensional dengan mA yang jauh lebih
kecil. Dimana tipe tube diagnostik konvensional memiliki range mA
antara 50-1200 mA sedangkan range mA pada tube sinar-X
fluoroskopi antara 0,5-5,0 mA. Sebuah Intensification Tube
(talang penguat) dirancang untuk menambah kecerahan gambar secara
elektronik Pencerah gambar modern sekarang ini mampu mencerahkan
gambar hingga 500-8000 kali lipat.
Generator X-ray pada fluoroskopi unit menggunakan tiga phase atau
high frequency units, untuk efisiensi maksimum fluoroskopi unit
dilengkapi dengan cine fluorography yang memiliki waktu eksposi
yang sangat cepat, berkisar antara 5/6 ms untuk pengambilan
gambar sebanyak 48 gambar/detik. Maka dari itu generator X-ray
tube biasanya merupakan tabung berkapasitas tinggi (paling tidak
500.000 heat unit) dibandingkan dengan tabung X-ray radiografi
biasa (300.000 heat units).
b. Image Intensifier.
Semua sistem fluoroskopi menggunakan Image Intensifier yang
menghasilkan gambar selama fluoroskopi dengan mengkonversi low
intensity full size image ke high-intensity minified image. Image
Intisifier adalah alat yang berupa detektor dan PMT (di dalamnya
terdapat photocatoda, focusing electroda, dinode, dan output
phospor).

Sehingga memungkinkan untuk melakukan fluoroskopi dalam kamar


dengan keadaan terang dan tanpa perlu adaptasi gelap. Image
Intisifier terdiri dari:
1. Detektor
Terbuat dari crystals iodide (CsI) yang mempunyai sifat
memendarkan cahaya apabila terkena radiasi sinar-X. Absorpsi dari
detektor sebesar 60% dari radiasi sinar-X.
2. PMT (Photo Multiplier Tube).
Terdiri Dari :
a) Photokatoda.
Terletak setelah input phospor. Memiliki fungsi untuk merubah
cahaya tampak yang diserap dari input phospor menjadi berkas
elektron.
b) Focusing Electroda.
Elektroda dalam focus Image Intensifier meneruskan elektron-
elektron negatif dariphotochatode ke output phospor.

c) Anode dan Output Phospor


Elektron dari photochatode diakselerasikan secara cepat
ke anoda karena adanya beda tegangan serta merubah
berkas elektron tadi menjadi sinyal listrik.

d) Photomultiplier Tube (PMT).


Cara kerja PMT mirip Phototube, terdiri dari photocathode dan
beberapa buah anode (tidak seperti pada phototube yang hanya
terdiri dari satu buah anode) yang disusun secara serie (disebut
dynode). Sinar UV (photons) yang ditembakan ke cathode akan
menyebabkan emisi electron dari cathode ke anode. Anode yang satu
dengan yang lainya diberi beda potensial, sehingga apabila emisi
electron dari cathode sampai di dynode pertama, akan ada tambahan
electron yang diteruskan ke dynode berikutnya, dan seterusnya
sehingga secara akumulasi jumlah electron yang emisi di dynode
terakhir semakin banyak (arusnya semakin besar), itu sebabnya
mengapa PMT lebih sensitif dibandingkan dengan phototube.

1. Sistem Monitoring dan Video.


Beberapa sistem penampil gambar (viewing system) telah mampu
mengirim gambar dari output screen menuju alat penampil gambar
(Viewer). Dikarenakan output phospor hanya berdiameter 1 inch
(2,54 cm), gambar yang dihasilkan relatif kecil, karena itu harus
diperbesar dan di monitor oleh sistem tambahan. Termasuk
diantaranya Optical Mirror, Video, Cine, dan sistem spot film.
Beberapa dari sistem penampil gambar tersebut mampu menampilkan
gambar bergerak secara langsung (Real-Time Viewing) dan beberapa
yang lainnya untuk gambar diam (Static Image). Waktu melihat
gambar, resolusi dan waktu processing bervariasi antar alat-alat
tersebut.
Pada saat pemeriksaan fluoroskopi memungkinkan untuk dilakukan
proses merekam gambar bergerak maupun gambar yang tidak bergerak
(statis).
a. Televisi monitor rangkaian tertutup
Komponen televisi monitor adalah kamera, camera control unit dan
monitor. Untuk menghindari kebingungan dalam tata nama, kita
menggunakan kata televisi dan video bergantian. Sistem
televisi pada fluoroscopy selalu tertutup yaitu sinyal video
ditransmisikan dari satu komponen ke komponen berikutnya melalui
kabel bukan melalui kabel seperti siaran televisi biasa. Sistem
lensa atau serat optik menampilkan gambar fluoroscopy melalui
pemancaran phospor pada image intensifier ke kamera video, yang
akan diknversikan menjadi sinyal-sinyal listrik yang biasa
disebut video signal. Sinyal ini ditransmisikan melalui kabel ke
camera control unit, kemudian diperkuat dan diteruskan ke
televisi monitor melalui kabel lainnya. Monitor mengubah sinyal
video menjadi gambar untuk dapat dilihat secara langsung pada
layar. Sebelum membahas satu per satu komponen pada televisi
monitor, kita harus mengetahui dasar-dasarnya untuk mempermudah
pembahasan. Gambar televisi tersusun atas ratusan dari ribuan
titik-titik kecil dengan tingkat kecerahan yang berbeda-beda,
masing-masing berkontribusi dalam penghasilan gambar. Ketika
dilihat dari jarak yang jauh titik-titik itu hilang, tetapi
ketika kita melihat dari jarak dekat atau dengan magnifikasi
mereka akan terlihat jelas. Distribusi titik-titik tersebut tidak
terjai secara acak, sebaliknya titik-titik tersebut diatur pada
satu pola sepanjang garis horizontal yang biasa disebut baris
pemindai horizontal atau horizontal scan lines. Jumlah baris
bervariasi dari satu televisi ke yang lainnya tetapi di Amerika
Serikat sebagian besar fluoroscopy dan televisi komersial lainnya
menggunakan 525 baris pemindai. Ketika radiolog berpikir tentang
baris biasanya adalah banyak garis per panjangnya. Contohnya jika
grid memiliki 80 baris, berarti satuan garis per inci. Pada
televisi hanya memiliki baris dan tidak ada panjang. 525 baris
pada sebagian televise mewakili jumlah total dari seluruh gambar
tanpa memperhatikan ukuran. Baris demi baris jaraknya sangat
dekat pada saat gambar kecil dan menyebar pada saat gambar besar
tetapi kedua-duanya memiliki jumlah titik yang sama.

b. Kamera Televisi
Vidicon camera adalah salah satu kamera yang biasanya dipakai
pada fluoroscopy dan merupakan kamera yang akan dibahas secara
detail pada pembahasan ini. Ada beberapa jenis vidicon, salah
satunya adalah plumbicon. Kamera vidicon relative murah. Bagian
yang paling penting adalah tabung vidicon, sebuah tabung hampa
udara elektronik berdiameter 1 inch dan panjang 6 inch (kadang-
kadang menggunakan yang lebih besar). Tabung dikelilingi oleh
kumparan, kumparan elektromagnetik berfokus dan kumparan
elektrostatik berdefleksi. Gambar fluoroscopy dari image
intensifier difokuskan ke target yang terdiri dari tiga bagian
yaitu glass face plate, signal plate dan target. Fungsi dari
glass face plate adalah untuk menjaga tabung agar hampa udara
(ingat bahwa electron bergerak dalam ruang hampa). cahaya hanya
melewati permukaan kaca ketika menuju target. Signal plate adalah
film grafit transparan tipis yang terletak di permukaan dalam
face plate. Merupakan konduktor elektrik positif bertegangan 25
volt.
Target vidicon merupakan bagian terpenting pada tabung. Terbuat
dari bahan photoconductive, biasanya antimony sulfide (Sb2S3),
tersuspensi dalam gelembung-gelembung di mica matrix.
Lag
Lag adalah gambar pada TV yang yang berisi informasi gambar
tambahan dari beberapa frame.Lag sewaktu-waktu dapat memperbagus
gambar tetapi terkadang memperburuk.Lag bekerja untuk memperhalus
quantum noise pada gambar, tetapi dapat juga menyebabkan motion
blurring.
Resolusi Video
Merupakan spatial resolution pada video secara vertikal (dari
atas ke bawah) berupa sejumlah garis. Di Amerika, jumlah garis
yang dipakai adalah 525 lines. Jika resolusi lebih tinggi seperti
pada Angio, jumlah lines 1024 atau lebih.
- 490 x 0.7 = 343 lines atau 172 pasang lines sebagai usefull
resolution
- untuk field 9, resolusi = 172 lp/229 mm = 0.75 lp/mm
- 17 cm atau 7, resolusi = 1.0 lp/mm
- 12 cm atau 5, resolusi = 1.4 lp/mm
Horizontal resolusi ditentukan dari seberapa cepat video
elektronik untuk mengubah intensitas cahaya. Dipengaruhi oleh
kamera, kabel, monitor, tetapi resolusi horizontal ditentukan
oleh bandwidth system.
c. Image Intensifier
Image Intensifier terdiri dari 4 lapisan, yaitu:
1. Vacum window
Lapisan alumunium berukuran 1 mm yang merupakan bagian dari
vacum bottle. Fungsinya untuk menjaga agar udara tidak masuk ke
dalam II. Lengkung-lengkungnya berfungsi untuk menahan tekanan
udara dari luar II.
1. Suported Layer
Lapisan yang dapat dilewati oleh phospor dan photocathode,
tetapi sedikit kemungkinan dilewati x-ray. Lapisan ini terbuat
dari aluminium berukuran 1 mm dengan lengkungan-lengkungan yang
berfungsi untuk memfokuskan elektron yang datang.
2. Input Phospor
Berfungsi untuk menyerap x-ray dan mengkonversikannya ke dalam
bentuk cahaya tampak. Bahan yang dipakai adalah Cesium Iodida
(CsI), panjang berbentuk seperti jarum-jarum kristal yang
berfungsi untuk memfokuskan cahaya tam-pak agar bergerak lurus
menuju photocatode.
3. Photocathode
Berupa lapisan tipis logam alkali yang mengemisikan elektron
ketika bersentuhan dengan cahaya tampak. Biasanya efisiensinya 10
-20 %.

Elektron Optik
Elektron dipercepat dengan medan listrik dan difokuskan
dengan lensa elektronik sebagai input screen. Electroda G1, G2,
G3 berada di sepanjang input screen dan anoda berada di dekat
output phospor. Elektron dengan 25-35 KV bergerak dengan
kecepatan tinggi ke anoda dengan energi kinetik. Setelah menumbuk
anoda elektron melewati output phospor.

Output Phospor
Terbuat dari zinc cadnium sulfida. Dilapisi dengan aluminium yang
sangat tipis di bagian hampa udara output phospor. Masing-masing
elektron mengemisikan sekitar 1000 foton dari output phospor.
Diameter output phospor berukuran 2,5 cm.Perbandingan antara
input phospor dan output phospor adalah magnification gain.
Faktor Konversi Image Intensifier
Fungsi dari II adalah mengkonversikan energi foton menjadi energi
cahaya.

Faktor konversi = cahaya yang keluar dari II ( cd/mm2)


eksposi yang mengenai II (Mr/sec)

- merupakan ukuran untuk mengetahui gain pada II


- rasio antara light output dan eksposi
- nilainya 100-200 untuk II yang baru

Brightness Gain II
BG = minification gain x electronic gain (flux gain)
Minification adalah meningkatnya kecerahan gambar karena hasil
reduksi ukuran dari input phospor ke ukuran output phospor
MG = (Input Diameter )2 / (Output Diameter)2
, dI adalah diameter input (bervariasi).d0 adalah

output diameter (2,5 cm)


30 cm II, minification = 144
Electronic gain atau flux gain (percepatan elektron dari
photocatod ke output phospor) biasanya bernilai 50
Flux Gain (FG): Diproduksi dengan mempercepat elektron di
tegangan tinggi (> 20 keV), sehingga memungkinkan setiap elektron
untuk menghasilkan foton lebih banyak cahaya dalam output fosfor
dari yang dibutuhkan untuk mengeluarkan mereka dari photcathode
tersebut.
Nilai brightness gain biasanya berkisar antara 2500-7500
Jika diameter input phospor dikurangi maka brightness gain pun
berkurang
Fluoroscopic Noise (Quantum Mottle)
Noise gambar fluoroscopic hanya dapat dikurangi dengan
menggunakan lebih banyak foton sinar x untuk menghasilkan gambar.
Mungkin bisa capai dalam 3 cara:
1. Meningkatkan dosis radiasi (buruk untuk dosis pasien)
2. Frame-averaging:
bentuk gambar menggunakan waktu acquis lagi efektif
Dapat menyebabkan lag gambar (tapi metode modern yang baik)
3. Meningkatkan Efisiensi Penyerapan dari input fosfor

Frame Averaging
Fluoroskopi umumnya memiliki noise gambar. Kadang-kadang frame
averaging bermanfaat untuk resolusi temporal untuk gambar noise
rendah. Gambar fluoroscopic mendigitalkan dan melakukan real-time
rata-rata dalam memori komputer untuk display

Automatic Brightness Control (ABC)

Tujuan ABC adalah untuk menjaga kecerahan gambar konstan di


monitor. Dicapai dengan mengatur kejadian paparan sinar x tingkat
fosfor pada input dari II. Seperti bagian dari II yang tipis ke
wilayah tebal pasien, wilayah tebal lebih banyak mengalami
atenuasi
sinar-x. Video sinyal itu sendiri dapat digunakan untuk merasakan
output cahaya. ABC dapat mengatur kedua arus tabung dan tegangan
generator.

Prinsip pada ABC yaitu Pada tubuh pasien yang lebih tipis akan
semakin besar dosis radiasi yang melewati pasien maka semakin
tinggi kontras yang di tangkap oleh II. Sedangkan jika dosis
radiasi yang melewati tubuh pasien semakin rendah pada pasien
yang tebal akan mengakibatkan rendahnya kontras yang ada
ditampilkan di layar monitor.

Proses Terjadinya Gambaran Pada Fluoroskopi


Sebelum penemuan intensifier screen, upaya untuk
memunculkan gambar pada fluoroscopy tidak begitu baik. Ukuran
yang lebar pada layar fluoroscopy membutuhkan ketajaman indera
penglihatan yang baik karena layar tidak menampilkan gambar yang
optimal atau kabur. Image intensifier kemudian dikembangkan lagi
untuk mengatasi masalah ini. Dengan bahan phosphor, image
intensifier dapat membantu indera penglihatan untuk melihat
gambar fluoroscopy lebih jelas.
Pada saat pemeriksaan fluoroskopi berlangsung, berkas cahaya
sinar-x primer menembus tubuh pasien menuju input screen yang
berada dalam Image Intensifier Tube yaitu sebuah tabung hampa
udara yang terdiri dari sebuah katoda dan anoda. Input screen
yang berada pada Image Intensifier adalah layar yang menyerap
foton sinar-x dan mengubahnya menjadi berkas cahaya tampak, yang
kemudian akan ditangkap oleh PMT (Photo Multiplier Tube). PMT
terdiri dari photokatoda, focusing elektroda, dan anoda dan
output phospor. Cahaya tampak yang diserap oleh photokatoda pada
PMT akan dirubah menjadi elektron, kemudian dengan adanya
focusing elektroda elektron-elektron negatif dari photokatoda
difokouskan dan dipercepat menuju dinoda pertama. Kemudian
elektron akan menumbuk dinoda pertama dan dalam proses tumbukan
akan menghasilkan elektron-elektron lain. Elektron-elektron yang
telah diperbanyak jumlahnya yang keluar dari dinoda pertama akan
dipercepat menuju dinoda kedua sehingga akan menghasilkan
elektron yang lebih banyak lagi, demikian seterusnya sampai
dinoda yang terakhir. Setelah itu elektron-elektron tersebut
diakselerasikan secara cepat ke anoda karena adanya beda
potensial yang kemudian nantinya elektron tersebut dirubah
menjadi sinyal listrik.
Sinyal listrik akan diteruskan ke amplifier kemudian akan
diperkuat dan diperbanyak jumlahnya. Setelah sinyal-sinyal
listrik ini diperkuat maka akan diteruskan menuju ke ADC (Analog
to Digital Converter). Pada ADC sinyal-sinyal listrik ini akan
diubah menjadi data digital yang akan ditampilkan pada tv monitor
berupa gambaran hasil fluoroskopi.

Kualitas Gambar
1. Contras Resolution
Kontras fluoroscopy lebih rendah jika dibandingkan dengan
radiografi karena eksposi yang rendah untuk menghasilkan gambar
dengan singnal to noise ratio yang relatif rendah.Kontras
biasanya dinilai secara subjektif oleh pembaca gambar.
Kontras dinaikkan ketika eksposi tinggi tetapi merupakan
ketidakuntungan bagi pasien karena dosis radiasi yang lebih.
2. Temporal Resolution
Fluoroscopy memiliki temporal resolution yang sangat baik.
Blurring pada daerah waktu tertentu disebut Lag. Lag merupakan
fraksi data gambar dari satu frame ke frame berikutnya. Video
camera vidicon biasanya menghasilkan lag
Dosis Radiasi
Dosis radiasi maximum ke pasien yang diizinkan adalah 10
R/mnt.Untuk fluoroscopy tertentu maximum eksposi yang diizinkan
adalah 20 R/mnt.
- 1-2 R/mnt untuk pasien dengan tubuh yang tipis yaitu 10 cm.
- 3-5 R/mnt untuk pasien dengan tubuh rata-rata
- 8-10 R/mnt untuk pasien dengan tubuh yang tebal

Semakin jauh jarak radiolog dengan pasien maka semakin rendah


nilai dosis serap yang di terima oleh radiolog.
Posisi tabung fluoroskopi yang baik yaitu posisi tabung
fluoroskopi di bawah meja pemerikisaan (undercouch), tidak di
atas meja pemeriksaan (overcouch). Jumlah terbesar dari radiasi
hambur yang dihasilkan dari sinar x-ray memasuki pasien.
Keuntungan dari pesawat dengan tube undertable adalah dengan
posisi tabung x-ray di bawah pasien, kita dapat mengurangi
jumlah radiasi hambur yang mencapai tubuh bagian atas radiografer
atau radiolog, dan menghindari sinar hambur yang mengenai
lantai.

Diposkan oleh Vidya Anandhita Mulyana di 21.56


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Anda Pengunjung Ke :

Arsip Blog
2013 (11)
o November (5)
o Oktober (6)
Radiasi dan Efeknya Terhadap Tubuh
FLOROUSCOPY
Berbagai Alat-Alat Kesehatan
CT-Scan Multi Sllice
Dasar-dasar Pesawat Roentgen
Pengertian Radiologi

Mengenai Saya

Vidya Anandhita Mulyana


Lihat profil lengkapku

Tema Perjalanan. Gambar tema oleh Nic_Taylor. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai