Anda di halaman 1dari 18

FLUOROSKOPI

19081005 - I Gusti Ayu Anjas Dwi Dewi


PENGERTIAN

Fluoroskopi adalah cara pemeriksaan yang menggunakan sifat tembus sinar rotngen
dan suatu tabir yang bersifat luminisensi bila terkena sinar tersebut. Fluoroskopi
terutama diperlukan untukmenyelidiki fungsi serta pergerakan suatu organ atau
sistem tubuh seperti dinamika alat peredarandarah, misalnya jantung, dan pembuluh
darah besar, serta pernafasan berupa pergerakan diafragma dan aerasi paru-paru.
Fluoroskopi adalah pesawat radiologi yang memperlihatkan gambaran struktur tubuh
melalui pemanfaatan paparan sinar-x secara real time. Paparan sinar-x secara terus-
menerus pada bagian tubuhdan diteruskan pada monitor agar dapat terlihat bagian
dan gerakan organ secara terperinci.
FUNGSI

Fungsi dari fluoroskopi adalah menetapkan diagnosis suatu kondisi masalah


kesehatan, melakukan pemeriksaan sebelum dan setelah dilakukan terapi
pengobatan, menunjang kelancaran operasi yang berhubungan dengan saluran
pencernaan, pembuluh darah, jantung, otot, tulang, saluran napas, hati, paru-paru,
dan persendian. 
BAGIAN-
BAGIAN ALAT
Ada tiga komponen utama yang merupakan bagian dari unit fluoroskopi yakni, X-ray tube, beserta generator,
Image Intisifier dan sistem monitoring video.
1. Tube sinar-X fluoroskopi sangat mirip desainnya dengan tube sinar-X diagnostik konvesionalkecuali bahwa
tube sinar-X fluoroskopi dirancang untuk dapat mengeluarkan sinar-X lebih lamadari pada tube diagnostik
konvensional dengan mA yang jauh lebih kecil. Dimana tipe tubediagnostik konvensional memiliki range mA
antara 50-1200 mA sedangkan range mA pada tubesinar-X fluoroskopi antara 0,5-5,0 mA. Sebuah
Intensification Tube (talang penguat) dirancanguntuk menambah kecerahan gambar secara elektronik Pencerah
gambar modern sekarang inimampu mencerahkan gambar hingga 500-8000 kali lipat. (Richard R.C, dan Arlene
M.1992;570). Generator X-ray pada fluoroskopi unit menggunakan tiga phase atau high frequency units,untuk
efisiensi maksimum fluoroskopi unit dilengkapi dengan cine fluorography yang memilikiwaktu eksposi yang
sangat cepat, berkisar antara 5/6 ms untuk pengambilan gambar sebanyak48 gambar/detik. Maka dari itu
generator X-ray tube biasanya merupakan tabung berkapasitastinggi (paling tidak 500.000 heat unit)
dibandingkan dengan tabung X-ray radiografi biasa(300.000heat units).
BAGIAN-
BAGIAN ALAT
2. IMAGE INTISIFIER.
Semua sistem fluoroskopi menggunakan image intisifier yang menghasilkan gambar selamafluoroskopi
dengan mengkonversi low intensity full size image ke high-intensity minified image.Image Intisifier adalah
alat yang berupa detektor dan PMT (di dalamnya terdapat photocatoda,focusing electroda, dinode, dan output
phospor).Sehingga memungkinkan untuk melakukan fluoroskopi dalam kamar dengan keadaan terangdan
tanpa perlu adaptasi gelap (Sjahriar Rasad, 1998). Image Intisifier terdiri dari :
1. DetektorTerbuat dari crystals iodide (CsI) yang mempunyai sifat memendarkan cahaya apabila
terkenaradiasi sinar-X. Absorpsi dari detektor sebesar 60% dari radiasi sinar-X
2. PMT (Photo Multiplier Tube), Terdiri Dari :
a) Photokatoda.Terletak setelah input phospor. Memiliki fungsi untuk merubah cahaya tampak yang
diserap dari input phospor menjadi berkas elektron.
b) Focusing Electroda. Elektroda dalam focus Image Intensifier meneruskan elektron-elektron negatif
dari photochatode ke output phospor 
c) Anode dan Output Phospor.Elektron dari photochatode diakselerasikan secara cepat ke anoda karena
adanya bedategangan seta merubah berkas elektron tadi menjadi sinyal listrik.
BAGIAN-
BAGIAN ALAT

3. SISTEM MONITORING DAN VIDEO.


Beberapa sistem penampil gambar (viewing system) telah mampu mengirim gambar dari
outputscreen menuju alat penampil gambar (Viewer). Dikarenakan output phospor hanya
berdiameter1 inch (2,54 cm),gambar yang dihasilkan relatif kecil, karena itu harus diperbesar dan di
monitor oleh sistemtambahan. Termasuk diantaranya : Optical Mirror, Video, Cine, dan sistem spot
film. Beberapadari sistem penampil gambar tersebut mampu menampilkan gambar bergerak secara
langsung(Real-Time Viewing ) dan beberapa yang lainnya untuk gambar diam (Static Image).
Waktu melihat gambar, resolusi dan waktu processing bervariasi antar alat-alat tersebut. Pada
saatpemeriksaan fluoroskopi memungkinkan untuk dilakukan proses merekam gambar
bergerakmaupun gambar yang tidak bergerak (statis).
PRINSIP KERJA

Pada saat pemeriksaan fluoroskopi berlangsung, berkas cahaya sinar-x primer menembus tubuh pasien menuju
input screen yang berada dalam Image Intensifier Tube yaitu sebuah tabung hampa udara yang terdiri dari
sebuah katoda dan anoda. Input screen yang berada pada Image Intensifier adalah layar yang menyerap foton
sinar-x dan mengubahnya menjadi berkas cahaya tampak, yang kemudian akan ditangkap oleh PMT (Photo
Multiplier Tube). PMT terdiri dari photokatoda, focusing elektroda dan anoda dan output phospor. Cahaya
tampak yang diserap oleh photo katoda pada PMT akan dirubah menjadi elektron, kemudian dengan adanya
focusing elektroda elektron-elektron negatif dari photokatoda difokuskan dan dipercepat menuju dinoda
pertama. Kemudian elektron akan menumbuk di anoda pertama dan dalam proses tumbukan akan menghasilkan
elektron-elektron lain. Elektron-elektron yang telah diperbanyak jumlahnya yang keluar dari dinoda pertama
akan dipercepat menuju dinoda kedua sehingga akan menghasilkan elektron yang lebih banyak lagi, demikian
seterusnya sampai dinoda yang terakhir. Setelah itu elektron-elektron tersebut diakselerasikan secara cepat ke
anoda karena adanya bedapotensial yang kemudian nantinya elektron tersebut dirubah menjadi sinyal listrik.
JENIS-JENIS
FLUOROSKOPI

1. Fixed flouroskopi, Fluoroskopi terfiksasi menggunakan


meja pemeriksaan pasien radiolusen
dengan tube (sumber X-ray) terpasang di bawah meja,
dan sebuah imaging detector/image intensifier di atas
meja. Fluoroskopi ini umumnya untuk prosedur
pemeriksaan saluran cerna barium, kateterisasi
jantung dan pembuluh darah, serta endoskopi traktus
gastrointestinal
JENIS-JENIS
FLUOROSKOPI

2. Mobile fluoroskopi, Peralatan ini lebih


dikenal dengan istilah C-arm, karena
bentuknya yang mirip huruf
C. Fluoroskopi bergerak ini sangat
bermanfaat untuk pemeriksaan pasien
yang tidak bisa dipindahkan ke ruang
radiologi. C-arm sering dimanfaatkan
pada pembedahan ortopedi, contohnya
untuk memvisualisasi tulang
dan implants secara langsung saat
operasi fraktur
UJI
KESESUAIAN

1. Uji Kualitas Citra


Uji kualitas citra dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
o Alat dipersiapkan lalu fantom ditempelkan ke image intensifier menggunakan selotip,

o Penyinaran dilakukan dan hasil citra disimpan pada komputer,

o Hasil citra diolah menggunakan software imageJ dan

o Data yang didapatkan lalu dibandingkan dengan nilai lolos uji yang dikeluarkan oleh
BAPETEN
UJI
KESESUAIAN
2. Uji Kolimasi dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

(1) alat dipersiapkan lalu image receptor dan beam aligment test tool ditempelkan ke image intensifier menggunakan selotif,

(2) penyinaran dilakukan dan hasil citra disimpan pada komputer,

(3) hasil citra diolah menggunakan software imageJ,

(4) data yang didapatkan dari software imageJ dihitung menggunakan


 Persamaan Faktor Jarak = SID/SOD (1)
 AEM terkoreksi (cm) = AEM terukur × Faktor jarak (2)
 Deviasi (%SID) = (ukuran II- AEM terkoreksi )/(ukuran II) ×100 % (3)
 ASX terkoreksi (cm) = ASX terukur × Faktor jarak (4)
 Selisih ASX terukur dengan II = ASX terukur - ukuran II (5)
 Deviasi (%SID) = (Selisih ASX terukur dengan II)/SID ×100 % (6)
 Deviasi (%SID) = (Jarak titik pusat II ke monitor)/SID ×100% (7)
II adalah image intersifier, SID adalah jarak fokal spot ke II, SOD adalah jarak fokal spot ke objek, AEM adalah area efektif monitor dan ASX
adalah area sinar-X.
UJI
KESESUAIAN

3. Uji Akurasi Tegangan


Uji kualitas akurasi tegangan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
(1)alat dipersiapkan lalu x2 R/F detector platinum ditempelkan ke image intensifier
dan lempeng tembaga ditempelkan secara bergantian dengan ketebalan (1-7) mm
ke x2 R/F detector platinum menggunakan selotip,
(2)Penyinaran dilakukan secara bergantian Data yang ditampilkan pada base unit
platinum dicatat,
(3)diolah menggunakan Persamaan (8) dan (4) data yang didapatkan dari Persamaan
(8) lalu dibandingkan dengan nilai lolos uji yang dikeluarkan oleh BAPETEN.
error (%) =|< kV_(p_((set))) - kV_(p_((ukur) ) > /kV_(p_((set)) )| ×100% (8)
kVp(set) adalah tegangan pada panel kendali, kVp(ukur) adalah tegangan yang
terukur pada detektor dan e adalah persentasi error (%)
UJI
KESESUAIAN

4. Uji Kualitas Berkas Sinar-X (Half Value Layer)


Uji kualitas berkas sinar-X (Half Value Layer) dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut :
(1)alat dipersiapkan lalu x2 R/F detector platinum ditempelkan ke image intensifier
dan lempeng tembaga ditempelkan secara bergantian dengan ketebalan (1-6) mm
ke x2 R/F detector platinum menggunakan selotif,
(2)penyinaran dilakukan secara bergantian,
(3)data yang ditampilkan pada base unit platinum dicatat dan
(4)data yang dicatat lalu dibandingkan dengan nilai lolos uji yang dikeluarkan oleh
BAPETEN.
UJI
KESESUAIAN

5. Uji Laju Dosis Tipikal Pasien


Uji laju dosis tipikal pasien dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
(1)alat dipersiapkan lalu x2 R/F detector platinum diletakkan pada tiang
penyangga dan lempeng tembaga ditempelkan secara bergantian dengan
ketebalan 2 mm dan 3 mm ke image intensifier menggunakan selotip,
(2)penyinaran dilakukan secara bergantian,
(3)data yang ditampilkan pada base unit platinum dicatat dan
(4)data yang dicatat lalu dibandingkan dengan nilai lolos uji yang dikeluarkan
oleh BAPETEN.
UJI
KESESUAIAN

6. Uji Kebocoran Tabung Sinar-X


Uji laju dosis tipikal pasien dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
(1)
alat dipersiapkan lalu survey platinum diletakkan pada titik A(depan), B (belakang), C (kanan),D ( kiri) dan E
(bawah) tabung sinar-X secara bergantian dengan jarak 100 cm dari tabung tempat keluarnya sinar-X,
(2)Penyinaran dilakukan secara bergantian,
(3)
data yang ditampilkan pada base unit platinum dicatat dan diolah menggunakan Persamaan (9) dan
(4)
data yang didapatkan dari Persamaan (9) lalu dibandingkan dengan nilai lolos uji yang dikeluarkan oleh
BAPETEN. L = X ((kV_(p_(max ) ))/(kV_(p_((set))) ) ((mA_(cont)/mA_(set))) (1/1000) (9)
L adalah laju kebocoran tabung sinar-X, X adalah laju dosis terukur, kVp(set) adalah tegangan pada saat
penyinaran dilakukan, kVp(max) adalah tegangan maksimum pada panel kendali, mA(set) adalah arus pada saat
penyinaran dilakukan, dan mA(cont) adalah arus kontinu pada panel kendali
UJI
KESESUAIAN

7. Uji Laju Input Image Intensifier


Uji laju input image intensifier dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
(1)alat dipersiapkan lalu x2 R/F detector platinum diletakkan pada tiang penyangga
dan lempeng tembaga ditempelkan secara bergantian dengan ketebalan 2 mm dan
3 mm ke image intensifier menggunakan selotip,
(2)penyinaran dilakukan secara bergantian,
(3)data yang ditampilkan pada base unit platinum dicatat, dan
(4)data yang dicatat lalu dibandingkan dengan nilai lolos uji yang dikeluarkan oleh
BAPETEN.
KESIMPULAN

Fluoroskopi adalah pesawat radiologi yang memperlihatkan gambaran struktur tubuh melalui pemanfaatan paparan sinar-x secara real time.
Paparan sinar-x secara terus-menerus pada bagian tubuhdan diteruskan pada monitor agar dapat terlihat bagian dan gerakan organ secara
terperinci.
Fungsi dari fluoroskopi adalah menetapkan diagnosis suatu kondisi masalah kesehatan, melakukan pemeriksaan sebelum dan setelah dilakukan
terapi pengobatan, menunjang kelancaran operasi yang berhubungan dengan saluran pencernaan, pembuluh darah, jantung, otot, tulang, saluran
napas, hati, paru-paru, dan persendian. 
Ada tiga komponen utama yang merupakan bagian dari unit fluoroskopi yakni, X-ray tube, beserta generator, Image Intisifier dan sistem
monitoring video.
Adapun uji kesesuaian dari Fluoroskopi adalah:
1. Uji Kualitas Citra
2. Uji Kolimasi
3. Uji Akurasi Tegangan
4. Uji Kualitas Berkas Sinar-X (Half Value Layer)
5. Uji Laju Dosis Tipikal Pasien
6. Uji Kebocoran Tabung Sinar-X
7. Uji Laju Input Image Intensifier
Click icon to add picture

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai