Anda di halaman 1dari 27

BAB III

PEMBAHASAN ALAT

3.1 Ultrasonografi (USG)

Gambar 3.1 Ultrasonografi

Nama alat : Ultrasonografi (USG)


Merk : G.E HealthCare
Model : Logiq E
Serial number : 6196611WXO
Ruangan : ICU
Tegangan input : 100-240 VAC
Frekuensi : 50/60 Hz
Berat alat : 5,2 kg

23
24

3.1.1 Teori Dasar USG


Ultrasonografi (USG) adalah alat diagnostik noninvasif
menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi diatas 20.000
hertz ( >20 kilohertz) untuk menghasilkan gambaran struktur organ di
dalam tubuh. Manusia dapat mendengar gelombang suara 20-20.000
hertz. Gelombang suara antara 2,5 sampai dengan 14 kilohertz
digunakan untuk diagnostik. Gelombang suara dikirim melalui suatu
alat yang disebut transducer atau probe. Obyek didalam tubuh akan
memantulkan kembali gelombang suara yang kemudian akan
ditangkap oleh suatu sensor, gelombang pantul tersebut akan direkam,
dianalisis dan ditayangkan di layar. Daerah yang tercakup tergantung
dari rancangan alatnya.Ultrasonografi yang terbaru dapat
menayangkan suatu obyek dengan gambaran tiga dimensi, empat
dimensi dan berwarna.
Transduser adalah perangkat listrik atau elektronik yang
mengubah energi dari satu bentukke bentuk lainnya. Sebagai contoh,
sebuah speaker stereo mengubah sinyal listrik menjadi suararekaman
musik. Banyak orang berpikir transducer sebagai perangkat rumit
teknis yang dirancanguntuk mengumpulkan atau mentransfer
informasi. Namun dalam kenyataannya, apapun yangdapat mengubah
energi dapat dianggap transduser.

Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan sebutan USG.


USG (ultrasonografi) sangat populer digunakan untuk memantau
kondisi janin, perkembangan kehamilan, persiapan persalinan, dan
masalah masalah lain. Ultrasonografi ini juga digunakan untuk
menentukan lokasi tumor, gangguan kardiovaskular, dan berbagai
penyakit dalam tubuh. Saat dokter menatau gerakan dan fungsi
jantung, memantau aliran darah melalui arteri besar menggunakan
pemindaian ultrasonik dengan prinsip efek Doppler. Dengan kemajuan
25

teknologi saat ini, aplikasi dan manfaat alat USG telah demikian
luasnya. USG adalah salah satu alat untuk memeriksa tubuh yang
dianggap cukup akurat dan efektif untuk mengetahui kelainan
patologis pada organ yang diperiksa. Karena kepraktisan dan
keakuratannya maka USG banyak dipergunakan dokter untuk
membantu penegakkan diagnosa pasien.
Pemeriksaan dengan ultrasonografi lebih aman dibandingkan
dengan pemeriksaan menggunakan sina-X (sinar Rontgen) karena
gelombang ultrasonic yang digunakan tidak akan merusak material
yang dilewatinya sedangkan sinar-X dapat mengionisasi sel-sel hidup.
Karena ultrasonik merupakan salah satu gelombang mekanik, maka
pemeriksaan ultrasonografi disebut pengujian tak merusak (non
destructive testing).
26

3.1.2 Pengertian Ultrasonografi

Gambar 3.2 Ultrasonografi

Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan dengan


menggunakan ultrasound (gelombang suara) yang dipancarkan oleh
transduser. USG menggunakan bunyi ultrasonik yang memiliki
frekuensi lebih dari 20 kHz. Teknik ini menfaatkan konsep refleksi
bunyi. Suara merupakan fenomena fisika untuk mentransfer energi
dari satu titik ke titik yang lainnya . Saat bunyi ditembakkan ke organ ,
maka organ – organ besar akan memantulkan bunyi. Ada yang
memiliki koefisien refleksi besar dan ada yang kecil. Hal ini yang kan
menghasilakn citra atau gambar. Dengan frekuensi yang tinggi ini,
ultrasound dijadikan peralatan diagnostik karena dapat
memperlihatkan organ di dalam tubuh manusia baik yang diam atau
bergerak.
27

3.1.3 Fungsi Ultrasonografi


Ultrasonografi (USG) merupakan sebuah teknik diagnostik
pencitraan menggunakan suara ultrasound yang digunakan untuk
mencitrakan organ dan otot, ukuran, struktur, dan luka patologi
membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ.
Dalam kasus kehamilan, Ultrasonografi (USG) digunakan oleh
dokter Spesialis Kandungan (SpOG) untuk mengetahui berat, ukuran,
denyut jantung janin. Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG
digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian
tubuh yang terdiri dari cairan contohnya untuk melihat laju aliran
darah.

3.1.4 Prinsip Kerja Ultrasonografi


Prinsip Kerja USG adalah memantulkan gelombang suara dan
menerima kembali gelombang suara yang telah dipantulkan setelah
terkena suatu objek. Objek disini berupa organ tubuh. Gelombang
suara dikeluarkan oleh transduser dengan panjang gelombang 1-10
MHz, panjang gelombang yang dikeluarkan bervariasi tergantung dari
bentuk tranduser. Hasil pemantulan gelombang suara tersebut
kemudian akan diterima oleh tranduser dan diproses oleh mesin USG
kemudian ditayangkan dalam monitor.
28

3.1.5 Bagian-bagian Ultrasonografi


a. I/O port

Gambar 3.3 I/O port


Terdapat port kabel power yang berfungsi penghubung alat
dengan jala jala listrik.
b. Monitor

Gambar 3.4 Monitor


Berfungsi untuk menampilkan hasil pengukuran dan juga layar
menu.

c. Kontrol Panel
29

Berfungsi untuk melakukan input data pasien, dan mengatur


berbagai macam pemeriksaan, intensitas gambar, dan berbagai
parameter pada usg. Bagian bagian dari Keyboard :

1
2
15
3
4 16

5 17
6
7
8

9 10 11 12 13 14

Gambar 3.5 Kontrol Panel

1. TGC : Berfungsi mengatur sensitifitas gelombang


ultrasound yang diterima oleh tranduser
2. Patient : Berfungsi untuk membuka atau menutup
dialog box input data patiens
3. Exam : Berfungsi untuk pemilihan jenis pemeriksaan
yang akan dipakai
4. PDI : Mode PDI(Power Doppler Imaging)
5. Color : Memberi warna pada hasil
6. Doppler : Mode Doppler
7. B : Mode
8. M : Mode M
9. Gain : Berfungsi untuk mengatur kecerahan
10. Measure : Menampilkan dan menutup menu pengukuran
11. Trackball : Berfungsi untuk menjalankan kursor dan untuk
melakukan pengukuran objek
30

12. Depth : Untuk mengatur perbesar gambar atau


mengatur kedalaman dari gambar
13. L/R : Untuk memilih gambar kiri dan gambar kanan
14. P1 : Menyimpan hasil usg
15. P2 : Mencetak Gambar
16. Freeze : Untuk menahan/Membekukan Gambar
17. Keyboard : Untuk input data pasien

d. Tranducer /Probe

Gambar 3.6 Tranduser


Transducer adalah alat vang yang berfungsi sebagai transmiter
(pemancar) sekaligus sebagai receiver (penerima). Dalam
fungsinya sebagai pemancar, transduser mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik berupa getaran suara berfrekuensi tinggi.
Fungsi receiver pada transducer mengubah energi mekanik
menjadi listrik. Jenis Tranduser pada alat USG:

1. Tranduser Linier
31

Gambar 3.7 tranduser linier


 Mengeluarkan Gelombang suara yang paralel dan
menghasilkan gambar segi empat
 Menggunakan frekuensi 5-7,5 MHz
 Pemeriksaan jaringan lunak, thyroid, karotid, dan
pembuluh darah
2. Tranduser Sektor

Gambar 3.8 transduser sektor


 Menghasilkan gambar bentuk kipas
 Menggunakan frekuensi 2-3 MHz
 Untuk pemeriksaan jantung (bagian yang lebih dalam).

3. Tranduser Convex
32

Gambar 3.9 tranduser convex


 Menghasilkan gambar yang lebar
 Menggunakan frekuensi 3,5-3,75 MHz
 Untuk pemeriksaan abdomen
e. Printer

Gambar 3.10 Printer

3.1.6 Blok Diagram


33

Digital Scan Monitor


Converter

Kontrol
Panel Printer

Osilator
P
R
Power O
Supply B
E Tx dan Rx
Unit Pasien

PLN

Gambar 3.11 Blok Diagram USG

Keterangan Blok diagram :


 PLN
Berfungsi Sumber Daya Listrik.
 Power Supply
Berfungsi sebagai sumber tegangan pada alat yang kemudian akan
memberikan tegangan ke seluruh blok rangkaian USG.
 Probe /Tranduser
Berfungsi sebagai alat untuk mendiagnosa bagian tubuh pasien.
 Tx (Transmitter)
Berfungsi sebagai pengirim sinyal tranmisi ultrasound dan sinyal
control yang digunakan.

 Rx (Receiver)
34

Befungsi sebagai penerima sinyal tranmisi ultrasound dan sebagai


penerima sinyal prossesing sirkuit yang nantinya sinyal tersebut
akan masuk ke Blok DSC.
 Osilator
Berfungsi untuk membangkitkan frekuensi
 DSC (Digital Scan Converter)
Berfungsi untuk menyimpan data yang diterima dari Tx dan Rx
yang kemudian diteruskan ke monitor.
 Kontrol Panel
Berfungsi sebagai tempat untuk mengatur tombol kontras gambar,
Intensitas gambar, membuat data pasien dan sebagai pengatur dari
berbagai parameter yang ada pada alat.
 Display Monitor
Berfungsi sebagai output atau tampilan akhir yang berupa gambar
hasil diagnosa pasien.
 Printer
Berfungsi sebagai mencetak hasil dari pemeriksaan

3.1.7 Cara Kerja Blok Diagram


Sumber daya listrik Dari PLN, menyumplai tegangan ke
Power supply, Kemudian Power Supply mengalirkan tegangan ke
Semua blok, selanjutnya sebelum melakukan pemeriksaan front panel
berfungsi untuk entry data pasien, mengatur kontras/intensitas gambar
yang dihasilkan diteruskan ke digital scan conventer yang akan
membaca semua perintah untuk dikirim ke bagian tx dan rx. Semua
perintah yang dikirim dan diterima tx dan rx bergantung pada digital
scan converter. Bagian tx dan rx memberi signal tegangan energy yang
dibutuhkan untuk memancarkan gelombang ultrasonic ke probe,
kemudian probe akan memancarkan gelombang ultrasound kedalam
tubuh pasien, dari hasil pantulan gelombang unltrasound ke tubuh
35

pasien, didalam bagian tx dan rx terdapat rangkaian osilator untuk


membangkitkan frekuensi dan selanjutnya tx dan rx akan mengirim
kan sinyal ke digital scan converter, sehingga dapat di tampilkan ke
bentuk gambar pada layar monitor, dan terakhir hasil pemeriksaan
yang ditampilkan oleh monitor di cetak oleh printer.

3.1.8 Standar Operasional Prosedur


 Prasyarat
1. SDM yang terlatih
2. Peralatan
- Catu daya sesuai kebutuhan alat
- Setiap stop kontak dengan pembumian / grounding standar aman
- Alat laik pakai
- Aksesoris penunjang lengkap
 Persiapan
1. Tempatkan alat pada ruang tindakan
2. Lepaskan penutup debu
3. Siapkan probe, kertas perekam dan jelly
4. Pasang probe pada alat
5. Hubungkan alat ke terminal pembumian
 Pemanasan
1. Hubungkan alat ke catu daya
2. Hidupkan alat dengan menekan / memutar tombol ON/OFF ke
posisi ON
3. Lakukan pemanasan secukupnya
4. Periksa semua fungsi tombol
5. Atur settingsn sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan
6. Lakukan pengecekan printer dan pastikan dalam keadaan
berfungsi
7. Bila sesuai maka alat dapat di operasionalkan
36

8. Bila ada gangguan maka alat tidak laik pakai dan segera hubungi
Teknisi Alat Medis
 Pelaksaan
1. Perhatikan protap pelayanan
2. Beritahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan
dilakukan
3. Masukan data pasien
4. Oleskan jelly pada probe secukupnya
5. Letakan pemeriksaan ke tubuh pasien berdasarkan pemeriksaan
yang akan dilakukan
6. Lakukan pemeriksaan
7. Setelah pemeriksaan yang diinginkan ditemukan, tekan tombol
FREEZE
8. Kemudian lakukan pengukuran obiek dengan menekan tombol
TRACK BALL/CLIPPER
9. Lakukan recording
 Pengakhiran
1. Setelah pengoperasian selesai, matikan alat dengan
menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF
2. Lepaskan hubungan alat dari catu daya
3. Lepaskan hubungan alat dengan terminal pembumian
4. Bersihkan probe dari sisa jelly
5. Simpan probe pada tempatnya. Pastikan USG dalam kondisi baik
dan siap difungsikan pada pemakaian berikutnya.

3.1.9 Maintenance / Pemeliharaan


37

1) Merawat probe/transduser :
a. Bersihkan probe dari sisa jelly ketika jadwal pemeriksaan telah
berakhir.
b. Ketika probe tidak dipakai, selalu tempatkan probe di tempat
gantungan probe yang biasa.
c. Pastikan gantungan probe kering dan bersih dari sisa jelly
d. Hindari menyimpan probe di suhu yang panas atau terkena
paparan sinar matahari langsung.
e. Simpan probe ditempat yang terpisah dengan instrument yang
lain.
f. Ketika menyimpan probe, gunakan klip kabel probe untuk
mengamankan kabel probe.
2) Pemeliharaan untuk alat USG :
a. Simpan alat USG pada tempat yang kering dan sejuk.
b. Simpan pada suhu ruangan dibawah 25℃
c. Tutup alat USG setelah digunakan untuk menghindari adanya
debu-debu yang menempel

3.1.10 Troubleshooting pada alat


38

Tabel 3.1
Troubleshooting USG
N Troubleshooting Cara mengatasi
O
1 Probe tidak dapat memberikan a. Periksa tegangan yang terhubung pada
output tranduser dengan multimeter. Pastikan
tegangan normal.
b. Periksa kabel semua yang ada pada
tranduser ( kabel tidak ada yang putus)
c. Periksa sensor reciver yang terdapat
pada alat (sensor tidak dapat
berfungsi)
d. Ganti sensor reciver dengan yang
baru.
e. Setelah terganti, lakukanlah uji fungsi
ulang pada probe.
f. Lihat hasil tersebut pada layar monitor
(probe sudah bisa memberikan output
yang nantinya diproses oleh cpu dan
ditampilkan pada layar monitor).
2 Monitor tidak dapat menampilkan a. Cek tegangan yang terhubung ke
gambar monitor, pastikan tegangan yang
terhubung ke monitor normal.
b. Periksa kabel yang terdapat di dalam
monitor dan yang terhubung ke
monitor (tidak ada yang terputus).
c. Periksa bagian fisik alat, (led pada
monitor pecah)
d. Ganti lcd pada monitor dengan yang
baru.
39

e. Setelah lcd terganti, hidupkan alat.


f. Lihat display pada monitor (monitor
sudah beerja dengan normal kembali)
3 Control Board pada usg tidak a. Cek arus pada control board dengan
berfungsi multimeter, pastikan ada arus yang
mengalir.
b. Uji fungsi semua tombol yang
terdapat pada control board (terdapat
tombol yang rusak).
c. Ganti tombol yang rusak dengan yang
baru.
d. Setelah tombol diganti, uji ulang
fungsi tombol tersebut kembali.
e. Tombol sudah kembali normal
4 Alat USG tidak mau menyala a. Periksa tegangan yang terdapat pada
stopkontak, pastikan sudah normal
220v
b. Cek output power supply yang
terdapat pada alat (tidak terdapat
output teganganmaupun arus)
c. Buka power supply alat.
d. Cek semua kabel (terdapat kabel yang
terputus).
e. Sambung kembali kabel tersebut.
f. Test hidupkan alat kembali (alat
menyala dengan normal).
40

3.2 Syring Pump

Gambar 3.12 Syringe Pump


Nama alat : Syringe Pump
Merk : TERUMO
Model : TE-SS700
Serial number : 1705010115
Ruangan : Neurologi
Tegangan input : 100/240 V
Frekuensi : 50/60 Hz
Berat alat : ± 2.0 kg
41

3.2.1 Teori Dasar syringe Pump


Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat sekarang
ini di barengi dengan berkembangnya teknologi-teknologi yang
semakin canggih. Banyaknya inovasi yang muncul menuntut industri
untuk kreatif menggunakan teknologi untuk meningkatkan
efisiensinya. Industri dituntut untuk menciptakan suatu alat atau
mengembangkan suatu alat yang sudah ada untuk memudahkan
pekerjaan manusia, salah satu inovasi yang diciptakan adalah syringe
pump.
Syringe pump merupakan peralatan medis yang digunakan
untuk menginjeksikan suatu fluida yang pekat ke dalam tubuh pasien
dalam jumlah tertentu melalui vena. Fungsinya yaitu mengatur jumlah
fluida yang masuk ke dalam sirkulasi darah melalui vena. Cara kerja
alat ini menggunakan system pemompaan secara otomatis untuk
mendorong syringe yang dilakukan secara konstan dalam jangka
waktu tertentu ke dalam tubuh pasien.
Mikrokontroler merupakan computer kecil di dalam suatu chip
yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik yang
menekankan pada efisiensi dan efektifitas biaya. Mikrokontroler sudah
banyak dijumpai di sekeliling kita seperti pada jam digital, sistem
pengendali suhu, dan alat pengaman fingerprint. Di bidang industri
mikrokontroler biasa digunakan pada sistem robotik dan mesin
konveyor.
Pada syringe pump mikrokontroler digunakan untuk mengatur
keluarnya fluida, sehingga bisa meningkatkan kepresisisan atau
keakuratan volume dan laju aliran yang keluar dari syringe pump. Saat
ini syringe pump hanya digunakan untuk peralatan medis dengan
harga yang mahal untuk kedepannya tidak menutup kemungkinan
syringe pump bisa digunakan untuk menginjeksikan suatu fluida yang
bisa diatur tingkat keakurasiannya sehingga meningkatkan efisiensi
42

pada industri atau untuk pengujian laboratorium untuk analisis


microfluida, yang tidak memerlukan material dan bahan yang steril
dalam proses produksinya sehingga biayanya lebih murah.
Viskositas atau kekentalan pada fluida bisa memberi pengaruh
pada proses penginjeksian, penggunaan fluida yang memiliki
viskositas tinggi bisa saja memberikan hasil yang berbeda dengan
fluida yang memiliki viskositas rendah. Oleh karena itu penulis ingin
mengetahui pengaruh viskositas atau kekentalan fluida terhadap proses
penginjeksian alat syringe pump.

3.2.2 Pengertian Syringe Pump


Syringe pump adalah salah satu peralatan kesehatan yang
berfungsiuntuk memberikan obat melalui pembuluh darah
balik atau vena dengancara mendorong batang alat suntik agar
dapat mengeluarkan rentang aliran berskala mikroliter sampai mililiter
permenit secara berkala, dengan ketelitian tinggi dalam pemberian
dosis ke tubuh pasien.

3.2.3 Fungsi Syringe Pump


Beberapa fungsi syringe pump diantaranya adalah sebagai berikut ;:
1. Sebagai alat yang digunakan untuk memasukkan obat dan
cairan ke dalam tubuh pasien dengan ketepatan yang tinggi.
2. Sebagai alat yang digunakan secara kontinu sesuai aturan yang
dilakukan dengan tepat dan akurat.
3. Sebagai alat untuk memasukkan obat yang efektif terutama
bagi pasien yang memiliki kesulitan untuk memasukkan obat
dalam bentuk tablet dan kapsul.
43

3.2.4 Bagian-bagian Syringe Pump

Gambar 3.13 Bagian-bagian Syringe Pump

 Menu & tombol selektor


 Power ON/OFF
 Display
 Lampu indikator
 Tombol Bolus
 Tombol Start
 Tombol Stop
 Rotation dial (Putar)
 Tombol Konfirmasi
 Tombol Return & Silent
44

CLAMP

Sensor Suntik Sensor Oklusi

Gambar 3. 14 Bagian- Bagian


 Clamp
 Sensor Suntik
 Sensor Oklusi
45

Port I/O

Pole Clamp

Ganbar 3.15 Bagian-bagian Syringe Pump

 Port I/O
 Pole Clamp

3.2.5 Prinsip Kerja Syringe Pump


Prinsip kerja syringe pump adalah mengatur laju cairan yang
dimasukan ke dalam tubuh dengan satuan ml/jam. Alat ini
menggunakan motor stepper sebagai tenaga penggerak/pendorong
syringe yang berisicairan obat, serta sistem mikrokontroller yang
berfungsi sebagai pengontrolan dalam penginjeksian cairan obat ke
tubuh pasien, sensor, dan alarm.
46

3.2.6 Blok Diagram

Gambar 3.16 Blok Diagram

3.2.7 Penjelasan Blok Diagram


1. Push button untuk menentukan jumlah obat yang akan diinjeksikan
pada pasien dengan rentang volume dari 1 ml hingga 50 ml serta untuk
menentukan flow rate proses penginjeksian obat dengan laju ml/jam
hingga 50 ml/jam.
2. LCD digunakan sebagai tampilan volume (ml) dan flow rate (ml/jam)
penginjeksian obat.
3. Saat proses injeksi dimulai, driver motor berfungsi untuk menguatkan
arus kendali dari mikrokontroler ke motor stepper.
4. Mikrokontroler akan menggerakkan motor stepper dengan driver
motor sesuai dengan masukan volume dan flow rate.
5. Optocoupler mendeteksi putaran motor stepper untuk mengetahui
jumlah cairan obat yang telah diinjeksi. Selama mekanisme pompa
47

berjalan, sensor nearly empty mendeteksi volume akhir obat yang


diinjeksikan dan sensor oklusi mendeteksi adanya penyumbatan
selama proses injeksi.
6. Jumlah count yang telah dideteksi oleh optocoupler dikirim ke
mikrokontroler untuk dibandingkan dengan input volume. Selama
proses ini, sensor nearlu empty dan sensor oklusi mengirimkan data bit
hasil ADC ke mikrokontroler untuk diproses adanya indikasi error.
7. Mikrokontroler mengolah data-data bit yang diterima dari sensor
optocoupler, nearly empty, dan oklusi. Alarm akan berbunyi jika nilai
counter yang dideteksi optocoupler sama dengan input volume, sensor
nearly empty mendeteksi volume akhir cairan obat, atau sensor oklusi
mendeteksi adanya penyumbatan tekanan di pembuluh darah yang
nilainya telah ditentukan.

3.2.8 Standar Operasional Prosedur


a. Memasang pump ke tiang infuse. Letakkan pole clamp dengan
tepat, kencangkan dengan memutar sekrup yang terdapat di pole
clamp.
b. Hubungkan kabel power ke unit dan indikator battery akan
menyala otomatis.
c. Tekan tombol POWER ON/OFF selama 2 detik untuk
menghidupkan mesin. Semua parameter akan tampil di layar
display.
d. Persiapan pasien. Lakukan priming syringe yang akan di gunakan.
Pastikan tidak ada gelembung udara di selang eksention.
e. Pasangkan syringe secara benar (ikuti petuntuk pada layar
display).
f. Pilih syringe sesuai dengan merk syringe yang tampil pada layar
monitor. Setelah dipilih merk syringe, secara otomatis mesin akan
mendeteksi ukuran uran syringe tersebut ( 5,10, 20, 30, 50/60 ml).
48

g. Atur kecepatan tetesan atau flow rate (satuan jam) dengan


memutar tombol ROTATION DIAL.
Kecepatan flow rate tergantung ukuran syringe yang digunakan (5,
10, 20, 30, 40, 50/60 ml)
h. Tekan tombol START untuk ik mulai pemberian infuse. Saat ini
syringe pump sedang bekerja dengan INDIKATOR berkedip
warna hijau.Jumlah cairan infuse/obat yang masuk ke pasien, akan
dihitung otomatis pada tampilan VOL (Σ VOLUME ). Untuk me-
reset jumlah cairan yang sudah masuk tekan tombol STOP,
pindahkan tampilan layar menuju Σ VOL kemudian tekan
tombol ( KONFIRMASI).

3.2.9 Maintenance / Pemeliharaan


1. Sebelum syringe pump dibersihkan dan disterilkan, pastikan alat
sudah tidak tersambung dengan listrik.
2. Saat membersihkan jangan gunakan aseton ataupun cairan yang
bersifat pelarut.
3. Jangan gunakan benda kasar untuk membersihkan alat.
4. Beri pelumas pada piston slider agar mengurangi keausan.
5. Jika alat akan tidak digunakan dalam jangka lama, charge baterai
sampai full kemudian lepaskan baterai dari alat serta tutupi dengan
dust cover agar terhindar dari debu.
49

3.2.10 Troubleshooting Syringe Pump


Tabel 3.2
Troubleshooting Syringe Pump
Permasalahan Penyebab Perbaikkan

Alat tidak bisa Kabel power belum Cek kabel power apakah sudah
dihidupkan dihubungkan terhubung
Batteray rusak Hentikkan pengoperasian dan
ganti batteray yang baru
Batteray low Cas batteray sampai penuh
selama lebih dari 8 jam dengan
menghubungkan alat dengan
jala-jala dan hidupkan alat
Occlusion Alarm Selang menekuk Luruskan kembali selang

Syringe tidak sesuai Ganti Syringe

Sensor tekanan rusak Hubungi vendor

Syringe tidak terinstal dengan Install ulang syringe


benar
Alarm Syringe Syringe belum terinstal Install Syringe
mati
Syringe tidak terinstal dengan Install ulang Syringe
benar
Alaram nut tidak Posisi nut tidak benar Atur posis nut diatas
normal
Alarm kecepatan Batteray rusak Gunakkan tegangan AC dan
tidak normal ganti batteray
Alarm batteray low Tegangan batteray dibawah Hubungkan dengan AC power
9,3 V dan cas batteray

Anda mungkin juga menyukai