Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi dari pada
kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama
sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20 Hz – 20.000 Hz.
Gelombang ultrasonik ini dapat dihasilkan oleh getaran mekanik pada kwarsa yang diberi
tegangan listrik bolak-balik dengan frekuensi ultrasonik.
Salah satu aplikasi gelombang dalam bidang kedokteran adalah dalam ultrasonografi
(USG). Ultrasonografi ini memanfaatkan gelombang ultrasonik yang merupakan gelombang
elektromagnetik, untuk membantu para petugas kesehatan (dokter atau bidan) dalam
mendiagnosa penyakit ataupun mendeteksi yang ada dalam tubuh pasiennya.
1
B. Sejarah USG
Ultrasound pertama kali digunakan sesudah perang dunia I, dalam bentuk radar
atau teknik sonar (sound navigation and ranging) oleh Langevin tahun 1918 untuk
mengetahui adanya ranjau-ranjau atau adanya kapal selam. Menjelang perang dunia ke II
(1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk pememeriksaan jaringan tubuh, tetapi
hasilnya belum memuaskan.
Berkat kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang dunia ke II, USG berhasil
digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh. Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah
melakukan pemeriksaan USG pada beberapa organ misalnya pada hepar dan ginjal. .
Sekarang USG merupakan alat praktis dengan pemeriksaan klinis yang luas.
1. Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis.
2. Mendeteksi kista
2
3. mempelajari pergerakan organ ( jantung, aorta, vena kafa), maupun pergerakan janin dan
jantungnya.
4. Pengukuran dan penentuan volume massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya ginjal,
kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain).
5. untuk melihat janin di dalam rahim ibu hamil, melihat pergerakan serta
perkembangan sebuah janin.
Trimester I :
Memastikan hamil atau tidak.
Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda kehidupannya.
Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.
Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan
sebagainya.
Trimester II :
Melakukan penapisan secara menyeluruh.
Menentukan lokasi plasenta.
Mengukur panjang serviks.
Trimester III :
Menilai kesejahteraan janin.
Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.
Melihat posisi janin dan tali pusat.
Menilai keadaan plasenta.
3
D. Bagaian – Bagian USG dan Fungsinya
a) Display (LCD) berfungsi untuk menampilkan gambar bagian tubuh yang diperiksa
menggunakan USG.
4
Elemen penyusun transducer
1. Elemen aktif
Yaitu kristal piezo elektrik, biasanya lead titanate atau lead zirconate dalam bentuk
bubuk, kemudian diproses sesuai bentuk dan ukuran yang dikehendaki. Efek Piezoelektrik
yaitu bahan-bahan yang dapat menimbulkan tegangan ketika bentuk bahan tersebut berubah
atau material yang mengalami perubahan bentuk bila menerima suatu tegangan.
3. Matching Layer
Terletak didepan kristal kontak langsung dengan kulit pasien, yang memiliki nilai
impedansi antara kulit dan kristal sehingga energi suara dapat secara maksimal ditranmisikan.
4. Wire (kabel)
Digunakan sebagai perantara pengirim dan menerima energi untuk diproses menjadi gambar.
5
2. Transducer Linier
Di aplikasikan pada pemeriksaan seperti organ yang kecil (small part) agar gambaran
lebih terfokuspada organ yang diperiksa. dan ada juga transducer linier yang berukuran
sedang yang biasanya digunakan untuk pemeiksaan Ortopedic, Breast.
4. Trasducer Endocavity
Transducer ini digunakan untuk pemeriksaan organ dalam yang dimasukan ke dalam
tubuh pasien baik secara endorectel maupun endovaginal.
c) Pulse controls adalah alat yang berfungsi sebagai penghasil tegangan untuk merangsang kristal
pada tranduser dan membangkitakan pulsa ultrasonic.
d) Keyboard adalah tombol-tombol yang berisi huruf dan symbol yang digunakan untuk mengisi
identitas pasien.
e) Mesin USG/ CPU fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang.
Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang
sama seperti pada CPU pada PC. Cara kerja USG adalah merubah gelombang menjadi gambar.
h) Gel USG, gel berfungsi sebagai perantara gelombang suara dari tarnsduser ke permukaan
tubuh, gel membuat kontakan antaratranduser dan permukaan tubuh menjdi baik atau tidak
terhalangi udara karena gelombang USG tidak dapat melalui udara, sertamempermudah
pergerakan transducer.
6
E. Prinsip Kerja Alat USG
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa
listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer yang
dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan
dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan
menimbulkan bermacam-macam pantulan sesuai dengan jaringan yang dilaluinya.
7
F. Jenis- Jenis Alat USG
a) USG 2 Dimensi
b) USG 3 Dimensi
Dengan USG 3D gambaran lebih detail tentang kondisi janin dapat kita lihat dengan
jelas. Teknologi ini mampu melihat pertumbuhan janin sampai ke organ dalam.
Misalkan kondisi tulang belakang yang bengkok, tumor, lilitan tali pusat dan
sebagainya.
Tindakan terhadap janin dan ibu seperti Hidroturbasi, juga menggunakan teknologi
3D ini. Kelebihan-kelebihan inilah yang membuat USG 3D penting sebagai tindakan
dini terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.
8
c) USG 4 Dimensi
Pada pemeriksaan USG 4D gambar yang dihasilkan lebih detail dan akurat serta bisa
bergerak sehingga terlihat seperti sebuah film. USG 4D ini juga mampu
memvisualisasikan anggota tubuh lebih jelas, misalnya hidung janin mancung atau
pesek. Serta aktivitas janin di dalam perut seperti sedang menghisap jari, menguap
atau memainkan jarinya.
Selain itu pemeriksaan ini dapat mendeteksi kelainan yang terjadi secara lebih dini,
sehingga pengobatan yang diberikan lebih terarah. Kelainan yang dapat dideteksi
seperti menentukan usia kehamilan, kelainan plasenta atau mendeteksi kehamilan
ektopik. Keuntungan lain yang didapat adalah keluarga bisa mendapatkan film
janinnya dalam bentuk CD.
9
d) USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali
pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan
janin ini meliputi:
a. Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
b. Tonus (gerak janin).
c. Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
d. Doppler arteri umbilikalis.
e. Reaktivitas denyut jantung janin.
10
G. Kelebihan dan Kelemahan USG
Berikut adalah kelemahan dan kelebihan Ultrasonografi yaitu:
Kelemahan:
a. Dapat ditahan oleh kertas tipis.
b. Antara tranducer (probe) dengan kulit tidak dapat kontak dengan baik
(interface) sehingga bias terjadi artefak sehingga perlu diberi jelly sebagai
penghantar ultrasound.
c. Bila ada celah dan ada udara, gelombang suara akan dihamburkan.
d. Tidak 100% akurat
e. Perlu diketahui, akurasi/ketepatan pemeriksaan USG tidak 100%, melainkan 80%.
Artinya, kemungkinan ada kelainan bawaan/kecacatan pada janin yang tidak
terdeteksi atau interpretasi kelamin janin yang tidak tepat. Hal ini dipengaruhi
beberapa faktor antara lain:
1) Keahlian/kompetensi dokter yang memeriksanya.Tak semua dokter ahli
kandungan dapat dengan baik mengoperasikan alat USG. Sebenarnya untuk
pengoperasian alat ini diperlukan sertifikat tersendiri.
2) Posisi bayi. Posisi bayi seperti tengkurap atau meringkuk juga menyulitkan daya
jangkau / daya tembus alat USG. Meski dengan menggunakan USG 3 atau 4
Dimensi sekalipun, tetap ada keterbatasan.
3) Kehamilan kembar. Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat USG melihat
masing-masing keadaan bayi secara detail.
4) Ketajaman/resolusi alat USG-nya kurang baik.
5) Usia kehamilan di bawah 20 minggu.
6) Air ketuban sedikit.
7) Lokasi kelainan, seperti tumor di daerah perut janin saat usia kehamilan di bawah
20 minggu agak sulit dideteksi.
11
Kelebihan:
a. Pasien dapat diperiksa langsung tanpa persiapan dan memberi hasil yang cepat.
b. Bersifat non invasif (tidak terjadi efek samping) sehingga dapat dilakukan pula pada
anak-anak. Aman untuk pasien dan operator, karena tidak tergantung pada radiasi
ionisasi.
c. Memberi informasi dengan batas struktur organ sehingga memberi gambaran
anatomis lebih besar dari informasi fungsi organ.
d. Semua organ kecuali yang mengandung udara dapat ditentukan bentuk, ukuran,
posisi, dan ruang interpasial.
e. Dapat membedakan jenis jaringan dengan melihat perbedaan interaksi dengan
gelombang suara.
f. Dapat mendeteksi struktur yang bergerak seperti pulsasi fetal
g. Dapat juga mendeteksi kanker payudara.
A. Pengoperasian
1. Tekan tombol Power pada pesawat USG, biarkan beberapa waktu untuk ‘boot up’.
2. Untuk memulai penamaan data, tekan tombol ‘Pasien’, gunakan track ball dan
keyboard untuk mengisi data pada sheet pasien.
3. Sebelum menggunakan pastikan probe transduser terpasang dengan baik, pastikan
knob tidak kendor.
4. Untuk memulai melakukan pemeriksaan pertama-tama pilih ‘Probe Menu’
5. Untuk melakukan pemeriksaan pada pasien, oleskan gel pada pasien dan gunakan
probe yang telah dipilih.
6. Jika ingin melakukan pengamatan 2Dimensi pilih tombol 2D, begitu pula dengan 3
Dimensi, tekan tombol 3D.
7. Pada awal pemeriksaan setting ‘depth’ dan ‘zoom’, dengan menggunakan tombol
‘depth & zoom’.
8. Jika sudah mendapatkan visualisasi hasil USG yang diinginkan kita dapat
menekan tombol Freeze. Gunakan tombol Store jika ingin menimpan gambar.
12
9. Pada hasil Scan yang sudah di freeze, kita dapat memberi label pada hasil scan
dengan cara menekan tombol penamaan (ABC button), lalu beri penamaan
dengan keyboard.
10. Jika ingin melakukan pengukuran pada objek yang di scan, gunakan tombol
‘Measure’, gunakan Track Ball & tombol ‘Set’ untuk menentukan mark
(titik/tanda) agar dapat dilakukan pengukuran, panjang atau lebar objek.
11. Untuk melakukan pengukuran volume (pada ginjal contohnya) lakukan
pengukuran seperti diatas, hanya saja diperlukan 3 tipe pengukuran, yaitu,
panjang, lebar, dan tinggi (kedalaman).
12. Setelah selesai melakukan pengamatan, matikan alat dengan menekan OFF
tombol Power.
1. Merawat probe/transducer :
a) Bersihkan probe dari sisa jelly ketika jadwal pemeriksaan telah berakhir.
b) Ketika probe tidak dipakai, selalu tempatkan probe di tempat gantungan probe yang
biasa.
c) Pastikan gantungan probe kering dan bersih dari sisa jelly
d) Hindari menyimpan probe di suhu yang panas atau terkena paparan sinar
matahari langsung.
e) Simpan probe di tempat yang terpisah dengan instrument yang lain.
f) Ketika menyimpan probe, gunakan klip kabel probe untuk mengamankan kabel probe.
13
Troubleshooting
No Keluhan Analisa Kerusakan Tindakan
14