Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang

peranan penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan pada

masyarakat. Pelayanan kesahatan yang berkesinambungan perlu didukung

dengan peralatan yang selalu dalam kondisi siap pakai serta dapat difungsikan

dengan baik. Agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi baik, aman dan

layak pakai, diperlukan pemeliharaan preventif meliputi pemeliharaan berkala.

Syringe pump adalah termasuk peralatan life support yang digunakan

untuk mengatur proses penyuntikan masuknya cairan obat ke dalam tubuh

pasien dengan kuantitas dan waktu tertentu. Jadi syringe pump ini digunakan

bersamaan dengan alat yang sering disebut spuit. Dengan perhitungan yang

tepat, syringe pump dapat memudahkan cairan obat secara terjadwal dan

mengurangi kesalahan manusia yang kerap terjadi.

Cara penggunaan alat Syringe pump juga harus mematuhi dan sesuai

dengan SOP (standar operasional) yang sudah diterapkan baik dalam

penggunaan alat maupun pemeliharaannya, agar syringe pump dapat bekerja

dengan baik dan alat dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Alat kesehatan adalah alat yang kondisinya harus selalu baik dan siap

pakai sehingga harus dipelihara, makan penulis mencoba untuk meneliti Sistem
Pemeliharaan Alat Syringe Pump Di Lab Terpadu Universitas Sari

Mutiara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan, makan penulis

merumuskan suatu masalah yakni :

Bagaimanakah Sistem Pemeliharaan Alat Syringe Pump Di Lab Terpadu

Universitas Sari Mutiara?

1.3 Batasan Masalah

Dalam analisis tersebut diperlukan adanya pembatasan masalah agar

tidak terjadinya perluasan masalah. Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis

akan membatasi pembahasan dan memfokuskan pada Pemeliharaan Alat

Syringe Pump.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sistem pemeliharaan alat Syringe Pump.

2. Untuk meningkatkan masa layak pakai alat Syringe Pump.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

a. Manfaat bagi Penulis/Peneliti : Menambah wawasan bagi penulis tetang

Pemeliharaan Alat Syringe Pump dan menerapkan ilmu yang diperoleh

selama perkuliahan,
b. Manfaat bagi Lab Terpadu USM : Sebagai bahan informasi kesehatan

kepada pihak Lab Terpadu USM maupun masyarakat dimana dalam

penggunaan alat Syringe Pump harus sesuai standar operasional.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Syringe Pump

Syringe pump ditemukan pertama kali oleh Christopher Wren pada

tahun 1658. Syringe pump adalah alat untuk mengatur penyuntikan masuknya

cairan obat ke dalam tubuh pasien dengan kuantitas dan waktu tertentu.

Kegunaannya adalah untuk memberikan dosis obat dengan akurat, tepat waktu

dan sesuai dengan kebutuhan tanpa berulangkali melakukan penyuntikan.

Selain syringe pump juga terdapat alat yang sejenis, hanya saja penggunaannya

pada infus. Alat ini disebut dengan infus pump. Pada prinsipnya sama saja,

hanya penggunaan serta sensornya berbeda. Jika infus pump digunakan untuk

mengatur keluarnya cairan pada alat infus. Sedangkan untuk syringe pump,

digunakan untuk mengatur keluarnya cairan pada alat suntik. Itulah perbedaan

syringe pump dan infus pump.

Pada dasarnya syringe pump terdiri dari beberapa rangkaian komparator,

rangkaian pengatur laju motor (pendeteksi rpm), dan rangkaian laju sinyal

referensi. Motor akan berputar untuk menggerakkan spuit merespon sinyal yang

diberikan oleh rangkaian pengendali motor, tetapi putaran motor itu sendiri

tidak stabil sehingga perubahan itu dideteksi oleh rangkaian pendeteksi rpm.

Sinyal yang didapat dari pendeteksi rpm akan dibandingkan dengan sinyal

referensi, dimana hasil dari perbandingan tersebut meredakan ketidakstabilan

motor. Motor akan mengurangi lajunya jika perputarannya terlalu cepat dan
sebaliknya akan menambah kecepatan jika perputarannya terlalu pelan sehingga

didapatkan putaran motor yang stabil.

2.2 Bagian – Bagian Syringe Pump

Gambar 2.1. Bagian – Bagian Syringe Pump

(sumber: https://www.gloryamedica.com/syringe-pump-adalah/)

1. Layar Display: Untuk menampilkan berbagai macam pengaturan agar

bias dilakukan dengan lebih mudah.

2. Power Suplay: Tentu saja di dalam perangkat ini terdapat power suplay

tenaga listrik yang membuat rangkaian dalam alat tersebut dapat

bekerja.
3. Panel Operasi: Untuk menjalankan fitur dan fungsi yang diinginkan,

syringe pump dilengkapi dengan panel operasi yang cukup sederhana

dengan beberapa tombol multi fungsi.

4. Syringe Clamp: Termasuk bagian mekanik yang berfungsi untuk clamp

alat suntik (syringe disposable) agar tidak dapat bergerak kesana kemari

pada saat proses penyuntikan berlangsung.

5. Finger Grips: Semacam sistem penjepit bagian belakang syringe untuk

mempermudah penempatan posisi syringe.

6. Lampu Indicator: Syringe pump juga dilengkapi dengan lampu indikator

yang akan menyala mengikuti perintah yang terdapat dalam sistem.

2.2.1 Jenis – Jenis Alarm Indikator

Syringe pump di desain agar mempunyai ketetapan yang tinggi dan

mudah untuk digunakan. Syringe pump dikendalikan dengan mikro komputer

dan dilengkapi sistem alarm indikator, diantaranya:

1. Occlusion Alarm: Alarm akan berbunyi jika terjadi sumbatan pada

proses pemasukan cairan kedalam tubuh pasien.

2. Nearly Empty: Alarm akan berbunyi jika cairan yang terdapat dalam

syringe akan habis atau mendekati habis.

3. Low Battery: Alarm akan berbunyi jika tegangan baterai lemah sehingga

perlu melakukan pengisian kembali (recharge).

4. Flow Rate: Menampilkan aliran rata – rata dalam satuan ml/h.


2.3 Blok Diagram

Gambar 2.2. Blok Diagram Syringe Pump

(sumber: http://repository.umy.ac.id)

Penjelasan Blok Diagram:

Pertama dari tegangan PLN 220V akan diturunkan dan diserahkan

menjadi tegangan DC untuk mensupplay semua rangkaian. Tombol setting

digunakan untuk mengatur kecepatan aliran dan volume yang diinstruksikan

kepada mikrokontroler, dari setting kecepatan aliran akan menentukan

kecepatan motor stepper, sensor syringe size juga digunakan untuk menentukan
seberapa cepat putaran motor, sebagai contoh spuit ukuran 50ml dan 30ml akan

memiliki kecepatan motor berbeda meskipun ditentukan kecepatan alirannya

sama, hal ini dipengaruhi oleh luas penampang spuit yang berbeda. Sensor

oklusi sebagai sistem safety menggunakan sensor FSR402, apabila terjadi

sumbatan maka spuit akan semakin berat untuk didorong, dari sinilah diambil

nilai tekannya, sehingga ketika sensor mendeteksi adanya tekanan terlebih

makan akan mengintruksikan kepada mikrokontroler untuk menghentikan

proses. Setting kecepatan aliran dan volume serta tampilan volume yang telah

masuk pada pasien ditampilkan secara terus-menerus selama proses masih

berjalan melalui LCD 2 x 16 yang mendapat intruksi dari mikrokontroler. Saat

tombol bolus ditekan makan motor akan bekerja lebih cepat sesuai dengan

setting mode bolus, mode bolus dilakukan dengan cara menekan terus-menerus,

ketika tombol tidak ditekan makan proses injeksi akan berhenti, pada mode

bolus ini jumlah cairan yang masuk akan tetap terpantau dari LCD. Saat cairan

hampir habis makan sensor akan memberikan intruksi kepada mikrokontroler

sehingga buzzer akan berbunyi beberapa saat sebagai penanda cairan kembali

dan LCD 2 x 16 akan menampilkan jumlah akhir volume cairan yang telah

masuk pada cairan.

2.4 Pemeliharaan Peralatan

Pemeliharaan peralatan kesehatan merupakan salah satu upaya yang

dilakukan agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi layak pakai, dapat

difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai lebih lama. Dalam
pelaksanaan pemeliharaan terdapat beberapa kriteria dari berbagai aspek yang

berkaitan dengan pemeliharaan.(Rsup Sarjito, 2013)

World Health Organization (WHO) tahun 2006, Menyatakan bahwa

lebih dari 50% peralatan kesehatan dinegara berkembang tidak berfungsi atau

tidak dipergunakan serta secara optimal karena kurangnya upaya dalam

pemeliharaan. Pemeliharaan merupakan usaha atau proses kegiatan untuk

mempertahankan kondisi tehnis, daya guna dan hasil barang inventaris.

Pemeliharaan adalah seluruh kegiatan yang berlangsung dalam dan

sekitar fungsi pemeliharaan biasanya mencakup salah satu diantara kategori

sebagai berikut yaitu : Teknik-teknik manajemen, prosedur-prosedur

administratif, praktek teknologi, manajemen personalia dan pengendalian atas

aspek pelaksanaannya.

2.4.1 Jenis - Jenis Pemeliharaan

Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat dua

jenis:

1. Pemeliharaan Terencana

Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang

dilaksanakan terhadap alat yang sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan/disusun. Jadwal pemeliharaan dengan memperhatikan jenis

peralatan, jumlah, kualifikasi petugas dan bidangnya dengan biaya yang

tersedia. Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan preventif

(pencegah) dan pemeliharaan korektif (perbaikan).


 Pemeliharaan Preventif

Pemeliharaan preventif atau pencegahan adalah kegiatan

pemeliharaan berupa perawatan dengan membersihkan alat yang

dilaksanakan setiap hari oleh operator dan kegiatan penyetelan,

pelumas serta penggantian bahan pemeliharaan yang

dilaksanakan oleh teknisi secara berkala. Pemeliharaan preventif

bertujuan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya

kerusakan. Untuk jenis alat tertentu pemeliharaan preventif dapat

dilaksanakan pada saat alat sedang jalan atau beroperasi, melalui

pemeriksaan dengan melihat, merasakan, mendengarkan

berkerjanya alat, baik menggunakan alat ukur maupun tidak

menggunakan alat ukur. Pada waktu Running Maintance

dilakukan juga pelumas, penyetelan bagian-bagian alat tertentu

yang memerlukan.

Pemeliharaan preventif dengan Running Maintance

biasanya tidak dilakukan untuk peralatan kesehatan.

Pemeliharaan preventif untuk peralatan kesehatan pada

umumnya dilakukan pada waktu tidak oprasional/shut down

maintance, yaitu alat dalam keadaan dimatikan lalu dipelihara.

Dalam hal ini kegiatan pemliharaan dapat berupa pembersihan,

pelumasan, pengecekan, fungsi komponen, penyetelan,

penggantian bahan pemeliharaan, pengukuran keluaran dan

keselamatan. Contoh kegiatan ini meliputi:


a. Inspeksi yang dilakukan setiap hari sesuai jadwal

dengan memastikan kondisi alat dalam keadaan

siap pakai, meliputi fungsi dan fisik alat.

b. Penggantian spare part/komponen yang telah

direncanakan atau sesuai ketentuan tanpa

menunggu alat tersebut rusak.

 Pemeliharaan Korektive

Pemeliharaan korektive merupakan kegiatan

pemeliharaan yang bersifat perbaikan terhadap peralatan yang

mengalami kerusakan dengan atau tanpa penggantian suku

cadang. Pemeliharaan korektive dimaksudkan untuk

mengembalikan kondisi peralatan yang rusak ke kondisi siap

oprasional dan layak pakai dan dapat difungsikan dengan baik.

Tahap akhir dari pemeliharaan korektive adalah kalibrasi

teknis yaitu pengukuran kuantitatif keluaran dan pengukuran

aspek keselamatan. Sedangkan kalibrasi yang bersifat teknis dan

legalitas penggunaan alat harus dilakukan oleh instusi penguji

yang berwenang. Perbaikan korektive dilakukan terhadap

peralatan yang mengalami kerusakan dan dilakukan secara

terencana.

Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan kotektive,

yaitu kegiatan perbaikan terhadap peralatan dengan mengganti

bagian-bagian utama alat, bertujuan untuk mengembalikan


fungsi dan kemampuan alat yang sudah menurun karena usia alat

dan penggunaan alat. .(Rsup Sarjito, 2013).

Contoh kegiatan ini meliputi:

a. Perbaikan ringan alat.

b. Perbaikan besar/overhaul alat

2. Pemeliharaan Tidak Terencana

Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang

bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang

mendadak, tidak diduga dan harus segera dilaksanakan perbaikan

mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan.

 Aspek Pemeliharaan

Agar Pemeliharaan alat kesehatan dapat dilaksanakan

sebaik-baiknya, maka unit kerja pemeliharaan peralatan rumah

sakit, perlu dilengkapi dengan aspek-aspek pemeliharaan yang

berkaitan dan menandai meliputi, sumber daya manusia,

fasilitas, dan peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku

cadang dan bahan pemeliharaan. Aspek-aspek pemeliharaan ini

umumnya memerlukan pembiayaan.

2.4.2 Pelaksanaan Pemeliharaan

1. Pemeliharaan In-House Oleh Teknisi Yang Terlatih

Sebagian besar masalah pada peralatan medis yang relatif

sederhana dan dapat diperbaiki oleh teknisi yang terlatih. Inspeksi dan
perbaikan ringan memerlukan biaya rendah. Vendor (penjual) harus

menyediakan pelatihan untuk teknisi pada saat instalasi dan meneriman

peralatan medis.

Ada tiga tingkat pemeliharaan yang umum dilakukan:

 Level 1, Pengguna

Pengguna atau teknisi akan membersihkan filter, periksa

sekering, periksa daya dan lain-lain tanpa membuka unit

peralatan medis dan tanpa memidahkan dari tempatnya.

 Level 2, Teknisi

Dianjurkan untuk memanggil teknisi ketika lini pertama

pemeliharaan tidak dapat menggunakan alat atau ketika cek

enam bulanan sekali.

 Level 3, Teknisi Khusus

Peralatan seperti CT Scanner, MRI dan lain-lain perlu

teknisi khusus yang dilatih untuk peralatan tersebut. Mereka

umumnya bekerja dipihak ketiga atau perusahaan vendor.

2. Pemeliharaan Oleh Produsen Atau Pihak Ketiga

Untuk peralatan khusus dan canggih, Vendor harus menyediakan

jasa pemeliharaan melalui kombinasi jasa on-call dan kontrak

pemeliharaan yang dinegosiasikan pada saat pembelian.

2.4.3 Penyusun Program Pemeliharaan


Dalam menyusun perencanaan IPSRS harus memiliki daftar inventaris

peralatan, selain itu harus memperhatikan kemampuan teknis yang meliputi:

 Sumber daya manusia (jumlah teknisi, kemampuan teknis,

pelatihan yang pernah diikuti, pengalaman kerja).

 Fasilitas kerja.

 Dokumen teknis.

Penyusun perencanaan untuk 1 tahun ke depan meliputi:

 Jadwal pemantauan fungsi peralatan medis.

 Jadwal pemeliharaan berkala peralatan medis.

 Penyiapan bahan pemeliharaan yang diperlukan untuk setiap alat

selama 1 tahun.

 Penyiapan suku cadang/aksesoris yang diperlukan untuk

perbaikan peralatan medis yang mengalami kerusakan

(pemeliharaan korektif terencana).

 Penyiapan usulan rencana anggaran.

Usulan tersebut dituangkan ke dalam rencana anggaran dan diusulkan

kepada manajemen rumah sakit melalui kepala bagian keuangan atau kepala

bagian sekretariat.

1. Penyiapan Fasilitas Kerja

Fasilitas kerja penunjang pelayanan teknis, meliputi alat kerja,

tool set, alat kerja mekanik, alat ukur, protap pemantauan fungsi dan

lembar kerja, SOP pemeliharaan dan lembar kerja, SOP perbaikan dan
lembar kerja, operation manual, service manual, schematic/wiring

manual, formulir laporan.

2. Pelaksanaan Pemeliharaan

Pelaksanaan pelayanan teknis terdiri dari:

 Pemantauan fungsi.

 Pemeliharaan berkala (pemeliharaan secara internal,

pemeliharaan secara out 4 sourching, pemeliharaan

secara KSO).

 Perbaikan alat yang mengikuti protap yang telah disusun.

3. Pelaporan

Setiap kegiatan pelayanan teknis harus dilengkapi dengan

pelaporan yang dapat dimengerti, baik oleh pemberi tugas, manajemen

rumah sakit maupun unit pelayanan terkait. Jenis laporan antara lain:

 Kartu Pemeliharaan Alat

Kartu pemeliharaan alat adalah kartu yang

dipasang atau yang digantungkan pada setiap alat,

dengan maksud agar mempermudah kepada setiap

petugas terkait untuk mengetahui data mengenai suatu

alat dan penanganan apa saja yang telah dilakukan

terhadap alat tersebut.

 Catatan Pemeliharaan Alat

Catatan pemeliharaan alat berupa lembaran kartu

yang disimpan pada urusan administrasi teknis peralatan


di unit kerja pemeliharaan RS, dengan maksud agar

mempermudah petugas administrasi teknis dan teknisi

untuk mengetahui data alat dan penanganan apa saja

yang telah dilakukan terhadap alat tersebut.

 Laporan Kerja Pemeliharaan Preventif

Laporan kerja pemeliharaan preventif adalah

laporan mengenai prodic yang dilakukan oleh personil

yang berkualitas yang akan menjamin umur peralatan

yang lama, operasi yang aman dan kinerja yang optimal.

 Laporan Kerja Pemeliharaan Korektif

Laporan kerja pemeliharaan korektif adalah

laporan yang dilakukan setelah kerusakan terdeteksi dan

bertujuan untuk memulihkan crane ke kondisi prima

untuk beroprasi sesuai fungsinya. Perbaikan tepat waktu

atas kesalahan yang diketahui akan mengurangi

kemungkinan kerusakan darurat yang biasanya

diwajibkan oleh peraturan.

 Laporan Hasil Pemantauan Fungsi

Laporan hasil pemantauan fungsi adalah laporan

mengenai fungsi alat yang dilakukan personil dan akan

menentukan layak atau tidaknya alat tersebut digunakan.


 Laporan Pengunaan Bahan Pemeliharaan/Suku

Cadang

Laporan yang berisi bahan pemeliharaan/suku

cadang yang telah digunakan personil saat melakukan

pemeliharaan.
4. Pembinaan Teknisi Kepada Operator

Dalam mengoperasikan alat, operator harus memperhatikan

keselamatan bagi pasien, petugas dan lingkungan terhadap segala

kemungkinan yang dapat terjadi, seperti bahaya listrik, radiasi, mekanik,

bahaya akan bahan kimia. (IEC 2005)

5. Pemeliharaan Harian

Salah satu jenis pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan

harian. Tugas ini diserahkan kepada pengguna berupa melakukan

pembersihan alat bagian luar dan dilaksanakn setiap hari sebelum alat

digunakan untuk pelayanan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

yang bertujuan menganalisa pelaksanaan pemeliharaan alat syringe pump.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lab Terpadu Universitas Sari Mutiara

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada


3.3 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Mulai

Persiapan Alat

Check Alat dan Spesifikasi Alat

Lakukan Pemeliharaan Alat

Laporan Pemeliharaan Alat

Selesai
3.4 Alat dan Bahan Penelitian

3.4.1 Alat Penelitian

 Nama Alat : Syringe Pump

 Merk : Acma

 Tipe : CF

 Nomor Seri :-

 Tegangan In : 230VAC/50/60Hz

3.4.2 Bahan Penelitian

1. Cairan pembersih

2. Kain lap/kertas tissue

3. Kertas pemeliharaan

3.5 Prosedur Penelitian

1. Persiapkan alat syringe pump dan juga alat pemeliharaan.

2. Cek kondisi dan bersihkan seluruh bagian alat.

3. Cek sistem catu daya.

4. Cek tombol selector dan indikator.

5. Cek syringe clamp.

6. Cek kondisi battery.

7. Cek fungsi alarm baik alarm empty, maupun occlusion.

8. Apabila sudah dalam keadaan baik semua, maka alat bisa

digunakan kembali.

9. Tulis hasil data pemeliharaan syringe pump.


10. Setelah pengambilan data selesai, kembalikan alat syringe pump

ketempat semula.
DAFTAR PUSTAKA

1. Karomah, Maulida. Sri. 2018. Sistem Pemeliharaan Peralatan

Kesehatan Yang Efektif, STIKES-MW, Kendari.

2. Maulidiyah, Eva. 2011. Pelatihan Alat Syringe Pump, Sitemap

FDokumen, Bekasi.

3. Jethi, Lal Permesh. 2012. Programmable Syringe Pump, Universitas

Teknologi, Malaysia.

4. Putri, Ekowati Supartina Kamandaka, Analisis Program Pemeliharaan

Secara Preventive, Universitas Brawijaya, Malang : Academic Social

Networks.

5. Baehaqi Nur. 2018. Mengenal Lebih Detail Mengenai Alat Kesehatan

Syringe Pump, PT Glorya Medica Abadi, Banyumas.

https://www.gloryamedica.com/syringe-pump-adalah/

Anda mungkin juga menyukai

  • M.Rafli New27A
    M.Rafli New27A
    Dokumen29 halaman
    M.Rafli New27A
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Mhd. Rafli Perdana
    Mhd. Rafli Perdana
    Dokumen2 halaman
    Mhd. Rafli Perdana
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Power Pointrata
    Power Pointrata
    Dokumen18 halaman
    Power Pointrata
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Contoh BAB III
    Contoh BAB III
    Dokumen7 halaman
    Contoh BAB III
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakangan
    Latar Belakangan
    Dokumen1 halaman
    Latar Belakangan
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakangan
    Latar Belakangan
    Dokumen1 halaman
    Latar Belakangan
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • PP Semppro
    PP Semppro
    Dokumen9 halaman
    PP Semppro
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Bab I Bab Ii Ayu
    Bab I Bab Ii Ayu
    Dokumen11 halaman
    Bab I Bab Ii Ayu
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Bab I Bab Ii Ayu
    Bab I Bab Ii Ayu
    Dokumen11 halaman
    Bab I Bab Ii Ayu
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Hery Setiawan Gulo
    Hery Setiawan Gulo
    Dokumen11 halaman
    Hery Setiawan Gulo
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Patien Monitor
    Patien Monitor
    Dokumen18 halaman
    Patien Monitor
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Baby Incubator GEA Medical YP-90A
    Baby Incubator GEA Medical YP-90A
    Dokumen25 halaman
    Baby Incubator GEA Medical YP-90A
    Alwanisa Zulfa Addiningtyas
    Belum ada peringkat
  • Syringe Pump
    Syringe Pump
    Dokumen28 halaman
    Syringe Pump
    Muhammad Rafli Perdana
    100% (1)
  • Ari 1234
    Ari 1234
    Dokumen34 halaman
    Ari 1234
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Bab I Bab Ii Ayu
    Bab I Bab Ii Ayu
    Dokumen11 halaman
    Bab I Bab Ii Ayu
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Pedoman Ta 2019-2020 PDF
    Pedoman Ta 2019-2020 PDF
    Dokumen37 halaman
    Pedoman Ta 2019-2020 PDF
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Sop Pemeliharaan Alat22 PDF
    Sop Pemeliharaan Alat22 PDF
    Dokumen6 halaman
    Sop Pemeliharaan Alat22 PDF
    machii
    Belum ada peringkat
  • MHD - Rafli Perdana
    MHD - Rafli Perdana
    Dokumen3 halaman
    MHD - Rafli Perdana
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Bab I Bab Ii Ayu
    Bab I Bab Ii Ayu
    Dokumen11 halaman
    Bab I Bab Ii Ayu
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • USG
    USG
    Dokumen14 halaman
    USG
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Makalah Baby Incubator
    Makalah Baby Incubator
    Dokumen13 halaman
    Makalah Baby Incubator
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Ventilator
    Ventilator
    Dokumen29 halaman
    Ventilator
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ultrasonografi
    Makalah Ultrasonografi
    Dokumen35 halaman
    Makalah Ultrasonografi
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Makalah Baby Incubator
    Makalah Baby Incubator
    Dokumen13 halaman
    Makalah Baby Incubator
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat
  • Makalah Baby Incubator
    Makalah Baby Incubator
    Dokumen13 halaman
    Makalah Baby Incubator
    Muhammad Rafli Perdana
    Belum ada peringkat