Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FLUOROSCOPY

Mata kuliah: Komputer Radiologi

Dosen Pengampuh:

Erna widiarti, SST, MKM

Kelompok 1

Disusun oleh:

Lilis Rosalina (19160027)

Viska Adhelya P (19160016)

M. Ferdi Hanif (19160010)

DIII TEKNIK RONTGEN

UNIVERSITAS KADER BANGSA

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu
kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
"FLUOROSCOPY"ini dengan tepat waktu.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan tersebut sebagai
tugas akhir. Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan di dalamnya. Untuk itu, saya harap kritik dan
saran dari dosen pembimbing agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..............................................................................................1

1.2. Tujuan.............................................................................................................1

1.3. Rumusan Masalah.........................................................................................1

BAB II...........................................................................................................................2

PEMBAHASAN............................................................................................................2

2.1 Flouroscopy..................................................................................................2

2.2 Komponen X-ray Flouroscopy.....................................................................2

2.3 cara kerja systemPada Fluoroscopy ...........................................................4


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, manusia atau ahli medis menggunakan

teknologi untuk membantu pengobatan. Di sisi lain keamanan tehnologi tersebut

terhadap mahkluk hidup juga harus diperhatikan agar tidak malah memperburuk

keadaan pasien. Salah- satu teknologi yang dikembangkan dikalangan ahli medis untuk

mengobati pasienya adalah Sinar X. Ahli medis menggunakan Sinar X untuk memotret

kedudukan tulang atau organ dalam tubuh manusia.

Sinar-X mempunyai daya tembus yang cukup tinggi terhadap bahan yang dilaluinya.

Dengan demikian sinar-X dapat dimanfaatkan sebagai alat diagnosis dan terapi di

bidang kedokteran .Perangkat sinar-X untuk diagnosis disebut dengan photo Rontgen

sedangkan yang untuk terapi disebut Linec (Linier Accelerator) Dengan perkembangan

teknologi maka photo Rontgen dapat di tingkatkan fungsinya lebih luas yaitu melalui

alat baru yang disebut dengan CT. Scan (Computed Tomography Scan). Adanya

peralatan peralatan yang menggunakan sinar-X maka akan membantu dalam

mendiagnosis dan pengobatan (terapi) suatu penyakit, sehingga dapat meningkatkan

kesehatan masyarakat. Ada juga perkembangan tentang sinar-X fluoroscopy yang akan

membantu dalam mendiagnosis secara jelas struktur anatomi tubuh manusia.


1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini ialah, sebagai berikut:

1.Untuk mengetahui apa itu Fluoroscopy

2.Untuk mengetahui bagaimana cara kerja pada sistem Fluoroscopy

1.3 Rumusan Masalah

1.Apa Sinar Xfluoroscopy itu?

2.Apa saja komponen-komponen pada Fluoroscopy?

3. Bagaimana cara kerja system pada Fluoroscopy ?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fluoroscopy

Fluoroskopi adalah sebuah metode pemeriksaan sinar-X untuk menghasilkan gambar

bersekuel menyerupai video. Metode ini digunakan untuk mengamati kondisi organ

tubuh secara langsung (real time). Serupa dengan CT scan, fluoroskopi menggunakan

pancaran sinar-X dalam menangkap gambar. Namun, perbedaannya adalah gambar

yang dihasilkan fluoroskopi hanya memiliki satu sudut pandang.

Tujuan dilakukannya fluoroskopi bermacam-macam. Di antaranya adalah untuk

penetapan diagnosis penyakit, memeriksa kondisi sebelum dan sesudah terapi

pengobatan, atau untuk menunjang pelaksanaan operasi yang berkaitan dengan

saluran cerna, jantung, pembuluh darah, otot, saluran pernapasan, tulang, persendian,

paru-paru, serta hati.

Umumnya fluoroskopi dikombinasikan dengan pewarna kontras, yakni zat yang

diberikan ke pasien untuk menghasilkan gambar yang lebih jelas dan memudahkan

dokter dalam membedakan suatu organ dengan area sekitarnya. Pewarna kontras

dapat diberikan dengan cara disuntikkan ke pasien, diminum oleh pasien, atau

dimasukkan ke dalam anus pasien.


Berikut gambar Fluoroscopy modern:

Fluroscopy di temukan pertama kali oleh Thomas edition pada tahun (1896),
Bentuk flouroscopy pada awal penemuan pun sangat sederhana seperti teropong

Dalam bentuknya yang paling sederhana, fluoroskop terdiri dari sumber sinar-X dan

layar fluoresen , di antaranya ditempatkan pasien. Namun, sejak tahun 1950-an

kebanyakan fluoroskop telah menyertakan penguat gambar sinar-X dan kamera juga,

untuk meningkatkan visibilitas gambar dan membuatnya tersedia pada layar tampilan

jarak jauh. Selama beberapa dekade, fluoroskopi cenderung menghasilkan gambar

langsung yang tidak direkam, tetapi sejak 1960-an, seiring dengan kemajuan teknologi,

perekaman dan pemutaran menjadi hal yang biasa.

Fluoroskopi mirip dengan radiografi dan tomografi komputer sinar-X (CT sinar-X) yang

menghasilkan gambar menggunakan sinar-X. Perbedaan aslinya adalah radiografi

memperbaiki gambar diam pada film sedangkan fluoroskopi memberikan gambar

bergerak langsung yang tidak disimpan. Namun, saat ini radiografi, CT, dan fluoroskopi

semuanya merupakan mode pencitraan digital dengan perangkat lunak analisis gambar

serta penyimpanan dan pengambilan data.

Penggunaan sinar-X, salah satu bentuk radiasi pengion , memerlukan potensi risiko dari

suatu prosedur untuk diimbangi dengan manfaat prosedur bagi pasien. Karena pasien
harus terpapar pada sumber sinar-X secara terus menerus, bukan denyut nadi sesaat,

prosedur fluoroskopi biasanya membuat pasien terkena dosis radiasi yang diserap lebih

tinggi daripada radiografi biasa (diam) . Hanya aplikasi penting seperti perawatan

kesehatan , keamanan tubuh, keamanan pangan , pengujian tak rusak , dan penelitian

ilmiah yang memenuhi ambang batas manfaat-risiko untuk digunakan. Pada paruh

pertama abad ke-20,fluoroskop yang dipasang pada sepatu digunakan di toko sepatu,

tetapi penggunaannya dihentikan karena tidak lagi dianggap dapat diterima untuk

menggunakan paparan radiasi, betapapun kecil dosisnya, untuk tujuan yang tidak

penting. Banyak penelitian telah diarahkan untuk mengurangi paparan radiasi, dan

kemajuan terbaru dalam teknologi fluoroskopi seperti pemrosesan gambar digital dan

detektor panel datar, telah menghasilkan dosis radiasi yang jauh lebih rendah daripada

prosedur sebelumnya.

Fluoroskopi juga digunakan dalam pemindai keamanan bandara untuk memeriksa

senjata atau bom tersembunyi. Mesin ini menggunakan dosis radiasi yang lebih rendah

daripada fluoroskopi medis. Alasan penggunaan dosis yang lebih tinggi dalam aplikasi

medis adalah karena mereka lebih menuntut tentang kontras jaringan, dan untuk alasan

yang sama terkadang membutuhkan media kontras .

2.2 Komponen-komponen Fluoroscopy

Ada tiga komponen utama yang merupakan bagian dari unit fluoroskopi yakni, X-ray

tube beserta generator, Image Intisifier, dan sistem monitoring video. Bagian utama unit

fluoroskopi adalah :

a.X-ray tube dan generator.


Tube sinar-X fluoroskopi sangat mirip desainnya dengan tube sinar-X diagnostik

konvesional kecuali bahwa tube sinar-X fluoroskopi dirancang untuk dapat

mengeluarkan sinar-X lebih lama dari pada tube diagnostik konvensional dengan mA

yang jauh lebih kecil. Dimana tipe tube diagnostik konvensional memiliki range mA

antara 50-1200 mA sedangkan range mA pada tube sinar-X fluoroskopi antara 0,5-5,0

mA. Sebuah Intensification Tube (talang penguat) dirancang untuk menambah

kecerahan gambar secara elektronik Pencerah gambar modern sekarang ini mampu

mencerahkan gambar hingga 500-8000 kali lipat. (Richard R.C, dan Arlene M.

1992;570).

Generator X-ray pada fluoroskopi unit menggunakan tiga phase atau high frequency

units, untuk efisiensi maksimum fluoroskopi unit dilengkapi dengan cine fluorography

yang memiliki waktu eksposi yang sangat cepat, berkisar antara 5/6 ms untuk

pengambilan gambar sebanyak 48 gambar/detik. Maka dari itu generator X-ray tube

biasanya merupakan tabung berkapasitas tinggi (paling tidak 500.000 heat unit)

dibandingkan dengan tabung X-ray radiografi biasa (300.000 heat units)

B. Image Intisifier.

Semua sistem fluoroskopi menggunakan Image Intisifier yang menghasilkan gambar

selama fluoroskopi dengan mengkonversi low intensity full size image ke high-intensity

minified image. Image Intisifier adalah alat yang berupa detektor dan PMT (di dalamnya

terdapat photocatoda, focusing electroda, dinode, dan output phospor).

Image Intisifier terdiri dari:

1). Detektor
Terbuat dari crystals iodide (CsI) yang mempunyai sifat memendarkan cahaya apabila

terkena radiasi sinar-X. Absorpsi dari detektor sebesar 60% dari radiasi sinar-X

2). PMT (Photo Multiplier Tube)

a) Photokatoda.

Terletak setelah input phospor. Memiliki fungsi untuk merubah cahaya tampak yang

diserap dari input phospor menjadi berkas elektron.

b) Focusing Electroda.

Elektroda dalam focus Image Intensifier meneruskan elektron-elektron negatif dari

photochatode ke output phospor.

c) Anode dan Output Phospor.

Elektron dari photochatode diakselerasikan secara cepat ke anoda karena adanya beda

tegangan seta merubah berkas elektron tadi menjadi sinyal listrik.

2). Sistem monitoring dan video

Beberapa sistem penampil gambar (viewing system) telah mampu mengirim gambar

dari output screen menuju alat penampil gambar (Viewer). Dikarenakan output phospor

hanya berdiameter 1 inch (2,54 cm), gambar yang dihasilkan relatif kecil, karena itu

harus diperbesar dan di monitor oleh sistem tambahan. Termasuk diantaranya Optical

Mirror, Video, Cine, dan sistem spot film. Beberapa dari sistem penampil gambar

tersebut mampu menampilkan gambar bergerak secara langsung (Real-Time Viewing)

dan beberapa yang lainnya untuk gambar diam (Static Image). Waktu melihat gambar,
resolusi dan waktu processing bervariasi antar alat-alat tersebut. Pada saat

pemeriksaan fluoroskopi memungkinkan untuk dilakukan proses merekam gambar

bergerak maupun gambar yang tidak bergerak (statis).

Berikut Gambaran komponen fluoroscopy:

2.3 Cara kerja Sistem Fluoroscopy

Sinar -X yang di pancarkan dari tabung sinar -X akan diterima eh screen fluroscent,

selanjutnya ditangkap oleh camera (CCTV) dari kamera sinyal di perkuat kemudian di

masukan ke dalam rangkaian LPF (Low Power Frekuensi) keluaran dari rangkaian LPF

yang masih berupa sinyal analog. Selanjutnya dari ADC dimasukan ke system

komputer untuk di olah menjadi sebuah gambar dari obyek. Dalam operasi

Fluoroscopy butuh arus hanya kecil sekitar 3 mA, tegangan 75 kV, waktu exposure

ckup lama di bandingkan dengan photo rontgen. Dengan fluoroscopy dapat

dipergunakan untuk diagnosa usus besar, usus kecil, fungsi batu ginjal dan fungsi
bagian tubuh lainnya. Perangkat pesawat sinar -X fluoroscopy, posisi pasien dapat

terlihat pada gambar dibawah ini


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan:

Fluoroskopi adalah cara pemeriksaan yang menggunakan sifat tembus sinar rotngen

dan suatu tabir yang bersifat luminisensi bila terkena sinar tersebut. Pemeriksaan

fluoroskopi digunakan untuk mengevaluasi dan mengobservasi fungsi fisiologis tubuh

yang bergerak, seperti proses menelan, jalannya barium didalam traktus digestivus,

penyuntikan zat kontras pada sistem biliari, dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA

http://mochammadrobbialiwafi.blogspot.com/2014_05_01_archive.html

http://wahyumaggalatung.blogspot.com/2013/05/pesawat-fluoroscopy.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Fluoroscopy

Anda mungkin juga menyukai