Anda di halaman 1dari 3

Proses pembentukan bayangan pada C-Arm

C-Arm merupakan alat -radiologi yang menghasilkan Sinar-X dengan Fluoroskopi dan pancaran
radiasi yang kecil, oleh karena itu operator yang menggunakan alat ini harus menggunakan alat atau
aparon yang di lapisi dengan Pb (timbal) dengan ketebalan setara 2 mm.

Ada tiga komponen utama yang merupakan bagian dari unit fluoroskopi yakni, X-ray tube beserta
generator, image Intisifier, dan sistem monitoring video. Bagian utama unit fluoroskopi adalah :

 X-ray tube dan generator


Tube sinar –X fluoroskopi sangat mirip dengan tube sinar-X diagnostik konvesional kecuali
bahwa tube sinar-X fluoroskopi dirancang untuk mengeluarkan sinar-X lebih lama dari pada
tube diagnostik konvensional dengan mA yang jauh lebih kecil. Dimana tipe tube diagnostik
konvensional memiliki range mA antara 50-1200 mA sedangkan range mA pada tube sinar-X
fluoroskopi antara 0,5-5,0 mA.
 Generator X-ray pada fluoroskopi unit menggunakan tiga phase atau high frequency units,
untuk efisiensi maksimum fluoroskopi dilengkapi dengan cine fluorography yang memiliki
waktu eksposi yang sangat cepat, berkisar antara 5/6 ms untuk pengambilan gambar
sebanyak 48 gambar/detik. Maka dari itu generator X-ray tube biasanya merupakan tabung
berkapasitas tinggi (paling tidak 500.000 heat unit) dibandingkan dengan tabung X-ray
radiografi biasa (300.000 heat units).
 Image Intisifier.
Semua sistem fluoroskopi menggunakan Image Intisifier yang menghasilkan gambar selama
fluoroskopi dengan mengkonversi low intensity full size image ke high-intensity minified
image. Image Intisifier adalah alat yang berupa detektor dan PMT (di dalamnya terdapat
photocatoda, focusing electroda, dinode, dan output phospor). Image Intisifier terdiri dari
1) Detektor
Terbuat dari crystals iodide (CsI) yang mempunyai sifat memendarkan cahaya
apabila terkena radiasi sinar-X. Absorpsi dari detektor sebesar 60% dari radiasi sinar-
X.
2) PMT (Photo Multiplier Tube).
Terdiri dari:
a) Photokatoda.
Terletak setelah input phospor. Memiliki fungsi untuk merubah cahaya
tampak yang diserap dari input phospor menjadi berkas elektron.
b) Focusing Electroda
Elektroda dalam focus Image Intensifier meneruskan elektron-elektron
negatif dariphotochatode ke output phospor.
c) Anode dan Output Phospor
Elektron dari photochatode diakselerasikan secara cepat ke anoda karena
adanya beda tegangan seta merubah berkas elektron tadi menjadi sinyal
listrik.
3) Sistem Monitoring dan Video.
Beberapa sistem penampil gambar (viewing system) telah mampu mengirim gambar
dari output screen menuju alat penampil gambar (Viewer). Dikarenakan output
phospor hanya berdiameter 1 inch (2,54 cm), gambar yang dihasilkan relatif kecil,
karena itu harus diperbesar dan di monitor oleh sistem tambahan. Termasuk
diantaranya Optical Mirror, Video, Cine, dan sistem spot film. Beberapa dari sistem
penampil gambar tersebut mampu menampilkan gambar bergerak secara langsung
(Real-Time Viewing) dan beberapa yang lainnya untuk gambar diam (Static Image).
Waktu melihat gambar, resolusi dan waktu processing bervariasi antar alat-alat
tersebut. Pada saat pemeriksaan fluoroskopi memungkinkan untuk dilakukan proses
merekam gambar bergerak maupun gambar yang tidak bergerak (statis).

Proses Terjadinya Gambaran Pada Fluoroskopi

Pada saat pemeriksaan fluoroskopi berlangsung, berkas cahaya sinar-x primer menembus tubuh
pasien menuju input screen yang berada dalam Image Intensifier Tube yaitu sebuah tabung hampa
udara yang terdiri dari sebuah katoda dan anoda. Input screen yang berada pada Image Intensifier
adalah layar yang menyerap foton sinar-x dan mengubahnya menjadi berkas cahaya tampak, yang
kemudian akan ditangkap oleh PMT (Photo Multiplier Tube). PMT terdiri dari photokatoda, focusing
elektroda, dan anoda dan output phospor. Cahaya tampak yang diserap oleh photokatoda pada PMT
akan dirubah menjadi elektron, kemudian dengan adanya focusing elektroda elektron-elektron
negatif dari photokatoda difokouskan dan dipercepat menuju dinoda pertama. Kemudian elektron
akan menumbuk dinoda pertama dan dalam proses tumbukan akan menghasilkan elektron-elektron
lain. Elektron-elektron yang telah diperbanyak jumlahnya yang keluar dari dinoda pertama akan
dipercepat menuju dinoda kedua sehingga akan menghasilkan elektron yang lebih banyak lagi,
demikian seterusnya sampai dinoda yang terakhir. Setelah itu elektron-elektron tersebut
diakselerasikan secara cepat ke anoda karena adanya beda potensial yang kemudian nantinya
elektron tersebut dirubah menjadi sinyal listrik.

Sinyal listrik akan diteruskan ke amplifier kemudian akan diperkuat dan diperbanyak jumlahnya.
Setelah sinyal-sinyal listrik ini diperkuat maka akan diteruskan menuju ke ADC (Analog to Digital
Converter). Pada ADC sinyal-sinyal listrik ini akan diubah menjadi data digital yang akan ditampilkan
pada tv monitor berupa gambaran hasil fluoroskopi.

 Kilovoltage (kV)
Kilovoltage (kV) mengontrol kualitas dari berkas sinar-X. Peningkatan kilovoltage pada panel
kontrol akan menyebabkan peningkatan kecepatan dan energi elektron pada tabung sinar-X.
Jika elektron bergerak lebih cepat dari katoda ke anoda, lebih banyak elektron yang akan
mencapai target dengan pemberian mAs tertentu, akan menghasilkan peningkatan dalam
produksi dari photon sinar-X dengan energi lebih besar. Karena energi photon sinar-X
meningkat, kemampuan photon menembus bertambah. Kilovoltage mempengaruhi
kuantitas berkas sinar-X karena banyak elektron yang akan mencapai target jika kV
bertambah, dan kV mempengaruhi kualitas berkas sinar-X karena setiap elektron
mempunyai energi lebih, menghasilkan berkas dengan kemampuan menembus lebih besar.
 Digital kV Meter
Merupakan penetrameter elektronik yang dilengkapi detector solid state (Detector
Sintillation). Bahan sintilator merupakan suatu bahan padat yang mampu menghasilkan
percikan cahaya bila dikenakan energi foton sinar-X. Alat ini berfungsi untuk mengetahui
tingkat keakurasian setting kilovoltage pesawat sinar-X yang dilengkapi dengan fluoroskopi.

Anda mungkin juga menyukai