Anda di halaman 1dari 5

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI ELEKTROMEDIS

FAKULTAS PENDIDIKAN VOKASI


UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Soal Ujian Akhir Semester III Tahun 2022/2023 (perbaikan)


Mata Kuliah : Keselamatan Keamanan Peralatan Kesehatan
Nama Dosen : Siti Rahmah, ST M.Kes
Hari / tgl : ………. / ……… 2023

Waktu : 08.30 – 09.20 (50 menit)

A. Soal Esay (jawaban soal boleh diketik)

1. Tuliskan dua jenis peralatan radiasi atau pesawat sinar-X, masing masing disertai fungsinya.
2. Tuliskan dua jenis bahaya yang diakibatkan radiasi
3. Tuliskan jenis jenis tenaga Kesehatan / Personil yang bekerja pada instalasi yang menggunakan
pesawat sinar-X terpasang tetap, pesawat sinar-X mobile, pesawat sinar-X tomografi.
4. Tuliskan jenis jenis tenaga Kesehatan / Personil yang bekerja pada instalasi yang menggunakan
pesawat sinar-X mamografi, pesawat sinar-X CT.Scan, pesawat sinar-X Fluoroskopi, pesawat sinar-X
C-Arm/U-arm angiografi, pesawat sinar-X CT-Scan fluoroskopi.
5. Tuliskan perlengkapan proteksi radiasi yang wajib dipakai oleh tenaga yang bertugas di bagian
radiologi (ruang pesawar sinar-X)
6. Tuliskan dua jenis alat pemantau dosis personal yang wajib dipakai oleh setiap tenaga yang bertugas
di bagian radiologi (ruang pesawar sinar-X)
7. Tuliskan persyaratan suatu ruangan untuk pesawat sinar X (salah satu ruangan) menurut peraturan
dari Badan Pengawas Tenagaa Nuklir (BAPETEN)

SELAMAT UJIAN

JAWABAN

1. - Sinar-X Radiografi dapat digunakan untuk radiografi umum (ekstremitas atas, ekstremitas bawah, abdomen),
radiografi gigi (foto gigi panoramik), dan radiografi mamo (mamografi).

- Fluoroskopi juga dapat digunakan untuk memandu prosedur perawatan seperti drainase ginjal yang terhambat,
nefrostomi, atau pelebaran arteri yang menyempit, angioplasti.

2. - Paparan radiasi dosis tinggi selama jangka waktu tertentu dapat menyebabkan penyakit radiasi / sindrom radiasi
akut (pingsan, kebingungan, mual, muntah, diare, kerontokan pada rambut, luka pada kulit dan mulut, serta
terjadinya perdarahan);
- Membunuh sel-sel dalam tubuh (baik sel kanker maupun sel sehat).

3. * Radiologi intervensional

Bidang radiologi ini berfokus pada penggunaan alat pencitraan diagnostik untuk memandu prosedur operasi.
Kebanyakan prosedur intervensi menerapkan prosedur invasif minimal dan menghindari operasi terbuka dan
laparoskopi.

Contoh prosedur radiologi intervensional:

- Embolisasi untuk mengontrol perdarahan

- Perawatan kanker untuk mengecilkan tumor di tubuh

- Biopsi jarum dari banyak organ seperti paru-paru dan kelenjar tiroid

Penempatan kateter

*.Radiologi onkologi

Bidang radiologi ini juga sering disebut radiologi terapeutik. Fokusnya adalah pengobatan kanker dan penyakit lain
dengan radiasi. Radiasi digunakan untuk membunuh sel kanker sekaligus mencegahnya kembali atau berkembang
biak. Radiologi onkologi umumnya dimanfaatkan untuk mengobati kanker atau meredakan gejala kanker.

4. *.Radiologi diagnostik

Bidang radiologi ini berfokus pada pemeriksaan struktur dalam tubuh. Gambar pencitraan yang dihasilkan akan
membantu dokter memahami penyebab gejala, memantau seberapa baik tubuh merespons perawatan, serta
menjadi sarana screening terhadap penyakit seperti kanker atau gangguan jantung.

Beberapa alat radiologi diagnostik yang digunakan meliputi:

- Computed Tomography (CT Scan): menggunakan sinar-X untuk mengambil gambar bagian-bagian tubuh.

- Magnetic Resonance Imaging (MRI): menggunakan magnet dan gelombang radio untuk mengambil gambar tubuh.

- Magnetic Resonance Angiography (MRA): memberikan gambar pembuluh darah di dalam tubuh Anda.

- Mamografi: sinar-X yang digunakan untuk menemukan kanker dan tumor di payudara.

- Ultrasonografi: menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk melihat struktur dalam tubuh.

5. 1. Apron

Apron merupakan alat pelindung diri petugas radiologi yang menutup dada sampai lutut, berbahan dasar logam yang
setara dengan timah hitam (Pb). Apron yang setara dengan 0,2 atau 0,25 mm Pb digunakan untuk pemeriksaan
radiodiagnostik secara umum. Sedangkan untuk ketebalan setara dengan 0,35 mm atau 0,5 mm digunakan untuk
pemeriksaan radiografi intervensional.

2. Pelindung Gonad
Pelindung gonad adalah alat pelindung diri petugas radiologi yang melindungi tubuh bagian bawah pada bagian
pinggul (system reproduksi yaitu gonad/Ovarium). Pelindung gonad yang setara dengan 0,2 atau 0,25 mm Pb
digunakan untuk pemeriksaan radiodiagnostik secara umum.Sedangkan untuk ketebalan setara dengan 0,35 mm
atau 0,5 mm digunakan untuk pemeriksaan radiografi intervensional. Tebal kesetaran Pb harus diberi tanda secara
permanen dan jelas pada apron tersebut.Proteksi ini harus dengan ukuran dan bentuk yang sesuai untuk mencegah
gonad secara keseluruhan dari paparan berkas utama radiasi.

3. Pelindung Tiroid

Pelindung Tiroid adalah alat pelindung diri petugas radiologi yang menutupi bagian leher untuk melindungi kelenjar
gondok (tyroid). Pelindung tiroid yang terbuat dari bahan yang setara dengan 1 mm Pb.

4. Sarung Tangan Pb

Sarung tangan Pb adalah alat pelindung diri petugas radiologi yang menutupi tangan mencakup pergelangan dan
jari-jari tangan. Sarung tangan proteksi yang digunakan untuk fluoroskopi harus memberikan kesetaraan atenuasi
paling kurang 0,25 mm Pb pada tegangan modalitas 150 kVp.

5. Kaca Mata Pb

Kaca mata Pb merupakan alat pelindung mata pada petugas radiografer. Kaca mata yang digunakan ini berbentuk
menyerupai kacamata renang. Kaca mata yang terbuat dari bahan yang setara dengan 1 mm Pb.

6. Tabir Pb

Tabir Pb adalah pelindung yang digunakan oleh radiografer harus dilapisi dengan bahan yang setara dengan 1 mm
Pb. Ukuran tabir adalah sebagai berikut: tinggi 2 m, dan lebar 1 m, yang dilengkapi dengan kaca intip Pb yang setara
dengan 1 mm Pb.

6. Program pemantauan dosis personel, meliputi :

- Pemantauan Dosis Radiasi Eksternal

- Pemantauan Dosis Radiasi Internal

Layanan Pemantauan Dosis Radiasi Eksternal

Pemantauan dosis radiasi eksternal adalah pemantauan dosis dimana sumber radiasi berada diluar tubuh pekerja.
Layanan pemantauan dosis radiasi eksternal dilakukan dengan menggunakan sistem dosimeter termoluminesensi
(TLD). Jenis TLD yang digunakan adalah TLD BG-0110, TLD BG-7001 dan TLD BGN-7776 dalam bentuk kartu. Sesuai
dengan periode pemakaian TLD, pembacaan TLD dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali dengan menggunakan alat TLD
Reader model 6600 buatan Harshaw.

Hasil pemantauan dosis radiasi eksternal ditampilkan dalam bentuk Dosis Ekivalen Kulit atau Hp(0,07) dan Dosis
Ekivalen Seluruh Tubuh atau Hp(10). Hasil pemantauan ini dilaporkan ke pusat terkait, BAPETEN dan Ka. BATAN
secara periodik. Layanan ini berada di Laboratorium PDP Gd. 71 Lantai 3.

Layanan Pemantauan Dosis Internal


Pemantauan dosis radiasi internal adalah pemantauan dosis dimana sumber radiasi ada di dalam tubuh. Layanan
pemantauan dosis radiasi internal dilakukan secara in-vivo dan in-vitro. Pemantauan dosis radiasi secara in-vivo
dilakukan melalui pengukuran cacah radiasi tiap pekerja dengan menggunakan alat Whole Body Counter (WBC) jenis
Accuscan II dan Whole Body Counter type Bed yang keduanya buatan Canberra. Layanan dengan menggunakan WBC
type Bed berada di laboratorium WBC di gedung 95 dan WBC jenis Accuscan II berada di laboratorium WBC di Gd. 71
Lantai 3.

Pemantauan dosis radiasi secara in-vitro adalah pemantauan dosis radiasi personel dengan menggunakan metode
bioassay melalui sampel ekskresi tubuh (urin). Layanan pemantauan dosis radiasi secara in-vitro dilakukan dengan
analisis contoh urin pekerja radiasi dan dicacah menggunakan alat Alpha/Beta Counter type G520W buatan Gamma
Counter. Layanan ini berada di laboratorium in-vitro di Gd. 71 Lantai 3.

Hasil pemantauan dosis radiasi internal dilaporkan dalam bentuk Dosis Terikat Efektif (E50). Hasil pemantauan ini
dilaporkan ke pusat terkait, BAPETEN dan Ka. BATAN secara periodik.

7. Sesuai dengan Peraturan Kepala BAPETEN No. 8 Tahun 2011, bangunan ruang radiasi pesawat sinar-X radiologi
diagnostik dan intervensional harus memenuhi persyaratan berikut:

1. Menggunakan pembatas dosis untuk pekerja radiasi dan anggota masyarakat;

2. Melakukan kajian keselamatan radiasi terkait bangunan ruang radiasi;

3. Memperhitungkan beban kerja maksimum, faktor guna/orientasi berkas, dan faktor hunian daerah sekitar
fasilitas;

4. Mempertimbangkan perubahan di masa mendatang seperti perubahan tegangan tabung, beban kerja, faktor
okupansi/hunian;

5. Desain ukuran ruang harus sesuai dengan :

- Spesifikasi teknis pesawat sinar-X atau

- Rekomendasi internasional

- Memenuhi ukuran ruang sebagaimana ada di Lampiran Perka BAPETEN No. 8 Tahun 2011.

6. Jika ruang didesain memiliki jendela, maka jendela harus di pasang pada ketinggian minimal 2 meter dari lantai.

7. Dinding ruangan untuk semua jenis pesawat sinar-X dapat terbuat dari:

- Bata merah ketebalan 25 cm atau

- Beton dengan kerapatan jenis 2,2 g/cm3 dengan ketebalan 20 cm atau

- Bahan lain yang setara dengan 2 mm timah hitam (Pb), dan

- Pintu ruangan pesawat sinar-X harus dilapisi dengan timah hitam dengan ketebalan tertentu.

8. Desain ruang radiasi harus mempertimbangkan posisi dan keberadaan:

- Kamar gelap atau alat pengolahan film

- Ruang tunggu pasien


- Ruang ganti pakaian

- Memasang tanda radiasi, poster peringatan bahaya radiasi dan lampu merah.

Anda mungkin juga menyukai